Iron48will
Tukang Semprot
- Daftar
- 22 Jul 2016
- Post
- 1.009
- Like diterima
- 1.495
“ Kak, gue nggak nyangka deh, lu akhirnya yang muasin gue.” Sebut gadis yang tubuhnya diselimuti selimut motif bunga bewarna kuning itu kepada pria yang sedang duduk telanjang dan masih berkeringat itu. Pria itu tersenyum dan menjawab. “ Gue aja nggak nyangka bisa ngentotin idol kayak lu Nin.”
------------------------------------------------------------------------
“ Ahhhh anjing dahhh.” Pria itu sedikit berteriak kesal karena salah satu juniornya meninggalkan salah satu barang penting untuk persiapan acara mereka di kosan temannya setelah semalam menginap.
“Kosannya dimana?” tanya senior lainnya yang berada disebelahnya.
“ Di belakang Kak, dia ngekos di sebelah **M**** Residence.” Jawab junior wanita itu. “ Deket itu mah Tam.”Jawab senior itu kepada temannya yang bernama Pratama itu. “ Lumayan itu kalo jalan Jer.” Pratama membalas temannya yang bernama Jeremy itu. “Udah deh, sung aja dah, pake motor lu ya?” Ajak Jeremy sambil melongos pergi ke parkiran. “ Nin, emang temen lu ada di kosan?” tanya Pratama, dan membuat langkah Jeremy terhenti dan kembali ke salah satu booth jajanan mereka. “ Ada kok Bang, barusan gue chat.” Jawab Nina “ Ayo” Ajak Pratama, ia bangkit dan menuju parkiran. “ Ehhh gue hampir lupa, Nin, kasih tau temen lu, suruh tunggu depan kosan ya, 5menit kita sampe” Perintah Pratama pada Nina. “ Iya Bang.” Teriak Nina, karena Jeremy dan Pratama sudah agak jauh.
Tak sampai 5 menit, mereka sudah sampai depan gerbang kosan yang dimaksud. “ Panas ini, anakanya mana sh?” keluh Pratama lagi. “ Ngeluh mulu lu manusia, sabar dikit napa?” sambil menghisap vapenya, Jeremy menyuruh Pratama untuk menunggu. “ Lu chat Nina mending Tam, suruh temennya sekarang turun.” Lanjut Jeremy. “ Bentar gue telpon.” Balas Pratama.
Setelah beberapa kali kebul, bunyi gerbang yang berusaha dibuka terdengar, Jeremy dan Pratama langsung mengalihkan mata mereka ke pintu gerbang itu, keluarlah gadi cantik yang masih menggunakan hotpants dan tanktop hitam, wajahnya menampakkan bahwa ia baru saja bangun tidur. “ Kakak yang diminta Nina ngambil ini ya?” tanya gadis itu, jeda beberapa saat, Pratama menjawab “ Iya, makasih ya.” Jawab Pratama cengengesan sambil mengambil barang yang dimaksud. Setelah itu Jeremy baru tersadar dari bengongnya. “ Lu ngekos disini?” Tanya Jeremy, Pratama menoleh ke jeremy dengan tatapan bingung “ Iya Kak, jangan disebar-sebar ya.” Pinta gadis itu, sambil menyatukan kedua telapak tangannya. “Iya, buat apa juga gue nyebar-nyebarin lu tinggal dimana? Ya uds, kita cabut ya.makasih ya. Yuk tam.” Jeremy langsung duduk di jok belakang motor Pratama, disusul Pratama dan mereka berpamitan. Jeremy melihat dari spion motor Pratama, bahwa gadis itu sedang ngulet dan menampakkan ketiak yang putih dan sedikit udelnya.
“Jer, lu kenal dia? Tiba-tiba nanya lu kok ngekos disini?” Tanya Pratama yang heran kepada Jeremy yang sudah mengenal junior cantik dan sexy seperti dia. “Cewe tadi yang biasa gue tontonin tiap malem.” Jawab Jeremy dengan bangga. “ Anjing, JKT48?!” Pratama tak percaya bahwa gadis tadi adalah member JKT48. “Namanya siapa Jer?” tanya Pratama lagi “ Anin.” Jawab jeremy agak teriak sambil tersenyum.
Beberapa hari kemudian....
Di sebuah teras panjang depan kelas-kelas, banyak mahasiswa yang sedang duduk dan asik bersiap-siap untuk bermain game itu khusus mereka yang sedang ngumpul. “ Cepetan man, lama nih, keburu jago nih gue!” teriak Jeremy yang bosan menunggu sambil meneguk es teh manisnya dari gelas plastik. “ Sisa 3 slot nih. Ga ada yang mau join lagi apa?” teriak salah satu mahasiswa yang tingkatnya dibawah Jeremy 2 tahun. “ Gue masih boleh join?” tanya salah satu gadis yang ada dibelakang Jeremy. “ Sung aja.” Jawab Jeremy spontan, tapi dia jarang mendengar suara wanita itu, kemudian dia menoleh ke belakang, diman agadis itu berada, ekspresi Jeremy agak berubah melihat gadis itu, ia melihat wanita cantik yang merupakan adik tingkat, sekaligus member dari grup idola favoritnya. Dia adalah Anindhita Rahma Cahyadi. Untuk menghilangkan kegugupan, Jeremy langsung memberitahu ID room dan passwordnya kepada Anin “ Ya udah ayo join, nih id room sama passnya.” Dan ketika sudah join, Anin 1 slot dengan Jeremy dan 2 teman lainnya. “ Lu gpp 1 slot sama gue Nin?” tanya Jerey agak malu karena 1 tim dengan anggota dari JKT48 “ Gpp lah.” Jawab Anin PD sambil tersenyum. “ Kang gesrek langsung rede dong, ngomong mulu!” teriak temannya Jeremy yang usil mengganggu keasikan Jeremy dengan Anin. Jeremy tersadar dan langsung menekan tombol START pada game itu, dan battle royale pun dimulai.
1 jam sudah berlalu, battle royale pun sudah selesai, tim Jeremy memenangi game kali ini.
“ Anjirr, Jeremy tumben jago banget.” Puji salah satu adik tingkatnya dan beberapa orang disitu. “ Iyalah, malu dia kalo mati pertama depan Anin.” Ledek Pratama, dan semua tertawa. Jeremy jadi salah tingkah sementara Anin tertawa geli juga, ia tak percaya Jeremy sering kalah, padahal sejak tadi bermain, Jeremy terlihat sigap dan handal dalam menggunakan senjata yang didapat.
“ Gue cabut duluan ya.” Anin berdiri pamit untuk kembali ke kosannya. “ Cepet amat Kak, padahal bentar lagi mau segame.” Sebut junior Anin yang juga tadi bermain. “ Ngantuk gue. Bye” Anin melambaikan tangan. Tiba-tiba ada yang menyahut “ Kak Anin gamau dianterin Jeremy?” Tanya adik tingkat yang lain, yang merupakan teman dekat Jeremy. “ Mulut lu, lemes banget.” Jeremy jadi salting lagi. “ Udah Nin, langsung pulang aja, rahang nih anak-anak emang pada ringan banget.” Lanjut jeremy, tapi tampak Anin berpikir “ Boleh sih Kak, kalo nggak ngerepotin.” Jawab Anin sambil senyum dan memberikan jempol. “ OK!” jawab Jeremy spontan “ HAH?!” setelah beberapa saat ia tersadar dan kaget. “ Mau nggak?” tanya Anin. “ Udah Bang, anterin aja, kapan lagi nganterin Jekeyti balik?” kompor junior yang lain. “ Lu gpp Nin?” tanya Jeremy tak percaya “ Ia Kak, gpp lagian ga ada yang tahu ini kok.” Jawab Anin, dan Jeremy langsung bangkit dari duduknya dan berlari ke parkiran depan untuk mengambil motornya. Kemudian dia berhenti. “ Nin, lu tunggu di pintu samping, kita lewat samping aja biar deket. Ga panas juga kok.” Teriak Jeremy, Anin berjalan sedikit dari teras itu dan menuju pintu samping yang tak jauh dari situ. Jeremy pun sudah tiba dengan motornya dan menawarkan helm pada Anin yang entah milik temannya yang mana, yang ia ambil saat di parkiran. “Nih, Nin.” Kasih Jeremy kepada Anin “ Ga usah Kak, deket ini.” Tolak Anin halus “ Oh ya udah gpp, gue takut ada razia zebra doang di pertigaan.” Canda Jeremy sambil memasukkan helm di tangannya. Anin pun kemudian naik dan motor itu meluncur dengan kecepatan sedang.
“ Udah sampe Mbak.” Jeremy menirukan ojek online. “ Makasih ya Mas, tadi udah pakai g***y ya?” Anin menahan tawa. “Lu lucu juga ya Nin?” tanya Jeremy. “ Kemana aja Kak? Makanya sesekali nonton team K3.” Anin menjawab dengan pede. “Ga ada oshi, ngapain nonton? Nonton kamu mah di Kampus aja.” Balas Jeremy, kemudian Anin secara reflek mencubit perut Jeremy dan membuatnya kesakitan.
Tiba-tiba langit mendung itu semakin gelap dan membuat hujan deras “ Kak, motornya masukin aja.” Teriak Anin yang langsung membuka gerbang kosan itu dan ia masuk beserta Jeremy dan motornya. “ Kak, ke kamar aku aja dulu ya?” Ajak Anin. “ Ga usah Nin, ga enak gue masuk kamar cewek.” Jawab Jeremy. “ Udah gpp, banyakan malunya Kakak, di teater ga ada malunya.” Anin menarik lengan Jeremy menuju kamarnya dilantai 3.
Kamar Anin yang berada di pojokan gedung itu. Anin memutar kunci dan kemudian membuka pintu kamarnya, wangi kamar tercium ke hidung Jeremy, baunya feminim sekali piki Jeremy. Ia agak kikuk masuk ke kamar wanita. Ia terakhir masuk kamar wanita yaitu kamar sepupunya, dan itu juga saat umur 10 tahun.
“Duduk aja dulu kak.” Aku ganti baju dulu, gpp ya?” Jeremy hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia duduk diseberang kasur Anin. Anin kemudian masuk ke kamar mandi yang ada di kamar itu. Jeremy melihat sekeliling, agak berantakan, tapi masih bernatakan kamarnya. Sambil menunggu, Jeremy kembali memainkan game battle royale yang tadi ia dan teman-temannya mainkan di Kampus.
15 menit kemudian, Anin keluar dari kamar mandi, wangi semerbak dari shampoo dan sabun Anin kini memenuhi ruangan iti, tapi Jeremy masih terfokus pada game di HP nya, ia memang suka lepa keadaan jika sedang bermain, apalagi menggunakan earphone. Anin berdiri didepan pintu kamar mandinya, melihat seniornya yang sedang fokus bermain game itu. Ia melihat ekspresi seniornya itu lucu kemudian mengambil bungkus snack di meja sebelah pintu kamar mandinya, kemudian mengganggu Jeremy dengan memencet asal-asalan layar HP Jeremy “ Weeeiii, benntar, dah mau menang....ehh menang.” Jeremy agak kaget, karena ketika diganggu, malah ia yang memenangkan game tersebut. “ HAHAHAHA.... makasih dong sama gue.” Anin terlihat bangga. Ketika hendak melihat Anin, jeremy agak kaget, melihat junior idolanya itu menggunakan tanktop dan hotpants putih, yang hanya menutupi bagian atas paha Anin saja “ Makasih.” Jeremy berucap agar tak dikira macam-macam. “ Gue join dong.” Anin meminta untuk main bersama “ Ya udah, log in aja, entar gue invite.” Balas Jeremy. Anin mengklik icon game itu di layar HP nya kemudian berbaring tengkurap di kasurnya sambil mengambil kemudian memakan snack keripik tadi. “ Kak, sini aja baring, duduk mojok gitu, kayak maba aja hahahahaha” Anin mengajak Jeremy untuk berbaring sambil menepuk kasur disebelahnya. “ Aku keringet Nin, lagian kan kotor abis dari Kampus.” Jawab jeremy sambil melihat Anin yang sedang mengunyah keripiknya. “Sok bet bersih, gpp Kak, ga ada Nyokap gue atau Nyokap lu kak,sini baring.” Balas Anin, kini ia menunjukkan ekspresi cemberut yang membuatnya semakin lucu. Akhirnya Jeremy ngalah, tapi ia duduk dipojokan kasur. “ Sini baring sih!” Anin menarik lengan Jeremy dan membuatnya tersungkur. Jeremy mencium wangi dari tubuh dan rambut Anin “ Anjirr wanggiii, jadi engas gini gue.” Pinta Jeremy dalam hati. Jeremy memperbaiki posisi baringnya dan mereka akhirnya main bareng.
“ YEAAAYYY” teriak Anin duduk sambil mengangkat kedua tangannya, ia mendapatkan final kill di game itu. Jeremy hanya terbengong, karena mestinya itu menjadi momennya. “Nyampah lu.” Jeremy nampak bete. “Lagian lama banget bunuh orang kayak gitu.” Bela Anin kemudian mencubit lengan kiri Jeremy.Jeremy kemudian duduk juga dan mencubit lengan Anin, mereka kini saling balas cubit. Ketika jeremy hendak mencubit perut kanan Anin, Anin menghindar dan mmebuat keseimbangannya goyang, ia oleng kebelakang, Anin reflek menarik Jeremy, Jeremy ikut reflek, ia menyanggah kepala belakang Anin dengan tangannya kemudian merek berdua terjatuh. Mereka menutup mata ketika terjatuh.sepersekian detik, mereka membuka mata. Tatapan mereka hanya berjarak 5cm. Mereka saling menatap dalam bengong. Entah mengapa, tiba-tiba bibir mereka berdua sudah bertemu, Jeremy lebih aktif dalam memainkan lidanhya didalm bibir juniornya itu. Anin menutup mata, tak ingin melawan, ia menikmati perbuatan dari seniornya itu. Tangan kanan Jeremy mulai aktif, tangannya sudah hinggap di paha kiri Anin dan mulai menyentuh pantat Anin ,seketika itu juga Jeremy melepas ciumannya dan duduk, ia mereasa bersalah.
------------------------------------------------------------------------
“ Ahhhh anjing dahhh.” Pria itu sedikit berteriak kesal karena salah satu juniornya meninggalkan salah satu barang penting untuk persiapan acara mereka di kosan temannya setelah semalam menginap.
“Kosannya dimana?” tanya senior lainnya yang berada disebelahnya.
“ Di belakang Kak, dia ngekos di sebelah **M**** Residence.” Jawab junior wanita itu. “ Deket itu mah Tam.”Jawab senior itu kepada temannya yang bernama Pratama itu. “ Lumayan itu kalo jalan Jer.” Pratama membalas temannya yang bernama Jeremy itu. “Udah deh, sung aja dah, pake motor lu ya?” Ajak Jeremy sambil melongos pergi ke parkiran. “ Nin, emang temen lu ada di kosan?” tanya Pratama, dan membuat langkah Jeremy terhenti dan kembali ke salah satu booth jajanan mereka. “ Ada kok Bang, barusan gue chat.” Jawab Nina “ Ayo” Ajak Pratama, ia bangkit dan menuju parkiran. “ Ehhh gue hampir lupa, Nin, kasih tau temen lu, suruh tunggu depan kosan ya, 5menit kita sampe” Perintah Pratama pada Nina. “ Iya Bang.” Teriak Nina, karena Jeremy dan Pratama sudah agak jauh.
Tak sampai 5 menit, mereka sudah sampai depan gerbang kosan yang dimaksud. “ Panas ini, anakanya mana sh?” keluh Pratama lagi. “ Ngeluh mulu lu manusia, sabar dikit napa?” sambil menghisap vapenya, Jeremy menyuruh Pratama untuk menunggu. “ Lu chat Nina mending Tam, suruh temennya sekarang turun.” Lanjut Jeremy. “ Bentar gue telpon.” Balas Pratama.
Setelah beberapa kali kebul, bunyi gerbang yang berusaha dibuka terdengar, Jeremy dan Pratama langsung mengalihkan mata mereka ke pintu gerbang itu, keluarlah gadi cantik yang masih menggunakan hotpants dan tanktop hitam, wajahnya menampakkan bahwa ia baru saja bangun tidur. “ Kakak yang diminta Nina ngambil ini ya?” tanya gadis itu, jeda beberapa saat, Pratama menjawab “ Iya, makasih ya.” Jawab Pratama cengengesan sambil mengambil barang yang dimaksud. Setelah itu Jeremy baru tersadar dari bengongnya. “ Lu ngekos disini?” Tanya Jeremy, Pratama menoleh ke jeremy dengan tatapan bingung “ Iya Kak, jangan disebar-sebar ya.” Pinta gadis itu, sambil menyatukan kedua telapak tangannya. “Iya, buat apa juga gue nyebar-nyebarin lu tinggal dimana? Ya uds, kita cabut ya.makasih ya. Yuk tam.” Jeremy langsung duduk di jok belakang motor Pratama, disusul Pratama dan mereka berpamitan. Jeremy melihat dari spion motor Pratama, bahwa gadis itu sedang ngulet dan menampakkan ketiak yang putih dan sedikit udelnya.
“Jer, lu kenal dia? Tiba-tiba nanya lu kok ngekos disini?” Tanya Pratama yang heran kepada Jeremy yang sudah mengenal junior cantik dan sexy seperti dia. “Cewe tadi yang biasa gue tontonin tiap malem.” Jawab Jeremy dengan bangga. “ Anjing, JKT48?!” Pratama tak percaya bahwa gadis tadi adalah member JKT48. “Namanya siapa Jer?” tanya Pratama lagi “ Anin.” Jawab jeremy agak teriak sambil tersenyum.
Beberapa hari kemudian....
Di sebuah teras panjang depan kelas-kelas, banyak mahasiswa yang sedang duduk dan asik bersiap-siap untuk bermain game itu khusus mereka yang sedang ngumpul. “ Cepetan man, lama nih, keburu jago nih gue!” teriak Jeremy yang bosan menunggu sambil meneguk es teh manisnya dari gelas plastik. “ Sisa 3 slot nih. Ga ada yang mau join lagi apa?” teriak salah satu mahasiswa yang tingkatnya dibawah Jeremy 2 tahun. “ Gue masih boleh join?” tanya salah satu gadis yang ada dibelakang Jeremy. “ Sung aja.” Jawab Jeremy spontan, tapi dia jarang mendengar suara wanita itu, kemudian dia menoleh ke belakang, diman agadis itu berada, ekspresi Jeremy agak berubah melihat gadis itu, ia melihat wanita cantik yang merupakan adik tingkat, sekaligus member dari grup idola favoritnya. Dia adalah Anindhita Rahma Cahyadi. Untuk menghilangkan kegugupan, Jeremy langsung memberitahu ID room dan passwordnya kepada Anin “ Ya udah ayo join, nih id room sama passnya.” Dan ketika sudah join, Anin 1 slot dengan Jeremy dan 2 teman lainnya. “ Lu gpp 1 slot sama gue Nin?” tanya Jerey agak malu karena 1 tim dengan anggota dari JKT48 “ Gpp lah.” Jawab Anin PD sambil tersenyum. “ Kang gesrek langsung rede dong, ngomong mulu!” teriak temannya Jeremy yang usil mengganggu keasikan Jeremy dengan Anin. Jeremy tersadar dan langsung menekan tombol START pada game itu, dan battle royale pun dimulai.
1 jam sudah berlalu, battle royale pun sudah selesai, tim Jeremy memenangi game kali ini.
“ Anjirr, Jeremy tumben jago banget.” Puji salah satu adik tingkatnya dan beberapa orang disitu. “ Iyalah, malu dia kalo mati pertama depan Anin.” Ledek Pratama, dan semua tertawa. Jeremy jadi salah tingkah sementara Anin tertawa geli juga, ia tak percaya Jeremy sering kalah, padahal sejak tadi bermain, Jeremy terlihat sigap dan handal dalam menggunakan senjata yang didapat.
“ Gue cabut duluan ya.” Anin berdiri pamit untuk kembali ke kosannya. “ Cepet amat Kak, padahal bentar lagi mau segame.” Sebut junior Anin yang juga tadi bermain. “ Ngantuk gue. Bye” Anin melambaikan tangan. Tiba-tiba ada yang menyahut “ Kak Anin gamau dianterin Jeremy?” Tanya adik tingkat yang lain, yang merupakan teman dekat Jeremy. “ Mulut lu, lemes banget.” Jeremy jadi salting lagi. “ Udah Nin, langsung pulang aja, rahang nih anak-anak emang pada ringan banget.” Lanjut jeremy, tapi tampak Anin berpikir “ Boleh sih Kak, kalo nggak ngerepotin.” Jawab Anin sambil senyum dan memberikan jempol. “ OK!” jawab Jeremy spontan “ HAH?!” setelah beberapa saat ia tersadar dan kaget. “ Mau nggak?” tanya Anin. “ Udah Bang, anterin aja, kapan lagi nganterin Jekeyti balik?” kompor junior yang lain. “ Lu gpp Nin?” tanya Jeremy tak percaya “ Ia Kak, gpp lagian ga ada yang tahu ini kok.” Jawab Anin, dan Jeremy langsung bangkit dari duduknya dan berlari ke parkiran depan untuk mengambil motornya. Kemudian dia berhenti. “ Nin, lu tunggu di pintu samping, kita lewat samping aja biar deket. Ga panas juga kok.” Teriak Jeremy, Anin berjalan sedikit dari teras itu dan menuju pintu samping yang tak jauh dari situ. Jeremy pun sudah tiba dengan motornya dan menawarkan helm pada Anin yang entah milik temannya yang mana, yang ia ambil saat di parkiran. “Nih, Nin.” Kasih Jeremy kepada Anin “ Ga usah Kak, deket ini.” Tolak Anin halus “ Oh ya udah gpp, gue takut ada razia zebra doang di pertigaan.” Canda Jeremy sambil memasukkan helm di tangannya. Anin pun kemudian naik dan motor itu meluncur dengan kecepatan sedang.
“ Udah sampe Mbak.” Jeremy menirukan ojek online. “ Makasih ya Mas, tadi udah pakai g***y ya?” Anin menahan tawa. “Lu lucu juga ya Nin?” tanya Jeremy. “ Kemana aja Kak? Makanya sesekali nonton team K3.” Anin menjawab dengan pede. “Ga ada oshi, ngapain nonton? Nonton kamu mah di Kampus aja.” Balas Jeremy, kemudian Anin secara reflek mencubit perut Jeremy dan membuatnya kesakitan.
Tiba-tiba langit mendung itu semakin gelap dan membuat hujan deras “ Kak, motornya masukin aja.” Teriak Anin yang langsung membuka gerbang kosan itu dan ia masuk beserta Jeremy dan motornya. “ Kak, ke kamar aku aja dulu ya?” Ajak Anin. “ Ga usah Nin, ga enak gue masuk kamar cewek.” Jawab Jeremy. “ Udah gpp, banyakan malunya Kakak, di teater ga ada malunya.” Anin menarik lengan Jeremy menuju kamarnya dilantai 3.
Kamar Anin yang berada di pojokan gedung itu. Anin memutar kunci dan kemudian membuka pintu kamarnya, wangi kamar tercium ke hidung Jeremy, baunya feminim sekali piki Jeremy. Ia agak kikuk masuk ke kamar wanita. Ia terakhir masuk kamar wanita yaitu kamar sepupunya, dan itu juga saat umur 10 tahun.
“Duduk aja dulu kak.” Aku ganti baju dulu, gpp ya?” Jeremy hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia duduk diseberang kasur Anin. Anin kemudian masuk ke kamar mandi yang ada di kamar itu. Jeremy melihat sekeliling, agak berantakan, tapi masih bernatakan kamarnya. Sambil menunggu, Jeremy kembali memainkan game battle royale yang tadi ia dan teman-temannya mainkan di Kampus.
15 menit kemudian, Anin keluar dari kamar mandi, wangi semerbak dari shampoo dan sabun Anin kini memenuhi ruangan iti, tapi Jeremy masih terfokus pada game di HP nya, ia memang suka lepa keadaan jika sedang bermain, apalagi menggunakan earphone. Anin berdiri didepan pintu kamar mandinya, melihat seniornya yang sedang fokus bermain game itu. Ia melihat ekspresi seniornya itu lucu kemudian mengambil bungkus snack di meja sebelah pintu kamar mandinya, kemudian mengganggu Jeremy dengan memencet asal-asalan layar HP Jeremy “ Weeeiii, benntar, dah mau menang....ehh menang.” Jeremy agak kaget, karena ketika diganggu, malah ia yang memenangkan game tersebut. “ HAHAHAHA.... makasih dong sama gue.” Anin terlihat bangga. Ketika hendak melihat Anin, jeremy agak kaget, melihat junior idolanya itu menggunakan tanktop dan hotpants putih, yang hanya menutupi bagian atas paha Anin saja “ Makasih.” Jeremy berucap agar tak dikira macam-macam. “ Gue join dong.” Anin meminta untuk main bersama “ Ya udah, log in aja, entar gue invite.” Balas Jeremy. Anin mengklik icon game itu di layar HP nya kemudian berbaring tengkurap di kasurnya sambil mengambil kemudian memakan snack keripik tadi. “ Kak, sini aja baring, duduk mojok gitu, kayak maba aja hahahahaha” Anin mengajak Jeremy untuk berbaring sambil menepuk kasur disebelahnya. “ Aku keringet Nin, lagian kan kotor abis dari Kampus.” Jawab jeremy sambil melihat Anin yang sedang mengunyah keripiknya. “Sok bet bersih, gpp Kak, ga ada Nyokap gue atau Nyokap lu kak,sini baring.” Balas Anin, kini ia menunjukkan ekspresi cemberut yang membuatnya semakin lucu. Akhirnya Jeremy ngalah, tapi ia duduk dipojokan kasur. “ Sini baring sih!” Anin menarik lengan Jeremy dan membuatnya tersungkur. Jeremy mencium wangi dari tubuh dan rambut Anin “ Anjirr wanggiii, jadi engas gini gue.” Pinta Jeremy dalam hati. Jeremy memperbaiki posisi baringnya dan mereka akhirnya main bareng.
“ YEAAAYYY” teriak Anin duduk sambil mengangkat kedua tangannya, ia mendapatkan final kill di game itu. Jeremy hanya terbengong, karena mestinya itu menjadi momennya. “Nyampah lu.” Jeremy nampak bete. “Lagian lama banget bunuh orang kayak gitu.” Bela Anin kemudian mencubit lengan kiri Jeremy.Jeremy kemudian duduk juga dan mencubit lengan Anin, mereka kini saling balas cubit. Ketika jeremy hendak mencubit perut kanan Anin, Anin menghindar dan mmebuat keseimbangannya goyang, ia oleng kebelakang, Anin reflek menarik Jeremy, Jeremy ikut reflek, ia menyanggah kepala belakang Anin dengan tangannya kemudian merek berdua terjatuh. Mereka menutup mata ketika terjatuh.sepersekian detik, mereka membuka mata. Tatapan mereka hanya berjarak 5cm. Mereka saling menatap dalam bengong. Entah mengapa, tiba-tiba bibir mereka berdua sudah bertemu, Jeremy lebih aktif dalam memainkan lidanhya didalm bibir juniornya itu. Anin menutup mata, tak ingin melawan, ia menikmati perbuatan dari seniornya itu. Tangan kanan Jeremy mulai aktif, tangannya sudah hinggap di paha kiri Anin dan mulai menyentuh pantat Anin ,seketika itu juga Jeremy melepas ciumannya dan duduk, ia mereasa bersalah.
Terakhir diubah: