Perangkap Asmara 4
Husnul bergetar ia tak menyangka wanita yang sangat di segani warga karena kealiman dan kedermawanannya ternyata wanita yang punya gairah seks yang tinggi,"bu nyai Sumarni kan janda,gak mungkin ia tak tahu kalau perbuatan zina itu termasuk dosa besar"pikir Husnul yang makin gelisah mengintip keduanya.
Husnul adalah wanita dewasa yang kesehariannya sangat sederhana,untuk membantu perekonomian keluarganya ia berdagang kue.
Sebenarnya ia hendak pulang setelah kue dagangannya habis,tapi saat melihat ada yang mencurigakan entah kenapa ia mengikuti kedua orang yang terlihat akan berbuat sesuatu hal di kebun yang sepi itu.
Dan benar dugaannya ternyata ia melihat Bu nyai sumarni dan seorang pemuda berbuat mesum,",,duhhh pasti enak sekali apa yang di rasakan Bu nyai sumarni, duhh kontol pemuda itu tak seperti punya suamiku"pikir Husnul yang melihat batang kemaluan sang pemuda terlihat besar dan panjang terus menghunjami memek Bu nyai Sumarni yang terdengar becek karena hunjaman kontol itu sangat kuat dan cepat, lenguhan keduanya terdengar jelas membuat Husnul menggigit bibir karena dalam hatinya terbersit keinginan apa yang di lakukan Bu nyai Sumarni.
Husnul akhirnya pulang ke rumah, seperti hari hari biasa ia rapikan semua peralatan dagangan kuenya, suaminya Paiman terlihat membantunya,pria tua yang usianya sudah ,60 tahun lebih itu terlihat membersihkan motor bebek yang tiap hari di bawa Husnul istrinya berdagang.
",Bu bapak tadi di ajak ke Kalimantan sama temen bapak,kamu tahu kan musim tanam di disini sudah selesai"ucap Paiman ke istrinya.
"Kerja apa pak?"tanya Husnul,"bangunan Bu, katanya di Kalimantan lumayan gajinya "jawab suaminya.
"Kamu tahu kan biaya kuliah Haris mahal,belum lagi aku kasihan sama dia karena numpang terus kalau kuliah ke kota"sambung Paiman,
Haris adalah anak yang di angkat keduanya, sebenarnya haris anak adik suaminya yang tinggal di desa sebelah,karena anaknya lima adik Paiman akhirnya rela memberikan hak asuh pada Paiman dan Husnul.
Mereka mengasuh Haris sejak lulus SMP, Paiman dan Husnul sudah menganggap Haris anak kandung, apalagi Haris anak yang rajin dan pintar membuat keduanya makin sayang.
Pernikahan Husnul memang tak di karuniai anak, walau sudah 20 tahun mereka menikah Husnul tak kunjung hamil.
Husnul yang usianya sekarang menginjak 40 tahun akhirnya ikhlas dengan suaminya,ia tahu suaminya ,Paiman yang usianya beda 20 tahun ada kekurangan.
Entah kenapa bayangan saat ia mengintip Bu Nyai Sumarni terlintas,"sudah besar,panjang lama lagi mainnya"pikir Husnul sambil melamun.
"Rencanaku kalau hasil Haris tak belikan motor sendiri bu"
Ucap Paiman yang membuat Husnul kaget,
"ia ia pak,tapi apa bapak sudah memikirkan keputusan bapak matang? apalagi kalau ke luar pulau pasti bapak pulangnya lama"ucap Husnul menutupi pikiran nakalnya
"Demi Pendidikan Haris Bu,toh aku juga gak tega kamu banting tulang begini,aku juga harus menabung setidaknya keinginan ku untuk beli sawah bisa ku wujudkan,"ucap Paiman bersemangat,
"Kalau aku terserah bapak,semoga ini yang terbaik buat keluarga kita pak"ucap Husnul lembut.
Tiga hari kemudian suaminya pun berangkat,"Haris jaga ibumu,kalau bisa pulang kuliahmu jangan malam malam nak"ucap Paiman ke Haris,"ya pak,bapak juga hati hati"Jawab haris mencium tangan pakdenya yang sekarang sudah menjadi bapak angkatnya."Bu aku berangkat"ujar Paiman pamit ke Husnul"hati hati pak"
Hanya kata itu yang terucap dari bibir Husnul saat melepas suaminya merantau,tak terasa lelehan air matanya berlinang saat suaminya perlahan menuju mobil yang sudah menunggu di depan rumahnya,terlihat beberapa pria ada di dalam.
Husnul dan Haris hanya bisa melihat sedih tatkala mobil perlahan pergi.
"Ris ayo masuk,ibu sudah masak kesukaanmu"ucap Husnul,
"Wah makasih Bu,ibu memang tahu selera ku" jawab Haris yang langsung mengiyakan ajakan sang ibu angkat.
Walau keduanya merasa kehilangan sosok sang bapak tapi hidup harus berjalan, keduanya terlihat tambah dengan kehidupan yang akan mereka akan hadapi.
Tak terasa seminggu sudah Paiman suami pergi ke luar pulau,malam itu husnul terlihat gelisah.
"Jam 9 lebih tumben Haris gak pulang"pikirnya,ia duduk di ruang tamu sesekali matanya melihat ke depan mengharap Haris segera pulang,
"Pak kamu juga gak ada kabar"Husnul makin sedih mengingat suaminya juga belum ada kabar di kalimantan,tak terasa linangan airmatanya meleleh.
Haris akhirnya pulang di antar teman kampusnya yang juga satu desa,pemuda itu melangkah ke rumahnya yang terlihat sederhana.
Pemuda itu kaget melihat ibu angkatnya menangis sedih duduk di kursi tamu"assalamualaikum bu"ucap haris yang mendekat ke Husnul dan mencium telapak tangannya,
"Waalaikum salam ris,tumben pulangmu malam"jawab Husnul yang memakai kerudung berwarna hijau khas wanita kampung,
"Ya Bu tadi ban motornya bocor,maafin Haris bu'ucap Haris memandang Husnul lembut,
"Ban bocor kok minta maaf,itu sudah biasa ris ibu cuma takut ada apa apa sama kamu"jawab Husnul menatap Haris,pemuda itu entah kenapa tiba tiba mendekatinya,
"Mulai besok Saya janji akan tepat waktu Bu,maafin Haris bikin ibu cemas"ucap haris yang mendekat dan mengusap air mata Husnul.
Keduanya saling tatap dan entah kenapa Haris makin mendekat dan pelukan pemuda itu membuat Husnul kaget,"maafin Haris Bu"ucap haris,
Pelukan Haris yang bertubuh tinggi 172 cm itu terasa hangat,Haris juga rajin berolah raga di kampus ia juga ikut pencak silat hingga badannya berisi dan atletis.
Husnul merasakan sesuatu aneh menjalar di sanubarinya,"sudah ris ibu maafin kamu kok,ayo makan ibu sudah manasin masakan kesukaanmu"ucap Husnul,
"Makasih Bu,ibu memang tahu seleraku apalagi aku memang sudah lapar sekali"
Ucap haris,lagi lagi Haris berbuat yang tak pernah ia lakukan"cup cup"dua ciuman itu seakan setrum ke tubuh Husnul yang terlihat makin gelisah.
Keduanya langsung bergegas ke dalam,Haris Langsung makan dengan lahap"enak banget masakan ibu,ibu sudah cantik,pinter masak lagi mantep Bu"ucap haris memuji masakan yang ia makan
"Deg deg deg"degup jantung Bu Husnul yang tak menyangka akan ucapan anak angkatnya,debaran jantung seorang wanita dewasa yang membuat seulas senyum terpancar dari wajah bulat berkulit kuning Langsat itu harus memerah karena sanjungan dan pujian itu tak tak pernah di ucapkan sang suami.
Husnul makin gelisah tatkala Haris melepas baju atasannya karena keringat bercucuran saat makan,badan haris memang sudah terbentuk,dadanya terlihat sixpack,"Bu pedas sambalnya terasa,makin enak ayam goreng ini Bu ah ah ah"ujar Haris yang tak tahu kalau Husnul dengan sorotan tajam memerhatikannya.
"Ehhh Haris mirip sekali dengan pemuda yang mencumbu Bu nyai Sumarni"pikiran nakamlp Husnul teringat kejadian yang pernah ia intip beberapa bulan yang lalu.
"Bedanya hanya warna kulit Haris agak kecoklatan,tapi Haris manis juga, duhhh kenapa aku kok mikir begini,Haris kan anak angkatku,dia juga sudah menganggap ku ibu,tidak ini dosa aku tak boleh berpikir yang aneh aneh pada Haris,tapi sekelas Bu nyai Sumarni yang alim saja melakukannya apalagi hanya aku,wanita yang biasa ini",pikiran Husnul makin bingung di satu sisi ia wanita yang harus menjaga kehormatannya sebagai istri
Tapi di sisi lain,ia hanyalah wanita biasa yang normal yang masih menginginkan kehangatan dari seorang pria.
Hari demi hari mereka lalui Husnul merasa beruntung karena ada Haris, suaminya tak terasa sudah dua Minggu belum ada kabar.
Sebagai istri ia tetap menunggu,dan Haris seakan mengerti bahkan ia selalu pulang lebih awal tak seperti saat suaminya ada.
Diam diam Haris memperhatikan ibu angkatnya yang tak lain budenya,ibu angkatnya memang lumayan menarik apalagi Husnul punya hal yang istimewa,"duhh pantatnya gede bulat besar lagi,dan tonjolan payudara bu Husnul yang kesehariannya memakai daster panjang terlihat menantang"bisik setan yang perlahan meracuni pikiran Haris.
Haris sebenarnya pemuda yang manis dan ganteng, banyak teman kuliahnya yang naksir padanya,tapi pemuda tahu diri selain ekonominya pas Pasan ia juga ingin fokus kuliah agar cepat lulus dan bisa membantu perekonomian keluarganya.
Haris yang baru semester dua sangat kagum sama ibu angkatnya,selain masakannya yang enak,Haris juga tahu untuk biaya kuliahnya Bu Husnul harus banting tulang,bangun pagi dan pulang sore untuk jualan kue, perasaan kagum itulah yang membuatnya ingin memberi balasan pada Husnul, apalagi ia lihat Husnul sering melamun semenjak bapak angkatnya ke Kalimantan.
Hari itu hari Sabtu,haris pulang kuliah lebih awal sekitar jam 7 malam.
"Rumah kok sepi,apa ibu belum pulang"pikir Haris yang langsung ke kamar.
Pemuda itu seperti biasa langsung mandi dan makan,setelah makan hanya memakai sarung dan kaos oblong ia duduk di ruang tamu.
Rumah sederhana itu hanya ada empat ruangan,2 kamar tidur dan sebuah ruang tamu beserta dapur khas warga desa.
Tak seperti keluarga kaya yang ada tv-nya,jadi tak heran haris duduk sering di depan.
Suara motor bebek terdengar masuk ke halaman rumahnya,"loo kamu dah pulang ris"kata Bu Husnul yang terlihat senang,
"Dari tadi Bu,sini Bu biar motornya aku yang masukin"Jawab haris yang langsung membantu ibu angkatnya.
Setelah membereskan dagangan ibunya,Haris ke dapur ia menimba air untuk sang ibu yang masih menghitung uang hasil jualan kuenya.
Husnul perlahan memasukkan uang itu di lemarinya,"Alhamdulillah,tak mandi dulu badanku terasa lengket karena keringat"pikir Husnul,yang selalu bersyukur karena kuenya selalu laris terjual,perlahan ia langsung mengambil handuk.
Husnul ke dapur setelah melepas jilbabnya,rambutnya yang panjang sampai pantatanya ia tali dengan karet rambut.
"Bu airnya sudah siap"ucap haris kepadanya,
"Duhh kamu baik sekali ris"jawab Husnul yang terlihat senang,
"Ini kan buat ibuku yang cantik"ujar Haris yang terlihat kagum melihat rambut ibu angkatnya yang hitam panjang,walau sudah tinggal hampir 4 tahun lebih di rumah itu Haris jarang melihat ibu angkatnya melepas jilbabnya.
"Rambut ibu ternyata bagus,hitam dan panjang"puji Haris,
"Kamu tuh muji terus sama ibu,jangan jangan ada yang kamu mau dari ibu"jawab Husnul menggoda Haris,
"Gak ada yang ku mau dari ibu,malah Haris merasa sedih karena gara gara membiayai kuliahku ibu dan bapak harus bekerja keras"ucap Haris memandang Husnul.
"Ris bapak dan ibu pengen kamu jadi orang,tugasmu hanya rajin belajar agar cita citamu terwujud jadi insinyur "ucap Husnul menasehati,"makasih Bu,aku janji akan rajin belajar"ucap Haris yang entah kenapa mendekatinya,dan pelukan hangat pemuda itu perlahan ia rasakan lagi.
"Ris ibu tak mandi dulu,bau ibu kecut"bisik Husnul.
"Ya Bu,kalau airnya kurang ibu panggil aku ya"jawab Haris melepas pelukannya,
"Ia anak ganteng",,ucap Husnul,
"Ehmmm ganteng selalu ngrepotin ibu"
Ucap Haris yang menepuk pantat besar Husnul,walau perbuatan itu agak aneh tapi entah kenapa bikin Husnul gemetar,
"Ehhmmm nakal kamu ris,masak pantat ibu di tabok"ucap Husnul manja,
"Maaf Bu habis Haris gemes liat pantat ibu gede begini "jawab Haris yang lagi lagi meraba pantatnya dan bergegas ke depan.
Husnul masuk ke kamar mandi,ia lepaskan seluruh pakaiannya.
Ia guyur tubuhnya dengan air sumur yang terasa dingin,Husnul gelisah saat ia ingat Haris menabok pantatnya dan bilang gemes,"duhhh Haris kamu kok nakal,awas kamu,"pikir Husnul sambil mandi,senyum wanita dewasa itu mengembang penuh arti.
"Ris ris airnya kurang"panggil Bu Husnul ,"ya Bu"jawab Haris yang bergegas cepat ke Sumur,ia menimba dan ia penuhi ember,ia angkat menuju kamar mandi,
"Bu ini ainya'ucap Haris di depan pintu,"ya ris tolong bawa masuk"jawab Husnul membuka pintu,
"Deg ", jantung Haris berhenti berdetak melihat ibu angkatnya tanpa sehelai benangpun berdiri di dalam kamar mandi,
"Eh kok diem cepat,ibu kedinginan"ucap Husnul seperti tak ada sesuatu hal aneh.
"ia ia ia Bu ehh"jawab haris sambil menghela nafas,
"Makasih anakkku yang ganteng"ucap Husnul setelah Haris menaruh air di dalam kamar mandi,
"Ya Bu "jawabnya singkat sambil memperhatikan tubuh polos Husnul,
Tinggi Husnul hanya 152 cm,beda 20 cm dari tubuhnya hingga tubuh ibu angkatnya itu hanya sampai dadanya kalau sejajar,yang membuat Haris tak berkedip adalah payudara Bu Husnul yang terlihat besar mengkal sekali, terlihat puting kecoklatan mungil di ujungnya,Husnul yang punya berat 60 kg memang terlihat gemoy khas ibu ibu,tapi tubuhnya walau gemoy terlihat padat dan montok, lekukan tubuh Husnul juga bagus membuat Haris menggigit bibir,belum lagi kulitnya yang kuning Langsat terlihat mulus memanjakan mata Haris yang baru pertama kali melihat wanita bugil di hadapannya.
"Hey anak ganteng kok nglamun,aku mau mandi"ucap Husnul membuat haris terjaga dari lamunannya dan langsung keluar.
Haris terlihat gelisah duduk di ruang tamu,perlahan ia betulkan letak kontolnya yang terasa keras terjepit cd-nya.
"Mantep banget tubuhmu Bu"bisik hati Haris yang tak bisa lupa akan kemontokan tubuh Husnul.
Di dalam kamar mandi Husnul tersenyum,ia merasa senang melihat wajah sangek dari Haris,"rasain ris,habis kamu nakal pegang pantatku"ucapnya lirih,dan perlahan ia rasakan cairan merembes di liang kemaluannya"ohhhh kok begini aduh"desis Husnul yang belum pernah merasakan kegatalan di kemaluannya semenjak ia menikah dengan suaminya,"cuma begini saja kok rasanya gatel banget memekku"pikir Husnul gelisah.
Husnul ke kamarnya selesai mandi,ia pakai daster yang paling bagus yang ia punya,entah kenapa ia tak memakai CD dan bh dalam pikiran Husnul ia ingin menggoda Haris anak angkatnya.
Husnul berdandan seperti saat ia mau ke kondangan bedanya ia tak memakai jilbab,rambut panjangnya ia gerai lalu parfum yang jarang ia pakai ia semprotkan ke seluruh badannya.
"Ris lagi apa"ucap Husnul yang duduk di samping Haris,
"Eh ibu"ucap Haris yang ternganga takjub melihat perubahan ibu angkatnya,
"Kenapa kamu kok kayak aneh lihat ibu"Jawab Husnul,
"Ibu cantik banget klo begini,wangi lagi"ujar Haris kagum,
"Kamu tuh mulai pinter merayu ya"ucap Husnul mencubit pipi haris,
"Benar Bu, sumpah aku gak bohong"jawab Haris bersemangat,
Keduanya saling pandang,tatapan gairah terlihat dari mata kedua insan berlainan jenis itu.
"Bapakmu kok gak ada kabar ya"ucap Husnul yang menutupi gejolak dadanya,
"ia Bu sudah hampir setengah bulan,apa bapak sibuk?"ucap Haris,
"Ya mungkin ris,untung ada kamu coba ibu sendirian ibu pasti takut sekali sendirian ,kamu tahu kan rumah kita paling ujung di kampung ini"jawab Husnul memegang tangan Haris,
"Bu apa gak sebaiknya pintu di tutup dulu toh udah malam"bisik Haris,
Husnul mengangguk tanda setuju"kunci sekalian ris"perintah Husnul pada haris.
Haris kembali duduk dekat Husnul,"wangi banget Bu"puji Haris lembut, merapat pada tubuh ibu angkatnya.
Husnul melihat sarung Haris ada sesuatu yang bergerak,"ris aku takut bapakmu kecantol wanita lain"ucap Husnul,sambil tangannya ia taruh persis di atas benda bergerak di dalam sarung,
"Ohh Bu gak mungkin bapak selingkuh, apalagi bapak sudah tua"jawab Haris gemetar,tangan Husnul terasa hangat memegang sesuatu yang terasa makin keras dan mengembang,
"Ya ris ibu tahu cuma ibu Takut saja,apalagi bapakmu itunya juga gak berdiri,lemes"ujar Husnul yang makin terbuka akan rahasia ranjangnya pada Haris yang tak lain keponakan suaminya sekaligus anak angkatnya tersebut.
"Masak Bu"tanya Haris agak gugup,
"Ya ris, jangan jangan kamu juga gitu, apalagi kamu masih satu darah sama bapakmu"ucap Husnul makin berani,
"Tidak Bu,gak mungkin sama ,kalau ibu gak percaya lihat saja"jawab Haris gemetar,
"Ya ris sepertinya punyamu beda"Husnul makin penasaran ,ia meraba dan meremas batang kemaluan Haris yang terbungkus sarung,"lihat saja Bu"'ucap Haris makin gemetar,
Husnul makin tertantang,melihat pintu tertutup rapat,wanita dewasa itu perlahan menarik sarung Haris ke atas,ke atas lagi hingga benda itu terlihat berdiri seperti tugu Monas,dan Husnul langsung menatap sayu melihat kemaluan Haris,
Kontol Haris melengkung panjang seperti pisang Ambon, besarnya sungguh luar biasa seperti terong
,ujung kontol itu seperti helm besar mengkilat warnanya hitam di penuhi urat urat yang terlihat kaku, membuat Husnul terhipnotis,ia hanya ternganga.
Husnul perlahan memegang kontol yang ia pikir lebih besar dan lebih panjang dari kontol pemuda yang mencicipi memek Bu nyai Sumarni,
"Ris kontolmu beda dengan bapakmu,mulai dari ukuran besar, ukuran panjang, bahkan diameternya"ucap Husnul lembut,ia bak guru matematika yang membandingkan kontol anak angkatnya dengan sang suami.
Haris yang sejak tadi berdebar karena nafsu melihat kemontokan tubuh ibu angkatnya tak tinggal diam,ia peluk tubuh Husnul,ia remas payudara yang besar montok milik Husnul"Bu ohhh gede banget susumu Bu"desah haris yang makin brutal menciumi Husnul.
"Riss ohhhhh ohhhhh"Husnul tak bisa lagi menahan birahinya,ia kocok kontol Haris sambil mendesah tak karuan,
*Ris matikan lampunya aku takut ada orang melihat kita"bisik Husnul,
'ohhh ia Bu,apa gak di kamar saja biar aman"ucap Haris gemetar karena nafsunya sudah di ubun ubun.
"Ohhh ya ris kamu pinter,ayo ke kamar"
Husnul menggandeng Haris ke kamarnya,
Husnul tak kuat lagi ia langsung melepas dasternya,tubuh montoknya terlihat Haris yang juga melepas sarung dan kaosnya,
Husnul dan Haris berpelukan keduanya bergumul di ranjang Bapaknya,"Bu gak usah mikirin bapak sekarang kan ada aku ",ucap Haris menciumi Husnul yang terangsang hebat,
"Ya ris,aku gak akan mikir bapakmu toh aku sanggup membiayai kuliahmu ris"jawab Husnul yang tangannya tetap mengocok kontol besar milik Haris yang makin keras seperti besi.
"Ya Bu makasih, karena ibu sudah membiayaiku aku akan berbakti sama ibu"bisik Haris,sambil tangannya meremas payudara Husnul yang putingnya makin mengeras,
"Ayo ris masukkan kontolnu"bisik Husnul,
"Kemana Bu,aku tak pernah begini"jawab polos Haris,
Mendengar itu Husnul tersipu,ia tahu Haris masih perjaka la wong KTP nya saja baru jadi.
"Masukin di tempik ibu Lis"ucap Husnul lirih,",tempik yang mana Bu"jawab Haris gemetar,
"Ohhhh sini ris sini ayooo"ucap Husnul langsung mengangkang,ia usap gundukan bukit di selangkangannya yang di tumbuhi bulu lebat,
Haris langsung menuruti perintah Husnul,
Husnul membimbing kontol Haris pas di lubang pipisnya yang basah tak karuan,
"Tekan ris yang kuat"perintah Husnul tegas pada Haris,
"Ya Bu gini , ehhhhh ehhh uhhh uuuh "
Kontol Haris mencoba masuk tapi lubangnya masih sempit,
"Sempit banget lubangnya Bu"ucap Haris padanya,
"Ya ris karena bapaknu gak pernah melakukannya sama ibu"jawab Husnul gemetar,
"Ibu masih perawan,ohhh ohhh "desah haris tak percaya,
'ya ris,karena saat bapakmu mau masuk langsung lemas jadi kontol bapakmu gak pernah nancep di tempik ibu"jawab Husnul memalingkan wajahnya karena malu di tatap Haris,
"Tenang Bu,malam ini aku akan memerawanimu,aku juga belum pernah Bu,aku masih perjaka"kata Haris mencium kening Husnul lembut, entah kenapa keduanya saling tatap saling peluk dan bibir keduanya menyatu, saling kecup saling kait penuh birahi.
",Bu kontolku pasin di tempikmu,akan kucoba lagi"bisik Haris di telinga Husnul,
Husnul membawa kontol Haris ke tempiknya,
Haris menekan kuat,"pret pret"
"Riss aduhhh ehhhhh sakit sakitttt risssss"desah Husnul yang merasakan sesuatu keras dan besar merobek kemaluannya,
Haris menarik kontolnya lagi,
"Maafin aku Bu,"ia cium lagi wajah Husnul yang memerah,Haris pemuda yang cepat belajar,ia ciumi leher Husnul,
"Ohh wangi sekali kamu nul,Husnul kamu membuatku jatuh cinta"Bisiknya lembut di telinga sang ibu angkat,
"Riss,gombal kamu"jawab Husnul menatap nya penuh rasa,
"Sumpah nul, Husnul lihat betapa cantiknya kamu,kamu bidadariku nul,aku kekasih hatimi yang akan mengambilnya kesucianmu"rayu Haris makin berani,
"Riss ohhhhh ohhhhh lakukanlah "
Pinta Husnul yang terlihat makin bergairah,
"Nul tak coba lagi ya ehhhh ehhh ohhhhhhh"
Ucap haris yang langsung menekan kuat kontolnya,
"Duhhhh risss sakit,perihhhhh aduhhh"
Ucap Husnul,
"Tenang sayang ,peluk aku,cup cup cup cup cup cup cup cup cup cup cup cup cup cup "
Haris menenangkan Husnul, perlahan kontol besar itu merangsek masuk,
"Echhh risss sakit, perihhhhh sumpah sakit kontolmu kegedean riss,aduh sobek tempikku ris, sudah ris perih"ucap Husnul makin gelisah,
Haris bukannnya merasakan iba pada Husnul sang ibu angkat,dalam hatinya ia merasa penasaran,ia ingin kontol besarnya masuk utuh di dalam tempik Husnul.
Haris memeluk erat tubuh gemoy Husnul lalu ia kembali menusuk kontolnya ke tempik perawan sang ibu angkat,
Tenaga kuat Haris harus Husnul akui,wanita itu perlahan melemah ia tak meringis lagi atau merintih kesakitan,karena di depannya adalah pria sejati,hatinya berdebar saat wajah penuh kebuasan itu menatapnya penuh gairah,Husnul membalas tatapan pejantan yang sebenarnya ia rindukan sejak masih gadis"muda, ganteng,gagah dan penuh gairah"
Bisik hatinya nakal,
"Husnul tempikmu akan ku perawani,nihh terima kontolku, ehhhh ehhh ohhhhhhh "
Ucap tegas Haris,
"Awwwww aww duhhh besar, panjang kontol ris,ohhhh masukkan ohhhh dalam bangettt ahhhh"rintih Husnul yang makin tenggelam di Laut birahi,
Sambil menusuk bibir Haris tak diam, pejantan itu seperti tahu akan kelemahan tubuh montok Husnul, ciuman dan hisapan
Bibirnya merayap di leher mulus Husnul, payudara besar padat itu juga penuh air liur Haris membuat payudaranya basah mengkilap,puting susu mungil Husnul yang kecoklatan ia hisap sesekali ia kenyot
", clokkkkk clokkk clokk"
Kontol Haris mulai lancar keluar masuk di memek ibu angkatnya,
"Tempikmu nul nikmat banget, Husnul kamu cantik sekali"rayu Haris penuh kasih sayang,
"Echhhh uchhh RIS ehhhh ehhhhh aduhh ohhhh"racau Husnul yang mulai keenakan, "pantas Bu nyai Sumarni doyan zina,la wong rasanya kayak gini aduhhh,kontol muda, besar, panjang memang enak rasanya aduhhhh"pikiran Husnul makin terbentuk oleh apa yang ia rasakan bersama Haris,
Keringat keduanya bercucuran,bukti betapa dahsyatnya permainan yang di lakukan Husnul dan Haris.
Malam minggu itu terasa panjang,karena mereka tak mau tidur,kontol itu ketagihan memek sang ibu angkat yang malam itu telah jadi wanita seutuhnya,
Husnul juga tak mengalah ,tempiknya yang sudah di lubangi oleh kontol besar dan panjang Haris seakan ingin tempiknya di sumpali kontol sang anak angkat yang membuat nya orgasme berkali-kali,
Suara katak suara jangkrik saksi permainan seks mereka.
Suara indah penuh pesona.