Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Nakalnya Si Rodi

Status
Please reply by conversation.
Kakek dan Mama 1
"Nah! kunci pintu kamar mama, biar gue pegang dulu aja..."
"Yaaa...moga-moga aja berhasil pake cara ini...hhmm...papa juga kan pulangnya maleman...", rodi sedang berdiri di depan kamar orang tuanya. Ia baru saja masuk untuk sekedar melihat-lihat dan mengambil sesuatu.

"Rodi! Katanya kamu mau mandi, kok kamu malah berdiri di situ?"
"Udah kamu lihat kemeja papa?"

"Eh? Udah kok maa,...!", sahut rodi, lantas panik, ia terlihat menyembunyikan sesuatu di saku celana.

"Terus, ada kemeja papa yang kamu cari?"

"Enggak ada Maa..sayangnya sih...hehe...."

"Mmm....memangnya ada acara apa di sekolah sampai kamu cari kemeja segala? tumben-tumbenan juga kamu mau pakai kemeja...", tanya ibu rodi yang menghentikan makannya sebentar.

"Enggak ada acara apa-apa kok Maa....", jawab rodi sambil pelan-pelan berjalan ke arah kamar mandi.

"Lah, terus?"

"Yaaaaa....akunya aja yang emang lagi kepengen pake kemeja....hehe.."
"Yaudah deh ma, rodi mandi dulu yaaa...", rodi melengos pergi. Ia berusaha menghindari kecurigaan ibunya yang mulai tampak banyak bertanya.

Sampai di depan pintu kamar mandi, bukannya segera masuk, rodi malah kembali lagi melirik ke arah ibu dan kakeknya yang sedang menikmati makan malam bersama. Daya khayal anak itu entah mengapa sudah terbang melayang kemana-mana. Ia berpikir seolah-olah hal itu sudah terjadi. Padahal, yang ia rencanakan belum tentu berhasil.

"Orrghh..udah keras banget nih kontol.....buruan kelar kek ini makan malamnya..."
"Gue udah gak sabaran banget nih lihat kalian berdua ngentot...", rodi mengelus-ngelus batang penisnya yang sudah ereksi maksimal.

Tiba-tiba, ibu rodi memperhatikan rodi yang sedang berdiri melamun dan menatap ke arahnya. Ibu rodi pun heran mengapa rodi belum mandi juga, seperti ditunda-tunda.
"Rodi! Kamu kenapa sih? Kok, ngelihatin mama sama kakek lagi makan begitu amat? Kamu kepengen makan sekarang? Yaudah sini makan dulu aja...mumpung masih anget juga makanannya".

"Eh? Enggak deh Maa, kan tadi rodi bilangnya mau mandi dulu..", ucap rodi seraya buru-buru menurunkan telapak tangan yang tadinya menempel di daerah selangkangan.

"Iya mama tahu, tapi kenapa kamu malah diem berdiri di situ??"

"Ooh, ini? Ini rodi baru masuk Maa..."
"Nih, nih, nih, rodi masuk kamar mandi, nih..." Setelah ditegur ibunya karena kedapatan melamun, barulah rodi masuk ke dalam kamar mandi. Pintu kamar mandi pun rodi tutup pelan-pelan.

"Brreeggghhh....,"

"Hhhuuuhhh,.. haammppiiiirrrr.....aja gue ketahuan....", ujar rodi sembari mengelus dada. Lalu, ia menggantungkan handuk di sebuah hanger yang terpaku di belakang pintu kamar mandi.
"mendiiing...sekarang gue buru-buru mandi aja deh....".

Tak seperti biasanya, usai melucuti pakaian satu demi satu hingga tak berbusana, rodi segera membersihkan diri dengan tergesa-gesa. Guyuran demi guyuran air dari sebuah gayung yang rodi genggam kuat terus membasahi kepala hingga sekujur tubuhnya. Bak pun terkuras di tengah keran air yang memancur deras. Kerap pula Rodi suka bernyanyi-nyanyi ketika mandi seraya menyabuni tubuh ataupun keramas rambut. Kini tidak sama sekali seolah-olah sedang berlomba dengan waktu. Tubuh yang terbilang tidak kurus dan tidak gendut itu disabuni ala kadarnya.

***
Jelang rodi selesai mandi, ibu rodi memasuki tahap akhir makan malam bersama ayah mertua. Dihabiskannya nasi dan lauk ayam goreng di piring, bersamaan dengan sisa-sisa sayur sup, seperti potongan wortel dan buncis. Dalam benaknya selagi mengunyah makanan, ia mencemaskan suaminya yang belum tiba juga di rumah. Ada apa gerangan hingga kabar pun tak sampai. Ibu rodi pikir, hal ini barangkali karena ia mematikan hp-nya yang sedang di-charge. Siapa tahu suaminya sudah berusaha menghubungi, tetapi tidak bisa.

Lain ceritanya dengan kakek rodi. Seraya menikmati hidangan makan malam yang nikmat dan lezat buatan menantu, sorot kedua mata kakek rodi tak pernah lagi menoleh ke televisi yang menyala. Ia sedang menatap sebuah lepas pemandangan indah nan menggiurkan yang berada di hadapannya. Suapan demi suapan yang masuk ke mulut juga seakan-akan belum mengenyangkan perut karena ada hal lain yang lebih diinginkan.

Ya, lingkar dan busungan buah dada Ibu rodi telah merangsang birahi kakek rodi. termasuk tanktop hitam yang dikenakan ibu rodi. Tali tipis yang melingkar di ketiak, belahan dada yang rendah, jenjang leher yang membentang terbuka, serta lengan sintal nan mulus membuat kakek rodi terus duduk kegelisahan. Rasa-rasanya ia ingin lekas pergi saja ketimbang pelan-pelan timbul niat keji.

"Anaa, bima kemana? Kok belum pulang gini hari? Biasanya 'kan dia sudah sampai rumah...", tanya kakek rodi kepada menantunya.

"Belum ada kabar, yah...tadi si rodi sudah aku suruh kok, hubungin papanya..."
"Tapi, kata rodi...dia mau mandi dulu..."

"Oohh....".

"Oh iya,..suasana di kampung sekarang gimana, yah? Masih adem dan rame kayak biasanya?", tanya ibu rodi yang pernah berkunjung ke kampung suaminya.

"Kalau dingin, udah gak terlalu dingin kayak dulu...kalau rame, itu kan waktu kamu mudik aja....sodara juga banyak pada ngumpul"

"Hheemmm....", gumam ibu rodi. Ia tak bisa memberi komentar apa-apa.

"Glllekkk, glllekk....", sebaliknya, ketika diajak mengobrol, jakun kakek rodi naik turun. Air ludah yang sudah naik memasuki ruang mulut, ia telan kembali. Dalam sanubarinya kakek rodi berkata,

"Ana.,..selain mencicipi makananmu yang enak ini, bolehkah ayah mencicipi tubuhmu yang montok itu, nduk?"
"Kebetulan, ayah mertuamu ini sudah lama ditinggal seorang istri yang bisa menghangati ketika malam datang..."

Tak lama, salah satu tangan kakek rodi tak berada di atas meja. Jenjang tangan kekar dan berkulit sawo matang tersebut turun. Ia menjalar perlahan ke daerah selangkangan yang ditutupi oleh sehelai kain sarung. Ternyata, kemaluan kakek rodi sedang menengadah ke atas, seolah-olah ingin melihat apa yang dilihat empunya.

"Ouggh, kamu kepengen juga yaa, tong...? Kalau dapat, itu memang nantinya tugasmu..."

Keasyikan meraba-raba kemaluan, kakek rodi mendadak disapa oleh menantunya yang memperhatikannya sedang melamun saat makan.

"Yyah?! Ayah?! Ayah kok melamun?"

"Brrraaakkkk", buru-buru kakek rodi menarik tangannya kembali hingga berbenturan dengan meja makan.

"Engh?? Iya..., maaf..."

"Ayah kenapa? Kok Ana perhatiin, daritadi ayah melamun terus?......ayah lagi ada masalah?"

"Masalah?? Enggak kok, ayah enggak ada masalah..."
"Mungkin,..karena setelah sampai di Jakarta, ayah cuma kurang banyak istirahat aja...hehe..."

"Ooh..gitu....", tersenyum ibunya rodi, sembari membetulkan bagian tanktop yang kendur. Ibu rodi tak sadar bagian tersebut daritadi diamati oleh ayah mertuanya.

"Anaa,.. biarkan saja itu begitu,..ayah kepengen melihat bentuk puting payudaramu, nduk...hheungh"
"..."
"Tetekmu besar, ayah ingin menetek denganmu sayangg...", batin kakek rodi turut berkecamuk. Ia berhasrat melihat ibu rodi telanjang dada.

Akan tetapi, lelaki tua itu tak bisa berlama-lama memandangi tubuh molek ibu rodi. Sebab, rodi sudah keluar dari dalam kamar mandi. Anak itu kini tampak berjalan menghampiri ibu dan kakeknya di meja makan.

"Rodi, kamu makan gih...sekalian temenin kakek nih yang makannya belum selesai..."

"Emang mama mau kemana?", tanya rodi sembari berdiri dengan rambut yang masih agak basah.

"Mama mau telepon papa, kok jam segini belum pulang juga...", jawab ibu rodi selagi berdiri memegangi piringnya. Ia hendak membawa piring tersebut ke dapur.

"Udah ma, papa biar aku aja yang telepon..."

"Udah, mama aja, kamu kelamaan...", ujar ibu rodi seraya berjalan ke arah dapur

"Yee, kan tadi rodi bilang, rodi mau mandi dulu, maaa...."

"Yaudah, yaudah...kamu makan dulu aja sana..."
"Selesai makan, baru deh kamu telepon papa...",.

"Nah! gitu,..",.ucap rodi merasa lega.

Menuruti kata ibunya, rodi lantas duduk di sebelah kakeknya yang belum selesai makan malam. Lalu, tangan anak itu mengambil sebuah piring, kemudian meletakkan secukup nasi dan lauk di atas piring tersebut. Sayur sup buatan mamanya juga ia tuangkan. Sambil melakukan hal itu tak sengaja ia memperhatikan kakeknya sedang memandangi ibunya yang berada di dapur. Rodi amati serius. Ia mengira kakeknya sedang melamun. Bahkan, menurut rodi, mungkin juga kakeknya tak sadar rodi duduk di sebelahnya.

"Kek? Kakek?", sapa rodi.

"Eh? Ada kamu,.....", kakek rodi lantas menengok ke wajah cucunya.

"Iya dong kek, memangnya siapa lagi....", rodi balas menatap wajah kakeknya.

"Hayuk...makan bareng kakek..."

"Iya kek, hehe....."

Dua insan beda umur tersebut menikmati makan malam mereka bersama. Jika rodi baru memulai makannya, kakek rodi sudah hampir selesai. Sambil melahap makanan masing-masing, mereka berdua saling bercengkerama satu sama lain.

"Sekolah kamu bagaimana?"

"Baik-baik aja kok kek..***k ada masalah"

"Hhhmmm....rapot kamu bagus, gak?"

"Rapot? Gimana yaaaa.....Lumayan sih kek, dibilang jelek enggak..,...dibilang bagus banget juga enggak...."

"Ohhh begitu,...kalau begitu, yang terpenting, cucu kakek musti banyak rajin belajar lagi yaa..."

"Ssiapp kek...itu mah....!!", sahut rodi, ia begitu menggampangkan nasehat dari kakek. Di sisi lain, rodi barusan berbohong kepada kakeknya. Sebetulnya nilai rodi di rapot terbilang buruk. Bagaimana tidak, ia tergolong siswa yang malas belajar. PR dari sekolah saja hampir tidak pernah ia kerjakan. Mau tak mau nilai yang didapat rodi jelek sehingga berdampak pada rapot yang diterima.

Sementara itu, ketika diajak ngobrol kakek, rodi memperhatikan ada hal yang ganjil. Ia merasa kedua mata kakeknya kerap melirik ke arah ibunya yang sedang mencuci piring sisa makanan dan peralatan masakan di dapur. Sebetulnya tak begitu aneh. Soalnya, hal itu sudah ia lihat sebelum mandi tadi, ketika berada di lantai atas. Bagi rodi, ia bisa sedikit menyimpulkan bahwasanya kakek sedang terangsang oleh penampilan ibunya.

"Rodi, kakek duluan yaa...."

"Cepet amat kek,. makannya...", timpal rodi melihat kakeknya berdiri sambil memegang piring.

"Kan kakek makannya udah daritadi, bareng sama mama kamu...", ucap kakek seraya berjalan menuju dapur.

"Oke deh kalau gitu..."

Dari meja makan, sambil mengunyah makanan di mulut, rodi pandangi kakek dan ibunya sedang sibuk berdua di dapur. Ketika ibunya mencuci, si kakek membantu meletakkannya di rak piring. Akan tetapi, ada imajinasi nakal di benak rodi. Imajinasi itu tercipta karena begitu sering ia menonton film porno di depan layar laptopnya sehingga terbawa ke alam nyata.

"Aaahhh....ayaaaahh.....pelen-peleen...."

"Orrghhh, enak entot memekmu sayaang....urghh..urghhh",

Dalam pandangan rodi, ibu dan kakeknya sekarang sedang telanjang bulat. Tak mengenakan tanktop ataupun kutang. Keduanya tengah berhubungan badan di dapur. Ibu rodi sibuk mengaduh dan berpegangan pada dinding tembok. Sementara kakek, melenguh nikmat sambil menyodokkan penis ke dalam vagina ibunya. Dalam bayangan rodi, Kakek menusukkan penisnya tak kenal ampun sehingga bokong ibu rodi dibuat maju mundur. Belum lagi, kakek juga meremas payudara ibu rodi yang berayun-ayun, makin menjadi-jadi saja persetubuhan kakek dan ibunya.

"Ooohhhh, kakek...mama....,...rodi kepengen banget, bangeettt nih ngelihat kalian ngentot....hadduh..", ujar rodi termenung, membiarkan makanannya semakin dingin. Ia lebih ingin menyegerakan rencana nakalnya.

***
"Rodhi, gimana? Udah kamu telepon papa?", tanya ibu rodi kepada putranya yang baru turun dari kamar yang berada di lantai atas.

"Udah kok, maa...",..

"Terus apa kata papa?"

"Sebentar lagi papa pulangg....tadi katanya ada rapat mendadak di kantor..."

"Oohh.."

"Mama juga sih, hp-nya pake dimatiin...tadi itu papa udah berusaha hubungin mama loh..."

"Iyaa....mama itu tadi baru sadar juga...makanya juga mama bawanya pengen hubungin sendiri aja.....tapi sama kamu gak boleh...."

"Yaudah deh ma, yang penting papa udah kasih kabar 'kan?"

"Iyaaa...."

"......Ohh iya Maa, rodi main ke kamar kakek dulu yaaa...."

"Mau ngapain? Kamu gak belajar? Gak ada PR, emangnya?"

"Udah kok maa tadii.....hehe....kalau PR sih enggak ada..""
"Oke deh ma...Aku ke kamar kakek dulu, cuma pengen ngobrol-ngobrol ajaa kok.."

"Oohhh...yaudah terserah kamu.., mama juga kepengen istirahat di kamar, sambil nunggu papa kamu..."

Rodi dan ibunya bercengkrama berdua di dekat meja makan. Akan tetapi, kini keduanya harus berpisah. Ibu rodi hendak masuk ke kamar. Rodi hendak ke kamar kakeknya. Sebelum menuju kamar kakek, rodi memperhatikan terlebih dulu langkah demi langkah ibunya yang berjalan ke kamar. Sambil memperhatikan punggung bebas ibunya yang mana tanktop hitam masih melekat, rodi berkata,

"Maaa, eurghh...malam ini puasiinnn kakek yaa...kalau bisa, kalian berdua mainnya yangg hotttt....biar rodi juga puas ngelihatnyaa....", ucap rodi pelan.

Setelah memastikan ibunya masuk ke kamar, barulah rodi berjalan santai menuju kamar dimana kakek berada. Kamar kakek rodi terletak di dekat ruang tamu. Ia berjalan sembari mengira-ngira rencananya bakal berhasil atau tidak. Sampai di depan kamar kakek yang pintunya tertutup, rodi entah mengapa malah ragu-ragu untuk masuk. Ia khawatir kakeknya sudah tidur. Kalau demikian itu yang terjadi, rencananya bisa dikatakan gagal total. Oleh karenanya, rodi hendak membuka pelan-pelan pintu kamar kakek terlebih dahulu untuk mengecek.

"Mudah-mudahan aja si kakek belum tidur....",

Sambil menekan handle pintu, rodi lekas membuka pintu kamar kakek.

"Waddduhhhh!!!", rodi tiba-tiba terkejut. Ada sesuatu yang dilihatnya.

"Orghhhh, nddukk..Izinkan kontol ayah mertuamu ini masuk ke memekmu sayanggg......ayah butuh kepuasan darimu ndukk......ayah ingin merasakan nikmatnya tidur denganmuuu.......emmmhhhhh....", rodi intip si kakek tak memakai baju. Ia ternyata sedang bicara sendirian sambil berbaring dan mencengkram foto ibu rodi. Anehnya, foto ibu rodi dicium-ciumi oleh kakek. Rodi pun yang tak hanya tercengang, namun juga dibuat tersenyum. Dalam otak anak itu, sepertinya rencananya bakal benar-benar terwujud.

"Wah! Bakal seru nih kayaknya!"

Tak lama, entah apa maksudnya, rodi malah mengagetkan si kakek yang tengah menciumi foto ibunya.

"Dddooorrrr!!! Ketahuan yaaa kakek....hayooo loohhh! Rodi bilangin papa loh...!! kalau kakek ternyata......."
"Adduhh...bener gak nyangka loh....rodi, kakek bisa sampai jadi begini....ckckk"

Karena merasa kaget dan malu, kakek rodi melindungi diri dengan cara memarah-marahi cucunya. Ia lantas duduk dan berdiri.
"Kamu ini yaaa! Gak sopan sama orang tua! Aturan kamu ketuk pintu dulu kalau mau masuk kamar kakek!", bentak kakek rodi.

Di sisi lain, suara kakek yang meninggi mengakibatkan hal itu terdengar oleh ibu rodi yang sedang rebahan di dalam kamar. Maka, ibu rodi pun segera bergerak menuju kamar ayah mertuanya untuk mengecek apa yang sebetulnya terjadi.

"Ada apa ini ribut-ribut?!", tanya ibu rodi di depan kamar ayah mertuanya. Ia melihat ada rodi juga di dalam.

"Inii maaaa, si kakek.....kakek maaaa.....!", rodi menahan-nahan kalimat yang ingin diucapkan. Sedangkan, kakek rodi terlihat panik dan resah setelah kemunculan ibu rodi.

"Iya, kakek kenapa?! Ngomong yang jelas dong, rodi....!", sahut ibu rodi memperhatikan rodi bicara dan juga wajah ayah mertuanya.

"Ituuuu.....Kakek lagi main drama sama aku loh, maa...makanya tadi kedengeran suara kakek teriak-teriak.. "
"Kakek itu lagi akting marah maaa..., iya 'kan, kek?", jawab rodi sambil melirik ke wajah kakeknya.

"I-iya....", tukas kakek agak terbata-bata menimpali jawaban rodi.

"Ohh... kirain kenapa.....tapi gak harus teriak-teriak sekenceng itu juga 'kan, rodi? Kalau kedengeran sampai ke luar, orang-orang pada ke sini, bagaimana??...."

"Hehe....iya deh maa....maaf....."

"Yaudah, mama sekarang mau balik lagi ke kamar....inget ya, malam-malam itu jangan berisik.***k enak kalo sampai kedengaran tetangga"

"Iya ma, iyyaaa....rodi minta maaf".

Ibunya rodi baru saja hendak meninggalkan kamar kakek rodi, akan tetapi ia kembali lagi untuk memperingatkan ayah mertuanya.
"Oh iya yah, kalau rodi nyuruh yang aneh-aneh gak usah terlalu diturutin yaa....?"

"I-iya, Ana..iyaa.", kakek rodi menunduk. Ia masih terbawa suasana.

"Inget ya rodi, kamu juga, jangan lupa pesen mama tadi....!"

"Iya maaa, rodi ingett kok....rodi janji gak bakalan berisik lagi sama kakek...", gerutu rodi karena terus diperingatkan oleh ibunya.

***
Setelah ibunya rodi masuk ke kamar, rodi dan kakeknya terlihat sudah berdamai. Kakek rodi tak lagi memarah-marahi cucunya. Sementara rodi tak pula mengancam balik kakeknya. Malahan, mereka berdua sekarang sedang duduk di atas ranjang kayu. Keduanya tertawa dan bercanda bersama seolah-olah tidak terjadi apa-apa, walaupun kakek rodi sudah berkata jujur pada rodi.

"Tenang kok, kek...rodi gak bakalan kasih tahu siapa-siapa yang tadi kakek perbuat....intinya,.. aman!"
"Lagipula rodi juga udah denger alasan dari kakek..."

"Terima kasih ya, rodi..."

"Iya kek....."
"Oh iya kek,...rodi mau tanya, kalau kakek dikasih kesempatan memperkosa mama, bagaimana?"

"Memperkosa? Memperkosa yaa...hmmmm...."
"Enggak, ujungnya nanti 'kan bisa ngerusak hubungan kakek sama papa kamu....Belum juga nanti kakek yang udah tua ini masuk penjara...."

"Ohhh..gitu yaaahh......hmmmm.....", raut muka rodi begitu kecewa.

"Kakek tahu kalau kakek itu nafsu banget sama mama kamu....tapi bukan berarti kakek maksain banget kemauan kakek itu, rodi.."
"Lagian kamu kok bisa sih bayangin kakek bersetubuh sama mama kamu? Kamu pasti kebanyakan nonton film orang dewasa..***k boleh itu rodi, kamu belum cukup umur..."

"Enggak kok kek, enggakkk.....", rodi berkilah.

"yaudah terserah kamu, sekarang kakek mau tidur,... rodi sendiri belum mau tidur?"

"Belum nih kek, belum ngantuk juga...", rodi mengedip-ngedipkan mata.

"Oh iya, papa kamu kok belum pulang...?"

"Tadi aku sih udah telepon papa,....kata papa, papa pulangnya agak larut..."

"Hhmmm...."

"Yaudah deh kek, karena kakek mau tidur, rodi pamit balik ke kamar aja...", ucap rodi bergegas berdiri di hadapan kakek.

"Iyaa...", kakek rodi pun mengantarkan rodi sampai depan pintu kamar.

Setelah keluar dari kamar kakek, rodi berdiam diri di ruang makan. Ia lemas mengetahui rencananya telah gagal. Jadi, rodi itu berencana meminta kakeknya untuk memperkosa ibunya. Namun, permintaan rodi tersebut malah ditolak mentah-mentah oleh kakek. Dalam perencanaan rodi, ketika kakek memperkosa ibunya, rodi bakal mengunci kamar dimana ibunya sekarang berada. Itu mengapa rodi sudah jauh-jauh mengambil kunci kamar ibunya. Sekarang apa boleh buat, rencana rodi telah gagal.

"Yaah, batal deh gue lihat mama dientot kakek....ck..."

Berpikir sesaat sambil mondar-mandir. Tak lama, rodi lanjut berjalan ke arah kamar ibunya. Di depan kamar ibu, Rodi coba mengecek ibunya sudah tidur atau belum. Apalagi ibu rodi tadi berkata hendak menunggu ayah rodi pulang. Oleh karena itu, rodi melakukan hal serupa ketika ia mengecek kamar kakek. Rodi mengintip terlebih dahulu.

"Kleeekkk.....", pelan-pelan rodi membuka pintu kamar ibunya. Akan tetapi, entah mengapa pintu baru terbuka sedikit mendadak batin rodi sumringah.
"Ohhhhh.., ini mah bakal jadi si kakek ngentotin si mama..."
"Tenang maa, mama bakalan dientot kok sama kakek.....rodi bakal bantuin mama", mengintip sebentar, rodi lekas buru-buru berjalan menuju kamar kakeknya. Tanpa mengetuk pintu, rodi langsung masuk. Ia segera membangunkan kakek yang tidur tak mengenakan baju. Padahal juga, kakek rodi sedang berusaha memejamkan mata.

"Kek! Kek! Bangun, kek!", sapa rodi seraya mencolek-colek tubuh kakek yang berbaring miring.

"Ada apa rodi? Kakek baru aja mau tidurr...."

"Nanti aja aku jelasinnya, kek....yang penting sekarang kakek bangun dulu gih....", pinta rodi terengah-engah.

"Ada apa sebenernya sih? Coba kamu ceritakan sama kakek terlebih dulu...", kakek rodi lantas bangun dari tidurnya. Selepas bangun, tangan rodi langsung saja menarik-menarik tangan si kakek. Rodi menyeret si kakek yang kerepotan membetulkan kain sarung ke arah kamar ibunya. Kakek rodi pun dibuat bingung apa maksud rodi sebetulnya.

"Ssssstttt....tuh, lihat mama deh, kek...", bisik rodi bersama kakek di depan pintu kamar ibunya. Rodi ternyata ingin memperlihatkan sesuatu pada si kakek. Lantas, apa yang ditunjukki oleh rodi, membuat si kakek terkejut. Ia mengintip sekaligus melihat menantunya sedang bermasturbasi di atas ranjang seorang diri.

"Ayaaahhhhhh, kenapa sih ayah suka mandang Ana, begituuuuu...."
"Ayaaah pasti nafsu sama Ana yaaa....Aaaahhh...sinii yaahhh...masukkin kontol ayahh di memek Anaaa....", tak lagi mengenakan tanktop, ibu rodi sudah berganti daster tidur. Kini, melalui celah bawah, dimana ibu rodi tak mengenakan celana dalam, tamgan ibu rodi sedang mencolok-colok daerah liang kemaluannya. Jari wanita itu sibuk menyapu-nyapu bibir kemaluan yang sekelilingnya ditumbuhi rambut halus. Terkadang, jari telunjuk dan tengahnya masuk ke daerah sensitif tersebut.

"Ohhhh, Anaa......mengapa kamu tak bilang, kalau kamu ingin ayah menyetubuhimu, sayangg...", penis kakek rodi perlahan mengeras. Batang kelamin itu tak sabar menghampiri liang peranakan ibu rodi.

Sementara itu, rodi mengamati si kakek yang mulai menyukai pemandangan yang dilihatnya. Ia tak membuang-buang waktu lagi. Segera saja rodi mendorong tubuh kakeknya agar masuk ke dalam kamar ibunya.
"Buru masuk gih kek....enghhhhhh....",.

Tak peduli apa yang bakal terjadi, rodi langsung mengambil kunci di saku celana dan mengunci pintu kamar ibunya ketika kakek sudah berada di dalam.
"Ckkklleeekkkk....."..

"Huhh, gue tinggal dulu aja ahhhh...gue mau lihat belakangan aja, apa yang bakal terjadi nantii sama mereka berdua.......moga aja mereka nanti sudah pada ngentotan....eunghhh", selesai mengunci pintu kamar ibunya, rodi langsung menuju kamar dimana ia tidur. Ia berencana kembali dalam beberapa menit untuk memeriksa apa yang terjadi setelah kehadiran kakek di dalam kamar bersama ibunya.

***
"Nah, udah setengah jam nih......kira-kira mereka berdua lagi ngapain yaa...urgh... jangan-jangan kakek udah ngecrot lagiii di memek mama...", turun dari tangga, rodi mendekati kamar ibunya. Ia berkeinginan melihat aktivitas apa yang terjadi di sana usai ia berhasil memasukkan si kakek ketika ibunya sedang asyik masturbasi. Semakin mendekat, penis rodi semakin berdiri tegak. Imajinasinya sudah mengawang-ngawang.

"Sebelum gue intip, gue dengerin dulu aahh...", rodi mendekatkan salah satu telinganya pada daun pintu. Akan tetapi, tak ada suara yang terdengar dari dalam. Rodi pun kebingungan.

"Kok gak kedengeran apa-apa yaa? Hhmm...."

Menyadari hal tersebut. Rodi mau tak mau segera membuka pintunya pelan-pelan. Ia tak mau ketinggalan adegan. Selain itu, ia tak mau kehadiran dirinya mengejutkan kakek dan ibu yang barangkali sedang tindih-tindihan di dalam.

"Ttekllleekk....", rodi tekan gagang pintu dengan lembut. Saat kedua mata menyorot ke arah dalam, seketika rodi tersenyum sumringah. Ia pun segera mengambil Smartphone-nya yang berada di saku celana

"Huuh, udah gue duga kann....mantepp banget nih baru...musti gue rekam adegan mereka berduaaa....", ujar rodi seraya mencengkram Smartphone-nya.

"Cyoppphhhh slourrrppp...aaaahhhh.."
"Ayaaaaaahh, buruann....nanti mas bima pulang, yahh...bisa ketahuan perbuatan kita iniii"

"Ouhhhh, iyaaa..ayah entot lagi kamu ya, sayangg....urghhh...urghhh..urghh..."

"Aaahhhh...ahhhhh.....", di atas kasur, dalam keadaan tubuh tak berbusana, ibu rodi mengaduh-ngaduh. Tubuhnya sedang ditindih oleh tubuh gemuk kakek rodi. Kedua tangannya pun merangkul erat leher ayah mertuanya, seiring dengan vagina ibu rodi yang terus berair karena penis kakek rodi belum juga berhenti memompa.

"Orghh...orghhh....enak memekmu, nduk..."

"Aaahhhh, ayaaahhh....memek Ana becek lagi nih, yaahhh....aaahh aduhhh....", vagina ibu rodi terus menerima sodokan maju-mundur ayah mertuanya yang perlahan intensitas semakin cepat.

"Eurghhhhh,...kontol ayah boleh ngecrot di dalam memekmu, 'kan?"

"Aaaahhh, janggaaannn...itu milik mas bima, ayah.!!"

"Eurrggghhh, eurrghhhh.......maafkan ayah, ayah kepengen keluar bersama kamu, Anaa..."

"Aaaahhhhh, aaaayyyaaah.....addduuuhhhh", jerit ibu rodi. Ia tak kuasa menahan gempuran penis kakek rodi yang semakin bersemangat.

Sibuk merekam adegan antara kakek dan ibu, tiba-tiba Smartphone rodi bergetar. Sebuah panggilan masuk dan itu berasal dari ayahnya. Lantas, rodi mengambil beberapa jarak supaya kakek dan ibu tidak mengetahui bahwa rodi sedang berbicara melalui sambungan selular dengan ayahnya. "Si papa ganggu aja..."

"Halo, kenapa pa?"

"Rodi, papa sebentar lagi sampai rumah nih...mama masak, gak?"

"Degh...", rodi mendadak panik. Ia tak bisa membiarkan ayahnya tiba begitu saja di rumah. Hal itu bisa membuat hubungan anatara anggota keluarga menjadi kacau, seperti yang kakek bilang. Tanpa bertanya mengapa ayahnya bisa tiba lebih cepat, rodi buru-buru saja mengakali bagaimana cara agar hubungan badan antara kakek dan ibunya tidak terpergok dan juga terganggu oleh kehadiran ayah yang sebentar lagi tiba. "Aduh....gimana ini...papa pulangnya pake dadakan gini lagi....malah kakek sama belum selesai..."

"Rodi? Halo...rodi? Kok, gak dijawab sih...papa ngomong"

To be continued...



 
Terakhir diubah:
Wah bikin kentang goreng.... Ayo om semangat crita yang seru.... Bikin deg deg kan... Ayo lanjut...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
mantapp tapi kentang euyy...
detail cerita pada saat kakek dimasukkan kedalam kamar mungkin bisa di explore lebih jauh hu...
karena esek2 tanpa intro itu kadang menggregetkan kaya ada yang kurang gmanaaa gtu.. ehhehehe

lanjutkan suhu..
 
kayaknya ketauan nih....
tapi bukannya marah,, bapaknya malah ikutan gabung,, jadi 3s atau 4s,

mungkin....!
 
Bimabet
mantapp tapi kentang euyy...
detail cerita pada saat kakek dimasukkan kedalam kamar mungkin bisa di explore lebih jauh hu...
karena esek2 tanpa intro itu kadang menggregetkan kaya ada yang kurang gmanaaa gtu.. ehhehehe

lanjutkan suhu..


Mungkin uda_rizal akan masukan POV mama rodi di next episode
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd