Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY - TAMAT Naga Merah

Makasi updatenya hu
semakin menarik ceritanya
di tunggu lanjutannya


salam semoga sehat, sukses & lancar jaya selalu
 
Part 7
Trah Naga

Senja mulai turun ketika mobil yang kami tumpangi masuk ke pekarangan sebuah rumah joglo dengan halaman yang bisa dibilang luas.

Beberapa pernik di rumah ini mengingatkan aku akan rumah Eyang di Jogja. Sudah lama kami tidak mengunjungi makam beliau. Sepeninggal Eyang, rumah itu diurus oleh Mbah Pardi, orang kepercayaan ayah.

Kami berjalan memasuki pintu besar rumah joglo tersebut. Tetapi belum sempat kami mengetuk pintu, ternyata dari dalam pintu itu terdorong membuka.

Nampak seseorang dengan senyum lebar menghampiri kami

Aku terperanjat, "Pak Rektor?"

"Selamat datang Naga, akhirnya sampai juga kamu kesini", ujar orang tersebut.

Namanya Pak Cipta, Rektor Universitas Naradhipa, yang ternyata punya rumah di kota ini.

Diulurkannya tangannya menjabatku dengan erat lalu mempersilakan kami semua masuk ke sebuah ruangan dengan ukiran kayu khas rumah joglo.

"Jadi ini rumah Pak Rektor? Kenapa saya tidak tahu kalau sebenarnya kita satu kota?", tanyaku

"Sebelumnya, jangan panggil Pak Rektor lah, kesannya kaya ngadepin mahasiswa aja disini. Cukup panggil Pak Cipta ajalah", senyumnya mengembang lebar

"Akhirnya kalian berhasil membawa salah satu trah Naga kesini," lanjut Pak Cipta sambil memandangi kawan2ku

"Sayangnya mungkin bakal timbul perselisihan dengan Doni Pak", sahut Satrio.

"Dan kami juga membawa seorang kawan baru yang kebetulan juga punya urusan dengan Doni dan kelelawar putih", lanjutnya

Pak Cipta manggut2 sambil memandang Panji yang juga menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, mungkin memang waktunya sangat mepet, jadi aku langsung jelaskan semuanya, terutama kepada kamu Naga, karena sedikit banyak ini semua bakal melibatkan kamu lebih jauh", Pak Cipta memandangku tajam namun teduh.

"Dan sedikit banyak tentunya melibatkan gadis yang sudah dipilih oleh trah Naga", Pak Cipta gantian menatap Sari sambil tersenyum

Sari hanya melongo. Kugenggam tangannya agar dia lebih tenang dan siap mendengarkan penjelasan Pak Cipta yang kemungkinan besar bakal mengejutkan kami.

"Baiklah, kita mulai dari mana ya, terlalu panjang yang harus dijelaskan", Pak Cipta berkata sambil terkekeh sendiri.

"Kamu sudah tahu latar belakang pertempuran para bajingan 2 tahun yang lalu", tanya Pak Cipta

"Sedikit banyak Rangga sudah menjelaskan padaku Pak ketika perjalanan kesini tadi", jawabku

"Baiklah, kita mulai dari situ", ujarnya
"Jadi legenda Kyai Condong Campur yang dikalahkan oleh Sengkelat dan Sabuk Inten tidak berhenti sampai disitu. Condong Campur terkadang turun ke bumi ketika Sengkelat dan Sabuk Inten melemah kekuatannya".

"Kami ini adalah trah penjaga Sabuk Inten. Nenek moyang kami adalah pemilik Sabuk Inten yang turun temurun diwariskan berikut garis takdir untuk ikut berperang melawan Condong Campur".

"Sementara trah penjaga Sengkelat keturunan terakhir yang kutahu adalah keluarga Candra, sahabat ayahmu. Beliau tewas setelah melindungi ayahmu dari anak buah Natapraja", Pak Cipta melanjutkan penjelasannya dengan wajah yang menunjukkan kesedihan.

Aku terperanjat, begitu juga dengan Sari. Pak Cipta menatapku keheranan, dan seakan meminta penjelasan dengan sikap kagetku tadi.

"Maaf Pak Cipta, Candra adalah ayahku, dan akulah satu2nya yang tersisa dari keluargaku", ujar Sari.

Kulihat mata Sari berkaca-kaca. kugenggam erat tangannya untuk memberitahunya bahwa aku selalu ada untuknya.

"Jadi, dia adalah trah penjaga Sengkelat, pantas saja aku masih merasakan aura lemah dari Kyai Sengkelat, masih ada harapan meski trah yang tersisa wanita. Tugas kita jadi lebih mudah. Masalahnya Kyai Sengkelat tidak bisa dipanggil oleh wanita, sehingga mungkin kita harus menjaga Sari hingga ia bisa melahirkan anak laki2".

"Dan aku tahu kamu telah memberikan tanda kepada Sari bahwa dia adalah wanitamu. Aura merah penuh yang menyelubungi sekitar daerah kewanitaannya menandakan bahwa dia adalah milik Sang Naga Merah"

"Jadi tugasmulah untuk memberikan benihmu kepada Sari", Pak Cipta tersenyum lebar

"Tetapi Pak Cipta, apa maksud Naga Merah tadi? aku sungguh sangat tidak mengerti", tanyaku

"Ah ya, bagian terpenting dari legenda ini, hampir lupa", Pak Cipta menepuk dahinya

"Perseteruan antara Condong Campur, Sabuk Inten dan Sengkelat seperti tiada akhir, berkepanjangan. Meski Condong Campur kalah dan melesat ke langit, tetapi ia tidak pernah kalah sepenuhnya. Selalu ada cara untuk kembali ke bumi".

"Harapan satu2nya adalah dengan mencari trah Naga. Para naga ini biasanya lebih unggul dalam bidang yang digelutinya. Juga meski tak terlalu kuat, para naga ini memiliki kekuatan magis dengan elemen yang berbeda-beda. Ayahmu, Surya adalah Naga tanah yang sayangnya dia baru sadar akan kekuatannya setelah Candra sahabatnya tewas. Memang trah Naga ini sangat tertutup sehingga bahkan keturunannya sekalipun terkadang tidak sadar bahwa mereka adalah trah Naga.

"Tetapi dari trah Naga ini akan ada Raja dari trah Naga yang akan lahir. Kekuatannya luar biasa, jauh melebihi trah Naga pada umumnya dan para penjaga seperti kami. Selama perseteruan antara Condong Campur, Sengkelat dan Sabuk Inten, baru sekali satu Raja Naga muncul, yaitu pada masa kesultanan Demak".

"Pernah mendengar legenda tentang Ki Ageng Selo yang berhasil menangkap petir?", tanya Pak Cipta kepadaku.

"Pernah dengar Pak, dulu waktu pelajaran sejarah SD", jawabku

"Sejatinya petir yang ditangkap Ki Ageng Selo adalah Raja Naga yang sedang bertempur dengan Condong Campur"

"Pada saat itu Condong Campur sudah diambang kekalahan, namun rupanya Sang Raja Naga waktu itu lengah dan tanpa disangka, dia ditangkap oleh Ki Ageng Selo, sementara Condong Campur kembali melesat ke langit".

"Ki Ageng Selo sendiri waktu itu melihat petir yang sangat tidak biasa, hingga beliau khawatir bila petir itu mencelakakan manusia di sekitarnya, maka diintainya petir itu hingga akhirnya Raja Naga tertangkap karena lengah".

"lalu bagaimana nasib Raja Naga waktu itu?", tanyaku

"Setelah Raja Naga maujud menjadi manusia dan menjelaskan beberapa hal kepada Ki Ageng Selo, maka Raja Naga segera dilepaskan. Sedangkan untuk memperingati kejadian tersebut, dibuatlah ukiran Naga pada Lawang Bledheg di Masjid Agung Demak".

"Seharusnya saat itu Condong Campur bisa dimusnahkan, tetapi karena kejadian tersebut, kami para penjaga hanya bisa beberapa kali mengusirnya kembali ke langit saat dia turun ke bumi. Yang lebih mengkhawatirkan, tiap kali turun ke bumi, Condong Campur semakin kuat, sementara saat ini trah Sengkelat tidak memiliki lelaki sebagai pewarisnya".

Tetapi rupanya, pada saat seperti ini, Raja Naga telah bangkit pada dirimu, Naga".

"Bagaimana Pak Cipta yakin aku adalah Raja Naga?", protesku kemudian

"Hanya Raja Naga yang mampu menandai wanitanya Naga, itu ciri yang pertama terlihat olehku. Dan yang kedua, melalui mimpi, Raja Naga telah mendatangiku dan berkata dia akan bangkit pada generasi ini, dan anak lelaki satu2nya di generasi trah Naga ini adalah kamu". jelas Pak Cipta

******

Kami semua terdiam mendengar penjelasan panjang lebar Pak Cipta. Beberapa kali aku menghela nafas, mengingat tugas berat yang bakal kujalani.

"Baiklah Naga, suka tidak suka, maka tugas telah menantimu. Maka, laksanakan tugas pertama, tanamlah benihmu untuk meneruskan trah penjaga Sengkelat. Maka tugas kita akan lebih mudah jika yang terlahir kelak adalah anak laki2", Pak Cipta memecah keheningan sesaat.

"Jangan lupa, kabari ayahmu di rumah, katakan kalian ada bersamaku dan tinggal menunggu waktu hingga Sang Raja Naga bangkit kembali".

"Persiapkan diri kalian, malam ini juga akan kunikahkan kalian, Sari dan Naga", ucap Pak Cipta tegas.

***

Setelah prosesi pernikahan sederhana tadi, aku dan Sari memasuki kamar pengantin.

Ranjang kamar ini tertutup kelambu di atasnya dan bunga mawar merah dan putih berserakan di atas ranjang.

Kubimbing Sari yang saat itu telah bersalin dengan kain jarik sebatas dada. rambutnya yang lurus diurai begitu saja, sementara pipinya yang putih bersemu kemerahan. Wajahnya menunduk, seakan tak mampu menahan tatapanku kepadanya.

Kutidurkan dia di atas ranjang yang penuh bunga. dia memejamkan mata, seolah memasrahkan tubuhnya kepadaku.

Perlahan kubelai rambutnya sembari kukecup bibirnya yang basah dan setengah terbuka. Terasa lembut dan hangat.

kuselusuri bibirnya hingga turun ke lehernya. Sedikit gigitan kecil membuatnya terlonjak kaget, dibukanya mata indah itu, menatapku mesra lalu tersenyum dan kembali memejamkan mata

kembali kutelusuri lehernya hingga turun ke batas jarik yang menutup dadanya. kugigit simpul penahan jarik itu hingga terlepas, lalu kubuka perlahan kain tipis itu hingga terpampang tubuh indah wanitaku tanpa sehelai benangpun menutupinya.

Payudaranya yang ranum dengan putihng merah muda menggodaku untuk segera menenggelamkannya di dalam mulutku.

"slurrpp... slurrpp..", kuhisap pelan puting payudaranya sementara jariku memilin puting payudaranya di sisi yang lain.

Tubuh Sari menegang dan membusur. Dapat kudengar detak jantungnya yang makin cepat. Tangannya meraih rambutku dan digenggamnya erat.

Geliat nagaku rupanya tak mau kalah, tetapi kali ini panas yang ditimbulkannya dibarengi dengan gelombang sejuk dari cincin biruku.

Tubuhku menghangat, memberikan stamina yang membuncah.

Sementara mulutku masih menghisap payudara Sari, tanganku yang satu mulai mengusap bibir vaginanya. terasa basah namun sungguh rapat.

"hmmpphh..."kulihat Sari mencoba menahan desahannya, wajahnya memerah sementara tangannya mulai mengelus celana dalamku.

dibukanya mata cantiknya, lalu didorongnya aku perlahan sehingga terlentang di ranjang.

diciumnya bibirku kemudian dengan gerakan yang gemulai diturunkannya celana dalamku hingga penisku mengacung tegak dihadapannya.

Sari mulai menciumi batang kejantananku sambil meremas buah pelirku. Aku mengerang keenakan sampai memejamkan mata.

kemudian kurasakan batangku menghangat dan terjepit. Kubuka mataku dan kulihat Sari telah memasukkan penisku ke vaginanya.

Dalam posisi dia menunggangiku, kurasakan penisku dalam kenikmatan tiada tara. Sari masih menggoyangkan pinggulnya perlahan, hingga semakin cepat dan tak terkendali.

Kurengkuh tubuhnya, lalu kutidurkan dia di ranjang, kini giliranku yang mengambil kontrol.

Kulesakkan penisku hingga sepenuhnya amblas di dalam vaginanya. Sari melenguh keenakan sembari menggoyangkan pinggulnya mengikuti irama pompaanku.

Hingga akhirnya tubuhnya menegang keras dan membusur, dan beberapa detik kemudian pertahananku jebol. Kusemaikan benih2 trah naga di rahim wanitaku...
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd