...
Mereka semua pun bangun dari ranjang, Bu Wati pun mengambil sesuatu di atas meja yaitu minyak kelapa didalam sebuah batok kelapa. Bu Wati pun menuangkannya ke dada Kaia hingga membuat kain Kaia menjadi lembap.
"Ini biar makin enak ngeremasnya" Ucap Bu Wati
"Boleh Kakek mulai Neng?" Ucap Pak Usman
"Ehh.. Boleh Kek, pelan-pelan ya Kek" Ucap Kaia.
Tangan Pak Usman mulai menggerayangi buah dada Kaia dari luar kain.
"Ehh.. " Ucap Kaia terkejut
Pak Usman mulai dengan mengelusnya secara halus, jari jemarinya menyusuri setiap bagian dada Kaia. Lalu tangannya mulai gerakan meremas secara perlahan. Membuat Kaia menggelinjang.
"Ahh... " Desah Kaia
"Empuk banget tetek Neng" Ucap Pak Usman
Tangan Pak Usman terus menerus meremas buah dada Kaia dan beberapa kali sedikit diguncangkannya buah dada Kaia. Melihat pentil Kaia yang menegang dan terjiplak di kain yang lembap. Pak Usman meraih pentil Kaia lalu mulai dimainkannya, membuat Kaia mendesah.
"Ahh.. Geli Pak, ahh..." Desah Kaia
"Nahh itu berarti kamu sudah terangsang, Neng" Ucap Bu Wati yang hanya menyaksikan.
Karena keburu Nafsu, tiba-tiba Pak Usman menurunkan kain Kaia tanpa sepengetahuan Kaia.
"Ehh Kek, kok dibuka" Ujar Kaia terkejut dan tangannya langsung menutupi kedua payudaranya.
"Buka tangannya Neng, gapapa, ini nanti bakal lebih enak" Ucap Bu Wati sambil membukakan tangan Kaia.
"Tuh kan bagus tetekmu Kaia, masih merah jambu lagi pentilnya, sekarang senderan biar nyaman" Tambah Bu Wati
Kaia pun menyenderkan tubuhnya ke dinding ranjang. Buah dada Kaia yang besar dan ranum mengantung indah. Pak Usman terperangah melihat gumpalan daging itu.
"Lanjut Pak" Ujar Bu Wati ke Pak Usman.
Pak Usman pun mendekat ke dada Kaia, mulutnya langsung melahap puting Kaia diiringi dengan remasan tangannya.
"Ahh.. Ssshh.." Desah Kaia
"Keluarin aja Neng suaranya, jangan ditahan-tahan" Ujar Bu Wati
Pak Usman menghisap puting Kaia sampai pipinya kempot. Kaia menggelinjang merasakan hisapan Pak Usman.
"Ahh.. Enak Kek.. " Desah Kaia
*cup.. slurpp..
Pak Usman terus menerus menghisap buah dada Kaia dibarengi dengan remasan, Pak Usman mulai melakukannya dengan kasar, menghisap pentil Kaia dengan kuat dan sambil tangannya memainkan puting di buah dada sebelahnya, Kaia dibuat teriak keenakan.
"Ahhhh... Ahhh... Ahh... Enak Kek" Desah Kaia dengan lantangnya.
Pak Usman semakin semangat menyedotnya, ia lakukan secara bergantian kiri-kanan, Pak Usman menjilat-jilat pentil Kaia dan sesekali mengigit kecil putingnya membuat Kaia sedikit kesakitan disertai ngilu.
"Ahh.. Sakit Kek" Ucap Kaia
"Hehe maaf Neng" Ucap Pak Usman
Puas menyedot buah dada Kaia, Pak Usman berganti posisi, dimana posisi Pak Usman dibelakang Kaia, sehingga bisa meremas dari belakang. Pak Usman mulai melakukan gerakan seperti mengurut, sesekali ditariknya puting Kaia membuat Kaia tak karuan.
"Ahh.. Sstt.." Desah Kaia.
Hampir 1 jam Pak Usman meremas dan menghisap buah dada Kaia, akhirnya mereka menyudahi kegiatannya.
"Terima kasih banyak ya Neng udah ngebolehin kakek ngerasain tetek Neng, luar biasa enaknya Neng hehe" Ucap Pak Usman
"Sama-sama kek, Kaia juga terima kasih juga udah diberi pengalaman pertama, remasan sama sedotan kakek enak, Neng aja sampe teriak-teriak tadi" Ucap Kaia.
"Iya Neng, hehe maklum kakek nafsu sekali liat tetek neng hehe" Ucap Pak Usman
"Nanti pas selesai ritual, Neng mau lagi ya Kek" Ucap Kaia
"Boleh Neng, kapanpun hehe, kakek ke belakang dulu ya" Ucap Pak Usman kegirangan.
Pak Usman pun langsung ke belakang untuk membuang cairan kejantanannya. Sedangkan cairan kewanitaan Kaia juga sudah membasahi celana dalamnya dan lekas ia ganti baru beserta kainnya. Dan karena malam sudah semakin larut mereka bertiga akhirnya tidur bersama dimana tangan Pak Usman terus berada di buah dada Kaia sampai pagi menjelang.