Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
ah menikah...... :sayang:

pasti jadi sering trisom tuh..... :3some:

apakah nanti akan tambah personil (gracia) biar bisa 4some ...... :4some:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Kayaknya gaada yang mantengin lagi ya? WKWKWKWK
Yowes monggo deh ada yang baru! Sebelumnya, ini fiksi loh ya. Tolong jangan sangkut-pautin kenyataan!



Special Part (Gracia's Story)


Y7pFM76t_o.jpg


Kami sama-sama terdiam sepanjang perjalanan...


Di depan rumahku...


"Kak... Janji ya tetep nungguin aku, jangan lupain aku..."


Berat sekali mengatakan itu...


"Iya..." Balas kak Yovie singkat,


Reflek kucium bibirnya perlahan, dia sempat kaget...


"Kado perpisahan, tapi suatu saat aku bakalan kembali kok..." Bisikku tersenyum.


***

DK957hh2_o.jpg


Nuernberg, Jerman...



"Kaakk... MMHHH... Sssshh... EnaaKKK!!!"


Aku tidak bisa berhenti mendesah, sementara kak Yovie di belakangku, pinggangnya terus bersentuhan dengan bokongku. Tarik-dorong-tarik-dorong...


"F... Fuck... AHH... KAAAKKK..."

"Kamu... NNGHH... OHH... Enak gree... GEEE!!"

"Ssss... SHIT... KAAAKK... MMMHHH..."


Kak Yovie mendorong penisnya lebih masuk kedalam anusku...



"KAK YOVIE!!"


Aku terbangun...


Kepalaku sedikit pusing...


Sudah beberapa hari ini aku bermimpi kak Yovie terus, kenapa ya?


Semenjak pindah ke Jerman hidupku seolah berbeda. Aku mual...


"Kamu kenapa sih? Udah beberapa hari ini mual-mual terus... Sakit?" Tanya mamaku.
"Nggak kok, cuman rada gaenak aja rasanya kalo nyium bebauan..." Aku cuek.


Aku jadi berpikir, apa jangan-jangan benar aku hamil? Mungkin ada baiknya aku periksa...


Aku membeli testpack dan ternyata hasilnya positif...


Aku malah tersenyum... Kak Yovie berhasil bikin aku hamil...


Aku mengandung anakmu kak!



***


"Aku pulang!"


Hari ini aku lelah sekali, tidak seperti biasanya. Aku mendapati ibuku ada di kamarku...


"Apa ini?" Katanya memegang testpack yang kutaruh di laci meja riasku.


DEG...



"Kamu hamil?" Tanya ibuku.


Aku diam seribu bahasa, rasanya seperti kaku...


"Jawab mama, Gre?" Ibuku mendekat.


"I-iya mah..." Bisikku pelan gemetar.


PLAAKK!!!


Aku di tampar...


"Mama besarin kamu bukan untuk jadi seperti ini, Gre! Bule mana yang bikin kamu hamil?" Ibuku mulai naik.

"D-dia orang baik mah, dia bukan bule! Dia orang Indonesia..." Jelasku gemetar.


PLAAKK!!!


"Siapa dia? Dia pasti brengsek bikin kamu hamil!" Ibuku sekarang emosi.


Belum sempat aku menjelaskan lebih banyak dia sudah menamparku beberapa kali bahkan semakin keras sampai akhirnya aku ikutan emosi dan...


"Kenapa mama nampar aku terus?! Sekarang aku tanya siapa papa aku?!" Aku kepalang emosi seluruh tubuhku bergetar.


Ibuku terdiam tidak bisa menjawab...


"Mama bisa kenapa aku nggak?! Aku yakin papa anak ini nggak kayak papa aku yang ngilang gitu aja! Papa anak ini orang baik bukan kayak papa aku!"


Aku emosi saat itu dan berpikir untuk meninggalkan rumah. Semua temanku aku hubungi untuk numpang tinggal sementara, beruntung ada seorang temanku yang mau aku tinggali sementara...


Oiya, dia perempuan kok, bukan laki-laki. Aku masih tetep setia sama kak Yovie!



"Jadi, kamu berantem sama ibu kamu gegara kamu hamil?" Tanyanya.


Aku sudah di rumahnya, dan sekarang sedang di introgasi...

JCa7CCvG_o.jpeg

"Iya, aku benci. Sampe sekarang aja aku nggak tau siapa papaku..." Jawabku.
"Tunggu deh, apa yang bikin kamu mau hamil sama kak Yovie itu?" Dia makin penasaran.


"Abis dia orang baik. Ya meskipun awal kami ketemu agak mesum tapi itu nggak sengaja...


Aku menjelaskan panjang lebar kisah kami kepada temanku, dia mendengarkan beberapa kali mengangguk dan sedikit tertawa mendengar ceritaku...


"Jadi intinya kamu yakin kalo kak Yovie itu bukan seperti papamu?"


Aku mengangguk mantap.


"Kalo sebaliknya?"


DEG...


Pertanyaan temanku membuat aku berpikir. Aku tidak berpikir sejauh itu... Tapi aku rasa kak Yovie bukan seorang yang seperti itu. Aku yakin...



***

urd1s5XC_o.jpg



Aku terbangun, seperti ada yang memanggil-manggil namaku di luar...


"Gre... Bukain pintunya..."


Aku ragu, tapi entah kenapa kakiku malah melangkah keluar kamar dan menuju pintu depan...

Pintu terbuka...

Nggak mungkin...


Aku terdiam menatap sosok di depanku...


"Kok... Bisa..."

"Panjang ceritanya..."
"Boleh aku masuk? Diluar dingin..."


Aku hanya mengangguk...


Gimana ceritanya kak Yovie bisa disini? Di Jerman?


"Kak? Kok bisa disini?" Aku masih bingung.


Dia tersenyum, "Hmm, kalo aku kangen kamu, bisa jadi alesan?"


Aku memerah, "Iya gitu?"


Dia mendekatiku, anehnya tubuhku seolah terdiam tidak bisa bergerak...


"Aku rindu wajahmu..." Dia menatap wajahku.


Mencium bibirku lembut, "Aku rindu bibirmu..."


"Mmmhh... Kaakk..."


Reflek aku mendesah ketika dia turun ke leherku...


"Rindu tengkukmu... Semuanya..."


Kak Yovie turun menciumi leherku, aku malah menikmati itu. Reflek tanganku naik membelai kepalanya dan mengusap-usap halus rambutnya...


Oh... Shit...


"Can we?" Tanyanya lembut, entah kenapa aku mengangguk mantap.


"Mmmhh... Kaakk... Ssshhh..."


Dia terus menciumi leherku sementara tangannya perlahan mulai bergerak menyentuh payudaraku. Nafas kami mulai tidak beraturan. Di satu sisi aku berusaha memberitahunya kalo kami tidak bisa leluasa karena ada temanku di sisi lain rangsangan-rangsangan kak Yovie perlahan menguasaiku...


"Kaakk... Ki... Mmhh... Gabisa... Aaahh..."


Aku berusaha berbicara tapi...


"Kenapa?" Bisiknya sambil terus menjamah setiap inci tubuhku...
"Ada... Mmmhh... Temen... Aa...Kuuhh..."


OHH...


Aku terdorong ke tembok masih dengan sensasi yang sama, kak Yovie sudah berlutut di hadapanku. Aku berusaha menahan ketika dia berusaha menarik celana tidurku. Aku kalah tenaga, dia lebih kuat...


"Kaakk... Oohhh..."


Sebisa mungkin aku berusaha menahan kak Yovie agar tidak melakukannya, tapi lagi-lagi gagal. Bagian bawah bajuku berhasil di lucutinya. Dia mendongak sesaat, aku menggeleng pelan...


"Ooohh... Kaakk... Ja...Ngghh...Annhh..."


Dia menjilat vaginaku...

Makin liar...

Aku berusaha menahan kepalanya...

Decak lidahnya mulai terdengar...

Dan artinya... Ya, vaginaku mulai basah...


"Ini... Aku rindu ini..." Dia mendongak.


"OOHH... KAAAKKK... JANGANN... DI... AAAHHH..."


Aku tidak tahan ketika tiba-tiba jari tangan kak Yovie masuk kedalam vaginaku...


"Keluarin sayang..." Bisiknya.


Aku memegang tangannya kencang tapi dia makin cepat mengocok vaginaku, mataku sayu menatapnya... AAHHH... Bibirku terbuka... NGGAK KUATTT....


Aku squirting...

Aku ambruk...

Itu enak sekali...


"Kaakk... Ada orang lain disini..." Bisikku lemas.
"Gaperduli..." Balasnya singkat.


Mataku terpejam. Aku merasa ada sesuatu menempel di bibirku. Aku membuka mataku, ternyata itu penis kak Yovie sudah tegang di depanku.


"Kak?"
"Ayolah... Please Gee..."


Entah kenapa aku malah menurutinya. Dengan perlahan kugenggam penisnya dan mulai mengocoknya sambil sedikit-sedikit menjilatinya...


"Ssshh... Iyaa... Ngh... Gituin..."


Terbawa suasana, sekarang aku menghisap penisnya. Semakin lama semakin cepat... Aku juga rindu penis ini...

Terus menjilat, menghisap, dan mengocok penisnya aku tidak sadar bahwa dia belum orgasme juga. Dengan satu gerakan aku melahap penisnya masuk lebih dalam ke mulutku...

Dia reflek mendorong lebih dalam dan menahan kepalaku...


"AARRGGHH GRE!!"


Dia melepas kepalaku, penisnya terlepas dari mulutku. Aku terbatuk-batuk, mataku berair, rasanya tidak bisa bernafas...


"Selalu deh, jangan dalam-dalam! Aku gabisa nafas!" Aku sedikit emosi.

"Maaf deh, bibir kamu enak sih. seksi-seksi gimana gitu..." Dia nyengir.
"Langsung aja ya..." Lanjutnya.


Dia menarikku berdiri lalu mengangkat kaki kananku dan...


"KaaKK..."


Penisnya sudah masuk vaginaku dan dia memompanya sedikit kasar...


"Nafsu... Banget... Deh..."
"Iyaa... Dong..."


Kami berciuman...


Aku menatapnya sayu, dia mendekat lalu mencium leherku, aku memberikan ruang disana. Akhirnya aku bisa bersetubuh lagi dengannya setelah sekian lama kami berjauhan...


"Hamilin... Mmhh... Aku... Lagi... Kaakk..."
"Iya.. Nnghh... Pasti..."


Sudah kurang lebih setengah jam kami bersetubuh. Keringat peluh sudah membasahi tubuh kami berdua. Sekarang aku menungging memegangi meja makan sementara kak Yovie terus menggenjot vaginaku dari belakang sana... Aku menggila! Ini enak sekali!


"F... Kaakk... OOHHH... IYAA... IYAAHH... MMHHH..."


Aku sudah tidak perduli keberadaan temanku karena... OH MY GOD!


"Ngghhh... Makin... Seret... Gre... GREE!!"
"Iyaa... Iyaahh... Teruss... KaaaKK..."


Aku tersenyum sesaat lalu mengencangkan urat vaginaku...


"GRE? OOHH..."


Kak Yovie tersadar aku melakukan itu malah semakin cepat mendorong dan menarik pinggangnya.


"Kuarin... Kakk..."


Ada setruman... Ada sesuatu yang mau keluar... Ini dia!



"Aku... Sampee..."


Aku menggeleng liar, wajahku memerah. Tapi, kak Yovie mencengkram pinggangku dengan satu gerakan...


"AARRGGHH... GRACIA!!!"
"F... Fuck! YOVIEEE!!!"

Dia mendorong penisnya lebih dalam...

Satu...
Dua...
Tiga...
Empat...
Lima kali kak Yovie memuntahkan spermanya di dalam rahimku...


Kami sama-sama ambruk...

"Makasih Gee..." Bisiknya lemas.
"Sama-sama kakakku sayang..." Aku memejamkan mataku...



***


Aku membuka mataku...


Loh?

Kok... Aku di kamar? Tadi malam...



"Pagi! Kamu tidurnya pulas banget..." Temanku menyambutku yang turun dari tangga.
"Ada kak Yovie kan?" Tanyaku.


Dia berubah bingung, dahinya berkerut.


"Kak Yovie? Yang bikin kamu hamil? Nggak ada ah..." Celetuknya polos.
"Nggak mungkin. Orang semalam dia kesini kok..." Aku mendekatinya.
"Gaada siapa-siapa, Gee... Jelajah seluruh rumah ini deh..." Dia meyakinkanku.

"Kamu mimpi kali, orang tidurnya pules banget..." Lanjutnya.


DEG...



Masa sih aku mimpi? Itu nyata kok...



Semenjak saat itu aku jadi menetap di tempat tinggal temenku ini. Namanya Shani, lengkapnya Shani Indira Natio. Aku tinggal sampai perutku membesar...

U2I3NR7q_o.jpg

"Kamu udah tinggal tunggu tanggal gini gamau ngasih tau kak yovie itu?" Tanya Shani.


Aku diam...


Apa aku harus ngasih tau kak Yovie soal kehamilanku?


"Nggak usah deh, biar surprise... Aku tau kak Yovie disana nungguin aku..." Aku tersenyum menatap Shani.


***


Anakku lahir, aku beri nama Gio, yang artinya Gracia-Yovie. Cukup sulit membesarkan anak sendirian, tapi untung ada temanku yang sudah aku anggap kakak sendiri. Ya kak Shani. Aku sempat berpikir mungkin ada baiknya kak Yovie jangan bertemu kak Shani...

Karena dia cukup sempurna untuk ukuran laki-laki. Beda sama aku...


Selama ini aku terus memikirkan kak Yovie, gimana dia sekarang disana? Apa dia mikirin aku? Atau malah sibuk sama Yuvia? Aku kehilangan kontak dengannya semenjak ibuku marah besar waktu itu dan aku pergi dari rumah.


Tapi...


Satu hal yang aku yakin...


Kak Yovie tetap nungguin aku sampai nanti aku kembali...



***

MWESUwsI_o.jpg



"Maafin aku..."


Kami berdiri berhadapan...


Entah mimpi atau bukan...


"Kakak masih inget janji sama aku buat nunggu aku kembali kan?"
"Sekarang kenapa begini? Mana janjimu kak?"


Aku gemetar, mulai menangis...


"Aku bingung Gee, aku gatau kalo akhirnya jadi begini... Aku cuman bisa minta maaf..."


Sekarang kak Yovie yang berdiri di hadapanku juga gemetar...


"Maaf? Gimana nasib Gio, kak?"



DEG...


Aku terbangun...


Apa sih itu?



BERSAMBUNG...


Segini dulu ya ehehe semoga terhibur (?) Sekali lagi ini fiksi ya! WKWKWKWKW
 
Terakhir diubah:
Wadaw,yupi,sahnju,gre dan sekarang ada shani tapi gak tega mamah shani jadi korban ke 4 yovie,semoga aja gak kenalan mereka
 
Shani jgn jdi korban yah haha
Hmm... Gimana yah wgwgwg

Wadaw,yupi,sahnju,gre dan sekarang ada shani tapi gak tega mamah shani jadi korban ke 4 yovie,semoga aja gak kenalan mereka
Kenalan aja dehh~

Uhuy si gre.. duh semoga cepet2 balik ketemu yovie deh, kasian:tidak:
Justru harusnya jangan ketemu dong wkwk

Yes lanjut, season 3 nih
Season 3 ga tuh wkwk

ESGEEEEEHHHHHHHH
Hell yeah

Baru 3, masi ada satu slot lagi lah buat mmhshn

Ditunggu shani nya
Wah ini...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd