Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT MDT - REVIVAL - SEASON 2 (racebannon)

SEASON 2 – PART 66.5

--------------------------------------------

itemed10.jpg

“Kesepian banget nih sampe manggil gue?” Valentine tersenyum di tengah dentuman music yang pelan. Dia baru datang. Stefan ada di bar. Di tangan kanannya ada gelas berisi minuman keras, sedangkan di tangan kirinya ada sebatang rokok yang sudah terbakar setengahnya.

“Temen-temen gue gak ada yang asik” suara Stefan agak terseret-seret karena pengaruh alkohol sudah ada di dalam darahnya.
“Untung gue masih di luar rumah”
“Habis ngapain? Ngentot ama cowok ya?”
“Habis latihan orkestra lah gila…. Gimana sih….” Tawa Valentine sambil memesan minuman dari bartender. “Macallan ya, on the rocks”

“Anjir minum Macallan… Kayak om-om” dengus Stefan.
“Jadi, temen-temen lo ga asik?”

Musik elektronik menghiasi tempat itu. Tempat biasa anak-anak Hantaman manggung di daerah Pondok Indah. Tempat milik Cheryl. Oh iya, itu Kanaya, sedang bertugas seperti biasanya.

“Gak asik karena udah kawin semua… Or mau kawin…”
“Adeknya Arya bakal kawin ya? Kapan” Valentine mulai menyesap minuman keras yang dihidangkan. Dia menatap Stefan dengan tatapannya yang tajam dan manis.

“Gak tau, lupa…. Gue belom banyak tau soal itu”
“Sama siapa?”
“Itu tuh, temennya Arya yang punya café bareng ama bini nya Arya” jawab Stefan.

“Ooohhh.. Zul ya?”
“Yep” Stefan menghembuskan rokok ke udara. Dia menghisapnya lagi. Dia melirik kesana kemari, entah mencari apa.

“Jadi pengen having sex gue”
“Sama siapa? Asal banget jadi orang” tawa Valentine.
“Siapa aja entahlah, tuh disana ada yang asik” tunjuk Stefan dengan dagunya ke arah meja yang ada di pojok. Ada beberapa perempuan muda yang menarik disana. Valentine hanya tertawa kecil.

“Mau gue bantuin buat ngedapetin salah satu dari mereka?”
“Kalo bisa gak cuman satu, semuanya” jawab sang pendeta dewa kontol kepada Valentine.

“Emang kuat?”
“Di kuat-kuatin…. Besok kan libur” jawab Stefan asal. Dia meminum minumannya sampai habis. “Tambah lagi. Samain” perintah Stefan kepada bartender.

“Lo udah minum sendiri berapa banyak?”
“Banyak lah” jawab Stefan asal, sambil melirik kesana kemari lagi. “Kalau yang itu, oke gak?” tanya Stefan, sambil menunjuk ke arah meja yang lain.

“Itu kan sama cowok, Fan….”
“Cowoknya homo kali” balas Stefanus Giri Darmawan asal.
“Tau dari mana homo”
“Kegantengan”
“Aneh amat, mending gue bantuin cari yang pasti-pasti aja deh kalo emang itu cara lo menghibur diri”

“Cewek macem apa sih elo…..”
“Cewek macem gue…. Gak suka?” tawa Valentine.

“Suka”
“Jadi, sekarang lo suka gue nih? Jangan-jangan ngundang gue mau modus nidurin gue lagi….” Ledek Valentine.
“Gak. Males banget. Masa nidurin temen sendiri….”
“Oh gue temen lu ya? Jadi gue gak asik?” Valentine mulai bermain kata-kata.
“Gak asik gimana?” Stefan menenggak minumannya lagi. Dia sekarang meraih botol bir yang ternyata dari tadi sudah ada di hadapannya.

“Kan tadi lo bilang temen-temen lo ga ada yang asik, sayang”
“Yang udah pada kawin ga asik”
“Kawin apa nikah?”
“Nikah, nyet… Jangan main-mainin kata-kata sama gue, males banget” Stefan menarik nafas panjang, mematikan rokoknya lagi dan membakar satu lagi.

“Minum aja deh..” Valentine mengangkat gelasnya. “Cheers” senyumnya.
“Cheers”

Gelas Valentine dan botol bir di tangan Stefan berdenting.

“Tapi kalo lo serius mau pick up cewek, just tell me… Gue tolongin”
“Serah”

--------------------------------------------



“Nmmm… Ati-ati nyetirnya, bangsat….” Bisik Valentine. Mukanya merah dan dia meringkuk di kursi penumpang.

“Ini pelan, bego”

40 km/jam. Stefan sedang berusaha keras menyetir mobilnya pulang ke rumahnya. Dia dan Valentine tampaknya minum terlalu banyak. Dan karena terlalu mabuk, tidak ada perempuan yang tertarik pada Stefan malam itu. Untung saja dia tidak muntah.

Kepala mereka berdua berputar tak jelas. Jam sudah menunjukkan jam 2 malam. Atau jam 2 pagi. Terserahlah yang mana.

“Pulangin gue”
“Rumah lo jauh, njing” bentak Stefan tanpa tanda seru.

Hening kembali. Mobil sudah menuju ke arah jalan utama, tempat dimana kompleks rumah Stefan berada. Bukan rumah orang tuanya tapi. Ini rumah Stefan pribadi. Rumah yang dia beli dengan hasil jerih payahnya sendiri, yang terletak di sebuah townhouse baru di selatan Jakarta.

“Pulangin….”
“Emoh”
“Gue mau diewe ya?” tawa Valentine kecil.

“Bangke”
“Mau sih gue kalo diewe….”
“Lo mabok bangsat” kesal Stefan.

“Lo juga mabok… Sama dong kita… Lo ngewe gue bayangin siapa gitu… Charlize Theron, biar gue bayangin Brad Pitt yang ngewein gue” Valentine tertawa cekikikan, seperti kesamber setan. Untungnya bukan seperti kesamber maung penunggu tempat keramat.

“Pak… Malem…”
“Pagi pak” Sapa satpam kompleks, yang membukakan pintu gerbang untuk Stefan dan Valentine.
“Monyet, udah sampe rumah lo lagi” kesal Valentine, yang tampaknya masih ingin pulang.

“Pulang aja naik grab entar… Jam segini mabok, naik grab, jangna ah tapi…. Ntar diperkosa”
“Apaan Jangna…”
“Jangan maksud gue…” mobil Stefan meluncur dengan tenang ke arah carport. “Kangen Mang Ujang kalo lagi kayak gini…”

“Kangen ngentot Mang Ujang?”
“Bangke… Gue perkosa elo…”
“Sini kalo berani…” tantang Valentine yang sedang mabuk.

“Tai gue masih sange…”
“Yaudah sini…”
“Bener kayaknya kalo lo balik pake grab pasti nawarin diri lo… Untung ke rumah gue… Tidur di rumah gue aja entar….” Kesal Stefan sambil mematikan mesin mobilnya.

“Modus ya”
“Diem lo bangsat”

farida10.jpg

Mereka berdua turun dari mobil. Mereka berjalan dengan terhuyung-huyung. Dengan susah payah, Stefan membuka kunci rumahnya. Entah dia sudah mengunci mobilnya atau belum.

“Assalamualaikum”
“Lo kan kristen, bangsat…..” kesal Stefan.
“Katolik”
“Ngapain ngucapin salam gitu”
“Biar ga ada setan lewat nyamber elo, terus lo merkosa gue…. Hahahahahah”

“Berisik… Lo tidur di kamar gue, gue di sofa….” Stefan memapah Valentine ke arah tangga. Stefan sendiri padahal mabuk. Valentine memeluk leher Stefan, dan mereka berjalan dengan susah payah, meniti tangga yang rasanya seperti meniti shirotol mustaqim.

“Fan….” Valentine berbisik ke telinga Stefan.
“Apa”
“Deket-deket gini malah bikin gue jadi sange beneran” lanjut Valentine.

“Hmmm” Stefan merasakan ada yang bangkit di balik celananya. Bukan, bukan massa buruh yang bangkit melawan penindasan kapitalisme, tapi penisnya bangkit dan menegang.

“Masuk sini” Stefan menuntun Valentine masuk ke kamarnya. Dan dia berusaha melempar tubuh Valentine ke atas kasur.
“Peluk”
“Eh taik”
“Ga mau?”
“Tai….”

“Kok tai tai terus?”
“Diem lo”

Stefan mendadak mencium Valentine dengan ganas. Mereka berguling di atas kasur. Mereka berdua berkeringat dengan derasnya, karena pengaruh alkohol dan karena Stefan lupa menyalakan AC. Mereka saling memagut dengan ganas. Bibir mereka beradu tanpa ada jeda. Mungkin Stefan juga sudah tidak sabar karena Valentine benar-benar menggoda Stefan, walau mungkin dia hanya bercanda atau karena mabuk.

“Fuck kok gue dicium….” Bisik Valentine sambil bergumul di atas kasur.
“Biar lo diem, bangsat….”
“Jadi gue mau dientot nih?”
“Kagok”

Stefan menarik celana dalam Valentine. Dia menyingkap rok playdress abu-abu yang dipakai Valentine. Valentine menendang sepatunya sendiri entah kemana, dan dia membantu Stefan membuka celananya.

“Kondom”
“Bentar”

Stefan membuka nakas di samping kasurnya. Nihil. Sambil berjibaku dengan Valentine, dengan susah payah Stefan mencari dompetnya di saku celana. Mudah-mudahan ada kondom di dalam sana. Nihil juga.

“Kontol…”
“Kenapa?”
“Gak ada kondom” kesal Stefan.

“Ah udah lah…” Valentine melingkarkan kakinya di pinggang Stefan. Stefan yang dipenuhi perasaan tak jelas karena mabuk dan kecewa karena salah satu temannya akan menikah lagi, langsung menghunjamkan penisnya ke dalam vagina Valentine tanpa ba-bi-bu.

“Hnng…”
“Fuck” Stefan berbisik ke arah telinga Valentine. Belum lepas baju secara proper, belum lama foreplay, sudah penetrasi. Tentu kurang nyaman untuk mereka berdua.

“Sakit… Fuck..” bisik Valentine.
“Bentar”
“Ahh.. Ah…” Stefan mulai menggerakkan pantatnya, maju mundur. Penisnya bergerak pelan di dalam tubuh Valentine.

“Ahh.. anjing.. Enak Fan…”
“Tadi katanya sakit sekarang enak…”
“Berisik bangsat….” Balas Valentine. “Nnnhhh…. Cium gue… Mnnhh…”

Mereka berciuman kembali dengan ganas. Lama kelamaan, penis Stefan bergerak dengan ganas di dalam vagina Valentine.

“Mmmnnn….”
“Apa?” Stefan melepas ciumannya.

“Aahh.. Hati-hati bangsat…”
“Keenakan lo ya?”
“Nh… Ah… Ah…” Valentine mendesah. Matanya tertutup. Stefan mulai sedikit berimprovisasi. Dia menciumi leher jenjang Valentine. Sesekali dia menggigit kecil leher perempuan cantik itu. Tangannya masih memeluk badan ramping Valentine.

“Fan… Gue…”
“Udah mau keluar?”
“Bukan… Ahh…”

“Berisik….” Stefan mencium Valentine lagi. Tak terbayang ciuma pertama mereka, malah terjadi ketika mereka sedang berhubungan seks.

“Mnnnng… Mnnhh…” Valentine mulai meracau. Stefan terus bergerak dengan gerakan yang ganas.

Mendadak.

“Hnnn…” Valentine merasakan ada sesuatu yang hangat di dalam area kewanitaannya. “Fan… Fuck…”
“Bangsat…” Stefan menarik penisnya.

“Ah… Fan… Fuck… Kok gini…” Valentine menutup matanya. Dia terkulai di bawah tubuh Stefan.
“Shit.. Sorry”
“Gue udah bilang kan…”
“Iya fuck… Anjing….” Stefan tampak bingung. Dia duduk di kasur dengan tenaga seadanya.

Stefan, yang sudah berpengalaman menggauli begitu banyak wanita, kini tanpa sengaja keluar di dalam tubuh Valentine. Valentine meringkuk di atas kasur Stefan. Dia meringis, sambil menahan perasaan mual karena kepalanya seperti ingin berputar. Dia masih dalam pengaruh alkohol.

“Fan.. Gimana ini….”
“Anjing… Ya mau gimana lagi…”
“Gue…”

“Tenang”
“Eh?”
“Tenang… Gue tanggung jawab… Pasti”

“Fan, kita…”
“Udah, lo tenang aja, gue tanggung jawab, semuanya…. Gue ga akan kabur atau apa…” Stefan menarik nafas panjang, sambil menatap ke lantai.

Valentine menatap langit-langit dengan perasaan campur aduk. This is absurd. Stefan might be impregnating her. Mendadak, Stefan menggenggam tangan Valentine. Erat-erat. Valentine tidak menolaknya. Mereka terdiam.

Hanya satu yang ada di kepala Stefan. Dia akan bertanggung jawab, apapun yang terjadi kepada Valentine.

--------------------------------------------
--------------------------------------------
--------------------------------------------

appear10.jpg

“Wow…” Aku speechless. Pertama, aku tak bisa membayangkan kalau Valentine hamil anak Stefan. Dan yang kedua, ini cukup berat untuk seorang Stefan yang tidak mau terikat.

“Gue keluar di dalem dia…. Haha” tawa Stefan terdengar begitu getir. Matanya masih menatap orang-orang yang lalu lalang di Nakano Broadway.

“Tapi lo kan mau tanggung jawab… Ini…”
“Gak jadi anak Ya…”
“Oh ya?”
“Iya, Valentine ga hamil….” Jawab Stefan pelan.

“Bagus dong…”
“Tapi gue jadi tau kenyataan lain….”
“Dia gak hamil bukan karena gagal pembuahan atau apa…..” Stefan menarik nafas panjang. “Habis dia diperiksa di dokter, gue juga periksa, dan hasilnya…..”

“Lo mandul? Eh Sorry… Gue langsung ngambil kesimpulan” aku jadi tak enak karena langsung menyambar, memotong kalimat Stefan.

“Gapapa, that’s fine” Stefan membakar rokok dan menghisapnya dalam-dalam. Sejenak dia menatap ke seorang ibu muda yang menuntun anak balitanya jalan, yang lewat di depan kami.

“Hehe” aku nyengir,
“Sperma gue di tes… Dan hasilnya jelek banget…. Ada kemungkinan gue ga bakal bisa punya anak…”
“Tapi kan bisa diperbaikin Fan?”
“Udah telat kali…”

Aku tersenyum kecut. Rokok, minuman keras, belum lagi hidupnya tampak tak balance. Dia masih bekerja kantoran di majalah milih orang tuanya, plus aktif bermusik bersama Hantaman.

“Eh, tapi… Lo sama dia pacaran sekarang?” aku benar-benar penasaran, karena aku melihat beberapa ucapan mesra dari Valentine ke Stefan.

"Enggak…”
“Enggak?”

--------------------------------------------

BERSAMBUNG
 
Msh penasaran masalah Bagas sm Toni... apa Toni pernah bikin masalah sama Bagas di masa lalu...?
 
baru kali ini baca SS nya si dewa konti. tapi berasanya kayak ga ngewe yakk, tau-tau croot aje, berharap lebih dieksplor soal valentine, tapi apa iya Sutepan bakal ngasih video ML nya ke Aya? tp kalo Aya ga mau, kasih video Valentine ke kite yg dsni jg gpp, master. thanks apdetnya. have a good time.
 
Maju terus Mas Epan
...

Bagas vs Toni segera dimulai lagi Om
:beer:
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd