Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Menemani adik tingkat (Update 3)

Iron48will

Tukang Semprot
Daftar
22 Jul 2016
Post
1.009
Like diterima
1.495
Bimabet
“ Kak, gue nggak nyangka deh, lu akhirnya yang muasin gue.” Sebut gadis yang tubuhnya diselimuti selimut motif bunga bewarna kuning itu kepada pria yang sedang duduk telanjang dan masih berkeringat itu. Pria itu tersenyum dan menjawab. “ Gue aja nggak nyangka bisa ngentotin idol kayak lu Nin.”
------------------------------------------------------------------------
“ Ahhhh anjing dahhh.” Pria itu sedikit berteriak kesal karena salah satu juniornya meninggalkan salah satu barang penting untuk persiapan acara mereka di kosan temannya setelah semalam menginap.
“Kosannya dimana?” tanya senior lainnya yang berada disebelahnya.
“ Di belakang Kak, dia ngekos di sebelah **M**** Residence.” Jawab junior wanita itu. “ Deket itu mah Tam.”Jawab senior itu kepada temannya yang bernama Pratama itu. “ Lumayan itu kalo jalan Jer.” Pratama membalas temannya yang bernama Jeremy itu. “Udah deh, sung aja dah, pake motor lu ya?” Ajak Jeremy sambil melongos pergi ke parkiran. “ Nin, emang temen lu ada di kosan?” tanya Pratama, dan membuat langkah Jeremy terhenti dan kembali ke salah satu booth jajanan mereka. “ Ada kok Bang, barusan gue chat.” Jawab Nina “ Ayo” Ajak Pratama, ia bangkit dan menuju parkiran. “ Ehhh gue hampir lupa, Nin, kasih tau temen lu, suruh tunggu depan kosan ya, 5menit kita sampe” Perintah Pratama pada Nina. “ Iya Bang.” Teriak Nina, karena Jeremy dan Pratama sudah agak jauh.
Tak sampai 5 menit, mereka sudah sampai depan gerbang kosan yang dimaksud. “ Panas ini, anakanya mana sh?” keluh Pratama lagi. “ Ngeluh mulu lu manusia, sabar dikit napa?” sambil menghisap vapenya, Jeremy menyuruh Pratama untuk menunggu. “ Lu chat Nina mending Tam, suruh temennya sekarang turun.” Lanjut Jeremy. “ Bentar gue telpon.” Balas Pratama.
Setelah beberapa kali kebul, bunyi gerbang yang berusaha dibuka terdengar, Jeremy dan Pratama langsung mengalihkan mata mereka ke pintu gerbang itu, keluarlah gadi cantik yang masih menggunakan hotpants dan tanktop hitam, wajahnya menampakkan bahwa ia baru saja bangun tidur. “ Kakak yang diminta Nina ngambil ini ya?” tanya gadis itu, jeda beberapa saat, Pratama menjawab “ Iya, makasih ya.” Jawab Pratama cengengesan sambil mengambil barang yang dimaksud. Setelah itu Jeremy baru tersadar dari bengongnya. “ Lu ngekos disini?” Tanya Jeremy, Pratama menoleh ke jeremy dengan tatapan bingung “ Iya Kak, jangan disebar-sebar ya.” Pinta gadis itu, sambil menyatukan kedua telapak tangannya. “Iya, buat apa juga gue nyebar-nyebarin lu tinggal dimana? Ya uds, kita cabut ya.makasih ya. Yuk tam.” Jeremy langsung duduk di jok belakang motor Pratama, disusul Pratama dan mereka berpamitan. Jeremy melihat dari spion motor Pratama, bahwa gadis itu sedang ngulet dan menampakkan ketiak yang putih dan sedikit udelnya.
“Jer, lu kenal dia? Tiba-tiba nanya lu kok ngekos disini?” Tanya Pratama yang heran kepada Jeremy yang sudah mengenal junior cantik dan sexy seperti dia. “Cewe tadi yang biasa gue tontonin tiap malem.” Jawab Jeremy dengan bangga. “ Anjing, JKT48?!” Pratama tak percaya bahwa gadis tadi adalah member JKT48. “Namanya siapa Jer?” tanya Pratama lagi “ Anin.” Jawab jeremy agak teriak sambil tersenyum.
Beberapa hari kemudian....
Di sebuah teras panjang depan kelas-kelas, banyak mahasiswa yang sedang duduk dan asik bersiap-siap untuk bermain game itu khusus mereka yang sedang ngumpul. “ Cepetan man, lama nih, keburu jago nih gue!” teriak Jeremy yang bosan menunggu sambil meneguk es teh manisnya dari gelas plastik. “ Sisa 3 slot nih. Ga ada yang mau join lagi apa?” teriak salah satu mahasiswa yang tingkatnya dibawah Jeremy 2 tahun. “ Gue masih boleh join?” tanya salah satu gadis yang ada dibelakang Jeremy. “ Sung aja.” Jawab Jeremy spontan, tapi dia jarang mendengar suara wanita itu, kemudian dia menoleh ke belakang, diman agadis itu berada, ekspresi Jeremy agak berubah melihat gadis itu, ia melihat wanita cantik yang merupakan adik tingkat, sekaligus member dari grup idola favoritnya. Dia adalah Anindhita Rahma Cahyadi. Untuk menghilangkan kegugupan, Jeremy langsung memberitahu ID room dan passwordnya kepada Anin “ Ya udah ayo join, nih id room sama passnya.” Dan ketika sudah join, Anin 1 slot dengan Jeremy dan 2 teman lainnya. “ Lu gpp 1 slot sama gue Nin?” tanya Jerey agak malu karena 1 tim dengan anggota dari JKT48 “ Gpp lah.” Jawab Anin PD sambil tersenyum. “ Kang gesrek langsung rede dong, ngomong mulu!” teriak temannya Jeremy yang usil mengganggu keasikan Jeremy dengan Anin. Jeremy tersadar dan langsung menekan tombol START pada game itu, dan battle royale pun dimulai.
1 jam sudah berlalu, battle royale pun sudah selesai, tim Jeremy memenangi game kali ini.
“ Anjirr, Jeremy tumben jago banget.” Puji salah satu adik tingkatnya dan beberapa orang disitu. “ Iyalah, malu dia kalo mati pertama depan Anin.” Ledek Pratama, dan semua tertawa. Jeremy jadi salah tingkah sementara Anin tertawa geli juga, ia tak percaya Jeremy sering kalah, padahal sejak tadi bermain, Jeremy terlihat sigap dan handal dalam menggunakan senjata yang didapat.
“ Gue cabut duluan ya.” Anin berdiri pamit untuk kembali ke kosannya. “ Cepet amat Kak, padahal bentar lagi mau segame.” Sebut junior Anin yang juga tadi bermain. “ Ngantuk gue. Bye” Anin melambaikan tangan. Tiba-tiba ada yang menyahut “ Kak Anin gamau dianterin Jeremy?” Tanya adik tingkat yang lain, yang merupakan teman dekat Jeremy. “ Mulut lu, lemes banget.” Jeremy jadi salting lagi. “ Udah Nin, langsung pulang aja, rahang nih anak-anak emang pada ringan banget.” Lanjut jeremy, tapi tampak Anin berpikir “ Boleh sih Kak, kalo nggak ngerepotin.” Jawab Anin sambil senyum dan memberikan jempol. “ OK!” jawab Jeremy spontan “ HAH?!” setelah beberapa saat ia tersadar dan kaget. “ Mau nggak?” tanya Anin. “ Udah Bang, anterin aja, kapan lagi nganterin Jekeyti balik?” kompor junior yang lain. “ Lu gpp Nin?” tanya Jeremy tak percaya “ Ia Kak, gpp lagian ga ada yang tahu ini kok.” Jawab Anin, dan Jeremy langsung bangkit dari duduknya dan berlari ke parkiran depan untuk mengambil motornya. Kemudian dia berhenti. “ Nin, lu tunggu di pintu samping, kita lewat samping aja biar deket. Ga panas juga kok.” Teriak Jeremy, Anin berjalan sedikit dari teras itu dan menuju pintu samping yang tak jauh dari situ. Jeremy pun sudah tiba dengan motornya dan menawarkan helm pada Anin yang entah milik temannya yang mana, yang ia ambil saat di parkiran. “Nih, Nin.” Kasih Jeremy kepada Anin “ Ga usah Kak, deket ini.” Tolak Anin halus “ Oh ya udah gpp, gue takut ada razia zebra doang di pertigaan.” Canda Jeremy sambil memasukkan helm di tangannya. Anin pun kemudian naik dan motor itu meluncur dengan kecepatan sedang.
“ Udah sampe Mbak.” Jeremy menirukan ojek online. “ Makasih ya Mas, tadi udah pakai g***y ya?” Anin menahan tawa. “Lu lucu juga ya Nin?” tanya Jeremy. “ Kemana aja Kak? Makanya sesekali nonton team K3.” Anin menjawab dengan pede. “Ga ada oshi, ngapain nonton? Nonton kamu mah di Kampus aja.” Balas Jeremy, kemudian Anin secara reflek mencubit perut Jeremy dan membuatnya kesakitan.
Tiba-tiba langit mendung itu semakin gelap dan membuat hujan deras “ Kak, motornya masukin aja.” Teriak Anin yang langsung membuka gerbang kosan itu dan ia masuk beserta Jeremy dan motornya. “ Kak, ke kamar aku aja dulu ya?” Ajak Anin. “ Ga usah Nin, ga enak gue masuk kamar cewek.” Jawab Jeremy. “ Udah gpp, banyakan malunya Kakak, di teater ga ada malunya.” Anin menarik lengan Jeremy menuju kamarnya dilantai 3.
Kamar Anin yang berada di pojokan gedung itu. Anin memutar kunci dan kemudian membuka pintu kamarnya, wangi kamar tercium ke hidung Jeremy, baunya feminim sekali piki Jeremy. Ia agak kikuk masuk ke kamar wanita. Ia terakhir masuk kamar wanita yaitu kamar sepupunya, dan itu juga saat umur 10 tahun.
“Duduk aja dulu kak.” Aku ganti baju dulu, gpp ya?” Jeremy hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia duduk diseberang kasur Anin. Anin kemudian masuk ke kamar mandi yang ada di kamar itu. Jeremy melihat sekeliling, agak berantakan, tapi masih bernatakan kamarnya. Sambil menunggu, Jeremy kembali memainkan game battle royale yang tadi ia dan teman-temannya mainkan di Kampus.
15 menit kemudian, Anin keluar dari kamar mandi, wangi semerbak dari shampoo dan sabun Anin kini memenuhi ruangan iti, tapi Jeremy masih terfokus pada game di HP nya, ia memang suka lepa keadaan jika sedang bermain, apalagi menggunakan earphone. Anin berdiri didepan pintu kamar mandinya, melihat seniornya yang sedang fokus bermain game itu. Ia melihat ekspresi seniornya itu lucu kemudian mengambil bungkus snack di meja sebelah pintu kamar mandinya, kemudian mengganggu Jeremy dengan memencet asal-asalan layar HP Jeremy “ Weeeiii, benntar, dah mau menang....ehh menang.” Jeremy agak kaget, karena ketika diganggu, malah ia yang memenangkan game tersebut. “ HAHAHAHA.... makasih dong sama gue.” Anin terlihat bangga. Ketika hendak melihat Anin, jeremy agak kaget, melihat junior idolanya itu menggunakan tanktop dan hotpants putih, yang hanya menutupi bagian atas paha Anin saja “ Makasih.” Jeremy berucap agar tak dikira macam-macam. “ Gue join dong.” Anin meminta untuk main bersama “ Ya udah, log in aja, entar gue invite.” Balas Jeremy. Anin mengklik icon game itu di layar HP nya kemudian berbaring tengkurap di kasurnya sambil mengambil kemudian memakan snack keripik tadi. “ Kak, sini aja baring, duduk mojok gitu, kayak maba aja hahahahaha” Anin mengajak Jeremy untuk berbaring sambil menepuk kasur disebelahnya. “ Aku keringet Nin, lagian kan kotor abis dari Kampus.” Jawab jeremy sambil melihat Anin yang sedang mengunyah keripiknya. “Sok bet bersih, gpp Kak, ga ada Nyokap gue atau Nyokap lu kak,sini baring.” Balas Anin, kini ia menunjukkan ekspresi cemberut yang membuatnya semakin lucu. Akhirnya Jeremy ngalah, tapi ia duduk dipojokan kasur. “ Sini baring sih!” Anin menarik lengan Jeremy dan membuatnya tersungkur. Jeremy mencium wangi dari tubuh dan rambut Anin “ Anjirr wanggiii, jadi engas gini gue.” Pinta Jeremy dalam hati. Jeremy memperbaiki posisi baringnya dan mereka akhirnya main bareng.
“ YEAAAYYY” teriak Anin duduk sambil mengangkat kedua tangannya, ia mendapatkan final kill di game itu. Jeremy hanya terbengong, karena mestinya itu menjadi momennya. “Nyampah lu.” Jeremy nampak bete. “Lagian lama banget bunuh orang kayak gitu.” Bela Anin kemudian mencubit lengan kiri Jeremy.Jeremy kemudian duduk juga dan mencubit lengan Anin, mereka kini saling balas cubit. Ketika jeremy hendak mencubit perut kanan Anin, Anin menghindar dan mmebuat keseimbangannya goyang, ia oleng kebelakang, Anin reflek menarik Jeremy, Jeremy ikut reflek, ia menyanggah kepala belakang Anin dengan tangannya kemudian merek berdua terjatuh. Mereka menutup mata ketika terjatuh.sepersekian detik, mereka membuka mata. Tatapan mereka hanya berjarak 5cm. Mereka saling menatap dalam bengong. Entah mengapa, tiba-tiba bibir mereka berdua sudah bertemu, Jeremy lebih aktif dalam memainkan lidanhya didalm bibir juniornya itu. Anin menutup mata, tak ingin melawan, ia menikmati perbuatan dari seniornya itu. Tangan kanan Jeremy mulai aktif, tangannya sudah hinggap di paha kiri Anin dan mulai menyentuh pantat Anin ,seketika itu juga Jeremy melepas ciumannya dan duduk, ia mereasa bersalah.
 
Terakhir diubah:
“ Nin, sorry.” Jawab Jeremy sambil menunduk, walaupun dia bukan pria baik yang masih perjak, tapi ia masih memiliki akal sehat agar tidak macam-macam dengan adik tingkat sekaligus idolanya itu. Anin kemudian duduk juga dan hanya menatap seniornya. “ Gue cabut dulu.” Jawab Jeremy singkat, ketika hendak berdiri, ia ditahan oleh Anin. Anin menahan pundak jeremy dengan kedua tangannya. “ Kak, gue pengen.” Pinta Anin, Jeremy bingung “Gue gamau aneh-aneh sama idola gue Nin.” Jawab Jeremy.
“ Lu ga aneh-aneh Kak, sekarang gue pengen, dan lu bisa nuruutin gue kan?sebagai fans gue.” Balas Anin.
“Gue bukan bucin Nin.” Balas Jeremy.
Anin mulai lelah “Kak, gue gabakal laporan sama fans gue, gue juga bakal ke manajemen, ke temen-temen gue.Sekarang gue pengen lu muasin gue.” Anin serius, entah mengapa ia ingin bersetubuh dengan fansnya itu.
Jeremy mulai bimbang. Anin memilih untuk memulai, ia langsung mencium bibir seniornya itu. Lidahnya bermain didalam mulut Jeremy. Jeremy belum membalas perlakuan Anin, ia masih sibuk memikirkan kata-kata Anin dan, menurutnya, perkataan Anin tak ada salahnya. Kini lidah Jeremy juga mulai aktif, lidah jeremy dan Anin sling melilit. Kedua tangan Jeremy mulai bergeriliya di tubuh Anin. Mulai dari paha, pantat yang sesekali ia tampar dan remas sesekali. Karena hotpants yang digunakan Anin tipis, Jeremy merasakan bahwa Anin tak menggunakan CD tapi jeremy cuek saja, ia melanjutkan geriliya nya seluruh tubuh Anin, tangannya kini sudah berada dipunggung Anin, ia meraba seluruh punggung Anin tapi tidak menemukan tali BH nya, maka Jeremy mengarahkan tangannya ke dada Anin, ia meremas-remas kedua payudara Anin,telapak tangan Jeremy merasakan bahwa ada yang mengganjal di telapaknya, dan ia yakin bahwa itu adalah puting Anin, ia sesekali mencubit puting itu.
Jeremy melepas ciumannya, dan membuat liur mereka menjadi jembatan dan kemudian putus, Anin nampak terengah-engah. “Lu ga pake daleman Nin?” tanya Jeremy heran. “Iya kak, di Kosan gue ga pernah pake daleman.” Jawab Anin. Jeremy kemudian mengajak Anin untuk melanjutkan di kasur, Anin berbaring diatas kasurnya dan Jeremy berada diatas Anin. Kembali, Jeremy menciumi bibir Anin, lidah mereka saling melilit membuat liur mereka melelh keluar. Tangan Jeremy tak tinggal diam, kedua tangannya menurunkan tali tanktop Anin sehingga menampakkan pundak putih dan mulu Anin, tangan Jeremy bergeriliya disekitaran situ.
Merasa kurang nikmat karena tak ada suara, Jeremy melepas ciuman dan kini ciumannya berada disekitar leher dan tenguk Anin “Aaaaahhhh......Kaaaakkkkk......Sssshhhhh” desahan-desahan sudah keluar dari mulutnya, desahan-desahan dari seorang idol. Itulah yang ditunggu oleh Jeremy. Selain leher dan tenguk, Jeremy juga menjilati kuping Anin,membuat Anin menjadi geli. “Aaaahhhh.......Kaaaakkkk.....geeelll...ahahaha.” seluruh leher dan juga telingan Anin sudah dijelajahi oleh lidah Jeremy, kini ia ingin merasakan kedua payudara Anin. Ia mengangkat kepalanya kemudian mengeluarkan kedua tangan Anin dari kedua tali tanktopnya dan menurunkan tanktop itu sehingga langsung menyembul payudara yang pentilnya bewarna pink dan sudah tegang itu. Karena berpengalaman, lidah Jeremy menyisir sekitaran payudara Anin itu, dari payudara kiri ke kanan, kiri ke kanan, sekitaran puting,bahkan celahnya juga ia jilati. “AAAAAHHH....Kaaaaakkkkk.....Geelllll.....aaahhhhhh” desahan-desahan Anin semakin besar namun, mereka tak takut karena kosan Anin memang kedap suara, dan menjadi salah satu kosan mahal didaerah situ.
Puas menjelajahi payudara Anin, kini hidangan utama akan disantap pleh Jeremy, mulutnya melahap puting payudara Anin sebelah kanan dan tangan kanannya memainkan payudara Anin sebelah kiri. Puting merah muda itu dilat keatas, kebawah, digigit kecil beberapa kali, bahkan disedot “AAAAAHHHHHHHHH........KKKAAAAAAKKKKKKK.......Terr....aaaaaaahhhh” Anin mengeleng-gelengkan kepalanya karena menikmati perbuatan Jeremy,rambutnya mulai berantakan, keringat mulai mengalir dari dahinya dan leher. Melihat juniornya itu blingsatan, tangan kanan Jeremy mulai meraba vagina Anin dari luar hotapants tipis itu, tangannya merasakan bahwa bagian itu sudah agak basah, membuat jeremy memutuskan untuk menggeseknya dengan kecepatan sedang “BWWWAAAAAAHHHHHHH.....KAAAKKKK.....GIIIIILLL.....AAAAAHHH” Anin semakin blingsatan menerima rangsangan diseluruh tubuhnya. Kakinya yang daritadi tidak. banyak bergerak mulai banyak bergerak,menendang tanpa arah.
Lidah Jeremy kini kembali ke leher Anin yang sudah bercampur antara liur Jeremy dan keringat Anin, tangan kanannya mencubit dan memelintir, tangan kirinya terus menggesek vagina Anin dari luar celananya.
“KAAAKKK terrrruussss... Kaaaaakkkk......Aaaaahh.....ssssshhhhhhh...AAAAAHHHHHH......AAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHH” desahan panjang Anin menandakan bahwa dia sudah mencapai klimaks pertamanya, Jeremy langsung mengangkat tubuhnya agar bisa melihat junior sekaligus idol nya klimaks berkat dirinya.tangan kiri Jeremy sempat merasakan cairan yang keluar dari vagina Anin. Matanya melotot, punggungnya naik, kakinya tegang. Jeremy sampai takjub melihat klimaks dari juniornya itu. Bahkan terlihat sedikit cairannya keluar dari sela paha dengan celananya bahkan sampai ada yang membasahi kasur. “Haaaahh....haaaaahhh...hhhaaaaahh....Haaaahhh’ Nafas Anin terdengar, dadanya naik turun, wajahnya nampak mengkilat, matanya terpejam, rambutnya sudah berantakan, celananya basah. Pemandangan yang sangat indah di mata Jeremy hingga saat ini walaupun sudah banyak wanita yang pernah ia tiduri bahkan bersama teman-temannya, entah mengapa, Anin berbeda. Jeremy membiarkan Anin beristirahat, menikmati sisa orgasmenya itu.
 
Melihat Jeremy yang hanya mengangumi indah tubuhnya, membuatnya klimaks, bahkan terlalu nikmat, membuat Anin ingin memuaskan seniornya itu juga. “Kak, aku bukain celana Kakak ya?” tanya Anin sambil bangun dan merangkak mendekati seniornya yang duduk didepannya. Anin menyibak rambutnya kebelakang dan kini mendekatkan wajahnya ke celana jeans hitam Jeremy, menempelkan wajahnya dan kemudian tangannya membuka kancing dan resleting celana jeans itu. Kini nampak boxer putih motif buah-buahan. Anin kini melepas jeans Jeremy dan melemparnya asal. “ Kak boxernya lucu deh “ Puji Anin sambil tersenyum “Apalagi yang ini.” Anin menjamah penis jeremy yang terbungkus langsung oleh boxer itu, tanpa CD lagi. Kemudian meremasnya “Errghhh” jeremy mengadah keatas karena keenakan. “Kak baring deh, biar enak” minta Anin. “ Gue senderan deh, biar gue bisa liat juga ya?” minta Jeremy balik sambil melepas bajunya, Anin mengangguk tersenyum menerima tawaran dari Jeremy itu. Jeremy mengangkat pantatnya agar memudahkan Anin melepas boxernya, langsung menyembullah penis yang mirip pisang itu yang ditumbuhi rambut lumayan lebat. Anin kagum melihat penis yang mirip dengan film porno yang biasa ia tonton di internet. Anin hanya melihat, kemudian mengelus penis itu dari atas ke biji zakar dan sebaliknya. Jeremy memejamkan matanya karena keeanakan menerima rangsangan dari tangan halus Anin itu. Kemudian Anin menggenggam penis itu dan mengocoknya, tubuh Jeremy langsung merinding, ia sangat bersyukur bisa merasakan hal seperti ini. “ Ninnnnnn....enak beeetttt....wwuuuhhhh” Jeremy mengerang kenikmatan menerima kocokan di penisnya oleh Anin. “Kak, mau lanjut babak selanjutnya ga?” tanya Anin manja, Jeremy langsung mengangguk, Anin menurunkan hotpantsnya yang sudah becek karena terlihat perbedaan warna di hotpants itu. Terlihatlah vagina seorang idol yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu dan terlihat lembab itu. “WAW” hanya kata itu yang keluar dari mulut Jeremy. “Woi kak, kenapa ngeliatnya sampe gitu banget sih?” Tanya Anin mengangetkan Jeremy “Kayak ga pernah liat memek aja” lanjut Anin dengan nada yang dikecilkan karena malu. “Lu aja masih malu Nin hahahaha” ejek Jeremy. “Apaan sih Kak?” Anin cemberut karena kali ini malu dikatai Jeremy.
“Nin, lu baring lagi deh.”pinta Jeremy, Anin mengangguk dan mereka bertukar tempat. Kini posisi Jeremy berada tepat didepan vagina Anin kemudian ia memegang penisnya dan mulai menancapkan sedikit kepala penisnya di bibir vagina Anin, ia menaik turunkan penisnya juga di di vagina Anin “Uuuuhhhh.....Kaaaaakkkk” ia juga kini kembali merangsang puting Anin dengan bibirnya.Desahan-desahan kembali terdengar dari mulut Anin. Karena merasa sudah basah dan bisa langsung ditusuk, tanpa basa basi karena melihat Anin sedang terbuai dengan rangsangan darinya, jeremy langsung memasukkan penisnya kedalam vagina Anin, tapi disaat yang sama, jeremy sangat kaget, tubuhnya gemetar tak percaya. Ia bangkitkan badannya. Ia melihat ada darah yang keluar dari sela penis dan vagina mereka “Anjj.....Nin, lu kok ga ngomong?” tanya Jeremy tak percaya, rasa bersalahnya ditambah melihat Anin yang mengeluarkan air mata. “Nin, maaf” Jeremy semakin lesu, ia hendak melepas penisnya,tapi ia tak bisa mundur.Jeremy dikagetkan karena kedua kaki Anin menahannya “Nin kenapa?”tanya Jeremy tak percaya. Anin membuka matanya yang masih meneteskan air mata “lanjutin Kak, gue pengen.” Jeremy masih menatap Anin antara percaya atau tidak. “Kak” suara Anin kembali terdengar. Jeremy menyeka air mata Anin dengan tangannya kemudian mengemutnya. “Gue bakal muasin lu.” Jawab jeremy mantap. Jeremy langsung merobek tanktop Anin yang berada diantara payudara dengan perutnya. Sehingga tak ada lagi yang menghalangi pandangannya ke tubuh Anin. Jeremy mulai menggenjoti penisnya secara perlahan sambil mencium bibir Anin dan kedua tangannya bermain di payudara dan puting Anin. Jeremy ingin menghilangkan rasa sakit di vagina Anin dengan merangsang tubuh Anin. Tubuh Jeremy menutupi tubuh Anin yang kecil itu.
“Aaaaaaahhhhh.......Kaaaaakkkkkk.....aaaaaahhhh”Ciuman Jeremy kini berpindah ke leher Anin sehingga desahan Anin yang daritadi tertahan langsung lepas “Kaaaaaakkkk....eennnnaaaakkkkk” merasa tubuh Anin yang sudah berkurang tegangnya, Jeremy meningkatkan tempo genjotan ke level sedang “AAAAAAHHHHHH” desahan Anin semakin kencang, kedua tangannya meremas bantal dan membuat ketiak putihnya terpampang jelas. Lidah Jeremy berpindah ke ketiak kiri Anin “Kaaaaakkkkk....gelliiiii.hahahahaha” Anin mendesah antara nikmat dan geli.
“KKKKAAAAKKKKKKK” desahan itu membuat tubuh Anin kembali terangkat, ototo vaginanya semakin kuat memijat penis Jeremy.Jeremy berhenti dulu membiarkan Anin menikmati klimaksnya yang kedua kalinya. Tubuh Anin semakin berkeringat, sehingga nampak berkilau dan semkain memancarkan aura seksinya di mata Jeremy.Jeremy tersenyum puas bisa membuat member JKT48 itu dua kali orgsme oleh dirinya. Beberapa helai rambut menempel disekitaran wajah dan leher Anin, dadanya naik turun lagi mengikuti irama nafasnya yang kelelahan, matanya memejam tanda lelah. Merasa kepalang tanggung, Jeremy melanjutkan genjotannya “ Nin, gue lanjutin ya.” Jeremy memompa penisnya dengan tempo yang cepat. “Kaaaakkkk....aaaaaaahhhhhh” payudara Anin kini berguncang-guncang karena genjotan dari Jeremy yang kencang. “Aaaaaahhhhhhhh......aaaahhhhh....aaaahhhhhh” kembali tubuh Anin digerayangi oleh Jeremy, membuat desahan-desahan Anin semakin liar. Anin hanya bisa menerima perlakuan dari senior kampusnya itu, karena ia menikmati perlakuan jeremy kepada dirinya.
“Nin, guueee pengennn.. keluaaarrrr” Jeremy semakin kencang memompa penisnya, ia tak merangsang tubuh Anin lagi, tangannya hanya memegang panggul Anin, ia ingin melihat keindahan tubuh Anin saat akan orgasme. “Kakkk gueeehh jugaa pengen lagiiii” Anin membalas. “Dalem atau luar?” tanya jeremy lagi “daleemmm ajaaa” Anin mengizinkan Jeremy untuk menegluarkan spermanya didalam karena ini bukan masa suburnya.
“NIIIINNNNNNN”
“KAAAAAAKKKKK”
Teriakan itu menandakan bahwa Jeremy telah menyemprotkan spermanya kedalam vagina Anin dan Anin telah mencapai orgasmenya yang ke 3 di hari ini. Kini Jeremy berpangku pada kedua tangannya, dibawahnya ia melihat Anin yang telah kacau namun sangat menggairahkan. Beberapa tetes keringat jatuh ke dekat bibir Anin, Anin menjilati keringat itu dengan mata tertutup, ia tersenyum tanda puas, walau lelah tetap ada di wajahnya.
Penis Jeremy menyusut perlahan, membuat sperma, darah,dan cairan Anin keluar bersama membanjiri kasur disekitaran paha dan vagina Anin. Jeremy sempat melihat selimut di ujug kasur, ia menutup tubuh Anin, dan kemudian ambruk ketiduran disebelah Anin yang lebih dulu terlelap.
Jam sudah menunjukkan pukul 18.00. Jeremy terbangun dengan kondisi masih telanjang, ia mengira bahwa itu hanya mimpi namun, ia melihat tubuh Anin yang tadi ia tutupi selimut itu. Ia mengambil HP nya, melihat banyak notif di HP nya, kemudian membalas chat grup. Ia juga tak ingin meninggalkan Anin sendirian setelah kejadian ini, apalagi setelah kejadian tadi.
20 menit kemudian Anin mulai tersadar. “Kak?” panggil Anin ke Jeremy, Jeremy langsung menengok kearah Anin. Ia melihat Anin yang tersenyum dengan rambut yang berantakan itu “ Kak, gue nggak nyangka deh, lu akhirnya yang muasin gue.” Sebut gadis yang tubuhnya diselimuti selimut motif bunga bewarna kuning itu kepada pria yang sedang duduk telanjang dan masih berkeringat itu. Pria itu tersenyum dan menjawab. “ Gue aja nggak nyangka bisa ngentotin idol kayak lu Nin.” “Kak, gue haus.” Kata Anin “ Air di dispenser boleh dipake?”tanya Jeremy “ Boleh lah Kak, masak nggak?” balas Anin, ia lucu melihat seniornya masih malu-malu, padahal baru saja menggagahinya. Jeremy bangkit dari kasur dan mengisi gelas dengan air dispenser itu. Jeremy menaruh gelas disamping meja kecil disebalah Anin tidur, ia membantu Anin untuk bersender agar minumnya tak tumpah. Ketika diangkat, selimut itu turun dan menampakkan payudara Anin. Namun, Jeremy tetap ingin fokus memberi air itu kepada Anin.Anin meneguk air itu dengan cepat kemudian habis “Lagi?” tanya Jeremy, Anin menggeleng. Jeremy kembali ke kasur.
“Nin, gue pamit ya?” Jeremy meminta izin, Anin sedikit ekcewa namun tetap mengizinkannya. Jeremy kembali mengenakan pakaiannya. Setelah selesai, Jeremy hendak mengajak tos tapi tangan kanan Jeremy ditarik, sehingga wajah keduanya kembali mendekat dan kembali berciuman sesaat. “Makasih ya Kak.” Itulah yang terucap dari Anin setelah ciuman itu lepas. Jeremy hanya tersenyum sambil kembali berjalan ke pintu. “Eeeehh Kak.” Panggil Anin lagi. Jeremy menengok ke belakang “Kenapa?” “Bagi kontak L**E atau W* Kakak dong.” Pinta Anin. “Buat?” Jeremy bingung buat apa Anin meminta kontaknya “Buat nanya tugas kek, atau nanti Kakak ada ngulang kelas bareng gue gitu.” Jawab Anin. “Mulut lu Nin Nin.” Jawab Jeremy kemudian memberitahu id L**E nya kepada Anin. “OK, udah ku add, entar konfirm ya” setelah meng add Jeremy. “Males ahh” tawa Jeremy sambil berjalan lagi menuju ke pintu dan meninggalkan kosan Anin.
“Kak jeremy lucu juga ya.sayang jarang ngeliat dia.”senyum Anin timbul, mengingat Jeremy yang lucu, ia merasa kurang enak karena selama ini cuek kepada seniornya itu di Kampus, padahal ia senior yang baik.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd