MisterBrightside
Guru Semprot
- Daftar
- 15 Jul 2017
- Post
- 519
- Like diterima
- 481
PART 2
Saat itu…
Kami hanya ingin bersama kedua orang tua kami…
Kami tidak ingin tinggal bersama yang lain keluarga besar kami, siapapun itu…
Tapi kedua orang tua kami sepertinya nggak mau mengajak kami, mereka tetap pergi meninggalkan kami bersama si mbok…
Sejak itu, kak Yovie berjanji akan selalu menjagaku apapun yang terjadi…
Sosok pelindung sekaligus boy-crushku sampai saat ini…
***
Aku sampai rumah, pintu masih terkunci. Sepertinya kak Yovie belum pulang, hari ini entah kenapa rasanya panas sekali sehingga membuat sekujur tubuhku berkeringat dan lepek. Buru-buru masuk dan membuka semua pakaianku…
Satu per satu pakaianku aku lepaskan, hanya tersisa bra dan celana dalamku aku berdiri menatap kaca. Aku gatau apakah untuk ukuran wanita aku bisa nafsuin apa nggak tapi…
Perlahan tapi pasti aku buka celana dalamku, gesekan-gesekan celana dalam sedikit membuat libidoku naik sendiri… Itu rasanya seperti tersetrum tapi nyaman…
Aku nyalakan shower…
Gemericik air perlahan mulai membasahi tubuhku…
“Mmmhh… Kakyov…”
Tanganku sudah mulai mengelusi vaginaku, cipratan air dari shower yang sedikit-sedikit membasahi tubuhku seolah merangsangku untuk melakukan hal ini lebih intens dan fokus agar semakin nyaman…
“Aduh… Mmhh… Kaakk! Jangan… Jangan kasar-kasar… Mmmhh…”
Tanganku mulai memijat-mijat vaginaku yang cukup tembem untuk ukuran cewek sepertiku, jujur saat ini aku ingin sekali vaginaku kemasukan penis! Tanpa sadar aku semakin cepat mengelus hingga nyaris memasukkan jari…
Mendadak menghentikan kegiatanku kembali tersadar kenapa aku malah membayangkan kakakku sendiri? Terus barusan nyaris aja jariku masuk kedalam. Ini nggak beres! Setelah itu aku mandi seperti biasa. Ada rasa tanggung akibat tadi tapi aku tidak peduli…
Selesai aku mandi, hanya dengan handuk kubuka pintu kamar mandi seketika kaget melihat kamar kak Yovie pintunya terbuka. Sejak kapan dia pulang? Nggak mungkin dia denger hal konyol tadi kan?
Aku berusaha tenang, menghela nafas dalam. Melangkah…
“Eh udah pulang…”
“Heh, pake baju dulu sana!”
“Yee, aku kan ngelewatin kamar kakak eh ada orangnya, ya aku tegor lah!”
Aku menggerutu sambil jalan berlalu, tapi pikiranku masih menebak-nebak kapan Kakyov pulang…
“Hei, kamu udah nggak pake kamar mandi kan?” Suara kak Yovie terdengar.
“Udah nggak pake!” Teriakku.
Setelah selesai pakai baju, aku keluar kamar dan menjemur handukku di balkon. Mau melangkah menuju tangga turun melewati kamar mandi, aku mendengar jelas sebuah teriakan dari kak Yovie memanggil namaku…
DEG…
Apa itu? Kakyov ngapain? Manggil-manggil aku?
Dia keluar kamar mandi…
“Kakak kenapa?”
“K-Kenapa apanya?”
“Kok manggil-manggil namaku?”
“Ha? Ooh, itu tadi ada apa, ada kecoa terbang tapi ga terbang, eh, apa sih? Aah Elah…”
Kak Yovie ngeluyur ke kamarnya. Aneh!
***
Kami sedang makan malam bersama sambil menonton acara TV, kak Yovie mendadak jadi pendiam, apa yang dilakukannya terlihat canggung dan aneh. Hal ini membuat aku curiga soal kejadian tadi sore, apa yang dia lakukan dikamar mandi sehingga berteriak namaku? Apa mungkin dia nafsu sama aku? Adiknya sendiri? Nggak mungkin!
Sekarang aku ditinggal dibawah sendirian, sehabis mencuci piring bekas makan tadi dan membersihkan meja makan dari sisa makanan yang tidak mungkin dimakan besok dan setelah mengecek seluruh ruangan dibawah bersih dan mengunci semua pintu, jujur semenjak cuci piring tadi bulu kudukku terus merinding jadi aku sedikit percepat kegiatanku agar aku cepat naik keatas…
Mendadak pengen pipis, terpaksa aku belok ke kamar mandi dan pintu sengaja aku buka sambil berharap rasa merinding nggak jelas ini segera berakhir…
Saking buru-burunya aku tidak berpikir untuk menyalakan lampu sampai…
“AAAHHH! KAKAK!”
“TUTUP MATANYA!!!”
Dia tidak menutup matanya sama sekali malah memperhatikan aku pipis! Orang gila! Buru-buru aku memakai semua celanaku dan memukul bahunya sangat kencang!
“Aduh! Kok kakak dipukul?!”
“Ya lagian ngeliatin aku pipis!”
“Ya salah sendiri pipis pintunya ga ditutup! Lagian aku kira kamu dibawah!”
“AKU TAKUT DIBAWAH SENDIRIAN! LAGIAN SIH PAKE NAIK DULUAN! UDAH TAU AKU PENAKUT!”
KAKAK BODOH!
Tidak berkata apa-apa lagi aku berjalan sedikit cepat masuk kamarku dan mengumpat serta memaki kakakku yang bodoh bin idiot itu! Terkutuklah dia! Makan cacing sana!
***
Aku dan kakakku berciuman…
Sekilas aku kaget, ada apa ini? Entah kenapa ciuman Kakyov ini semakin lama semakin liar sehingga aku jadi berfokus mengimbangi…
Ciuman kami semakin dalam sampai tiba-tiba Kakyov melepas ciumannya dan turun mengelusi dadaku sementara aku merasakan setiap sentuhannya membuatku merasakan sesuatu yang aneh…
“Mmmhh…”
Anehnya, perasaan ini sangat nyata dan perlahan tapi pasti aku merasa ini seperti beneran…
Aku membuka mataku, aku tertidur?
Aku melihat seseorang sedang menciumi dan menjilat area dadaku! Kakyov?!
“Kaakkk?!”
“Kakak!!”
Dia tidak mendengarkanku sampai aku sadar dia berusaha membuka kakiku…
“KAKAK NGAPAIN?!”
DEG…
Dia kaget dan melompat berdiri. Tatapanku benar-benar marah dan shock…
“Maafin kakak, Yup…”
Dia melangkah keluar meninggalkanku yang masih sangat shock dan kesal. Tiba-tiba memori pikiranku terlempar pada kejadian tadi sore ketika dia teriak dikamar mandi, satu hal yang aku yakini sekarang adalah tadi sore dia memang benar coliin aku…
Jadi Kakyov juga nafsu sama aku?
Apa iya?
Nggak! Ini nggak boleh! Kami kakak adik! Ini dilarang!
“Mah… Aku harus gimana?”
***
Kelas hari ini membosankan…
Richard tiba-tiba chatting dan mengabari bahwa dirinya sudah menungguku di kantin dengan foto dua mangkok mie ayam. Aku hanya tertawa sesaat lalu membalas akan segera kesana begitu kelas selesai…
“Hai!”
Aku tersenyum melihatnya dari kejauhan sudah melambaikan tangan padaku. Aku menghampirinya…
“Yaelah, dingin dong ini mienya…” Aku tertawa ringan.
“Gapapa, yang penting kan makannya sama lo…” Dia cengengesan.
“Belom terlalu dingin kok…” Lanjutnya.
Akhirnya kami makan bersama mie ayam itu…
“Cindy, kita ini apa sih?” Pertanyaan Richard membuat aku berhenti sesaat.
“Maksudnya?” Aku jadi menatapnya.
“Kita ini sahabat apa temen?” Tanyanya lagi.
“Kita…
Entah kenapa sekarang perasaanku jadi bimbang, mendadak aku nggak ngerti aku harus ngomong apa. Ngeliat wajahnya, agak kasihan kalo aku cuman bilang teman…
…Sahabat…”
Aku tersenyum…
“Oh bagus deh kalo sahabat…” Richard ikut tersenyum.
Tunggu, bukan itu senyum tulus dari seorang Richard…
“Kenapa, chard?”
“Hmm?”
“Bukan jawaban itu yang kamu harapin?” Tanyaku.
Richard diam dan menghela nafas sesaat…
“Aku tau boy-crushmu kakakmu…
…Aku tau banget…
…Tapi…
…Apa aku nggak bisa ngegeser kakakmu, jadi orang yang paling kamu sayang?”
DEG…
Aku ditembak?
BERSAMBUNG…
Saat itu…
Kami hanya ingin bersama kedua orang tua kami…
Kami tidak ingin tinggal bersama yang lain keluarga besar kami, siapapun itu…
Tapi kedua orang tua kami sepertinya nggak mau mengajak kami, mereka tetap pergi meninggalkan kami bersama si mbok…
Sejak itu, kak Yovie berjanji akan selalu menjagaku apapun yang terjadi…
Sosok pelindung sekaligus boy-crushku sampai saat ini…
***
Aku sampai rumah, pintu masih terkunci. Sepertinya kak Yovie belum pulang, hari ini entah kenapa rasanya panas sekali sehingga membuat sekujur tubuhku berkeringat dan lepek. Buru-buru masuk dan membuka semua pakaianku…
Satu per satu pakaianku aku lepaskan, hanya tersisa bra dan celana dalamku aku berdiri menatap kaca. Aku gatau apakah untuk ukuran wanita aku bisa nafsuin apa nggak tapi…
Perlahan tapi pasti aku buka celana dalamku, gesekan-gesekan celana dalam sedikit membuat libidoku naik sendiri… Itu rasanya seperti tersetrum tapi nyaman…
Aku nyalakan shower…
Gemericik air perlahan mulai membasahi tubuhku…
“Mmmhh… Kakyov…”
Tanganku sudah mulai mengelusi vaginaku, cipratan air dari shower yang sedikit-sedikit membasahi tubuhku seolah merangsangku untuk melakukan hal ini lebih intens dan fokus agar semakin nyaman…
“Aduh… Mmhh… Kaakk! Jangan… Jangan kasar-kasar… Mmmhh…”
Tanganku mulai memijat-mijat vaginaku yang cukup tembem untuk ukuran cewek sepertiku, jujur saat ini aku ingin sekali vaginaku kemasukan penis! Tanpa sadar aku semakin cepat mengelus hingga nyaris memasukkan jari…
Mendadak menghentikan kegiatanku kembali tersadar kenapa aku malah membayangkan kakakku sendiri? Terus barusan nyaris aja jariku masuk kedalam. Ini nggak beres! Setelah itu aku mandi seperti biasa. Ada rasa tanggung akibat tadi tapi aku tidak peduli…
Selesai aku mandi, hanya dengan handuk kubuka pintu kamar mandi seketika kaget melihat kamar kak Yovie pintunya terbuka. Sejak kapan dia pulang? Nggak mungkin dia denger hal konyol tadi kan?
Aku berusaha tenang, menghela nafas dalam. Melangkah…
“Eh udah pulang…”
“Heh, pake baju dulu sana!”
“Yee, aku kan ngelewatin kamar kakak eh ada orangnya, ya aku tegor lah!”
Aku menggerutu sambil jalan berlalu, tapi pikiranku masih menebak-nebak kapan Kakyov pulang…
“Hei, kamu udah nggak pake kamar mandi kan?” Suara kak Yovie terdengar.
“Udah nggak pake!” Teriakku.
Setelah selesai pakai baju, aku keluar kamar dan menjemur handukku di balkon. Mau melangkah menuju tangga turun melewati kamar mandi, aku mendengar jelas sebuah teriakan dari kak Yovie memanggil namaku…
DEG…
Apa itu? Kakyov ngapain? Manggil-manggil aku?
Dia keluar kamar mandi…
“Kakak kenapa?”
“K-Kenapa apanya?”
“Kok manggil-manggil namaku?”
“Ha? Ooh, itu tadi ada apa, ada kecoa terbang tapi ga terbang, eh, apa sih? Aah Elah…”
Kak Yovie ngeluyur ke kamarnya. Aneh!
***
Kami sedang makan malam bersama sambil menonton acara TV, kak Yovie mendadak jadi pendiam, apa yang dilakukannya terlihat canggung dan aneh. Hal ini membuat aku curiga soal kejadian tadi sore, apa yang dia lakukan dikamar mandi sehingga berteriak namaku? Apa mungkin dia nafsu sama aku? Adiknya sendiri? Nggak mungkin!
Sekarang aku ditinggal dibawah sendirian, sehabis mencuci piring bekas makan tadi dan membersihkan meja makan dari sisa makanan yang tidak mungkin dimakan besok dan setelah mengecek seluruh ruangan dibawah bersih dan mengunci semua pintu, jujur semenjak cuci piring tadi bulu kudukku terus merinding jadi aku sedikit percepat kegiatanku agar aku cepat naik keatas…
Mendadak pengen pipis, terpaksa aku belok ke kamar mandi dan pintu sengaja aku buka sambil berharap rasa merinding nggak jelas ini segera berakhir…
Saking buru-burunya aku tidak berpikir untuk menyalakan lampu sampai…
“AAAHHH! KAKAK!”
“TUTUP MATANYA!!!”
Dia tidak menutup matanya sama sekali malah memperhatikan aku pipis! Orang gila! Buru-buru aku memakai semua celanaku dan memukul bahunya sangat kencang!
“Aduh! Kok kakak dipukul?!”
“Ya lagian ngeliatin aku pipis!”
“Ya salah sendiri pipis pintunya ga ditutup! Lagian aku kira kamu dibawah!”
“AKU TAKUT DIBAWAH SENDIRIAN! LAGIAN SIH PAKE NAIK DULUAN! UDAH TAU AKU PENAKUT!”
KAKAK BODOH!
Tidak berkata apa-apa lagi aku berjalan sedikit cepat masuk kamarku dan mengumpat serta memaki kakakku yang bodoh bin idiot itu! Terkutuklah dia! Makan cacing sana!
***
Aku dan kakakku berciuman…
Sekilas aku kaget, ada apa ini? Entah kenapa ciuman Kakyov ini semakin lama semakin liar sehingga aku jadi berfokus mengimbangi…
Ciuman kami semakin dalam sampai tiba-tiba Kakyov melepas ciumannya dan turun mengelusi dadaku sementara aku merasakan setiap sentuhannya membuatku merasakan sesuatu yang aneh…
“Mmmhh…”
Anehnya, perasaan ini sangat nyata dan perlahan tapi pasti aku merasa ini seperti beneran…
Aku membuka mataku, aku tertidur?
Aku melihat seseorang sedang menciumi dan menjilat area dadaku! Kakyov?!
“Kaakkk?!”
“Kakak!!”
Dia tidak mendengarkanku sampai aku sadar dia berusaha membuka kakiku…
“KAKAK NGAPAIN?!”
DEG…
Dia kaget dan melompat berdiri. Tatapanku benar-benar marah dan shock…
“Maafin kakak, Yup…”
Dia melangkah keluar meninggalkanku yang masih sangat shock dan kesal. Tiba-tiba memori pikiranku terlempar pada kejadian tadi sore ketika dia teriak dikamar mandi, satu hal yang aku yakini sekarang adalah tadi sore dia memang benar coliin aku…
Jadi Kakyov juga nafsu sama aku?
Apa iya?
Nggak! Ini nggak boleh! Kami kakak adik! Ini dilarang!
“Mah… Aku harus gimana?”
***
Kelas hari ini membosankan…
Richard tiba-tiba chatting dan mengabari bahwa dirinya sudah menungguku di kantin dengan foto dua mangkok mie ayam. Aku hanya tertawa sesaat lalu membalas akan segera kesana begitu kelas selesai…
“Hai!”
Aku tersenyum melihatnya dari kejauhan sudah melambaikan tangan padaku. Aku menghampirinya…
“Yaelah, dingin dong ini mienya…” Aku tertawa ringan.
“Gapapa, yang penting kan makannya sama lo…” Dia cengengesan.
“Belom terlalu dingin kok…” Lanjutnya.
Akhirnya kami makan bersama mie ayam itu…
“Cindy, kita ini apa sih?” Pertanyaan Richard membuat aku berhenti sesaat.
“Maksudnya?” Aku jadi menatapnya.
“Kita ini sahabat apa temen?” Tanyanya lagi.
“Kita…
Entah kenapa sekarang perasaanku jadi bimbang, mendadak aku nggak ngerti aku harus ngomong apa. Ngeliat wajahnya, agak kasihan kalo aku cuman bilang teman…
…Sahabat…”
Aku tersenyum…
“Oh bagus deh kalo sahabat…” Richard ikut tersenyum.
Tunggu, bukan itu senyum tulus dari seorang Richard…
“Kenapa, chard?”
“Hmm?”
“Bukan jawaban itu yang kamu harapin?” Tanyaku.
Richard diam dan menghela nafas sesaat…
“Aku tau boy-crushmu kakakmu…
…Aku tau banget…
…Tapi…
…Apa aku nggak bisa ngegeser kakakmu, jadi orang yang paling kamu sayang?”
DEG…
Aku ditembak?
BERSAMBUNG…
Terakhir diubah: