Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mika (mulustrasi)

Ijin bangun rumah kayu... Non permanent jd klo ud tamat bisa diangkat lagi pindah... Hahahay...

Jd inget jaman di perusahaan invest.. Bnyak cerita tp ya karn ud lama aga lupa jg si...
Oops malah curhat sory ya..

So.. Lancrotkan suhu... Ane mo belajar penulisan... Siapa tau bisa nulis jg...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Akhirnya training hari ini selesai, beberapa orang terlihat masih melanjutkan diskusi kecil mereka masing-masing. Gue sih udah lelah dan pikiran gue udah beralih ke Mika.


Selesai membereskan barang-barang, gue mengangkat tangan tinggi-tinggi dan meluruskan kaki untuk sedikit meregangkan badan yang kaku. Tanpa gue sadari tangan gue menyentuh sesuatu yang empuk...reflek langsung nengok ke belakang sambil meminta maaf. (iya gue translate sekarang dialognya ;))


"eh maaf nggak sengaja!" ujar gue panik sambil nengok kebelakang. DEGG...Mika berdiri pas dibelakang gue, tangan gue berarti tadi kena...


"oh ngga papa ngga papa!" Mika buru-buru menjawab dan mukanya memerah. Gue ngga mau nanya lebih lanjut tadi apa yang kena senggol, tapi gue bisa nebak..haha.


"maaf ya, ngga tahu kamu berdiri dibelakang saya" sambil berdiri gue sedikit berbasa-basi.


"iya ngga papa kok, saya juga yang salah, tadi maksudnya mau mengagetkan kamu, tapi gagal deh" ujarnya menunduk malu-malu.


"eh habis ini jadi mau cari makan malem bareng?" gue mengalihkan pembicaraan.


"yuk jadi, tapi saya kekamar sebentar ya, kita ketemu 45 menit lagi di lobby gimana?"


"okay! Kalo gitu bareng aja yuk naik ke atas, saya juga mau tinggalin barang-barang dulu kekamar." pungkas gue sambil berjalan kearah lift.


Sepanjang jalan, sambil melanjutkan ngobrol gue bisa merasakan beberapa tatapan iri rekan-rekan kerja gue melihat kita jalan berbarengan ke arah lift. Gue merasa beruntung banget pagi tadi ketemu Mika di lift!


Seumur-umur belum pernah gue "ngicipin" orang jepang. Sejauh ini paling mendekati fantasi setiap nonton JAV, ya cuma ngicipin orang Indonesia turunan Chinese dan mitos-mitos itu benar adanya, dibandingin orang indonesia tulen, indo-chinese atau yang sering disebut amoy ini emang kacau gampang banjir bro..belum lagi berisiknya... (ya nanti ada another story ya...). Mungkin sekarang gue bakalan bisa buktiin atau lebih tepatnya merealisasikan fantasi-fantasi gue hasil nonton JAV. Hahaha.


...


"kamu mau ke lantai berapa Mika..?" gue bertanya sopan mau mencetin tombol lantai kamarnya. Omongan gue sedikit terpotong karena gue menyadari sesuatu...


"18, emang kamu bisa mencetin lantai itu? Kan harus pake kartu Jay. Hihihi" jawabnya seolah tahu isi pikiran gue.


"oh iya ya, hahaha"


"kamu dilantai 14 ya? Bagus ngga pemandangannya?" mika bertanya terlihat serius.


"biasa aja sih, menghadap ke selatan, kalo malem tapi ya gitu, ketutupan kabut" jawab gue seadanya.


"ooh..." kembali dia terlihat menunduk dan menggigit-gigit kukunya. Konon katanya kalo begini, seseorang sedang grogi...


"kamu kenapa gigit-gigit gitu? Malu yah sama saya? Tanya aja kali daripada penasaran"


"ih apasiiih, engga ya" sungutnya sambil mendorong lembut bahu gue.


TING


"udah tuh sampai lantai 14, ntar ketemu di lobby ya?! Awas jangan telat" suara bel lift menyudahi perbincangan kita, gue harus turun disini.


...


DRRT..DRRTTTT....DRRT..DRRRTTT


hape gue bergetar dua kali, membangunkan gue yang tertidur disofa kamar. Ah sial gue ketiduran karena kecapean. Buru-buru gue melihat hape sambil mulai mngumpulkan nyawa yang masih menempel di sofa.


PTwodKEj_o.jpg



Mateklah aing! Lupa siah janjian sama cewek buat makan! Buru-buru gue basuh muka gue, cek isi kantong...dompet..paspor.. Aman ada semua, segera gue melesat ke arah lift.


Sambil didalam lift, gue menjawab chat Mika dengan sangat amat standard, biar kelihatannya cool, "OTW" ketik gue.


Sampai dilantai lobby, gue celingak celinguk sambil sesekali lihat jam. Mika mananih, emang soh gue telat..tapi chat dia tadi juga sebetulnya udah telat beberapa menit dari waktu yang kita sepakati.


Wah ga ada di lobby, gue coba cari-cari ke cafe diarea lobby, celingak-celinguk...gotcha! Ada yang melambai-lambai kearah gue, Mika!



jH7re2v6_o.jpg


Buset itu dia cuma pake tanktop sama jeans aja udah kelihatan cantik banget cuuuy, sambil jalan gue berusaha keras menahan diri untuk tidak ngiler sembarangan..hahaha. Apalagi itu dengkul, bisa tetep putih gitu ya..gue semakin takjub dan ga sabar buat melihat lebih banyak dari dia.


"hey! Kamu terlihat stunning banget deh" puji gue membuka percakapan.


"ah bisa aja kamu mulai dengan pujian. Ga mau aku marah karena dibikin menunggu ya?" jawabnya sambil tersipu-sipu tapi sangat menohok.


"hahah, ketahuan deh! Tapi bener kok, kamu stunning banget, sampe aku jadi lupa mau minta maaf karena telat" elak gue sambil mengambil posisi duduk di couch sebelah. Tanpa henti gue terus coba SSI, karena gue pikir, now or never, waktu gue terbatas selama training ini doang Bro!


"eh kok malah duduk? Ayo jalan makaaan, laper nih!" protes Mika.


"ih itu kopi kamu habisin dulu kali, aku duduk dulu sambil nunggu" tunjuk gue ke gelas es kopi yang ada di hadapan Mika.


"udah ah, aku laper tahuu...kamu aja nih kalo mau. Bekas aku tapi" Mika berdiri sambil menyodorkan minumannya ke gue. Perfect banget nih kopi, biar Makin melek.. Maklum kan gue habis ketiduran, masih ngantuk-ngantuk ngga jelas.


"yaudah gapapa sini, bekas orang cantik aku ga masalah deh" jawab gue masih sambil SSI (bisa ajalu pentil truk, batin gue sendiri)


"ih apasih kamu.." pungkasnya malu-malu sambil berjalan meninggalkan gue.


...


Akhirnya kita memutuskan buat cobain masuk ke sebuah restoran traditional chinese, hasil rekomendasi dari rekan kerja kami yang jadi host acara training di Greater China kali ini.


Gue jujur, ga ada ide mau pesen apa, ngga bisa baca apa-apa Bro! Untungnya mika bisa sedikit menebak-nebak dari huruf kanji.


"kamu mau makan apa Jay?" tanyaya ke gue sambil masih fokus mencoba membaca daftar menu. Gue yang ditanya cuma bengong sambil liatin foto-foto di menu.


"Jay!" senggol mika berusaha mendapatkan perhatian gue.


"eh iya? Maaf kenapa?"


"ih kamumah. Mau makan apa tadi aku tanya"


"ga tahu nih, aku ga ngerti apa-apa hahahaha"


"ya makanya aku tanya, inituh ada pilihan menunya dipisah berdasar dagingnya..."


"yaudah aku mau makan kambing, tapi yang ngga pedes" pinta gue ke Mika. Gue rasa kalian tahu kenapa gue pilih itu...hahaha.


"ih aku juga mau cobain kambing, karena disini populer buat masakan kambing" jawab mika. JACKPOT! Pikir gue, hahaha.


"eh kok tahu mereka populer masakan kambingnya?" gue bertanya polos beneran nggak tahu


"sini....nih!" Mika mengulurkan tangannya membukakan halaman terdepan buku menu yang gue pegang. Badannya sedikit menunduk, tanktopnya yang berbahan kaos terkulai lemas memperlihatkan Bra dan toket Mika. Jari lentiknya yang lembut betumpuk dengan tangan gue, merinding rasanya saat kulit kita bersentuhan. Makjang! gajadi laper tapi senat-senut langsung ini senjata perang gue dibuatnya!


"Jaya!" Mika membuyarkan lamunan gue


"eh ya apa?" gue gelagapan


"kamu malah melamun deh, itu juga...eng..." ucapan mika terdengar menggantung. Gue perhatikan matanya tertuju kebawah, kearah selangkangan gue. Atuhlah jangan-jangan keliatan ini dibawah menegang.

"Mika..hey?! Kamu liatin apa?" bisik gue memanggil dia dari lamunannya.

"eh? Ini lho menunya lihat deh didepan ada keterangannya kalo disini populer masakan kambingnya..." jawabnya cepat-cepat. Matanya sesekali masih terlihat berusaha melirik kearah selangkangan gue. Gue ngga suka pake celana dalem yang ketat, jadi...kelihatannya kali ini Mika bisa lihat jelas ada batangan yang mengeras dibalik jeans gue. Ya gapapalah, siapa tahu dia malah penasaran...hahaha.

...

Akhirnya kita berdua memesan masakan daging kambing yang berneda jenis. Permintaan Mika, katanya biar bisa saling mencicipi. Whatever deh, gue sih lebih pengen mencicipi dia.

Selesai kita makan jam masih menunjukkan pukul 20.30, masih sore pikir gue.

"so, mau kemana nih kita habis makan?" tanya gue sambil membukakan pintu keluar restaurant buat Mika.

"thank you Jay. Nggak tahu nih, akusih lumayan lelah. Balik ke hotel aja yuk?"

"oh, okay deh" yah masa balik?! Batin gue sendiri berkecamuk.

...

Sepanjang perjalanan pulang kita ngga banyak ngobrol. Gue lebih banyak berpikir sendiri, menyusun strategi, mikirin SSI apalagi yang bisa gue lancarkan buat mendapatkan Mika.

"Jay, kamu umur berapa sih?" pertanyaan Mika membuyarkan keheningan.

"berapa hayo? Tebak dong?!" tantang gue.

"apa benefitnya buat aku kalo bisa nebak?" Mika menantang balik.

"hmm, kamu boleh minta satu hal sama aku."

"minta apapun nih?!" matanya berbinar. Sumpah kayak anak kecil dia saat itu, kayak anak kecil yang dibilang boleh beli mainan apapun!

"eh ada limitnya doong! Aku ga perlu keluarin duit untuk memenuhi permintaan itu"

"yaaah. Yaudah gapapa deh! Aku tebak kamu umur....XX?!"

...

Mika gue kasih tiga kali kesempatan menebak, dan salah semua. Hahaha.

"yah salah semua. Hahaha payah nih kamu nebaknya" ejek gue ke Mika.

"ih emang berapa sih umur kamu? Masa tebakan aku daritadi ngga ada yang mendekati?" protesnya.

"ngga, ada masih jauh semua itu. Gagal yaa, jadinya kamu ga bisa bebas punya satu permintaan" ejek gue lagi.

"huuh. Yaudah gantian, sekarang coba kamu tebak aku?!" Mika menantang balik.

"hadiahnya apa buat aku?"

"sama kayak kamu tadi, tapi kalo kamu tiga kali salah, aku jadi punya satu permintaan!"

"ih curang!" protes gue.

"biarin weeek. Ayo cepetan tebak!" Tantang mika sambil memasuki lift. Ngga terasa kita udah sampe hotel. Selama perjalanan menuju lantai 14, tebakan gue ga ada yang bener. Well, sengaja, ini bagian dari SSI. Tebakan gue selalu jauh terlalu muda. Sebetulnya gue udah tahu berapa kisaran umur dia. Gue udah sempet lihat biodata dia di website internal kantor. Mika sudah lulus S2, but to be honest, dia kayak anak baru kuliah semester satu...secara fisik apalagi, kirain masih underage. Hahaha.

"yes tebakanmu salah semua!" girangnya.

"eh seneng banget sih kamu hahaha"

"iyadong, kan aku jadi punya satu permintaan..hehehe" ujarnya sambil menahan pintu lift tetap terbuka.

"apasih yang kamu mau minta?" gue bertanya udah diluar lift, siap jalan kekamar.

"aku minta kamu temenin aku kekamar" ucapnya tertunduk tapi tangannya menarik gue masuk kedalam lift lagi. Segera mika tutup pintu lift dan kita meluncur menuju lantai 18...

...

bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd