Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Unfaithful Life Season 0 - Nura

mumpung bisa, update lagi huu

--ooo--

9: Last Step


POV Nura


Setelah mas Dhanar duduk di depanku, dia mulai mengajakku mengobrol, tapi sebagian besar omongannya tidak dapat kutangkap karena saat ini pikiran dan batinku dilanda pergolakan yang begitu besar. Di satu sisi aku berat untuk melakukan ini karena berarti kalau aku lakukan, aku mengkhianati suamiku dengan sadar, di sisi lain, aku berpikir hanya inilah satu-satunya cara yang bisa kulakukan untuk menyelesaikan masalah ini dan aku mencari cari cara bagaimana untuk memulai dan merayu mas Dhanar untuk bersetubuh denganku. Sambil mas Dhanar mengajakku mengobrol aku mulai curhat lagi tentang apa yang kurasakan saat ini, dan seperti sebelumnya air mataku mulai mengalir dengan sendirinya.

Mas Dhanar, terima kasih mas karena kamu ada di sisiku, membantuku, menemaniku di saat tidak ada orang lain lagi yang bisa kuminta bantuan dan tidak ada lagi orang yang bisa kujadikan sandaran untuk menyelesaikan masalah ini. Maaf mas, karena permintaan orang gila itu, kamu malah akan terseret dalam permasalahan gila ini. Aku lanjutkan curhat dan tangisku kepada mas Dhanar.

Selama aku menangis dan terus curhat sambil menyender kepada mas Dhanar, tangannya sambil mengelus-ngelus punggungku. Nyaman rasanya, entah kenapa aku ingin berlama-lama dengan mas Dhanar seperti ini padahal biasanya untuk bersentuhan dengan lelaki selain suamiku saja aku tidak mau dan berusaha menjaga jarak. Setelah sekian lama menikah dengan suamiku, dengan lokasi kerja kami yang berjauhan bahkan beda pulau mau tak mau aku dan suamiku harus LDR, dan setiap dia pulang selain meminta jatah berhubungan intim, selain itu yang dia lakukan hanya sibuk dengan bermain game di hpnya. Kadang dia membeli barang ataupun belanja barang di game nya tanpa memberitahuku, sering pula karena hal itu akhirnya kami beradu mulut dan bertengkar, tapi hubungan kami jadi hanya sekedar itu, dia tidak pernah memperhatikanku, apa yang kubutuhkan, apa mauku.

Dan sekarang juga aku baru sadar kalau di kantor mas Dhanar sering memberiku perhatian, kadang dia membawakan minuman ringan untukku, kadang dia membawakan snack atau makan siang buatku. Kalau aku sedang harus lembur, dia biasanya akan pulang telat juga, saat kutanya dia akan bilang kalau dia ada lemburan juga walaupun aku tahu biasanya saat itu dia malah main game juga seperti yang dilakukan suamiku, tapi dia tidak lupa untuk menawariku makan malam atau sekedar keluar sebentar untuk membawakanku minuman ringan. Dan setelahnya saat dia melihatku beres-beres untuk pulang, dia akan beres-beres juga dan lalu pamit duluan, sebelumnya aku tidak sadar, tapi kalau diingat-ingat, setiap aku akan pulang telat dari kantor, dia akan menungguku menyelesaikan urusanku baru dia pulang setelah memastikan kalau aku juga akan pulang. Kadang aku ketiduran di meja dan mas Dhanar akan bangunin aku dan menyuruhku pulang atau kadang kalau aku bangun pas ketiduran tubuhku sudah diselimuti pakai jaket. Terkadang dia saat aku sampai rumah dia akan mengirim chat kepadaku dengan alasan kerjaan atau semacamnya, tapi yang selalu dia tanyakan kepadaku apakah aku sudah sampai rumah atau belum. Ya, aku baru sadar kalau selama ini dia selalu memberikan perhatian kepadaku.

Mungkin karena pikiranku yang sedang kalut karena permasalahan ini dan juga rasa terima kasihku atas perhatian yang mas Dhanar berikan selama ini kepadaku, aku jadi merasa lebih legowo untuk melakukan perbuatan gila karena permintaan orang gila. Selesai curhat kepada mas Dhanar, aku lalu bangun dan menatap mas Dhanar sebentar lalu mulai memajukan mukaku untuk menciumnya. Mas Dhanar terlihat terkejut, aku menutup mataku. Tapi tidak berapa lama dia melepaskan ciuman itu.

D: “Ra, kamu kenapa? Jangan gini Ra” Kataku pura-pura terkejut sambil menariknya pelan
N: “Maaf mas, aku...mungkin saat ini ciuman tadi adalah hal yang sangat aku butuhkan mas”
D: “Ra, mungkin karena kamu sedang kalut, kamu jadi ngerasa seperti itu”
N: “Kenapa mas? Mungkin karena aku kurang menarik ya mas makanya kamu tidak mau menciumku?”
D: “Bukan Ra, bukan gitu, kamu sendiri tahu aku sudah punya istri dan kamu juga sudah punya suami dan anak”

Aku berpikir apakah aku kurang menarik? Memang tubuhku agak berisi, sejak aku melahirkan kedua anakku, memang berat badanku mulai naik, tapi aku juga selalu menjaga tubuhku dengan berolahraga seperti yoga. Kalau dilihat walaupun berisi, tapi tubuhku bukannya gemuk berlebihan, malah kata suamiku pinggul dan pantatku semakin seksi dan payudaraku semakin besar. Karena aku tidak ada waktu dan malas membeli baju baru, baju-baju yang kupakai jadi agak ketat, dan aku pernah lihat walaupun tidak bisa dibandingkan dengan wanita-wanita yang seksi di luar sana, tapi tubuhku tetap terlihat seksi walaupun aku berpakaian tertutup. Bagaimana aku tahu? Karena teman-teman wanitaku di kantor juga sering berkomentar seperti itu.

N: “Iya mas, aku tahu, tapi mmm...saat ini mungkin ini adalah hal yang paling aku butuhkan supaya aku bisa tenang mas”

Setelah menjawab mas Dhanar, aku mulai maju dan mencium bibir mas Dhanar lagi. Setelah beberapa lama mas Dhanar mulai membalas ciumanku. Bibir kami berpagutan dengan lembut, kurasakan satu tangan mas Dhanar menggenggam tanganku, dan satunya lagi merangkul dan membelai punggungku.

POV Dhanar

Bibirku dan Nura berpagutan, tanganku pun tidak tinggal diam, dengan tangan kiriku kugenggam tangan kanan Nura sedangkan tangan kananku kubelai-belai punggungnya. Setelah beberapa lama, kuarahkan tangan kananku ke payudara kirinya dan mulai menggenggamnya, tapi tiba-tiba tangannya menepis tanganku dan dia terlihat kaget.

D: “Eh maaf Ra, aku kebawa suasana”
N: “Hmmm...iya mas...maaf juga aku refleks tadi”
D: “Gapapa Ra, aku balik aja ke kamarku ya Ra, harusnya aman, nanti aku cek pintu kamu juga sudah terkunci atau belum” Jawabku sambil berdiri perlahan dari kasurnya dan pura-pura mau berjalan ke arah pintu, tetapi Nura langsung meraih dan menggenggam tanganku
N: “Jangan mas...Di sini aja ya...”
D: “Tapi Ra...aku takut aku khilaf lagi Ra”

Nura terdiam, tangannya masih menggenggam tanganku. Tidak lama Nura menarik tanganku agar duduk kembali di sampingnya.

N: “Gapapa mas...khilaf lagi juga gapapa mas, temani aku ya malam ini?” Jawab Nura sambil matanya memandang ke arahku...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd