Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Menyesal? Tentu Saja Tidak! (NO SARA)

Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Terlalu cepet perubahannya...
Gak ada dilemma dalam hati olive...
 
Sangat bagus ritme pas pertahankan hu saya sangat suka ceritanya
Thank you suhu... Jangan berenti baca cerita ane yaa :Peace:
kalo yg alim jadi binal & haus sex maka cerita ini bakal sangat menarik :p
SETUJUUU...!!! BINALKAN YANG ALIMM!!:D
Mantapp..pelan2 aja ya bro..biar dpt feel nya
Makasih huu atas sarannya...
Terlalu cepet perubahannya...
Gak ada dilemma dalam hati olive...
Oke hu makasih sarannya... Nanti akan ane tambahkan 'bumbu' tambahan supaya racikan makin sempurna:)
 
UPDATE HUU...!!!

Beberapa saran dari suhu2 disini udah ane baca.
Terimakasih buat suhu2 yang udah memberikan kritik dan sarannya. :beer:

Terimakasih juga yang udah nyemangatin ane buat update.:Peace:

Jangan ragu buat berkomen ya huu

PART 3

"Sorry yaa lama nunggu, tadi jalanan macet banget udah gitu gue juga harus jemput anak2 nih." Dion menjelaskan alasannya ia telat.
"Yaudaah gapapalah yang penting nyampe barangnya." Sherly langsung merebut pizza dari tangan Dio. Dia duduk dan menaruhnya di meja ruang tamu dan mulai memakannya

Aku yang jalan sempoyongan mencoba turun dari tangga sambil memegang kepalaku. Wait.... Aku tidak mengenakan hijab! Ah biarin deh baru sekali ini mereka melihatku tak berhijab. Sekali2 kek beri mereka tontonan. Kayaknya asik juga ngasih tontonan seperti yang biasa dilakukan Sherly dan Bella hihihi...

"Wiiihh.... Olive mabok? Sejak kapan lu mabok2an??" Ucap Beni sambil menunjuk ke arah ku yang akan duduk di samping kanan Sherly. Bella duduk di samping kiri sehingga Sherly sekarang berada di tengah2 kami.
"Baruu kali ini kok, kenapa gak suka?" Jawabku agresif mungkin efek dari alkohol. Aku mulai menyantap pizza itu.
"Gila gak nyangka gue hijaber kayak lu mabok juga ternyata. Trus berani lagi lepas hijab depan cowo2 hahaha" ucap Rangga.
Aku sedikit tertegun dengan kata 'hijaber' membuatku seolah tak pantas mengenakan hijab.
"Ya suka2 gue dong... Kalo gak suka mending lu pulang deh sono!" Aku tidak meyukai Rangga dengan sikapnya itu. Terlebih lagi cara dia menatapku seperti ingin menerkamku. Aku baru sadar ternyata 2 kancing atasku terbuka dan memperlihatkan sedikit mini set warna hitam. Sambil menggigit pizza aku dengan tenang menutup 1 kancing dan membiarkan kancing paling atas terbuka. Sambil menutup kancing aku sempat melirik Rangga di depanku. Glek. Terlihat jelas jakunnya naik turun. Sepertinya dia benar2 suka dengan diriku HAHAHA...

Ya, aku memang menggunakan miniset sampai sekarang karna payudaraku terbilang kecil. Bisa dibilang seperti tetelan. Sepertinya ini memang keturunan dari ibuku yang payudaranya juga kecil. Hal itu juga turun ke Kak Fira. Dia juga berpayudara kecil seperti ibu dan adiknya. Tidak seperti sahabatku, Dea dan Vina, mereka dikaruniai sepasang payudara yang indah. Tidak terlalu besar tapi cukup indah untuk dipandang. Hal ini kuketahui ketika menginap bersama di rumahku. Saat itu Vina baru selesai mandi. Ia tidak membawa handuk ke kamar mandi dan memintaku untuk mengambilkan handuk. Ketika memberikannya ia membuka lebar pintu kamar mandi dan terlihat jelas tubuh bugil Vina. Kulitnya benar2 bersih putih tanpa adanya cacat. Payudaranya juga tidak terlalu besar tapi tidak kecil.

Kalo Dea waktu itu kulihat payudaranya saat kami pergi berenang. Di ruang bilas aku tak sengaja membuka ruangan yang sudah diisi oleh Dea. Dea awalnya terkejut tapi kemudian tertawa ketika melihatku. Aku justru langsung melihat ke arah payudaranya yang hampir sama besar seperti milik Vina. Tetapi payudara mereka benar2 kalah oleh payudara milik Bella dan Sherly. Payudara mereka masuk kategori tobrut atau toket brutal! Ukurannya bukan ukuran rata2 payudara anak sma, benar2 besar pokoknya. Aku memang kadang suka minder dengan ukuranku yang kecil ini, tapi aku tidak terlalu mempedulikannya.

Aku tidak melihat keberadaan Dion. Sepertinya dia ke dapur sembari membawa belanjaannya. Ruang tamu diisi 4 cowo yang lain: Beni, Rangga, Rian, dan Dani. Dari tadi mereka beberapa kali melirik ke arah payudara Sherly dan Bella. Payudara mereka yang tobrut itu seperti tidak mampu tertutupi dengan baik oleh tanktop ketat yang mereka kenakan. Apalagi posisi duduk Sherly yang menyilangkan kedua pahanya sehingga pahanya makin terekspos. Mereka pura2 bermain hp tetapi dapat kulihat mata mereka fokusnya ke arah 2 cewe yang berpakaian seksi itu. 'Cekreekk....' muncul suara dan lampu flash menyala dari HP Rian.
"Yee si bodoh kok ada suaranya sih tolol." Maki Beni berbisik pada Rian. Saat itu posisi Rian dan Beni yang berdiri di depan kami hanya terpisah meja. Sementara Rangga dan Dani duduk di lantai tak jauh dari tempat Rian dan Beni sambil bermain game di HP
"Eh sorry2 lupa anjir." Melihat itu tiba2 Sherly membentak Rian.
"Heh, ngapain lu foto2in kita!?" Galak juga ternyata Sherly kalo marah.
"Sorry Sher, abis sayang kalo gak difoto. Baju lu sama Bella ketat banget sih jadinya gue iseng2 foto deh." Ucap Rian jujur. Sepertinya dia sedikit takut setelah dibentak Sherly.
"Kalo mau foto kita tinggal bilang aja kalii gak usah diem2. Foto kita lagi dong yan!" Tiba2 Bella sudah berpose membusungkan dadanya ke arah Sherly. Dia sedikit menunduk menunjukkan belahan payudaranya. Tanktop yang dipakai seakan akan hampir robek oleh payudara besarnya. Karna pose itu pantat Bella yang besar terlihat semakin menantang. Sherly pun juga ikut berpose dengan membusungkan dadanya ke depan dan sedikit menunduk. Rian dan Beni yang disuguhi pemandangan indah itu siap2 mengambil foto lagi.

Aku yang merasa risih ingin pergi dari situ. Ketika aku beranjak tanganku ditarik oleh Sherly.
"Mau kemana sih lu orang mau foto malah cabut." Aku pun terduduk kembali.
"Ihh gue maluu foto2 kayak gini. Lagian juga baju gue gak cocok di frame kamera. Baju kalian seksi2 gitu, masa gue make kemeja tertutup gini. Kan gak nyambung, lagian gue tetep di ruangan ini kok." Jelasku pada Sherly. Sebenarnya aku ini orang yang tidak pernah menolak ketika difoto. Aku suka sekali selfie2 di cermin kamarku hanya untuk iseng2 saja.
"Ohh kalo itusih gampang. Sini gue setting biar keliatan cocok di frame." Tiba2 Sherly ingin membuka kancing bajuku.
"Eh eh... Kok gitu sih? Lu mau telanjangin gue." Tanganku segera menyingkirkan tangan Sherly dari kancingku.
"Loh katanya kurang seksi, sini gue bikin seksi." Sherly kembali mencoba membuka kancingku.
"Ihh jangan semuanya tapi, 2 kancing aja." Aku pun membuka kembali kancing yang tadi sempat aku tutup, jadinya 2 kancing atasku kembali terbuka. Kok aku jadi menuruti permintaan Sherly ya. Padahal ini semua salah tetapi aku tidak bisa menolaknya.

Dalam lamunanku tiba2 Sherly dengan cepat membuka 2 kancing kemejaku lagi dan membuka kemeja ku sampai punggungku. Miniset dan pundakku terekspos jelas. Aku kaget dengan tindakan Sherly dan menatap matanya tanda memohon jangan diteruskan. Sherly membalas dengan senyuman dan melihat penampilanku.
"Nah sekarang jadi keliatan seksi deh. Lu cantik kok kayak beginim. Yuk ah foto, kesian tuh Bella dari tadi udah pose2." Sherly kembali berpose seperti semula. Kata2 Sherly membuatku pede akan diriku yang berpakaian 'tak pantas' ini. Aku berpose menyenderkan tubuhku pada punggung Sherly.

"Cekreek... Cekreek... Cekrekk... Ganti gaya. Cekreek... Cekrek..." Bak fotografer profesional Rian beberapa kali menyuruh kami untuk berganti pose. HP nya kini sudah diisi banyak foto kami. Kami sudah seperti model profesional saja hahaha.... Aku pun mulai menikmati hal ini, bahkan ketika Sherly menyuruhku untuk mengikat ujung kemejaku aku menurutinya. Aku melepas seluruh kancingku dan mengikat kedua unjungnya memamerkan perut mulus rampingku. Aku mulai berani menunjukkan pose2 yang lainnya. Aku pun tak kalah seksi berpose seperti Sherly dan Bella. Aku juga tak malu dengan payudaraku yang kecil ini.

Beni bertugas menyalakan flash dari HPnya sebagai tambahan cahaya. Rangga dan Dani telah selesai bermain game. Melihat kami yang sedang berfoto ria, Dani mematikan lampu ruang tamu.
"Kok dimatiin?" Tanyaku pada Dani.
"Biar hasilnya makin bagus Liv, nih gue tambahin lighting nya." Dani menyalakan flashnya membantu penerangan, Rangga mengikuti tindakan Dani. Dengan 3 lampu flash menyala membuat kami benar2 seperti foto di studio. Kami kembali berpose sesuai arahan fotografer 'profesional' kami, Rian. Sudah cukup lama kami melakukan sesi foto dadakan ini, kemudian Dion muncul dari arah dapur.

"Wihh lagi foto2 ternyata. Nih gue bawain minum. Wihh gila! Olive!? Gak nyangka ternyata lu berani juga ya hahaha..." ucap Dion menaruh 3 gelas berisi coca cola di meja yang tentunya untukku, Sherly, dan Bella. Aku yang terkejut segera membetulkan bajuku. "Astagfirullah, aku terlalu hanyut dalam sesi foto tadi." Tapi ucapan Dion tadi membuatku tersipu dan aku balas dengan senyum manisku. Kenapa aku malah tersenyum, seharusnya aku merasa malu. Saat itu juga Bella mengambil 1 gelas dan langsung diminum hingga abis. Glek glek glek ahhh.... Bella sepertinya benar2 haus karna sesi foto tadi. Kemudian Bella berdiri menghampiri Dion yang duduk di sofa sebelah. Langkahnya bak model, meliak-liukkan badannya membuat seluruh pandangan terutuju padanya termasuk aku dan Sherly. Dia mengitari Dion di sofa sambil tangannya mengelus pundak dion dan langkahnya terhenti tepat di belakang Dion. Sepertinya dia masih mabuk sampe sekarang. Aku saja sudah sadar sedikit meskipun masih agak pusing. Dion sampai memutar kepala melihat kelakuan Bella yang mabuk ini, tapi Dion tetap bersikap cool dan tenang. Melihat kesempatan ini, Dani pindah ke belakang Bella. Dari belakang, Bella mendekatkan wajahnya ke telinga Dion dan membuat dirinya menungging seperti orang rukuk dengan kakinya sedikit mengangkang. Karna masih mengenakan rok span SMA jadinya dia tidak dapat mengangkang sempurna. Dani yang ada di belakang Bella terlihat tersenyum dengan tingkah Bella apalagi sekarang Bella nungging tepat di depan Dani.

Bella berbisik sesuatu ke Dion. Aku tak dapat mendengar ucapan Bella itu. Kemudian Dion berkata "tenang, sebentar lagi kok sayang." Sambil mengeluskan kepala Bella, Dion sambil menolehkan kepalanya ke arah Bella dan disambut kecupan dari Bella. Aku yang sedang minum tiba2 tersedak melihat tindakan Bella.
"Uhhukk.. uhukk... Sorryy2 keselek" aku kemudian menaruh kembali gelasku yg berisi coca cola itu. Rasanya benar2 tidak enak tersedak minuman bersoda! Minuman soda ini membuat vaginaku sedikit gatal dan mulai agak basah. Atau mungkin karena aksi ciuman Bella tadi. "Duhh... Aku kenapa ya, kok rasanya baru kali ini kayak begini" ucapku dalam hati.

Disebelahku Sherly terlihat mulai gundah duduknya. Dia terlihat tidak tenang dan selalu menggerak gerakkan kakinya. Kulihat gelas Sherly sudah kosong. Dia juga mulai menggigit bibir bawahnya dan menatap tajam Rian. Tatapannya sungguh binal! Di tempat lain Bella juga masih dalam keadaan nungging memeluk leher Dion dari belakang sambil menciumi telinga Dion, terkadang juga lidahnya menari nari di telinga Dion. Dani juga mulai ikut beraksi dengan mendekati Bella dan mengelus elus pantat bohainya. "Aahhh... sshh.." suara itu datang dari sebelahku. Aku kembali melihat Sherly. Kali ini dia mulai meremas remas payudaranya sendiri sambil mengangkangkan kakinya. Aksinya membuat Rian, Rangga, dan Beni menatapnya tak berkedip. Dia mulai memejamkan matanya dan tangan satunya ke arah vaginya yang terlihat mulai basah!

Aku yang kaget segera menghabiskan coca cola ku untuk menenangkanku dan pergi menuju toilet.
"Sher, toilet dimana? Gue kebelet niihh..." Ucapku pura2 memegangi perutku.
"Dii ataashh... Sebelah kamar gue pintu warna putihhh... Sshhhh aahhh.." ucap Sherly sambil mengusap usap vaginanya dan ketiga cowo itu dengan senyuman menggoda.

Aku segera berlari ke atas dan masuk ke kamar mandi. Aku langsung membuka celana kulot beserta celana dalamku. Aku dapat melihat sedikit bercak cairan di celana dalamku. Kemudian aku mengelus vaginaku tepat dibelahannya dan........
"Aaaahh.... Mmmhhm...." Segera kututup mulutku dengan tangan yang satunya lagi. Aku mendesah cukup kencang saat itu. Tapi... Perasaan apa ini? Kenapa vaginaku sensitif sekali? Kenapa rasanya sangat geli? Kok banyak cairan yang keluar sih? Muncul berbagai pertanyaan dibenakku.

Kemudian aku terduduk di lantai kamar mandi sambil bersender di dinding. Tanganku belum beranjak dari vaginaku. Kurasakan semakin lama cairannya semakin banyak yang keluar. Kemudian kutari tanganku dan aku kembali mendesah "mmmhhhh...." Aku tetap menutup mulutku. Kulihat cairan di tangan kananku itu. Rasanya lengket, tak berwarna, dan baunya asin2 gimana gitu. Kucoba mengangkangkan kakiku sampai menyentuh pundakku. Kulihat vaginaku mengeluarkan banyak cairan sehingga vaginaku mengkilap olehnya. Tapi rasa gatal itu belum hilang. Kuberanikan lagi menggaruk vaginaku.
"MMHHHM.... mmhhhh.... Ohhhhh... Sshhh..." Perasaan apa ini? Kenapa rasanya enak sekali tiap tanganku menggesek gesek di bibir vagina ini. Aku pun dengan agak cepat menggaruk garuk vaginaku dan mengakibatkan semakin banjir cairan yang keluar. "Ooohhh kenapa ini enak... Apakah ini masturbasi??" Ucapku dalam hati.

Kemudian aku teringat percakapanku dengan Sherly dan Bella. Mereka sempat menyinggung soal masturbasi atau colmek untuk wanita dan coli untuk pria. Mereka menjelaskan kalau masturbasi biasa dilakukan seseorang dikala tak punya pasangan 'bermain'. Meskipun saat itu aku sedang mabuk tetapi aku mengingat jelas percakapan kami itu. Kemudian aku menarik napas panjang.... Dan mulai memasukkan jari telunjukku ke dalam vaginaku. Uuuuhhhh..... Nikmat sekali... Rasa gatal itu mulai teratasi dengan kegiatan 'masturbasi'. "Oohhh.. sshh... Ahhh.. ahhh..." Aku pun mendesah desah pelan takut terdengar oleh orang2 yang ada di bawah

Kemudian aku mendengar suara desahan lainnya dari arah bawah "aahhh.. yeesshh.. truussh... Yang cepeetthh" suara siapa itu?? Apakah mereka sedang melakukan seks? Tapikan mereka... Ah sudahlah. Yang penting aku harus menuntaskan kepuasanku dulu. Aku pun tak ragu lagi untuk mendesah keras karna kegiatan mereka benar2 mengalahkan suara desahanku di kamar mandi.

Lama kelamaan rasa gatal ini semakin menjadi jadi. Aku pun mengganti jariku menjadi jari tengah. Oohhh yeesshh... Ini lebih mantaapphh... Aku benar2 menyukai kegiatan ini. Pantas saja Sherly dan Bella benar2 menyukai berhubungan seks. Selang beberapa lama aku melihat sebuah sikat gigi ntah milik Sherly atau orangtua nya. Kemudian aku berdiri dan mengambil sikat gigi itu dari rak yang ada. Aku sedikit mencuci bagian pegangan sikat itu dan mengambil posisi seperti tadi lalu memasukkan gagang sikat gigi itu ke vaginaku. "OOOHHHH..." Aku berteriak cukup keras. Tapi aku yakin suaraku tak terdengar oleh mereka. Ini benar2 nikmat. Semakin dalam semakin enak rasanya. Aku masuk keluarkan sikat gigi itu dengan cepat. Lalu aku kembali teringat perkataan Sherly "kalo masturbasi itu enaknya sambil nonton bokep, atau gak bayangin aja orang yang lu suka lagi ngentotin lu, supaya makin berasa di memek." Aku pun mencoba mengambil hp ku di kamar Sherly buat mencari film porno. Tetapi kakiku tidak kuat untuk berdiri. Aku benar2 terbuai dengan masturbasi ini.

Kemudian aku pun mencoba untuk mengikuti saran kedua Sherly, membayangkan seseorang bersetubuh denganku. Kudengar desahan di bawah sana semakin heboh. Aku tidak tau apa yang dilakukan oleh 2 perempuan dan 5 lelaki sekaligus. Wait... Posisi perempuan tidaklah seimbang! Apa Sherly dan Bella benar2 bersetubuh dengan 5 orang cowo?? Tanpa pikir panjang aku kembali ke rencana awalku, mencoba saran kedua Sherly. Tapi siapa yang harus kubayangkan? Hmmm.... Ahh iyaa Daffa saja. "Aahhhhh...." Mengucapkan namanya saja sudah membuatku tak karuan, gimana membayangkannya. Aku memfokuskan pikiranku, membayangkan diriku sedang bersetubub dengan Daffa. "Aahhh.. oohhh.. iyaa teruushh sayaangghh... Aahh daffaa..." Racauku tak jelas menyebut nyebut namanya. Tubuhnya yang tinggi, muka ganteng, berat badan yang ideal benar2 terlihat dibayanganku. Ternyata saran Sherly benar2 manjur. Aku merasakan kenikmatan yang amat sangat dengan membayangkan lawan jenis.

Setelah beberapa lama aku merasa akan kencing. "Ohhh inikah yang disebut orgasme?" Pikirku ketika mengingat ingat kembali percakapanku saat mabuk tadi. Kata Bella "jadi puncaknya ngentot itu adalah orgasme liv, kalo cowo ngeluarin peju kalo cewe cairan gitu. Nah rasa2nya tuh kayak pengen pipis gituu dehh. Jadi kalo lu nanti colmek, trus kerasa mau pipis, lu cepetin kocokan lu truus lu keluarin deh pipis lu itu. Rasanyaa bener2 enak dehh, apalagi kalo orgasmenya sambil ngentot." Yaa... Tidak salah lagi, aku akan mencapai orgasme. Kupercepat kocokanku dann..... "Aahhhhhhh.... Haaahhh.. haahhh... Sshhh... Mmhh.." GILA! Bener2 enak rasanya. Rasanya benar2 legaaa banget. Aku benar2 kelelahan saat itu. Aku mencabut sikat gigi itu, ada rasa sedikit ngilu tapi nikmat.

Kucuci sedikit sikat gigi itu beserta sikatnya yang terkena cairanku. Mencuci vaginaku. Mengelapnya dengan tissu yang ada di rak. Dan kembali mengenakan celana dalam serta celana kulotku lalu keluar kamar mandi. Aku masih dapat mendengar desahan2 nikmat di bawah sana. Aku segera masuk ke kamar Sherly, kulihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul 11 malam. Aku baru ingat besok adalah hari libur dan orangtua ku pulang masih beberapa minggu lagi. Dengan pakaian yang lengkap tanpa hijab aku berbaring kelelahan di kasur dan kemudian tertidur pulas.

Apa yang terjadi dengan diriku?
Apa aku mulai terpengaruh Sherly dan Bella?
Apa ini semua karna pertemananku dengan Sherly Bella?
Kenapa aku tak mendengarkan peringatan Vina sedari awal?
Tapi, bersama Sherly Bella aku merasakan kenikmatan yang tiada tara. Duh aku jadi bingung dengan diriku sendiri.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd