Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Nakalnya Si Rodi

Status
Please reply by conversation.
Mantab updatenya huuu... kalau bs rodi jg dikasi kesempatan nyobain ibu nya doong 3s sama kakek hehehe. Ditunggu updatenya ya hu
 
sebetulnya cerita suhu anti mainstream dimana peran utama malah berfantasi dan memberi kesempatan untuk meng exe mama, biasanya selalu jadi pencundang dan kalah tapi ini beda cerita suhu. kalo menurut ane cukup pov dari Rodi biar pembaca semakin penasaran, yang bisanya hanya mengintip dan mendengar saat mamanya berselingkuh, hanya untuk bahan fantasi Rodi petualangan sang mama.
 
1 2 3 nakal semuanyaaaa
:Peace:

Thx suhuuu.. Lanjuuuut
 
Bimabet
Kakek dan Mama 2


Rosana

"Haaaddeeehhh, si papa pake pulang cepet segala lagihh....udah tahu di dalem rumah lagi seru-serunya kakek sama mama lagi main berdua..."
"Aahh, gapapalah, intinya gue sudah berhasil buat mereka saling tindih.....jadi berikutnya kayaknya bakalan lebih gampang nih...", ujar rodi yang menunggu di depan pagar rumah malam hari. Sambil menggenggam sebuah Smartphone, rodi sedang menanti kepulangan ayahnya dari kantor. Ia sebetulnya tidak biasa melakukan hal seperti ini. Akan tetapi, demi keutuhan keluarga, rodi rela lakukan. Tentu ia tak mau ayahnya sampai mengetahui bahwa kakek sedang bersetubuh dengan ibunya di dalam. Bisa-bisa retaklah hubungan tiap anggota di keluarga rodi.

"Mana siih si papa.....katanya mau pulang lebih cepet....hmmmm....", rodi berjalan kian-kemari sambil mengecek Smartphone-nya. Ia juga memperhatikan jalanan di depan rumah kiranya ayah sebentar lagi muncul. Sementara itu orang-orang yang berjalan kaki usai pulang bekerja seharian pun memperhatikan rodi yang tampak gelisah.

Beberapa saat kemudian, muncul sebuah mobil keluarga pabrikan Jepang, berwarna abu-abu, dari arah portal komplek. Rodi yang melihat, melirik dulu ke arah plat nomor kendaraan itu.

"Naahh! Ini si papa! Gue musti nahan dia nih....kalo enggak, bisa kacau kalau sampai papa tahu di kamar mama lagi dientot kakek....eurgghhh....", rodi lekas menghampiri mobil yang dikemudikan ayahnya. Rodi menghadang mobil yang sedang melaju tenang tersebut. Ia mencegat seakan tidak menginginkan mobil ayahnya berhenti di depan rumah.

Ayah rodi sempat terkejut karena dihadang oleh anaknya hingga mobil berhenti. Seketika Ayah rodi lekas membuka kaca mobil. Ia mengira rodi ingin menyampaikan sesuatu.

"Paa!", setelah mobil berhasil dihadang, rodi berlari ke arah kursi kemudi dimana ayahnya duduk.

"Ada apa, rodi?", tanya ayah rodi heran.

"Mama, nyuruh aku beli makan malam pa.....temenin, yuk?"

"Mama emangnya enggak masak?"

"Masak sih....cuma udah habis, buat papa enggak ada..."

"Enggak usah rodi, papa juga udah makan kok tadi di kantor...."

"Ehh? serius papa udah makan di kantor?", rodi terkaget mengetahui ayahnya sudah makan malam di kantor.

"Iyaa, sudah......", jawab ayah rodi. Ia mengangguk.

"Mmmm.....tapi rodi belum makan pa, masalahnya....yuk temenin rodi, yuk.....", tanpa menunggu jawaban, rodi langsung berlari ke arah kursi mobil sebelah ayahnya duduk. "Heuh..heuh..heuh..."

"Bllleeekkhhh....", rodi membuka pintu mobil. Lalu Ia naik dan duduk terkesan buru-buru, seolah-olah menghendakki harus pergi dari sini secepat mungkin. Pintu mobil pun tanpa pandang bulu segera ia tutup rapat-rapat.

"Breeegkkhh",

Di dalam mobil yang tak langsung melaju, ayah rodi bertanya kembali. Ia menanyakan kepada rodi hendak mencari makan dimana, karena ayah rodi tak mau mengambil lokasi terlalu jauh.

"Kamu mau makan dimana? Sekitar sini aja ya?"

"Iya pa, sekitar sini aja....yuk, buruan jalan yuk...", pinta rodi kepada ayahnya.

"Iyaa, sabar....",..

***
"Paa..., kenapa gak makan di sana aja sih? Rodi lagi males nih, makan di rumah...", cemberut rodi. Dalam perjalanan menuju rumah, ia menggerutu tiada habis karena permintaannya untuk makan di tempat ia membeli makanan tidak dituruti oleh ayahnya.

"Udah malem....papa juga mau istirahat, rod..."

"Emmhhhh.....adduhh si papa...terserah deh", karut raut wajah rodi. Ia semakin gelisah ketika mobil ayahnya hampir tiba di rumah.

"Kamu kenapa? kok cemas gitu mukanya? Ada masalah di sekolah?"

"Sekolah? Yaa ada'lah....tapi bukan di sekolah, paa...."
"Jadi,... tadi itu rodi pengen banget makan di tempat makannya aja..***k usah pake dibungkus segala...heurgh..", sebal rodi.

"Haddduh...Rodi, rodiiii.....yaudah, lain kali aja yaa kita makan di sana....", tutur ayah rodi sembari menggeleng-geleng. Sambil mengemudi, ayah rodi dengan sabar menghadapi rodi yang sifatnya entah mengapa berubah jadi kekanak-kanakkan.

"....aaau aahh....,terseraaahhh papa aja....", timpal rodi sangat terpaksa.

Sebetulnya ada alasan mengapa rodi terkesan risau di depan ayahnya karena Ia begitu khawatir kakek dan ibunya belum selesai bersetubuh di rumah, meskipun sudah setengah jam lewat berlalu. Rodi tidak mau ayah sampai memergoki adegan ibu dan kakek bersetubuh. Oleh karena itu, daritadi rodi menahan-nahan ayahnya masuk ke rumah selagi ibu dan kakek menyudahi hubungan badan mereka.

Giliran sekarang, rodi hanya bisa pasrah. Lagipula ia tidak bisa memastikan hubungan badan antara ibu dan kakek sudah selesai atau belum di rumah. Besar harapan rodi hal tersebut sesuai dengan kemauannya. Meskipun demikian, jika sudah sampai rumah nanti, ia akan terlebih dulu menahan ayahnya di depan pintu rumah. Selanjutnya rodi akan mengecek ke dalam. Kalaulah persetubuhan antara ibu dan kakek sudah selesai, rodi akan amat mensyukuri hal itu. Kalau tidak, jujur ia tidak tahu harus berbuat apalagi.

"Bbrremmmh...breemmmmh.....breemmmh....", Smartphone ayah rodi bergetar di sebuah rak antara rodi dan ayahnya, dekat tuas gigi mobil. Ternyata sebuah panggilan telepon masuk.

"Rodi, tolong angkat hp papa dong.., papa lagi nyetir nih soalnya...sekalian kamu cek dari siapa...", pinta ayah rodi.

Rodi lalu mengambil Smartphone ayahnya. Ketika ia raih dan cek siapa yang menghubungi ayah, rodi justru terdiam. "Adduuh, mama kok nelepon yaa....ada apa ya kira-kira..hmmmmm". Panggilan telepon tersebut ternyata dari ibu rodi. Akan tetapi, entah mengapa rodi ragu untuk mengangkat. Ia merasa ada hal yang tidak mengenakkan.

"Rodi, kok kamu malah diem?...Telepon dari siapa?... Angkat dong buruan....", tanya ayah rodi. Ia bingung kenapa rodi membiarkan Smartphone-nya tetap bergetar dan tak menjawab panggilan masuk. Oleh karena itu, ayah rodi berusaha merampas Smartphone-nya dari tangan rodi.

"Kalau kamu gak mau ngangkat,...sini papa aja...", jenjang tangan ayah rodi mencoba meraih Smartphone-nya yang sedang dipegang rodi.
Namun, tangan rodi mengelak. Ia tak menghendakki ayah mengangkat telepon dari ibunya. "Gak usah pa, biar rodi aja yang angkat...."

"Yaudah, buruan kamu angkat makanya..."

Menghembuskan nafas sejenak, barulah rodi memberanikan diri tuk menjawab panggilan telepon dari ibunya dengan vokal pelan dan agak terbata-bata. "Hhhuuuh...."......
"Hhhh..aa..lo....?"

"Haloooo...mmm...masssss....hhhhhh..., aaa..ayaah kamu masss......aaahhhh......"
"Aaaahhh ayaaaaahhh.....hhhhh..."

"Degh..." Seketika Rodi mendengar suara ibunya sedang merintih-rintih di telepon. Rodi pun jadi gugup setengah mati karena dalam benak rodi ibu menelepon sembari disetubuhi oleh kakeknya. Anak itu tercengang. Ia membisu sesaat. Rodi tak sanggup berkata-kata entah apa yang harus disampaikan pada ayahnya. Tiba-tiba saja rodi buru-buru memutus sambungan telepon dari ibunya. Lantas, Ayah rodi pun tampak bingung karena tidak ada kata yang terlontar dari mulut rodi setelah mengatakan, "halo..."

"Rodi, rodi?!", tegur ayah rodi menatap rodi yang terdiam seusai mematikan sambungan telepon.

"I-iya pa? Kenapa?", jawab rodi menoleh ke arah ayahnya.

"Telepon dari siapa tadi? Kok kamu malah diem, gak ngomong sama sekali....?"

"Enghhhh.....inihhh paa...i-innnii...."

"Ini apa, rodi?!"

"I-iniii...telepon dari siapa gitu, gak ada namanya....cuma nomornya aja yang muncul...."
"makanya aku diemin aja daritadi...lagipula pas diangkat, gak ngomong sama sekali orangnya..", jawab rodi seraya menghapus data panggilan barusan dari Smartphone ayah.

"Ohh gitu...."

"Eh iya pa! Temenin rodi beli peralatan buat nge-gambar besok, yuk? Rodi baru keinget nih..."

"Hadduh,..nyari dimana rodi? Ini kan udah malem...toko buku banyak yang udah tutup..."

"Cari dulu aja paaa, siapa tahu masih ada yang buka...", bujuk rodi

"Yaudah, kita jalan lagi ya sekarang....tapi, kalau nanti bener pada tutup, kita pulang, gimana?...", ujar ayah rodi sembari memutar arah kendali stir mobil.

"Iya paa..", manut Rodi.

Rodi kembali menunda-nunda kepulangan ayahnya ke rumah. Terlebih, baru saja ia ketahui ibu dan kakeknya masih belum juga selesai berhubungan badan. Jalan satu-satunya yang bisa ia lakukan sekarang ialah membuat sesuatu alasan kiranya ayah mau menemaninya membeli peralatan gambar di sebuah toko buku. Padahal, rodi tidak membutuhkan hal tersebut. Kegiatan menggambar di sekolah hanya isapan jempol belaka supaya ia bisa mengulur-ngulur waktu ayah. Selepasnya, rodi tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Ia cuma bisa pasrah kalau'lah ayah melihat ibu dan kakek telanjang bulat bersama di rumah.

"Aduh, si papa, kenapa harus pulang jam segini sik...padahal, kakek sama mama lagi hot-hotnya nih sekarang....."
"Ck,..Gue jadi gak bisa merekam kegiatan mereka 'kan, duhh....", keluh rodi dalam perjalanan mencari toko buku.

***
Sebuah mobil yang mesinnya nampak panas terlihat baru terparkir di depan sebuah rumah berlantai dua. Beberapa jarak darinya, sepasang ayah dan anak berjalan memasuki rumah tersebut.

"Untung masih ada yang buka tadi, rodi.....itu juga udah hampir mau tutup...", ayah rodi dengan tubuh gerah menjinjing kunci mobilnya. Ia berjalan melewati pagar yang digeser oleh rodi.

"Iyaa...yaa paa....",

Di depan pintu masuk rumah, usai berkeliling bersama, rodi tiba-tiba meminta ayahnya untuk menunggu sebentar. Rodi hendak masuk lebih dulu untuk mengecek keadaan di dalam. Jadi, sepanjang perjalanan pulang ditemani ayah membeli makan malam dan peralatan menggambar, rodi suka terbawa pikiran mengenai suasana di rumah jika ia bersama ayah tiba.

Akan tetapi, permintaan rodi itu ditolak oleh ayah rodi. Ayah rodi yang sudah kegerahan dan panas ingin lekas mandi. Ia tak sabaran untuk segera membasuh tubuhnya dengan air dingin. Di lain hal, ayah rodi juga ingin bertemu dan melihat istrinya tercinta.

"Pa, tunggu sebentar dulu yaa di sini....", cegat rodi. Ia menghalangi jalan ayahnya.

"Loh? Kok papa malah disuruh nunggu?"

"Iya, papa tunggu aja dulu di sini ya...soalnya mau ada yang rodi cek dulu sebentar di dalem..., sebentaaaaaar....aja, paa"

"Enggak ada! enggak ada! Papa udah gerah banget nih pengen buru mandi...", ujar ayah rodi seraya menerobos hadangan putranya.

"Adduh, mudah-mudahan deh.....kakek sama mama udah kelar urusannya...", berkecamuk batin rodi setelah tak mampu lagi mencegah ayahnya masuk ke dalam rumah. Ia tak bisa bayangkan bagaimana jadinya jika ibu dan kakek masih melakukan persetubuhan. Kemudian hal itu dipergoki oleh ayah. Oleh karenanya, rodi memilih berdiam diri dulu di luar. Sambil menutup telinga, Ia menanti respon yang terjadi di dalam ketika ayah sudah masuk. Dalam pikir rodi bakal terjadi perang saudara antara ayah dan kakek.

Tak lama, ayah rodi mencolek putranya yang sedang berdiri dan menutup kedua telinga di depan pintu masuk.

"Rodi, rodi?!"

"Eh?! Iya pa? Ada apa?!"

"Ayo kamu masuk...malah berdiri di luar...."

"Entar aja deh, paa....hehe...rodi masih pengen ngadem di luar dulu..."

"Kamu ini ya! Ayo masuk! Masuk! Udah malem, juga..." , perintah tegas ayah kepada rodi.

"Iya pa, iiyyaaa..."

Diperintah ayah masuk ke dalam rumah, rodi patuh. Ia melangkah masuk sembari menenteng plastik berupa makanan dan peralatan menggambar yang baru saja dibeli. Selain itu, Ia sedikit bingung mengapa tidak terjadi peristiwa seperti yang ada di dalam bayangannya. Kemudian, di dalam rumah rodi bisa sedikit bernafas lega. Ia lihat kakek sedang duduk santai di ruang makan. Kakek rodi dengan raut wajah tampak bahagia, tengah mengenakan kutang putih dan sarung yang berbeda dari sebelumnya. Menyadari akan hal itu, rodi penasaran. Ia berusaha mendekati kakeknya.

"Kek....", sapa rodi dengan tersenyum seraya menghampiri.

"Udah pulang kamu?.... Dari mana?.... Kakek nyariin...."

"Dari beli makan malam sama peralatan gambar, kek....", jawab rodi melirik ke arah sekitarnya. Namun, percakapan antara rodi dan kakek harus terpotong sementara karena tiba-tiba melintas ayah rodi. Ia hendak bertanya kepada kakek rodi, kemana ibu rodi. "Yah,...Ana kemana?"

"Istrimu di dalam...dia daritadi nungguin kamu terus, bimaa....", jawab kakek tersenyum kepada rodi.

"Ohhh....", mendengar jawaban kakek, tanpa pikir panjang ayah rodi lantas berjalan menuju ke arah kamar dimana istrinya berada. Sembari pelan-pelan melangkah, ia copoti kancing kemeja satu per satu. Selanjutnya, ia memegangi handle sekaligus membuka pintu. Sayangnya, ayah rodi tidak membiarkan pintu terbuka. Ia menutupnya dari dalam seolah-olah tidak ingin ada yang melihat ia berbincang dengan istrinya.

Barulah, setelah ayah rodi masuk ke kamar. Pembicaraan antara rodi dan kakek berlanjut.

"Jadi, gimana kek tadi?", begitu antusias rodi ingin mendengar cerita dari kakek.

"Tadi apa rodi, hmm?", lekas terkikih kakek mendengar pertanyaan rodi.

"Itu tadi, kakek sama mama gimana?"

"Gimana apanya?",

"Ihhh si kakek mah...itu gimana tadi kakek ngentot mama-nya, kek? Kakek mah gitu,...inget, kakek itu bisa ngentot mama karena aku juga loh...", rodi yang tadinya berdiri beranjak duduk. Ia menunggu kakek bercerita.

"Hehe....iyaa....iyaa..."
"Jadi, tadi itu.....eurghhhh mama kamu kewalahan banget rodiii...."

"Kewalahan gimana, kek?", tanya rodi memelototi mata kakek.

"Ya, kewalahan....kakek sodok terus burung kakek di kelamin mama kamu...", ucap kakek pelan.

"Eerhhh..terus, terus, mama gimana, kek?"

"Mama kamu kakek gituin, dia desah-desah terusss, rod...."

"Ooorghhhh enakk banget pasti itu kek...."

"Hehe....", balas kakek dengan terkekeh senang. Sebetulnya rodi masih ingin mendengar cerita kakek. Namun, ia kebelet buang air kecil. Di samping itu, penisnya berhasil dibuat agak mengeras gara-gara cerita kakek barusan. Tak bisa menahan, rodi lantas pamit kepada kakek untuk ke kamar mandi dulu. Ia tidak lupa meminta kakek jangan pergi kemana-mana dulu.

Dengan langkah tergesa-gesa rodi masuk ke kamar mandi hingga pintunya tidak ditutup rapat. Rodi seolah-olah lebih ingin mendengar kelanjutan cerita kakek ketimbang buang air kecil. Sambil menurunkan bagian depan celana pendek dan membuang urine melalui kepala penisnya, rodi melihat di samping bak mandi terdapat sebuah ember abu-abu, berisikan sarung kakek dan tanktop milik ibunya. Rodi pun dibuat penasaran mengapa keduanya menjadi satu. Padahal, setahu rodi, selama di rumahnya kakek mencuci sendiri.

Setelah selesai buang air kecil sekaligus membersihkan saluran tempat pembuangan urine, rodi menghampiri ember tersebut. Mulanya hanya ia lihat-lihat. Kemudian rasa penasarannya membuat tangan rodi berani meraba-raba. Dan, tersentuhlah sesuatu di jari jemari rodi ketika ia mencengkeram tanktop ibunya.

"Orghhh...udah banyak, kentel banget lagi pejunya kakek.....Kalau dicrottin dalam memek mama, bisa langsung bunting nih mama....."
"Ck....jadi ngaceng banget kan nih kontol...", ucap rodi terpikirkan sesuatu.

To be continued...






 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd