Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My fantasy home

Selang bibi pergi. Joko, Budi dan fajar saling tatap, seolah tak percaya jika di rumah itu dia bisa melihat sesuatu yang hanya bisa mereka bayangkan sebelumnya. Yah... Walau hanya sebatas payudara sekal yang terbungkus kaos tipis, tapi itu cukup untuk membuat batang Joko mengeras. Dia berusaha membenahi posisi duduknya, dan tanpa dia sadari Doni menyadari hal itu.

Doni hanya tersenyum kecil, wajar jika mereka akan eraksi walau hanya melihat hal seperti itu. Lagi pula siapa yang tidak terangsang melihat bagaimana payudara milik bibi.

"Eh, di minum, kenapa malah bengong aja!" Ucap Doni yang membuat ketiga temannya langsung terkejut.

"Santai aja, anggap aja kayak rumah sendiri," ucap Doni. Lalu dia berdiri. "Gue ke kamar dulu yah, ganti baju dulu, panas soalnya. Kalo kalian butuh apa-apa minta sama bibi aja." Lanjutnya lagi sembari berlalu.

Joko dan yang lain hanya mengangguk, mereka masih tidak percaya jika baru saja mereka bisa melihat sebuah payudara indah tanpa bra dengan puting yang mengeras, sungguh luar biasa.

"Lu liat nggak tadi?" Tanya Joko ke kedua temannya.

"Liat apaan?" Tanya fajar yang memang masih polos di antara mereka bertiga.

"Serius?" Tanya Budi tak percaya. "Lu masih tanya, padahal baru aja ku liat hal yang jarang banget bisa kita lihat!"

"Yoi. Paling mentok liat punya Bu Jumi! Itupun harus nunggu habis magrib dulu!" Timpal joki.

Bu Jumi adalah tetangga Joko, seorang janda yang sudah berumur. Wanita yang sering mereka intip saat mandi dan menjadi bahan coli mereka selama ini.

"Nah! Ini bahkan lebih besar dari Bu Jumi!" Balas Budi.

"Maksud kalian itu?" Tanya fajar yang masih belum paham.

"Iya itu!" Jawab Joko sembari menggerakkan tangan di depan dada membentuk sebuah bola. "Besar kan?"

"Oh tetek?" Jawab fajar polos.

"Nah itu lu paham. Gimana?" Balas Budi.

"Iya besar sih. Tapi emang boleh liat gituan tanpa permisi?" Tanya fajar polos. Dia memang cowok polos yang belum terlalu mengetahui hal begituan. Jika bukan karena bergaul dengan Budi dan Joko, mungkin sampai detik ini dia masih tidak tahu apa itu video bopep.

"Dih! Nih anak polosnya nggak ketolongan sumpah aja!" Ujar Budi gemas.

"Tau! Padahal udah di kasih tau berkali-kali tapi masih aja nggak paham-paham!" Desis Joko gemas. Mereka sebenarnya tidak kurang-kurang memberi tonton seperti itu pada fajar. Guna untuk merusak kepolosan anak itu. Tapi bahkan berkali-kali mereka lakukan. Fajar sama sekali tidak tertarik, bahkan untuk eraksi aja sulit. Kecuali saat pagi hari.

"Capek gue temen sama dia. Sumpah aja!" Ujar Budi sembari menoyor kepala fajar.

"Dah lah biarin aja!" Sahut Joko.

"Iya! Yang penting ...." Budi menggantung kalimat.

"Biasa liat toked montok!" Sahut Budi.

"Nah itu...."

"Kira-kira bakal keluar lagi nggak yah..." Tanya Joko.

"Kayaknya sih keluar lagi. Tadi kan bilangnya mau ambil cemilan.

"Semoga aja belum pake kutang.,"

"Nah itu... siapa tau kan masih rezeki, bisa liat puas-puas." Ujar Joko penuh antusias.

Dia tidak menyangka jika pembantu di rumah ini bisa berpenampilan seperti itu. Apakah memang boleh, atau memang seperti itu?

Ah memikirkan hal itu saja sudah membuat Joko mupeng. Membayangkan jika dia bisa meremas payudara itu dengan nikmat, menikmati sensasi lembut dan kenyal. Apalagi bisa menghisap puting besar itu.

Sungguh. Jika dia memiliki kesempatan itu. Joko yakin dia tidak akan melewatkan satu incipun dari tubuh molek bibi.

Tengah asik dengan fantasinya, tiba-tiba saja bibi datang membawa beberapa toples cemilan. Dan masih dengan penampilan yang sama. Dia tersenyum saat melihat dua bocah mesum di sana tengah asik bengong.

Menyadari kedatangan bibi. Fajar langsung mengikuti lengan Budi yang memang duduk di sebelahnya. Namun, Budi tidak menggubris temannya itu dan masih asik membayangkan tubuh molek bibi hingga tak menyadari jika posisi batang mereka salah parkir dan dengan posisi tegak seperti itu. Tentu celana yang Budi pakai menonjol besar.

"Maaf ya lama.... Ini kuenya Monggo di sambi?" Ujar sang bibi sembari tersenyum mesum saat melihat ke arah selangkangan Budi.

"Dasar ABG mesum." Ujarnya dalam hati sembari terkikis geli. "Kerjain boleh kali ya...." Lanjutnya.

Bibi segera berjongkok, lalu meletakkan toples ke atas meja. Dan saat itulah pikiran jahilnya muncul. Dengan sengaja dia menyenggol gelas berisi minuman tadi.

PYAR!!!

gelas itu pecah dan airnya berhasil membasahi celana joko. Membuat perjaka itu terkejut dan sadar dari lamunannya.

"Ehh maaf! Bibi nggak sengaja." Ujar bibi panik sembari menarik tisu dan refleks mengelap celana joko yang dengan sengaja tangannya jailnya itu menyentuh batang keras milik Joko.

"Eh! Nggak papa bi!" Joko panik saat apa yang dilakukan bibi tentu membuat dia ketahuan jika dirinya tengah eraksi.

"Maaf ya den, nggak sengaja."

"Ng... Nggak papa kok bi." Joko yang juga panik jika ketahuan langsung mengambil alih tisu dan mengelap celananya sendiri.

Mereka saling berebut mengelap celana joko, lalu dengan sengaja, bibi menyenggol gelas yang ada di hadapan Budi, lalu setelahnya gelas itu tumpah mengenai kaos tipisnya.

"Aduh... yah... Jadi basah deh..." Ujar bibi dengan senyum nakalnya. Berusaha panik dan mengibaskan kaosnya yang basa.

Tentu yang bibi lakukan membuat kaos tipis itu menempel pada kulitnya dan membuat payudaranya tergambar jelas di balik kaos.

Glug! Budi menelan ludah dengan susah payah, Joko yang sibuk mengelap celananya pun terpaku karena pemandangan itu.

Payudara besar dan kencang itu tergambar jelas di balik kaos, belum lagi puting yang menantang membuat mereka salah fokus.

"Maaf ya den. Bibi ceroboh banget!"

"Eh... Ngg... Nggak papa kok bi. Bibi nggak papa tapi kan?" Jawab Budi panik. Sok perhatian, padahal sedari tadi pandangan matanya tertuju ke arah payudara sekal milik sang bibi.

"Aduh, ini terus Aden gimana?" Tanya bibi pada Joko yang masih sibuk mengeringkan celananya. "Mau di bantuin nggak?" Tawar bibi dengan nada menggoda.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd