Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG MY DICK

PART 6
SURYA POV

Setelah terbang selama hampir dua jam setengah, pesawat yang Aku tumpangi bersama Sasa akhirnya mendarat di bandara Lombok Internasional. Badanku cukup lelah karena semalam Aku baru tidur jam 2 dinihari setelah menyelesaikan beberapa berkas dari kantor. Sepanjang perjalanan entah kenapa sikap Sasa padaku begitu berbeda, begitu manja dan hangat. Beberapa orang yang melihat kami berdua saat itu pasti menyangka jika kami berdua adalah pasangan kekasih yang hendak pergi berlibur ke Lombok.

Aku sebenarnya tidak begitu mempermasalahkan perubahan sikap Sasa yang seperti ini, Aku cuma takut kalau Sasa memiliki perasaan lain terhadapku, bukan hanya sebatas teman tapi mesum, tapi lebih dari itu. Kalian boleh menganggapku sebagai pria brengsek, penjahat kelamin, monster tapir, potongan biji karet, atau apapun itu, tapi Aku punya alasan yang tepat untuk tidak terlalu banyak melibatkan perasaan terhadap sebuah hubungan.

Jujur Aku masih belum bisa move on atas kegagalan hubunganku dengan Nadia beberapa tahun silam. Aku takut jika melibatkan perasaan yang terlalu mendalam lagi dan berakhir kegagalan justru akan membuat hidupku semakin berantakan. Lagipula Aku juga tidak ingin menyakiti perasaan wanita sebaik Sasa, dia pantas mendapatkan kebahagiaan dari pria lain yang jauh lebih baik dibanding Aku.

"Sur, ntar kita satu kamar kan? Gue nggak mau kalo tidur sendirian, dingin!" Ucap Sasa sesaat setelah kami membereskan koper bawaan dan berjalan keluar dari bandara.

"Wah minta dibikin lemes lagi ni cewek Bos !" Sahut Jalu dari balik celanaku, sepanjang perjalanan penis kesayanganku ini hanya rebahan, dasar penis tak berpendidikan !

"Iya..." Jawabku singkat.

"Lu kenapa Sur ? Daritadi kok kayak nggak ada semangat gitu sih?" Tanya Sasa sambil mengamati wajahku yang terlihat lesu tanpa gairah.

"Gue capek banget Sa, kan tadi Gue udah cerita kalo semalam kurang tidur gara-gara beresin berkas kantor yang harus dibawa ke sini."

" Ohh... Bukan karena Gue kan?"

"Hah? Karena Lu gimana maksudnya?" Tanyaku kaget.

"Ya mungkin karena Lu harus pergi sama Gue ke Lombok."

"Haaiissh! Ya nggaklah Sa, Gue beneran capek banget, makanya keliatan lesu banget Gue hari ini."

"Ya udah ntar Gue pijitin deh biar nggak capek lagi." Sasa tiba-tiba mengelus selangkanganku.

"Wadaw ! Minta disambit nih Bos! Biarin Gue yang beresin Bos!" Jalu juga terkejut akibat elusan tangan Sasa.

"Sa ! Ntar kalo ada yang liat gimana ?!" Kataku sambil mendengus kesal.

"Heheheh, santai aja ih..." Jawab Sasa cuek.

Tak berselang lama mobil jemputan kami tiba, Kami berdua dijemput oleh Pak Salman, pria paruh baya berusia 45 tahun berasal dari Tegal yang sudah hampir 2 tahun ditempatkan oleh perusahaanku di cabang Lombok. Pak Salman tipe orang yang suka bercerita, hampir sepanjang perjalanan dari bandara menuju hotel dia tak berhenti bercerita tentang penglamannya selama tinggal di Lombok dan situasi di sini. Logat Jawa-Tegal nya sangat kental, Aku dan Sasa beberapa kali mencoba menahan tawa saat Pak Salman berbicara, meskipun begitu kehadiran Pak Salman cukup menyegarkan suasana, disamping karena cara bicaranya yang lucu tapi juga karena sikap Pak Salman yang supel dan mudah bergaul.

"Kalian berdua ini pasti pasangan kekasih ya? " Tanya Pak Salman.

"Heh ? Bukan kok Pak." Jawabku buru-buru mengkoreksi.

"Loalah ! Padahal kalian berdua keliatannya cocok banget loh, yang satu ganteng, yang satunya lagi cantik." Ucap Pak Salman sambil melirik Sasa yang tersipu malu dari kaca spion kecil di atas dasboard mobil.

"Bukan kok Pak, Kami cuma rekan kerja." Kataku, Sasa malah mengelus selangkanganku untuk kedua kalinya sambil tersenyum nakal.

"Masak kami berdua cocok sih Pak?" Tanya Sasa, entah apa maksudnya menanyakan hal yang seharusnya sangat privasi ini kepada orang yang baru saja dikenalnya.

" Banget lah Mbak! Lagian selama dua tahun disini, tidak pernah sekalipun kantor pusat mengirim dua karyawan yang berlainan jenis kelamin. Saya saja contohnya, dulu dikirim ke sini bareng sama Pak Iqbal. Menurut Saya sih mungkin disamping rekan kerja, perusahaan punya maksud lain mengirim kalian berdua ke sini. Hehehehe." Kata Pak Salman sambil terkekeh ringan.

"Maksudnya Pak?" Tanyaku.

"Ya mungkin saja perusahaan sedang memberikan paket liburan bulan madu kepada kalian. Hahahaha." Pak Salman tergelak, Sasa melirik kepadaku dengan tatapan yang genit, entah apa maksudnya.

Setelah menempuh perjalanan beberapa saat, akhirnya mobil kami memasuki kawasan resort mewah di tepi Pantai Batu Bolong. Resort ini memiliki kamar-kamar dengan pemandangan laut dan pegunungan, beberapa kamar juga bisa memiliki akses langsung ke kolam renang. Sangat indah dan nyaman jika digunakan untuk liburan bersama pasangan atau keluarga. Tapi tidak untukku dan Sasa kali ini, mengingat beban kerja yang diberikan oleh Bu Cecilia cukup banyak, Aku tidak yakin bisa menikmati kemewahan yang di fasilitasi oleh kantor seperti ini.

Setelah mengurusi proses check in room, Pak Salman akhirnya pamit untuk pulang. Besok pagi dia akan kembali menjemput kami untuk segera memulai proses survey lahan. Pak Salman berpesan sebelum pergi jika ada sesuatu yang dibutuhkan Kami boleh menghubunginya. Setelah Pak Salman pergi Aku dan Sasa segera menuju kamar yang berada tepat di depan pantai, ruangannya cukup luas dengan keberadaan ruang tamu dan ruang kerja disamping tentu saja kamar tidur single bed ukurang king.

"Gue mandi dulu ya Sur, gerah banget badan Gue." Kata Sasa setelah masuk ke dalam kamar.

"Ho oh " Jawabku singkat sambil merebahkan badanku yang kaku banget setelah hampir 3 jam lebih duduk di kursi penumpang.

"Lu nggak mau ikut mandi juga ?" Tanya Sasa, sambil melepas kemeja dan celana jinsnya.

"Nggak, Lu duluan aja deh. Gue capek banget, pengen rebahan sebentar." Kataku.

"Bos ??? Lu yakin nggak pengen mandiin Gue? Badan Gue dah gerah banget ni!!" Protes Jalu dari balik celanaku.

"Cerewet amat Lu ! Ntar kalo Gue ikut mandi, endingnya nggak jadi mandi ! Udah, Gue pengen tidur bentar!" Hardikku.

"Yaahhh Boss....." Jalu kembali meringkuk lemah di dalam celana dalamku.

Gemercik air shower terdengar dari dalam kamar mandi yang hanya bersekat kaca bermotih harimau hutan, sekilas Aku lihat tubuh Sasa sudah terbalur buih sabun. Sama sekali tak membuatku tergiur, justru rasa kantukku yang ingin segera Aku puaskan.

*****

2 TAHUN LALU

"Nadia ! Tunggu !" Aku berlari kencang mencoba mengejar langkah kaki Nadia yang berlalu begitu saja, wanita yang sudah aku pacari hampir 3 tahun ini seolah tak mau berhenti meskipun Aku sudah berteriak kencang memanggilnya.

"Nad! Tunggu ! Kau harus jelaskan ini dulu! Ini apa ?!" Kataku setelah berhasil meraih tangan Nadia dari belakang, langkahnya terpaksa terhenti. Aku tatap wajahnya yang sudah berlinang air mata, tak sepatah katapun keluar dari bibirnya.

"Nad ! Jawab! Ini apa ?" Tanyaku sekali lagi sambil menunjukkan secarik undangan pernikahan, tertulis di dalamnya nama Nadia dan seorang lelaki bernama Raka.

"Maafin Aku Sur, Aku nggak bisa sama Kamu." Kata Nadia, air matanya terus meleleh membasahi pipinya.

Dadaku bergemuruh kencang, bukan karena kemarahanku terhadap Nadia yang secara tiba-tiba mendatangi rumahku dan menyerahkan sepucuk surat undangan pernikahannya. Tapi baru kali ini Aku melihat dia menangis di hadapanku, tak sekalipun selama 3 tahun kami menjalin kasih, Aku membuatnya terluka sampai berlinang air mata seperti ini.

"Kamu harus jelasin dulu Nad, Aku nggak mau kita pisah tanpa sebab yang jelas seperti ini !" Kataku.

"Nggak ada yang perlu dijelasin lagi Sur. Aku akan menikah minggu depan, Aku hanya ingin Kamu mendengarnya langsung dari mulutku bukan dari orang lain !" Suara Nadia tercekat, tapi tetap dipaksakannya untuk terus berbicara kepadaku.

"Ta..Tapi kenapa harus seperti ini Nad ? Kita memang sering bertengkar beberpa bulan ini, tapi bukan pertengkaran yang besar. Kita selalu bisa menemukan jalan keluar bersama, tapi kenapa tiba-tiba Kau memberikan ini seolah ada sesuatu diantara kita yang tidak bisa diselesaikan?" Nadia menghela nafas panjang, kedua matanya yang berlinang menatap mataku, Aku tau dia sedang menguatkan hati untuk mengutarakan maksudnya kali ini.

"Kamu terlalu baik untuk Aku Sur..." Ucapnya lirih, wajahnya menunduk tak berani menatap wajahku.

"Apa maksudmu dengan terlalu baik Nad?! Aku bener-bener nggak ngerti !" Kataku dengan intonasi yang semakin meninggi.

"Aku hamil Sur! Aku hamil!!"

Duniaku seolah runtuh begitu saja, ucapan Nadia kali ini seperti palu godam besar yang menghantam seluruh jagad raya kehidupanku. Bagaimana tidak, selama 3 tahun kami menjalin hubungan tak sekalipun kami melakukan hubungan badan layaknya suami istri. Aku benar-benar menjaganya karena bagiku Nadia pantas mendapatkan kebahagiaan itu tepat pada saatnya nanti, saat Aku telah sah menjadi suaminya. Perlahan genggaman tanganku pada pergelangan tangannya melemah, lalu lepas begitu saja. Semesta sepertinya berkonpirasi untuk membuat situasi ini semakin drama, tetesan air hujan perlahan turun dari atas langit, mengguyur tubuh kami berdua. Kali ini Aku yang menangis.

"Kau tidak perlu menikah dengan lelaki lain Nad, Aku yang akan menikahimu. Aku akan menerima anak yang Kau kandung seperti anakku sendiri..." Kataku, terdengar bodoh bertanggung jawab atas sesuatu yang sama sekali tidak pernah Aku lakukan. Tapi Aku terlalu mencintai Nadia, Aku tidak tau bagaimana jadinya hidupku jika tanpa dia lagi di sisiku.

"Jangan Sur, Aku mohon relakan Aku. Kau berhak mendapatkan wanita lain yang lebih sempurna dibanding Aku.."

"Kamu sudah terlalu sempurna untukku Nad ! Aku tidak mau mencari wanita lain !"

"Sur, Aku mohon...Jangan membuatku semakin bersalah kepadamu. Mengkhianatimu adalah kesalahan terbesar dalam hidupku, menerima tanggung jawabmu akan jauh lebih membuatku semakin menderita nantinya. Bukalah lembaran baru, Aku yakin Kamu pasti bisa hidup tanpa wanita murahan seperti Aku. Relakan Aku..."

Hujan turun semakin deras, Nadia menatap wajahku lekat-lekat. Diusapnya pipiku seperti saat kami sering menghabiskan waktu menatap bintang di atas balkon rumahku. Nadia memaksakan diri untuk tersenyum sebelum kembali melangkah meninggalkan Aku.

"Selamat tinggal Sur..."

"Nadia ! Nadia!! Nadiaaaa!!!"

Tubuhku tersentak kaget, Aku melihat keadaan sekeliling ruangan. Tak ada punggung Nadia yang pergi menjauh, Aku menatap langit-langit kamar tak ada pula derai hujan yang membasahi tubuhku. Nafasku tersenggal, mimpi yang selalu sama. Derap langkah kaki terdengar mendekat buru-buru. Sasa memandangku dengan heran.

"Mimpi apaan Lu Sur ?" Tanyannya dengan raut wajah khawatir.

"Nggak apa-apa Sa." Jawabku sambil mengatur nafas. Sasa mendekatiku, duduk di atas ranjang. Harum tubuhnya tercium sampai ke hidungku.

"Mandi gih Sur biar seger." Katanya sambil mengelus pundakku. Aku menatap wajahnya yang segar, entah darimana datangnya, birahiku mendadak tersulut.

"Lu kenap..." Belum sempat Sasa meneruskan kalimatnya, bibirnya sudah Aku lumat dengan bibirku. Nafasku terengah, menginginkan kehangatan lain sebagai pelipur lara dari sakit hatiku kepada Nadia.
*****

Surya memeluk erat tubuh Sasa sementara ciumannya terus mendera dan menghujani bibir rekan kerjanya itu. Awalnya Sasa merasakan elusan demi elusan lembut di bibirnya, ini bukan olesan bibir yang memaksa, ataupun berniat menghancurkan harga dirinya. Ini olesan lembut yang penuh dengan perasaan. Bibir mungil wanita cantik itu beradu dengan bibir kencang Surya, saling berpagutan, saling mencumbu, saling mengulum.

Lidah Surya kini mulai bergerak, membuka mulut Sasa, menggeliat lincah bagai ular keluar dari sarang. Mencoba mencari celah untuk berpindah dari satu mulut ke mulut lain. Mencari pasangannya di gua seberang yang masih bersembunyi. Sampai akhirnya lidah Sasa pun ia temui, sehingga keduanya saling terikat, berkait, menjelajah.

Sasa tidak mengira kalau Surya sepintar ini berciuman, karena pertama kali melakukan hubungan sex dengannya beberapa minggu lalu tak banyak adegan ciuman bibir yang dilakukan. Sasa bisa merasakan ketulusan dari ciumannya, semua rasa tumpah ruah dalam setiap kecupan. Ciuman yang bisa membuatnya terangsang, Sasa merasakan bagian bawah tubuhnya mulai basah tanpa bisa ia tahan. Ciuman dari rekan kerjanya ini bahkan membuatnya lebih terangsang dibandingkan saat berciuman dengan Roby, mantan kekasihnya.

Sikap dingin dan cuek Surya setelah mendarat di Lombok beberapa saat lalu mendadak berubah 180 derajat, Surya berubah menjadi sangat bergairah dalam mencumbu Sasa. Puas berciuman, Surya tergesa melepas tangtop yang masih dikenakan oleh Sasa berikut celana pendeknya. Tak butuh lama, tubuh Sasa yang padat berisi dengan ukuran buah dada sekitar 38C sudah polos tanpa sepotong benangpun menempel di tubuh mulusnya.

Surya menatap nanar tubuh polos Sasa, birahinya sudah bergolak, bergemuruh menyesaki ruang dada dan pikirannya. Ingatan tentang Nadia yang sampai terbawa mimpi membuat emosinya naik turun tak karuan, Surya ingin melupakan semua kenangan itu tapi sampai saat ini tidak menemukan cara yang tepat. Sex mungkin menjadi jalan untuk Surya bisa move on atas semua sakit hatinya kepada Nadia.

"Diliatin doang nih?" Ucap Sasa genit, perlahan dia membuka kedua pahanya.

Sasa berada di atas ranjang bagian tepi, kedua tanganya bertumpu pada ranjang, sementara kedua pahanya terbuka lebar. Vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu tipis terlihat sudah cukup basah. Kedua matanya menatap manja ke arah Surya, seperti meminta untuk segera memulai persetubuhan dengannya. Perlahan Surya mendekati tubuh Sasa yang mengangkang di tepi ranjang, Surya berjongkok, wajahnya tepat berada di depan liang senggama Sasa yang terbuka lebar. Seperti tak sabar, Sasa meraih kepala Surya dan menariknya mendekati liang vaginanya. Surya mendengus sesaat, merasakan aroma cairan kewanitaan yang sudah melelh membasahi selangkangan Sasa.

"Ooooocchhhh! Yes! Ooochhhh!!"

Sasa mengerang saat bibir Surya mulai menciumi liang senggamanya, perlahan tapi pasti Surya mulai menjelajahi tiap senti permukaan vagina Sasa yang sudah basah menggunakan bibir dan mulutnya.

"Eeemmcchhh...Eeeemmcchhh" Dengus Surya sambil terus menciumi bibir vagina Sasa.

"Oooocchhhhh ! Surya...Terusin! Aaachhh!!!"

Erangan Sasa sedikit tercekat karena mendadak Surya mulai menggunakan lidahnya untuk menjilati permukaan vaginanya. Sensasi hangat dan basah langsung menjalar ke seluruh tubuhnya, apalagi Surya tak hanya menjelajahi permukaan vaginanya saja, tapi juga clitorisnya. Surya menghisap pelan daging kecil itu sementara kedua tangannya bergerak naik, meremas-remas dua buah bongkahan payudara Sasa yang membusung kenyal. Surya semakin membenamkan kepalanya di selangkangan Sasa, jilatannya lambat laut berubah menjadi cepat dan sedikit kasar. Puting Sasa yang sudah mengeras dari tadi tak luput dari pilinan ujung jarinya.

"Oooocchhh !! Ooccchhh!! Surya!! Enak banget ! Sumpah!! Aaaachh!!"

Badan Sasa menggelinjang, kedua kakinya menegang dibagian betis. Sementara matanya merem melek menikmati sensasi foreplay yang diberikan oleh Surya . Rasa geli dan nikmat bercampur menjadi satu. Tak lama, Surya mengangkat kepalanya, bibirnya sudah basah akibat cairan kewanitaan yang keluar terus menerus dari dalam liang senggama Sasa. Surya berdiri kemudian bergegas melepas seluruh pakaian yang masih membungkus tubuhnya. Nafas Sasa masih tersenggal, sementara di depannya Surya sudah berdiri telanjang dengan batang penis yang sudah mengeras sempurna, siap untuk melakukan penetrasi ke dalam vagina.

Sesaat Surya membasahi batang penisnya menggunakan air ludahnya sendiri. Masih dalam keadaan berdiri di hadapan Sasa, Surya mengocok batang penisnya, seperti sedang memamerkan monumen keperkasaannya kepada rekan kerjanya itu. Birahi Sasa seperti terintimidasi, wanita cantik itu beberapa kali menelan ludahnya sendiri dan menggigit bibirnya, kedua matanya menatap sendu Surya yang secara sengaja sedang mengocok batang penisnya di hadapannya.

"Masukin Sur...."

Rengek Sasa manja sambil memainkan jarinya pada permukaan vaginanya yang basah. Surya masih tak mau bergerak dari tempatnya berdiri dan masih mengocok batang penisnya. Surya sepertinya sedang ingin bermain-main dengan birahi wanita cantik ini.

"Suka sama ini? Hmmm..?" Goda Surya sambil mengacungkan penisnya, urat-urat kemaluannya sudah nampak mengeras.

"Iya Sur..Gue suka banget sama kontol Lu yang gede itu...Please masukin Sur...Masukin.." Rengek Sasa, jari-jarinya makin intens memainkan permukaan vagina, rasa gatal dan ngilu pada kemaluannya mendesak untuk segera disesaki oleh batang penis Surya.

Surya lalu mulai mendekat, ekspresi wajahnya sangat datar, tidak menunjukkan birahi berlebih seperti yang ditunjukkan oleh Sasa. Di dalam pikirannya masih bergelayut bayangan Nadia, wanita yang telah menorehkan luka begitu dalam pada hidupnya. Surya menarik tangan Sasa, kemudian mengangkat tubuh wanita cantik itu dalam gendongannya. Sasa tampak pasrah dan merangkul leher belakang Surya, bongkahan padat pantatnya menyentuh ujung kemaluan Surya yang mengacung keras ke arah atas.

Satu tangan Surya memeluk punggung Sasa, sementara satu tangan lagi menahan bagian bawah tubuh Sasa agar tidak melorot. Sasa ikut membantu dengan mengunci pinggang Surya menggunakan kedua kakinya. Setelah dirasa kuat, Surya mulai mengarahkan ujung penisnya untuk masuk ke dalam vagina, cukup susah untuk melakukan penetrasi dalam posisi seperti ini, tapi beberapa saat kemudian ujung penis Surya mulai menemukan liang senggama Sasa. Dengan satu gerakan hentakan, seluruh batang penisnya memenuhi vagina Sasa.

"Ooocchhhh!! Fuck!! " Erang Sasa, saat batang penis Surya menembus liang senggamanya dengan kasar.

Surya mulai menggerakkan pinggulnya, tubuh Sasa yang digendongnya berusaha dia ikut gerakkan naik turun agar mempermudah penetrasi penisnya. Sasa seperti kesetanan, tiap tusukan penis Surya yang menghujam dari bawah seperti menyesaki seluruh liang vaginanya. Tubuhnya bereaksi dengan menjepit erat pinggul Surya.

"Ohhhh! Enak banget Sur!!! Ooggghhh!!"

Sasa terus mengerang menikmati tiap tusukan penis Surya, saking nikmatnya Sasa beberapa kali menggigit pundak Surya sampai meninggalkan bekas. Surya seperti ingin melampiaskan amarahnya pada Nadia lewat persetubuhan. Gerakan tubuhnya semakin lama semakin keras dan kasar. Tubuh Sasa bergerak naik turun di atas gendongannya dengan kecepatan tinggi, lesakan penisnya di dalam vagina Sasa begitu lancar nyaris tanpa hambatan. Di tengah pergumulan, keduanya juga kembali berciuman memainkan lidah bertukar air liur seperti musyafir yang kehausan di sebuah padang pasir.

Keduanya terus memacu birahi dengan posisi berdiri. Dinginnya AC kamar hotel sama sekali tak berdampak besar pada keduanya, terbukti dengan peluh yang sudah membasahi tubuh. Surya belum mau menyudahi permainan meskipun Sasa terlihat sudah kelelahan. Lenguhan dan Erangan bergema di kamar hotel itu.

Setelah hampir 15 menit, Surya lalu membawa tubuh Sasa ke ruang tamu kamar hotel, direbahkannya tubuh Sasa di atas sofa tanpa mencabut batang penisnya. Seperti tak memberi waktu Sasa untuk mengambil nafas, Surya kembali menggenjot tubuh wanita cantik itu dari atas. Masih dengan cara yang sama,kasar dan keras.

"Aaachh!! Fuck! Sur!! Pelan!! Aaacchg!!"

Sasa mencoba mendorong dada Surya agar lebih menjauh,tapi kekuatannya tak sebanding dengan pria yang sedang menyetubuhinya itu. Surya terus melakukan gerakan menyodok naik turun dengan kasar, batang penisnya dihujamkan sampai mentok ke dasar liang senggama Sasa. Wanita cantik itu mulai berteriak kesakitan tapi tampaknya Surya sama sekali tak peduli, malah semakin beringas.

"Enak?! Hmm?! Enak nggak kontol Gue?!!" Tanya Surya ditengah gerakan pinggulnya yang seperti mengorek seluruh isi di dalam vagina Sasa.

"Oocchhhh!! Ampun Sur! Ampun!! Aachhh!!" Teriak Sasa kesakitan.

PLAK

PLAK

PLAK


"Aaacchhh! Sakit anjing!!! Aaacchh!!"

Sasa berteriak kesakitan karena Surya menampar keras-keras kedua payudaranya yang bergoncang hebat mengikuti irama sodokan pinggul.

"Diam!! Lu harus muasin Gue!!!" Hardik Surya sambil mencengkram rahang Sasa dari atas.

Sasa bergidik ngeri, harapannya untuk menikmati persetubuhan yang nikmat berubah menjadi neraka kecil, Surya entah kenapa menjadi begitu kasar terhadap dirinya, bahkan tatapan matanya tak lagi teduh seperti biasanya. Wanita cantik ini tak bisa berbuat banyak selain terus menerima perlakuan kasar dari Surya sembari berharap Surya segera menyudahi permainan.

"Aaacchhh!!! Sakiitt!! Ampun Sur! Udah Sur! Udah!! Aaacchh!!" Sasa kembali mengerang kesakitan saat Surya menghujamkan penisnya dalam-dalam, mentok nyaris menyentuh dasar rahim.

Surya tak menggubris rintihan kesakitan dari Sasa, dia terus menggerakkan pinggulnya naik turun sambil sesekali meremas kasar kedua payudara Sasa. Hampir 20 menit lamanya Sasa disetubuhi oleh Surya dengan posisi seperti ini hingga akhirnya Surya mencabut batang penisnya kemudian mengarahkan ujungnya ke arah perut dan payudara Sasa.

"Aaacchhgghhhh!!!!!" Surya melenguh panjang sebelum semburan sperma dari penisnya meluncur deras membasahi tubuh Sasa yang terkulai lemas di bawahnya.

CROT

CROT

CROT


Nafas Surya tersenggal, tubuhnya perlahan melemah. Dengan sisa-sisa kekuatannya, Surya menyandarkan tubuhnya di bawah sofa. Lambat laun emosinya mereda, teriakan kesakitan Sasa terngiang di telinganya. Rasa ibanya baru muncul. Surya mendekati tubuh Sasa yang masih terlentang di atas sofa, tubuhnya berlumuran sperma.

"Sa, Lu nggak ap..."

PLAK

PLAK


Belum sempat Surya menyelesaikan kalimatnya, dua buah tamparan keras mendarat telak di pipi kirinya. Sasa bangun dari atas sofa, sesaat dia pandangi wajah Surya yang sudah kembali kalem dengan tatapan tajam sambil mendengus kesal.

"Brengsek! Lu pikir siapa bisa memperlakukan Gue kayak gini?! Hah?!!" Teriak Sasa, amarahnya benar-benar sudah berada di titik paling puncak.

"Maafin Gue Sa, Gue nggak..."

"Diem Lu! Brengsek!"

Sasa tak mempedulikan permintaan maaf Surya, wanita cantik itu berdiri dari atas sofa kemudian melangkah pergi menuju kamar mandi. Surya mengamati punggung mulus Sasa menjauh, dari dalam hatinya muncul rasa penasaran yang sangat mendalam tapi semuanya sudah terlambat, Sasa telah murka.
 
mantabbbb makasih apdet nya @newJaprak46
kalimat Lord Kuciah diatas merupakan sebuah......
a. Ucapan syukur
b. Ucapan kebahagiaan
c. Ucapan kebanggaan

Congrats Lord....
c. Ucapan kebanggaan.. uda lama ga ada yg di banggakan lg krn 2x jd bintang galaxy...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd