Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Menyesal? Tentu Saja Tidak! (NO SARA)

Status
Please reply by conversation.
Semoga sukses menarik perhatian para pembaca sehingga ikut berkomentar jadi rame dan cerita ini bisa berlanjut sampai tamat yang mana saya agak meragukannya dan semoga saja keraguan saya salah..
 
Buat mulustrasi ada di part PROLOG ya huu. Selamat baca and keep semprot!

PART 2

Ketika hari pertama masuk sekolah, aku benar2 tidak bersemangat memulai hari sebagai siswa kelas 3. Bagaimana tidak, aku terpisah dengan kedua sahabatku terlebih lagi posisi mereka digantikan dengan dua orang yg kubenci. Hufftt.. tahun ini akan menjadi tahun yang panjang buatku. Hari itu aku sengaja dateng agak telat akibat tidak semangat sekolah. Ketika sampai di seklolah aku melihat murid2 mulai berbaris rapi di lapangan tanda upacara akan dimulai. Aku pun berlari menuju kelasku dan mulai mencari bangku kosong, tapi hanya terdapat 1 bangku kosong dibagian belakang tetapi tidak paling belakang. Aku menaruh tasku di bangku itu. Di samping bangku kosong itu terdapat tas cowo ntah milik siapa. Ah masa bodo aku harus buru2 kebawah untuk upacara.


Upacara pun usai. Semua murid mulai memasuki kelas masing2. Aku mengeluhkan pidato kepsek yang sangat panjang sehingga beberapa murid terlihat keringetan. Di lapangan aku tidak sempat berbicara dengan Dea dan Vina. Aku pun segera naik ke kelas dann..... rupanya Sherly dan Bella duduk tepat dibelakangku. Bangku mereka paling belakang. Ah betapa sialnya hari ini untukku. Akupun berjalan menuju bangkuku

"Gila tuh kepsek pidato lama banget" keluh Sherly, kulihat ia mengipas2 tubuhnya menggunakan buku karna kepanasan.

"Tau tuh! Udah tau panas pake segala panjang pidatonya." Ucap Bella ikut mengipas2 dirinya dengan buku.

Aku pun langsung duduk tanpa memandang mereka berdua. Aku mengambil hp ku di tas dan membuka buka IG. Tiba2 Sherly bangun dan duduk disampingku yg saat itu bangku disebelahku belum diduduki penghuni aslinya.

"Eh nama lu siapa? Kenalin gue Sherly." Dia menjulurkan tangannya sambil tersenyum kearahku. Ramah juga dia. Meskipun penampilannya begitu kupikir orangnya sombong.

"Aku Olive. Salam kenal Sherly." Aku pun menjabat tangannya dan membalas senyumannya.

"Oohhh lu Olive yang terkenal pinter itu?? Gue pikir anaknya bakal 'nerd' gitu, eh taunya lu cantik juga ya. Oh btw, gue Bella. Maaf yaa sebelumnya gue gak begitu kenal sama lu hehe." Aku sedikit kaget dengan ucapan Bella yang blak2an mengenai diriku. Meski begitu ada perasaan senang mendapat pujian darinya.

"Hehe iyaa gapapa kok." Gila, asli gak nyangka sifat mereka ternyata cukup welcome. Aku pun mulai sedikit nyaman dengan sikap mereka ke aku. Kami pun berbincang bincang ringan mencoba mengakrabkan diri sampai akhirnya ada cowo yang datang ke tempat dudukku.

"Sorry ganggu, mau ngambil hp bentar"

OMG. Itukan... Daffa. Gitaris band sekolah ini ternyata duduk disampingku!? Ternyata pagi ini tidaklah buruk2 banget. Dia pun dengan cepat mengambil hpnya di tas lali pergi meninggalkan kelas. Aku sedikit terpana dengan ketampanannya sampai tiba2 Bella menepuk pundakku.

"Woy! Ngeliatinnya gitu amat, suka lu ya??" Tanya bella sambil menggodaku.
"Gak kok siapa bilang. Aku gak mau pacaran lagian juga." Bantahku berusaha menutupi kebenaran yang ada

"Santai aja kali liv, gak ada salahnya kok suka sama cowo. Lu bahkan gak perlu pacaran sama dia buat nunjukkin perasaan lu." Kali ini Sherly yang berbicara.

"Beneran gak kook. Aku agak kaget aja tadi tiba2 ada cowo." aku semakin terpojok dengan ucapan 2 temanku ini. Wait... teman? Bukankah aku membencinya. Tapi mereka sungguh baik padaku. Hmm dilema. Bel pun berbunyi tanda jam pelajaran pertama dimulai dan ini merupakan pertama kali aku sedekat ini dengan Daffa. Duh deg2an rasanya.


Seminggu sudah aku jalani di kelas 3 ini bersama teman2 baruku. Aku, Sherly, dan Bella pun semakin akrab tiap harinya. Aku juga sudah tidak gugup lagi mengobrol dengan Daffa. Kedua sahabatku pun agak bingung melihatku akrab dengan Sherly dan Bella.

"Kamu jadi deket ya sama Sherly Bella." Tanya Dea padaku saat istirahat di kantin.

"Iyasih, tapi mereka aslinya baik kok."

Aku pun menjawab sambil minum es teh manis yang kupesan

"Awas nanti kamu jadi kayak mereka lagi. Pake baju ketat dan roknya juga ketat" Vina memperingatiku

"Iya santai aja Vin, gue gak.. eh aku gak akan kayak mereka berdua kok hehe"

"Tuhkan kamu mulai 'lu-gue'. Pasti gara2 mereka tuh! Jauhin aja sih mereka, lagian juga mereka pasti membawa pengaruh buruk ke kamu!" Vina mulai kesal dengan pertemananku dengan Sherly-Bella

"Apaansih. Aku bisa jaga diri kok. Lagian mereka itu ternyata baik gak seperti yang selama ini kita kira!" Aku pun pergi meninggalkan 2 sahabatku itu dan menuju kelas.


Tak jauh dari kantin aku bertemu dengan Sherly dan Bella yang sedang mengobrol dengan 5 orang cowo: Rangga, Beni, Dion, Dani, dan Rian Mereka berlima terkenal karna kenakalannya. Saat kelas 11 aku pernah ditembak oleh Rangga. Saat itu aku pun menolak cintanya dengan halus. Dani dan Dion pun juga kabarnya dulu suka sama Dea. Tapi mereka belum sempat menembak Dea karna sikap Dea yang terlalu cuek ke mereka. Nasib Vina pun tak jauh beda dari kami, ia bahkan pernah ditembak oleh Beni depan kelas yang membuat heboh satu angkatan. Hal itu membuat Vina malu dan menampar pipi Beni sebagai tanda penolakan yang sangat jelas darinya.

"Liv sini duluu" tiba2 Sherly menghampiriku dan menarik tanganku ke tempat mereka mengobrol.

"Nih kenalin temen baru gue yang sering gue ceritain ke lu lu pada, namanya olive" Sherly memperkenalkan diriku pada mereka. Masing2 dari mereka mulai memperkenalkan diri mereka sambil mengulurkan tangan. Meskipun aku sudah mengenal mereka semua tetapi kami belum berkenalan secara resmi. Aku ragu untuk berjabat tangan karena bukan mukhrim tapi ntah kenapa aku malah menjabat tangan mereka.

"Gue olive." what? Gue? Lagi2 aku berucap kata 'gue'. Pasti gara2 aku sering bermain dengan Sherly dan Bella. Ternyata benar apa yang dikatakan oleh Vina, aku sedikit demi sedikit tertular Sherly dan Bella. Tapi hal itu tidak menggangguku sama sekali kok.


Kami pun akhirnya mengobrol bersama layaknya seorang teman yang sudah lama kenal. Aku pun tak canggung lagi berkata Gue-Lu ketika berbicara. Kami tertawa bersama karna tingkah lucu Rangga dan Beni yang humoris. Selama mengobrol beberapa kali Rangga melirik ke arahku. Sepertinya ia masih berharap ingin pacaran denganku hihihi.... Kami pun mulai larut dalam perbincangan kami sehingga membuatku sedikit melupakan kedua sahabatku yang sepertinya masih ada di kantin.

Bel pun berbunyi menandai berakhirnya istirahat siang ini. Aku tidak lagi melihat Dea dan Vina. Sepertinya mereka langsung ke kelas. Aku pun menuju kelas bersama dengan Sherly dan Bella. Kami layaknya seorang sahabat saat itu. Kami mengobrol dan tertawa bersama diperjalanan kembali ke kelas. Yang membuat pemandangan ini aneh adalah seorang siswi berjilbab bermain dengan 2 siswi berpakaian seksi. Hmm cukup aneh sih memang tapi aku nyaman2 saja dengan mereka. Aku seakan-akan tak peduli dengan seragam ketat yang dipakai. Beberapa pasang mata melihat ke arah kami dengan ekspresi kaget di wajah mereka
"Loh itukan.... Kok mainnya sama Sherly Bella ya?" "Sejak kapan mereka bersahabat?" "Wah anggota geng baru tuh"
Kata2 mereka tidak bisa disembunyikan meskipun mereka sudah berbisik-bisik.

Ketika bel pulang
"Liv, lu ngerti materi fisika tadi gak? Otak gue agak mumet nih." Ucap Bella sambil membereskan bukunya di meja.
"Ngerti kok bel, mau gue ajarin?" Aku menawarkan jasaku padanya, dan tentu saja aku sudah fasih ngomong 'lu-gue' hehehe.
"Naah boleh tuh gue juga mau dong diajarin sama lu. Kebetulan ada PR fisika kita kerjain bareng aja, gimana?" Ajak Sherly.
"Gue sih bisa2 aja ngerjain bareng. Lu gimana Liv?" Bella tampaknya sudah setuju dengan usul Sherly.
"Hmm... Boleh deh. Hari ini aja gimana?"
"Ayoo, di rumah gue aja" tiba2 Daffa ikut2an ngobrol." Aku deg2an parah dengan tawaran Daffa itu
"Dih siapa yang ngajak lu. Ntar yang ada lu keenakan dikelilingin 3 bidadari cantik. Hahaha." Sherly spontan menolak tawaran Daffa.
"Yaudah di rumah gue aja gimana? Kebetulan rumah kosong sampe malem. Nanti lu berdua pulang aja dulu rapih2 trus ke rumah gue jam 5 an." Ajak Sherly.
Aku dan Bella pun setuju dengan tawaran Sherly. Kami pun keluar kelas dan langsung menuju rumah masing2.

Tiba2 masuk chat dari Vina. Ia meminta maaf dengan kelakuannya tadi di kantin. Ia juga mengajakku bertemu di rumahnya untuk bermain. Dea juga akan hadir di rumahnya. Aku pun membalas chat Vina, aku memaafkannya dan meminta maaf karena tidak bisa ikut main di rumahnya. Aku berdalih akan ada kerja kelompok sepulang sekolah. Tapi aku tidak berkata kalau akan kerja kelompok di rumah Sherly. Vina pun memaklumi dan chat berakhir.

Sesampainya di rumah aku langsung rapih2 dan memakai baju yang menutup aurat seperti biasanya. Saat ini aku mengenakan jilbab pashmina putih. Aku juga memakai kemeja berwarna biru dan kulot berwarna putih. Jam 16.30 masuk chat dari Sherly, ia meng 'shareloc' alamat rumahnya. Karna jalanan pasti macet aku tidak meminta supirku untuk mengantarku dengan mobil, akhirnya akumemesan ojek online saja.

Aku sampai di rumah Sherly tepat jam 5 sore. Rumahnya lumayan besar dan berada di perumahan elite. Aku memencet tombol rumah dan dibukakan pintu oleh pembantunya Sherly. Aku pun disambut oleh Sherly di ruang tamu. Ia hari ini mengenakan tanktop ketat berwarna putih sehingga payudaranya tercetak jelas. Celana yang ia kenakan pun sangatlah pendek hingga menunjukkan pahanya yang putih mulus itu. "Astagfirullah, apa pantas pakaian seperti itu di kenakan? Meskipun di rumah tetap saja terlalu terbuka." Ucapku dalam hati.
"Ayo langsung ke kamar gue, Bella udah nungguin tuh." Ohh ternyata Bella sudah sampai disini
Aku mengikutinya dari belakang menaiki anak tangga. Terlihat jelas bongkahan pantatnya mencetak celana pendeknya itu. Sesampainya di kamar Sherly aku melihat Bella sedang tiduran tengkurep di kasur sambil menonton sesuatu di laptop itu.
"Bel udahan dulu nontonnya, guru kita udah dateng nih." Ucap Sherly mengagetkan Bella
"Ehh iya2 sorry hehe." Kulihat Ia masih mengenakan rok sekolahnya tetapi atasannya tanktop pink yang tidak kalah ketat seperti milik Sherly. Payudaranya pun terlihat lebih besar daripada milik Sherly.

Kami pun mulai belajar dan berhenti di waktu Isya. Saat magrib aku tak lupa menunaikan ibadah solatku dan juga saat isya aku solat kembali.
"Huaaaahhh capeee belajar teruuusss...." Ucap bella sambil mengangkat tangannya ke atas membuat payudaranya benar2 menonjol.
"Sama gue juga. Pesen makan yuk!" Seru Sherly yang terlihat mukanya mulai kusut. Aku dan Bella mengiyakan saja usulan Sherly karna kebetulan kami sudah benar2 lapar. Sherly pun membuka hp dan memesan pizza tapi tidak dari aplikasi, kulihat dia malah mengechat Dion.
"Jadi pesen gak Sher? Kok malah ngechat Dion?" Tanyaku penasaran
"Biarin dia aja yang beli terus anter kesini, dia punya hutang ke gue." Balasnya sambil tetap mengechat Dion. Tak lama Sherly keluar kamar sambil menelepon orang di hpnya.
"Ihh cepet anterin.... Kesian udah pada laper.... Yaudah nanti gue jatahin deh.... Ah bawel lu ah.... Iyaa iyaa ampe puas.... HAH?? Yaudah terserah lu deh gue gak ikut campur, yang penting cepetan beli trus anterin kesini... Iyaa udah cepetan...."
Aku hanya dapat mendengar suara Sherly dari luar kamar. Kira2 siapa dan tentang apa ya mereka ngobrol? Ampe puas? Hmm aku tidak terlalu memikirkan hal itu karna perutku sudah keroncongan.

Sherly lalu masuk kamar sambil bermain hp
"Pizzanya lagi di pesenin Dion tuh, nanti dia sama temen2nya mau main kesini. Bel sini dulu bentar mau ngomong." Sherly mengajak Bella keluar kamar untuk mengobrol. Aku ditinggal sendirian di kamar sambil bermain hp. Aku tak dapat mendengar percakapan mereka di luar kamar. Tak lama Bella masuk kamar tanpa adanya Sherly. Ia bertanya padaku "lu gak gerah pake kerudung trus liv?" Tanya bella sambil tiduran disampingku.
"Udah biasa kok kayak gini, dari kecil gue udah diajarin berjilbab. Lagian juga ac nya nyala jadi gak gerah deh. Emgnya lu gak kedinginan make baju terbuka kayak gitu??" Aku balik bertanya padanya.
"Malah enak begini tauu. Badan lu bebas bergerak gitu." Ucap Bella
"Ohh gitu. Gue bingung deh sama kalian, kok kalian pake seragam sekolah ketat2 gitu?" Aku benar2 ingin tau alasan mereka
"Hmm gimanaa yaa... enak aja gitu, badan gue tuh seksi jadi sayang kalo gak diekspos dan gue jadi ada perasaan bangga kalo diliatin cowo2 gitu, makanya gue suka pake baju ketat bin seksii biar mereka makin seneng liatin gue." Jelas Bella padaku
Aku cukup kaget dengan penjelasannya itu. Kemudian Sherly kembali ke kamar membawakan biskuit dan minuman es jeruk. Tanpa pikir panjang aku pun langsung meminum es jeruk itu "bissmillahirrahmanirrahim..." Glek glek glek ahh. Huuu segar sekali rasanya minum es jeruk itu.

Kami pun mengobrol sambil menyantap biskuit dan menghabiskan es jeruk di teko. Obrolan kami beragam sampai akhirnya ke satu topik yang benar2 tabu buatku.
"Lu pernah nonton bokep gak liv?" Pertanyaan itu muncil dari mulut Bella.
"Sampai saat ini sih gak pernah Bel, paling2 Fifty Shades of Grey itupun bagian skidipapap nya gue skip." Ucapku santai sambil meminum es jeruk itu. Ternyata minuman ini menangkan pikiranku. Aku menjadi sedikit rileks dengan perbincangan 'about sex' ini. Sudah lama sekali kami berbincang mengenai sex ini. Hingga minuman di teko pun berganti dengan alkohol milik Sherly.
"Tapi luu suka gak sih mikir ngentot sama Daffa?" Ucap Sherly sedikit mabuk karna alkohol
"Hah? Ngentot?" Glek aku menenggak segelas alkohol yang dituangi Bella.
"HAHAHAHA.... Mikirin sihh tapi gak nyampe ngentot jugaa kalii... Emgnya lu pikir gue cewe apaan mikirin gituan. Liat dong gue berjilbab suci gini gak kayak lu sekolah kek jablay hahahah " Bella dan Sherly tak tersinggung dengan ucapan 'jablay' bahkan mereka tertawa lepas. Omonganku mulai kacau karena pengaruh minuman beralkohol ini. Entah mengapa aku selalu meminumnya ketika Bella menuangkannya pada gelasku. Padahal aku tau alkohol itu haram tapi sepertinya aku mulai menyukai minuman haram ini.

Bella dan Sherly pun bercerita tentang pengalaman seks mereka. Bella melepas perawannya saat SMP dengan pacarnya yang SMA. Hal sama terjadi pada Sherly. Mereka pun bercerita kalau ngeseks itu enak. Mereka terkadang menjadi wanita panggilan. Aku pun hanya tertawa mendengar cerita mereka sambil berpikir "betapa hinanya kalian hahaha". 1 botol alkohol sudah kami habiskan. Kami benar2 mabuk malam itu. Badanku mulai terasa panas dan gerah setelah minum2an haram itu, tapi rasanya benar2 nyaman ditubuhku. Aku pun melepas hijab pashminaku dan membuka 2 kancing atas kemejaku membiarkan udara masuk.
"Sheeerrr... Dion kapan nyampenya deh?? Gue udah laper mau sosis." Ucap Bella pada Sherly. Sosis? Perasaan Dion akan beli pizza deh. Ah namanya juga mabok kali ya hahaha.

Jam menunjukkan pukul 21.30, Dion baru sampe dengan 4 kawanannya. Kami turun kebawah dengan muka mabuk dan mulut bau alkohol. membawakan pizza dan beberapa botol alkohol serta 1 kantong dari minimarket yang tidak kuketahui apa isinya. "Ahh... lagi2 alkohol. Malam ini sepertinya akan menyenangkan" ucapku dalam hati seperti kecanduan alkohol. Meskipun aku berhijab tetapi aku tidak menyesal telah meminum minuman haram itu.


Apakah aku akan mabuk lagi malam ini?
Apakah aku benar2 kecanduan alkohol?
Apakah aku menyesal? Tentu saja tidak!

(Apabila ada komentar jangan sungkan buat nyampeinnya hu :Peace: :Peace: )
 
Apakah olive bakal jadi binal?
Ini yang seru buat di tungguin..
 
semangat terus suhu, cerita nya bagus sangat !!!
two thumbs for you~
 
Mantap gan ceritanya lanjutkannn 💪💪💪 saran aja diawal jangan terlalu cepet gan phasenya jadi bisa dibikin penasaran" dulu
 
Bimabet
Sangat bagus ritme pas pertahankan hu saya sangat suka ceritanya
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd