Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Menyusui warga satu desa.

Alurnya bagus, tinggal konsisten menjaga alurnya dan updatenya hingga selesai
 
...
 Sesampainya di rumah, mereka bersih-bersih kaki dan cuci muka, setelah berjalan dari desa. Malam itu Kaia berniat tidur bersama kakek dan neneknya lagi karena besok harus menginap di sanggar selama hampir 2 minggu.

"Nek, besok kan Neng mulai nginap di Sanggar. Malam terakhir ini Neng mau tidur sama Nenek sama Kakek ya?" Ucap Kaia

"Iya Neng boleh, ayok sini neng sebelah nenek" Ucap Bu Wati

Kaia pun langsung duduk di ranjang sebelah neneknya. Tak lama, Pak Usman pun masuk pula ke kamar.

"Ehh ada Neng" Ucap Pak Usman terkejut

"Hehe iya Kek, neng tidur sini ya, Neng mau tidur sama kakek sama nenek" Ucap Kaia.

"Boleh Neng, oh iya Neng soal tadi, Kakek minta maaf ya ga bisa nolongin Neng, Kakek udah berusaha buat mencari pengganti Neng sebagai penari, tapi Kakek kalah suara dari tetua lainnya." Ucap Pak Usman

"Gapapa Kek, Neng malah harusnya terima kasih. Berkat Kakek, Neng bisa memilih untuk tidak kehilangan keperawanan Neng, makasih ya Kek" Ucap Kaia yang langsung menghampiri Kakek dan memeluknya.

"Sudah seharusnya tugas Kakek menjaga cucu semata wayang kakek" Ucap pak Usman.

"Neng ingin keperawanan Neng untuk suami Neng kelak" Ujar Kaia saat dipelukan Kakeknya.

Karena pelukannya Kaia, Dada Kaia menempel di dada Kakeknya. Kakeknya merasakan keempukan buah dada Kaia yang besar dan membuat birahinya naik. Tak lama, Kaia pun melepaskan pelukannya. Mereka berdua kembali ke ranjang.

"Yaudah ayok tidur udah mau larut ini" Ucap Bu Wati

"Neng tidur di tengah yah Nek" Ucap Kaia

Mereka bertiga pun berbaring di ranjang, karena ranjangnya tidak terlalu besar membuat mereka cukup berhimpitan satu sama lain. Dalam kondisi itu, membuat hati Pak Usman tak karuan, ditambah birahinya sedang naik. Saat hendak tidur, Kaia memulai obrolan yang cukup membuat kakek dan neneknya salah tingkah.
 
...
"Kek, Nek. Neng minta maaf ya soal malam kemarin, sebenarnya neng mengintip Kakek dan Nenek malam kemarin" Ucap Kaia

"Aduh gapapa itu Neng, kami maklumi kok, lagian neng kan udah dewasa." Ucap Pak Usman

"Iya Neng gapapa, Neng nanti juga pas jadi penari bakal ngerasain gimana rasanya disentuh laki-laki" Ucap Nenek

"Iya Nek, Neng ga bisa bayangin gimana nantinya tetek Neng diremas warga satu desa, Neng takut ngebayanginnya." Ucap Kaia dengan muka murung.

"Neng jangan takut ya, nantikan warga yang ngelakuinnya ke Neng giliran satu per satu, bukan sekaligus, nanti ada yang jaga pastinya biar tidak ada yang macem-macem ke Neng" Ucap Pak Usman

"Tetep aja Kek, Nek. Neng kan belum pernah disentuh laki-laki, nanti sakit ga Nek?" Tanya Kaia

"Engga sakit kok neng, malah enak, kakekmu aja tiap malam nyusu ke Nenek, rasanya geli-geli sedap." Ucap Nenek sambil mengenggam tangan Kaia.

"Yaa walaupun dah kendor, kakek selalu suka nyusu sama nenekmu hehe" Canda Pak Usman

"Ya kendor lah Pak, Ibukan dah tua, kalo Neng ya masih kenceng dan ranum. Udah ah Pak ga enak di dengerin Kaia" Ucap Bu Wati

"Haha gapapa kok Nek, neng maklumi. Oh iya Nek, nanti kalo sering diremas tetek neng jadi kendor ya?" Tanya Kaia

"Ga lah Neng, kan Neng masih muda, ga bakal kendor malah semakin sehat nanti" Ucap Bu Wati.

"Oh gitu Nek" Ucap Kaia

"Iya Neng, Neng mau ngerasain?" Ucap Bu Wati

"Sekarang? Sama nenek ya, ayok" Ucap Kaia

"Bukan, bukan sama Nenek, tapi sama Kakekmu" Ujar Bu Wati

"Ha?" Ujar Pak Usman dan Kaia terkejut mendengarnya secara bersamaan.

"Kakekmu kan laki-laki, jadi rasanya lebih enak dibanding nenek yang ngelakuinnya. Daripada orang lain yang duluan ngerasain pas malam ritual, ya mending kakekmu duluan nyobain" Ucap Bu Wati

"Hmm.. Boleh deh Nek, tapi kakeknya mau gak?" Ucap Kaia

"Kakek mau Neng" Ucap Pak Usman dengan cepat

"Nahh duduk dulu Neng" Ucap Bu Wati
 
...
Mereka semua pun bangun dari ranjang, Bu Wati pun mengambil sesuatu di atas meja yaitu minyak kelapa didalam sebuah batok kelapa. Bu Wati pun menuangkannya ke dada Kaia hingga membuat kain Kaia menjadi lembap.

"Ini biar makin enak ngeremasnya" Ucap Bu Wati

"Boleh Kakek mulai Neng?" Ucap Pak Usman

"Ehh.. Boleh Kek, pelan-pelan ya Kek" Ucap Kaia.

Tangan Pak Usman mulai menggerayangi buah dada Kaia dari luar kain.

"Ehh.. " Ucap Kaia terkejut

Pak Usman mulai dengan mengelusnya secara halus, jari jemarinya menyusuri setiap bagian dada Kaia. Lalu tangannya mulai gerakan meremas secara perlahan. Membuat Kaia menggelinjang.

"Ahh... " Desah Kaia

"Empuk banget tetek Neng" Ucap Pak Usman

Tangan Pak Usman terus menerus meremas buah dada Kaia dan beberapa kali sedikit diguncangkannya buah dada Kaia. Melihat pentil Kaia yang menegang dan terjiplak di kain yang lembap. Pak Usman meraih pentil Kaia lalu mulai dimainkannya, membuat Kaia mendesah.

"Ahh.. Geli Pak, ahh..." Desah Kaia

"Nahh itu berarti kamu sudah terangsang, Neng" Ucap Bu Wati yang hanya menyaksikan.

Karena keburu Nafsu, tiba-tiba Pak Usman menurunkan kain Kaia tanpa sepengetahuan Kaia.

"Ehh Kek, kok dibuka" Ujar Kaia terkejut dan tangannya langsung menutupi kedua payudaranya.

"Buka tangannya Neng, gapapa, ini nanti bakal lebih enak" Ucap Bu Wati sambil membukakan tangan Kaia.

"Tuh kan bagus tetekmu Kaia, masih merah jambu lagi pentilnya, sekarang senderan biar nyaman" Tambah Bu Wati

Kaia pun menyenderkan tubuhnya ke dinding ranjang. Buah dada Kaia yang besar dan ranum mengantung indah. Pak Usman terperangah melihat gumpalan daging itu.

"Lanjut Pak" Ujar Bu Wati ke Pak Usman.

Pak Usman pun mendekat ke dada Kaia, mulutnya langsung melahap puting Kaia diiringi dengan remasan tangannya.

"Ahh.. Ssshh.." Desah Kaia

"Keluarin aja Neng suaranya, jangan ditahan-tahan" Ujar Bu Wati

Pak Usman menghisap puting Kaia sampai pipinya kempot. Kaia menggelinjang merasakan hisapan Pak Usman.

"Ahh.. Enak Kek.. " Desah Kaia

*cup.. slurpp..

Pak Usman terus menerus menghisap buah dada Kaia dibarengi dengan remasan, Pak Usman mulai melakukannya dengan kasar, menghisap pentil Kaia dengan kuat dan sambil tangannya memainkan puting di buah dada sebelahnya, Kaia dibuat teriak keenakan.

"Ahhhh... Ahhh... Ahh... Enak Kek" Desah Kaia dengan lantangnya.

Pak Usman semakin semangat menyedotnya, ia lakukan secara bergantian kiri-kanan, Pak Usman menjilat-jilat pentil Kaia dan sesekali mengigit kecil putingnya membuat Kaia sedikit kesakitan disertai ngilu.

"Ahh.. Sakit Kek" Ucap Kaia

"Hehe maaf Neng" Ucap Pak Usman

Puas menyedot buah dada Kaia, Pak Usman berganti posisi, dimana posisi Pak Usman dibelakang Kaia, sehingga bisa meremas dari belakang. Pak Usman mulai melakukan gerakan seperti mengurut, sesekali ditariknya puting Kaia membuat Kaia tak karuan.

"Ahh.. Sstt.." Desah Kaia.

Hampir 1 jam Pak Usman meremas dan menghisap buah dada Kaia, akhirnya mereka menyudahi kegiatannya.

"Terima kasih banyak ya Neng udah ngebolehin kakek ngerasain tetek Neng, luar biasa enaknya Neng hehe" Ucap Pak Usman

"Sama-sama kek, Kaia juga terima kasih juga udah diberi pengalaman pertama, remasan sama sedotan kakek enak, Neng aja sampe teriak-teriak tadi" Ucap Kaia.

"Iya Neng, hehe maklum kakek nafsu sekali liat tetek neng hehe" Ucap Pak Usman

"Nanti pas selesai ritual, Neng mau lagi ya Kek" Ucap Kaia

"Boleh Neng, kapanpun hehe, kakek ke belakang dulu ya" Ucap Pak Usman kegirangan.

Pak Usman pun langsung ke belakang untuk membuang cairan kejantanannya. Sedangkan cairan kewanitaan Kaia juga sudah membasahi celana dalamnya dan lekas ia ganti baru beserta kainnya. Dan karena malam sudah semakin larut mereka bertiga akhirnya tidur bersama dimana tangan Pak Usman terus berada di buah dada Kaia sampai pagi menjelang.
 
Keesokan harinya, Kaia menyiapkan keperluannya untuk tinggal di sanggar nanti. Sebelum Kaia berangkat, Nenek dan Kakeknya memberi pesan ke Kaia.

"Neng, harus kuat mental ya nanti di sanggar, neng harus tekun, karena tidak mudah jadi penari, latihan yang keras ya Neng" Ucap Bu Wati

"Nanti kakek sama nenek jenguk sesekali" Ujar Pak Usman

"Siap, makasih kek, nek. Kaia sayang kalian" Ujar Kaia sambil memeluk mereka berdua.

"Sudah hati-hati di jalan Neng, sampai jumpa neng" Ucap Bu Wati

"Dadah" Ucap Kaia sambil pergi meninggalkan rumahnya.

...

Apa yang akan terjadi di sanggar?
 
bagus ya ceritanya,
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd