Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Unfaithful Life Season 0 - Nura (NO SARA)

20: A Quite Restless Night


Saat aku berdiri, Nura menggenggam dan menahan tanganku. Aku melihatnya lagi dan kami saling bertatapan. Kami bertatapan dalam diam, tanpa kata, hanya hening tanpa suara. Nura ikut berdiri, lalu memelukku. Kurasakan payudara nya menempel di tubuhku. Dia memelukku semakin erat, dan aku memeluknya tak kalah erat. Sesaat dia lepaskan pelukkan itu dan mulai menatapku lagi, kusentuh pipinya dengan tangan kananku. Nura memindahkan posisi tangannya dan melingkarkan tangannya ke leherku. Dia mulai berjinjit dan mencium bibirku, akupun menciumnya lagi. Bibir kami mulai berpagutan lagi dan kupeluk pinggangnya.

Mata kami menutup, kunikmati ciuman ku dengannya. Tanganku mulai meraba pinggang dan perut sampingnya. Suasana mulai memanas, begitupun dengan ciuman kami. Nura semakin ganas menciumiku. Dengan cepat kuangkat tubuh Nura dan menggendongnya sambil terus berciuman dengannya. Kaki Nura dilingkarkan ke pinggangku. Posisi penisku kini berada tepat di bawah vagina nya. Karena aku hanya memakai celana pendek tanpa menggunakan celana dalam, pasti Nura merasakan kepala penisku yang bersentuhan dengan selangkangannya. Tapi kurasakan ada yang aneh, seperti tidak ada penghalang. Tanganku yang tadinya memegang paha Nura untuk menggendongnya, kualihkan ke arah pantatnya, dan aku cukup terkejut ternyata Nura tidak memakai celana dalam. Aku bisa langsung memegang kulit pantatnya yang montok.

Sambil mulut kami terus menyedot dan bertukar cairan, kuremas-remas kedua bongkahan pantat Nura. Kuhisap lidahnya kuat-kuat dan Nura pun tidak mau kalah, setelah dia berhasil melepas lidahnya, Nura segera mencari-cari lidahku dan setelah dapat dia segera membalas menyedot lidahku dengan kuat. Ternyata dibalik kerudung dan kepolosan Nura, ada jiwa tidak mau kalah yang terpendam. Kami terus saling memagut dan menyedot, tanpa henti, seluruh kamar pun dipenuhi dengan suara sedotan mulut kami dan suara nafas kami yang terengah-engah. Aku dan Nura yang mulai lelah, tanpa aba-aba memberhentikan ciuman kami. Kutatap lagi mata Nura yang sedang menatapku, kami bertatap dalam diam dan kuyakin Nura bisa melihat gairah dan nafsu yang sudah mencapai ubun-ubun dari mataku, sama seperti yang kulihat di matanya.

Kubawa Nura ke kasur, lalu aku duduk, sedangkan Nura berada di atas pangkuanku dan tangannya masih melingkari leherku. Aku berusaha melepaskan celana pendekku, Nura yang merasakan itu mengangkat sedikit pantatnya lalu terlepaslah celana pendekku dan kini bagian bawah kami sama-sama sudah terbebas dari jeratan kain. Penisku yang sudah menegang keras tertindih oleh Nura dan bergesekan langsung dengan vagina nya. Aku mulai menciumi leher Nura, dengan tanganku masih meremas-remas bongkahan pantat montoknya. Pantat yang selama ini diam-diam kupandangi saat di kantor, seorang Dhanar yang selama ini fetish payudara akut, kali ini berbelok menjadi pecinta kedua bongkahan indah tersebut. Tak jengah-jengahnya aku meremasi bongkahan montok itu, sambil terus kuciumi dan kujilati leher Nura. Nura yang mendapatkan serangan dariku mulai memaju mundurkan selangkangannya, menggesek-gesekkan vagina basahnya ke penisku. Aku semakin bersemangat saat Nura mulai menggesekkan vagina nya ke batang penisku. Setelah puas menikmat leher Nura, bibirku mulai turun dan segera menangkap puting Nura yang mengacung dan tercetak jelas di gaun tidurnya. Kusedot dan kugigit pelan puting Nura. Mungkin Nura sudah semakin tidak tahan, akhirnya dia menarik turun kedua tali pundak gaun tidurnya dan mengeluarkan kedua payudaranya dari dekapan gaun tidur yang dia pakai. Aku yang melihat itu segera melahap kedua payudaranya dengan rakus secara bergantian sambil tanganku terus meremas-remas pantatnya. Kurasakan gesekan Nura kepada penisku semakin cepat. Seisi kamar kini dipenuhi oleh suara gesekan kelamin kami dan desahan tertahan Nura.

Aku mengarahkan jari telunjuk kananku ke mulut Nura, dan Nura pun langsung mengemut jariku sehingga jariku terasa sangat basah. Setelah sudah cukup basah kutarik jariku lalu tanganku mulai meremas-remas pantatnya lagi dan jari telunjuk kananku kuarahkan ke lubang pantatnya. ‘Slep’ terdengar suara telunjukku yang memasuki lubang pantat Nura. Kukeluar masukkan jariku di dalam lubang pantatnya. Nura yang merasakan itu semakin mempercepat lagi gesekkan vagina nya di penisku, dan meletakkan kepalanya di pundak kananku.

N: “Aahhhh...eegggghhh...ugghhh...”
D: “Sluurrpp....”

Hanya desahan yang keluar dari mulut Nura, dan hanya ada suara hisapanku kepada puting Nura yang keluar dari mulutku. Kami benar-benar menikmati pergumulan ini dalam diam, dan membiarkan tubuh kami yang bekerja sepenuhnya tanpa ada komando dari siapapun. Tiba-tiba tubuh Nura mengencang dan mengejang, dia melemparkan kepalanya ke belakang seperti gadis-gadis di iklan sampo yang memamerkan rambut indah mereka. Nura menekan kencang vagina nya ke penisku dan terasa cairan hangat mulai menyemprot-nyemprot dari vagina Nura yang membasahi tubuhku dan tubuh Nura.

N: “Aaaagghhhh........” Desah Nura kali ini dengan volume yang agak keras

Setelah Nura selesai merasakan orgasme nya,dia langsung memelukku dengan erat dan menciumi wajahku, dari rambutku, keningku, pipiku dan berlabuh di bibirku yang kusambut dengan pagutan bibirku. Kami berciuman lagi, hingga beberapa lama kami berciuman, Nura melepas pagutannya dan menyenderkan kepala nya di pundak kananku. Nafas kami semakin terengah-engah, Nura karena merasakan klimaksnya yang baru saja berlalu dan aku karena terlalu bersemangat melahap payudaranya.

POV Nura

Nikmat. Itulah yang saat ini aku rasakan, kenikmatan yang berbeda dari yang selama ini kurasakan dengan suamiku, mungkin bila dibandingkan, rasa yang kurasakan bersama suamiku tidak ada apa-apanya dengan yang kurasakan saat ini. Saat mas Dhanar mulai menciumi leherku, selangkanganku yang menindih penis mas Dhanar dengan sendirinya mulai bergerak maju mundur. Dibantu dengan cairan pelumas yang telah membasahi vaginaku, dengan mudah selangkanganku bergerak bergesekan maju mundur beradu dengan penis mas Dhanar yang besar. Benar-benar kurasakan sensasi yang berbeda dengan yang kurasakan sebelumnya. Padahal hanya bergesekan saja, tapi sudah membuatku semakin tidak dapat berpikir jernih. Tangan mas Dhanar masih meremasi pantatku, tidak berhenti sama sekali. Lalu saat mas Dhanar mulai menurunkan bibirnya dan menyedot-nyedot putingku dari luar gaun tidurku, aku merasa semakin tidak tahan, hingga refleks kuturunkan gaun tidurku dan kukeluarkan kedua payudaraku dari gaun tidur yang kupakai lalu kusodorkan payudara kiriku ke mulut mas Dhanar. Sambil kelamin kami terus bergesekan dan kedua tangan mas Dhanar tidak henti-hentinya memainkan pantatku, mas Dhanar melahap kedua payudaraku dengan ganas. Mendapatkan serangan-serangan dari mas Dhanar membuatku semakin tak tahan.

Desahan dan lenguhan mulai keluar dari mulutku. Tak ada yang bisa kukatakan, tak ada yang bisa kulakukan, tubuhku bergerak dengan sendirinya. Aku memeluk mas Dhanar, lalu mas Dhanar tiba-tiba menghentikan remasan di pantat kiriku dan mengarahkan telunjuknya ke mulutku. Dengan sigap lalu ku emut jarinya, kunikmati mengemut jarinya sambil terbayang di kepalaku saat ku mengemut penis mas Dhanar yang besar. Kujilati, kubasahi seluruh jari telunjuk mas Dhanar hingga akhirnya dia mencabut jarinya dari mulutku dan mulai meremasi pantatku lagi. Tapi, saat mas Dhanar mulai meremas pantatku, kurasakan ada benda basah yang menempel di lubang pantatku. Ya itu jari mas Dhanar yang baru saja mengaduk-ngaduk mulutku, dan kini sepertinya akan mulai mengaduk lubang pantatku. Benar saja, mas Dhanar mulai memasukkan jarinya ke dalam lubang itu dan tubuhku agak tersentak.

Saat mas Dhanar mulai memaju mundurkan jarinya di dalam lubang pantatku itu, tubuhku berasa semakin tidak terkontrol. Secara otomatis gesekan selangkanganku di penis mas Dhanar semakin cepat, aku merasa akan segera sampai dan akhirnya tubuhku mengejang pelan dan kutekan kencang vaginaku ke penis mas Dhanar. ‘crrt crrt crrtttt’ kurasakan ada semburan-semburan cairan hangat keluar dari vaginaku. Tubuhku dan tubuh mas Dhanar basah bermandikan cairan kenikmatanku. Aku merasa melayang, dan tidak dapat kugambarkan dengan detil, yang jelas aku hanya bisa bilang, nikmat, enak. Setelah selesai merasakan kenikmatan itu, kutatap mas Dhanar lalu kuciumi rambut dan seluruh wajahnya. Kami pun berciuman lagi. Jujur aku tidak pernah se liar ini, aku merasa berbeda, mas Dhanar membuatku merasa berbeda, spesial. Beberapa lama aku berciuman, aku melepas ciumanku dari mas Dhanar dan kusenderkan kepalaku di pundak mas Dhanar.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd