Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Menantu Bercadar Penggoda (No Sara).

Status
Please reply by conversation.
Chapter 2


Aku nggak bisa menolak nur menantuku. Tapi sebisa mungkin tetap menjaga kewarasanku. Kupeluk nur dari belakang. Jantungku pun berdetak kencang, yang membuat aku sangat gelisah. Apalagi kontolku menyentuh pantat nur. Nggak bisa aku pungkiri birahiku mulai naik karena aku juga laki-laki normal. Cuma aku nggak berani berbuat lebih, nur menantuku.

Nggak mungkin aku merusak rumah tangga anakku dengan berbuat kurang ajar ke istrinya. Yang membuatku berat reputasi nur yang adalah perempuan baik-baik,istri sholehah. Yang setiap hari selalu menutup tubuhnya dengan pakaian rapat dan cadar saat keluar rumah.

Kupaksakan untuk tidur, meski susah menahan gejolak yang ingin aku salurkan.

Tut Tut Tut, hape nur berdering. Aku bingung apakah aku angkat atau enggak. Yang terlihat di layar hp nur tertulis nama mas Ridwan sayang. Terpaksa aku bangunkan nur, nur nur Ridwan telepon. Hoah, nur menguap. Ha? Oh iya pak, lupa nur kalo semalam tidur sama bapak. Kata nur.

Halo, halo mas. Nur mengangkat telfonnya.

Dek maaf ya mas ganggu tidur adek. Ah engga mas, nggak papa. Mas nggak papa kan? Tanya menantuku.

Mas gapapa. Jawab anakku Ridwan.

Boleh nggak video call sebentar? Tanya Ridwan.

Eh, nur seperti terkejut.

Kenapa kok eh? Selidik Ridwan.

Ayolah dek mas udah nggak tahan pengen coli sambil lihatin adek. Paksa ridwan.

A anu mas, nur menoleh padaku memberi isyarat kepadaku karena Ridwan anakku mau video callan sama nur.

Aku pun paham, saat aku mau membuka pintu aku dicegah. Lalu aku pun karena tarikan tangan nur aku naik ke atas ranjang lagi.

Bapak disini saja, menepi di bawah ranjang aja pak. Karena aku nggak enak mau menolak akhirnya aku nurut aja.



******



Mas Ridwan menelfonku, yang saat itu bapak masih di dalam kamarku. Awalnya saat bapak mau keluar dari kamarku aku cegah. Ya karena jantungku saat ini deg-degan. Pikiran mesum tiba-tiba muncul dari otakku. Aduh nur, sadar sadar. Ta tapi, ini mendebarkan.

Bapak disini aja, kataku.

Kan kalian mau video callan nur, sergah bapak. Nggak papa, disini saja. Bapak menepi aja di bawah ranjang, kataku.

Bapak pun menuruti apa kataku.. jantungku dag dig dug, bodo ah.. kalo pun ketauan bukan salah aku juga kan lagian mas Ridwan ngasih sugesti aneh-aneh gitu ke aku. Aku kan jadi pengen. Hihi nakal kamu nur. Batinku.

Dek buruan lepas baju dan hijab kamu, mas Ridwan mengagetkanku.

Eh iya lupa. Aku cengengesan sambil agak gugup dan kulirik bapak di atas ranjang.

Aku buka hijabku secara perlahan, terlihat rambutku yang tergerai panjang. Sengaja aku gerai ke dada kanan kiriku agar tonjolan di dadaku nggak terlihat oleh bapak.

Aku lihat mas Ridwan udah melepas celananya. Kontolnya yang tegang dikocok dengan kencang.

Buka gamismu dek, perintah suamiku.

I iya mas, lagi-lagi kulirik bapak. Bapak hanya memandangku tanpa ekspresi. Aku pun tersenyum sambil membuka gamisku secara perlahan seperti penari striptis. Kini penampakan dadaku yang menggantung kencang terlihat oleh bapak.

Remas dek, perintah mas Ridwan.

I iya mas, aku remas, srot.. ah srot.. asiku meluber.

Ah binal kamu dek. Kata suamiku.

Susuin bapak dek, susuin bapak. Huh dengusku, iya iya ini aku susuin bapak beneran tapi jangan kaget ya mas. Batinku.

Bapak yang mendengar itu kaget, karena aku nyalain speaker hape.

Beneran mas? Tanyaku dengan dada berdesir. Ya meski aku tau yang diinginkan mas Ridwan cuma fantasy tetapi fantasy mas Ridwan yang mensugestiku membuatku ingin merealisasikannya.

Mas nggak cemburu emang? Tanyaku dengan nafas memburu.

Cemburu dong dek, tapi mas pengen lihat kamu nyusuin bapak. Kata mas Ridwan sibuk mengocok penisnya.

Remas pak ini permintaan mas Ridwan, aku berkata lirih ke bapak.

Bapak kebingungan, kuberi isyarat agar bapak nggak usah malu-malu karena ini permintaanku juga.

Bapak meremas dadaku, hisap pak, kenyot. Kameraku menghadap ke dadaku. Ahhhh ini kan yang mas mau?.... Aw putingku digigit bapak. Bapak mungkin gemas dengan putingku yang runcing menegang.

Ah dek, lenguh mas Ridwan. Mas Ridwan nggak mengetahui kalo tubuh bagian bawahku sudah telanjang. Celana dalamku aku tarik ke samping, ahhh.. aku melenguh saat kontol gede bapak ambles ke dalam vaginaku.

Akhirnya terwujud juga fantasy mas Ridwan. Hihi.

Ahh.. Mas Ridwan mengejang, sperma mas Ridwan sampai muncrat ke kameranya. Lalu mas Ridwan yang masih ngos-ngosan nyeletuk. Luar biasa kalian.

Ah ah ah, mas Ridwan nggak marah? Tanyaku dengan suara mendesah. Sepertinya mas Ridwan nggak curiga.

Tapi aku dientot bapak mas, kataku menggigit bibirku.

Ah yang bener? Wajah suamiku sedikit shock.

Iya mas, aku mengerling manja. Kusorotkan kamera ke pertemuan kelaminku dengan kelamin bapak.

Ah siyal, kata mas ridwan. Video call pun dimatikan.

Udah nggak papa pak, terusin pak. Nur lagi enak pak, ahh clok clok clok.
 
Terakhir diubah:
Epilog


Sepulang dari luar kota, mas Ridwan wajahnya murung. Apa dia marah ya gara-gara aku melewati batas sampai ngentot dengan bapak? Batinku.

Mas, kupanggil mas Ridwan.

Dia berlalu begitu saja lalu duduk di ruang tengah sambil menatap laptopnya.

Kudekati mas Ridwan, kupegang pundaknya. Mas marah sama aku? Tanyaku.

Enggak, katanya.

Kok mas dingin gitu ke aku? Apa-apa gara-gara aku kemarin? Tanyaku dengan mata sedikit berkaca-kaca.

Enggak, jawabnya singkat.

Huh, kesel batinku.

Yauda kalo mas nggak marah sama aku jangan dingin gitu ke aku dong. Kataku dengan suara sedikit meninggi.

Mas Ridwan pun berdiri lalu aku pegang tangannya.

Mas mau kemana? Tanyaku merajuk.

Apa sih kamu dek, mata mas Ridwan molotot dengan suara yang meninggi.

Hiks, mas kok bentak aku sih? Aku yang shock lari ke dalam kamar.

Eh dek, dek. Mas Ridwan mengejarku ke dalam kamar.

Sekarang aku sedang telungkup di atas ranjang dengan wajahku aku benamkan ke bantal. Tangisku meledak.

Dek, panggil mas Ridwan yang mendekatiku duduk di atas ranjang sambil mengelus-elus punggungku. Maafin mas ya udah kasar, sebenarnya semua yang terjadi juga kesalahan mas juga. Mas akuin itu.

Aku pun lalu duduk menatap mas Ridwan. Mataku masih berkaca-kaca. Kopegang telapak tangan mas Ridwan.

Ini kesalahanku juga mas, aku terlalu gatel jadi perempuan. Aku emang nggak pantas disebut perempuan baik-baik, aku perempuan penggoda. Dengan tangis sesenggukan aku menyalahkan diriku sendiri.

Mas Ridwan memelukku, adek nggak salah sambil mengelus punggungku.

Tok tok tok, aku dan mas Ridwan menoleh ke arah pintu. Ternyata bapak.

Boleh bapak masuk? Kata bapak.

Kupandang wajah mas Ridwan, dengan tatapan memohon.

Boleh pak, kata mas Ridwan.

Bapak pun duduk di pinggir ranjang.

Ini juga kesalahan bapak juga wan, bapak emang bodoh jadi mertua. Wajah bapak menunduk sedih.

Udah pak, kita lupain yang pernah terjadi. Mas Ridwan merangkul bapak dari samping. Kita semua salah, tapi...

Mas Ridwan nggak meneruskan kata-katanya. Lalu dengan senyum aneh mas Ridwan menggendongku membawaku ke ruang tengah.

Eh mas, aku mau dibawa kemana? Tanyaku.

Aku sekarang memakai kimono panjang tanpa hijab. Rambutku yang panjang terurai ke bawah saat mas Ridwan menggendongku.

Kulihat bapak melihat kami dengan tersenyum lalu bapak berlalu begitu saja.

Tubuhku direbahkan oleh mas Ridwan di atas sofa. Mas Ridwan menindihku, mencium bibirku dengan buas.

Kamu cantik dek, mas sange melihat kamu mendesah keenakan dientot bapak. Tapi mas cemburu.

Hah? Jadi mas marah atau nggak? Tanyaku dengan sedikit ragu.

Mas cemburu bukan marah. Mas nggak rela memek ini digenjot bapak. Sambil tangan mas Ridwan menarik kimono panjangku sampai ke atas perut.

Sekarang terpampang celana dalamku berwarna putih. Celana dalamku ditarik ke samping oleh mas Ridwan. Penis mas Ridwan yang mengacung dilesakkan ke dalam vaginaku tanpa foreplay.

Aduh mas sakit, memekku masih kering mas. Perih mas.

Ini hukuman buat kamu dek, kamu berani-beraninya ya ngasih memek kamu ke Rusli. Kata mas Ridwan memanggil nama bapaknya tanpa embel-embel pak.

Ampun mas, ampun. Aku digenjot dengan kasar. Bibir mas Ridwan pun melumat bibirku dengan kasar pula. Tangannya tak henti-hentinya meremas payudaraku yang besar sampai kancing kimonoku lepas.

Bret, kimono bagian dadaku dibuka dengan paksa. Mas Ridwan menyosor buah dadaku.

Elm mas, am puuuun. Mulutku tersumbat oleh mulut mas Ridwan.

Pletak, BHku pun terlepas. Kembali mas Ridwan meremas payudaraku sampai air asiku meluber.

Uuuh ahhh mas, jangan perkosa aku.

Dengan satu hentakan penis mas Ridwan kembali mengobok-obok vaginaku. Perih, perih banget karena vaginaku masih kering.

Hiks, hiks, mas Ridwan jahat.

Kupukul-pukul dada mas Ridwan. Udah mas, udah lepasin aku.

Tetapi mas Ridwan nggak mau mengehentikan genjotannya.

Rid, bapak mendekati pergumulan kami. Udah rid, hentikan.

Hah hentikan? Oh nggak bisa pak, perempuan yang pura-pura alim ini harus dihukum.

Kakiku dikangkangkan oleh mas Ridwan, aku kembali digenjot oleh mas Ridwan. Kutatap bapak, memohon agar bapak mau menolongku.

Bapak mendekat, duduk di kursi dekat pergumulan kami. Mas Ridwan mencabut penisnya dari vaginaku.

Ahhh, rasanya perih saat penis itu lepas dari vaginaku. Kulihat bapak mendekatiku, bapak sudah melepas semua pakaiannya. Sekarang bapak sudah telanjang bulat dengan penis mengacung..

Bapak menindihku, melesakkan juga penisnya ke vaginaku.

Ahhh pak, rasa perih yang menderaku semakin perih bahkan ngilu karena penis bapak lebih besar dari penis mas Ridwan.

Kalian jahat, kalian memperkosaku.

Bapak hanya cengar-cengir sambil terus menggenjotku. Genjotan bapak semakin kencang. Nggak ada sama sekali rasa nikmat. Yang aku rasakan hanya ngilu di vaginaku.

Hiks, hiks, aku menangis sejadi-jadinya. Kenapa ini harus terjadi. Kenapa mas Ridwan memberiku sugesti itu kepadaku kalo pada akhirnya tetap aku yang salah saat aku mencoba merealisasikan.

Semua laki-laki sama saja, batinku. Hanya memandang perempuan sebagai obyek seksual.

Aku pun digendong bapak dalam kondisi berdiri dengan penis masih tertancap di vaginaku. lalu aku direbahkan ke lantai. Bapak kembali menggenjotku dengan brutal tanpa rasa ampun.

Mas Ridwan pun mendekatiku, dia mengangkat wajahku memasukkan penisnya yang lumayan besar ke mulutku. Awalnya digesek-gesekkan ke bibirku. Dengan tangannya mas Ridwan membuka rahangku dengan paksa.

Buka mulutmu lonte, kata mas Ridwan menghinaku.

Aku tolehkan kepalaku ke kanan dan ke kiri.

Nggak mau mas, nggak mau. Kataku merengek.

Diam kamu lonte gatel, buka mulutmu atau kamu mau aku kasarin? Kata mas Ridwan membentakku.

Aku pun kembali menangis, mas Ridwan jahat. Batinku.

Terpaksa aku buka mulutku, penis mas Ridwan melesak ke dalam mulutku.

Aku nggak bisa nafas, rasanya tersiksa banget. Sekarang dua lubangku disumpal oleh dua orang anak dan bapak yang hanya menganggapku sebagai wadah peju mereka.

Jahat, mereka jahat. Ta tapi kenapa makin lama... Aahhhhh saat penis mas Ridwan lepas dari mulutku, aku orgasme. Dan kembali mas Ridwan menancapkan penisnya ke mulutku dan bapak kembali menggenjotku.



TAMAT
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd