Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Namaku Narsih, ini Kisahku

dd_imut

Pendekar Semprot
Daftar
18 Apr 2023
Post
1.753
Like diterima
23.921
Lokasi
Rumahku
Bimabet
Narsih 15 tahun tinggi 160 dengan bb 40. dijodohkan oleh bapaknya dengan Sutarman 30 tahun, duda dengan 3 orang anak. Budiman 5 thn, Bayu 3 thn dan Dimas 1thn. Istri pertama Sutarman meninggal saat melahirkan Dimas. Hingga satu tahun kemudian Sutarman memutuskan untuk menikah lagi. Parjo 40 thn adalah bapak Narsih, Parjo anak buah Sutarman diperusahaannya. Sejak Sutarman menikah dengan Narsih, otomatis Parjo mendapat jabatan baru diperusahaan.

Tanpa rasa cinta Narsih terpaksa menuruti kemauan bapaknya untuk menikahi Sutarman. Malam pertama dilalui tanpa rasa apa2. Ditambah lagi Sutarman cepat keluar sangking nafsunya saat melihat tubuh mulus Narsih yang sangat cantik.

Dirumah baru yang bak istana itu Narsih tidak merasa kesepian, karena ketiga anak tirinya sangat dekat kepadanya. Hari2nya diisi dengan menemani ketiga anak tirinya bermain. Apalagi jiwa kekanak2an Narsih masih ada. Sehingga dengan mudah Narsih cepat mengakrabkan diri dengan ketiga anak tirinya.

Urusan rumah tangga sudah di tangani oleh ketiga pembantunya. Biasanya menjelang sore, urusan rumah tangga sudah selesai. ketiga pembantu dan satu tukang kebun akan pulang kerumah mereka masing2, di perkampungan tidak jauh dari Kawasan perumahan elite itu.

Saat Sutarman dirumah, Sutarman selalu meminta Narsih untuk berpakaian seksi dan melarang Narsih memakai BH dan celana dalam dibaliknya. Sehingga tubuh mulus Narsih menerawang dibalik lingering yang dipakainya. Pada awalnya Narsih menolak, namun Narsih tidak berkutik dan takut karena Sutarman termasuk lelaki yang bertemperamen tinggi. Baru dibentak sedikit saja membuat nyali Narsih langsung ciut. Namun lama2 Narsih merasa nyaman juga. Pada awalnya Narsih tidak memakai dalaman hanya saat suaminya sudah pulang. Namun karena sudah nyaman. Lama2 hampir setiap hari Narsih tidak memakai dalaman. Namun bedanya, saat ada suaminya, Narsih selalu memakai lingering tipis saja. Saat suaminya kerja, Narsih memakai daster rumahan, atau hotspan, tanpa memakai dalaman.

Budiman, Bayu dan Dimas selalu dimandiin oleh Narsih. Mereka berempat selalu mandi dalam keadaan telanjang bulat. tidak ada rasa malu sedikit pun di hati Narsih. Buat Narsih mereka hanyalah anak kecil yang polos.

Hari demi hari berlalu, saat Budiman berumur 9 tahun. Budiman mulai memiliki rasa malu. Budiman selalu menolak jika diajak mandi bareng berempat. Namun dengan sedikit paksaan Narsih selalu berhasil mengajak Budiman untuk mandi bersama.

Hari ini kembali Narsih mengajak anak2 tirinya mandi bersama. Tampak mereka asik bermain air bersama. Payudara Narsih yang dulu tidak terlalu besar, kini ukuranya naik hingga 2 size. Tanpa Narsih sadari Budiman lebih banyak diam di sudut bak mandi besar itu. Namun lama2 Narsih menyadarinya.

Umur Narsih sudah 19 tahun. sudah mulai tumbuh jiwa keibuannya. Melihat Budiman yang murung di sudut bak mandi, mengugah hati Narsih untuk mendekat.

Narsih berjalan didalam bak kolam, mendekati Budiman. Payudaranya berayun2 pelan seiring langkah pelannya. Memek gundulnya terlihat jelas oleh Budiman. Bayu dan Dimas masih asik bermain berdua, saat dengan santai Narsih duduk disamping Budiman yang diam membisu.

“kenapa sayang…. Kok diem aja….” Ucap Narsih sambil memegang kening Budiman, karena khawatir sakit.

“ga apa2 bunda….” Jawab Budiman sambil menunduk.

“kalau gak ada apa2, yuk main sama adik2mu” ucap Narsih sambil bangun perlahan, dan menarik lengan Budiman perlahan agar bangun dari duduknya, dan bermain bersama adik2nya.

Ada sedikit perlawanan saat tubuhnya ditarik sang Bunda. Namun apalah artinya tenaga seorang anak umur 9 tahun, dengan tenaga wanita dewasa.

“ayoo…” ucap Narsih sambil menarik hingga akhirnya Budiman bangun dari duduknya.

Betapa terkejutnya Narsih begitu melihat kontol Budiman yang sudah disunat berdiri tegak maksimal saat akhirnya Budiman bangun dari duduknya. Narsih makin terkejut saat menyadari ukuran kontol Budiman sedikit lebih besar dari kontol Sutarman, ayah Budiman.

“ya sudah kamu duduk aja lagi….” Narsih akhirnya sadar kenapa Budiman lebih banyak diam hari ini.

Akhirnya Narsih memutuskan untuk kembali bermain bersama Bayu dan Dimas.

Namun bayangan kontol Budiman kembali mengganggu benaknya.

“gila, umur 9 tahun saja kontol Budiman sudah sebesar itu, gimana jika sudah dewasa nanti” bathin Narsih.

Tanpa sadar Narsih mulai melihat kontol Bayu dan Dimas. Saat ini kontol belum sunat Bayu yang sedang lemas, ukurannya hampir sama dengan kontol Sutarman saat lemas.

Karena penasaran ingin melihat kontol Bayu saat ngaceng keras, dan ingin membandingkan dengan ukuran kontol suaminya. Tiba2 terbesit ide gila dikepalanya.

“hayu mana titit yang belum sunat, biar bunda periksa…” ucap Narsih sambil duduk di depan Bayu.

“ingat, kalau belum sunat, pipis kulupnya dibuka dulu” ucap Narsih sambil pura2 membersihkan kulup Bayu.

Menyaksikan kegiatan Narsih membuat Budiman makin panas dingin. Narsih tidak menyadari hal itu.

Sambil pura2 memeriksa kebersihan kulup Bayu, perlahan Narsih mengocok pelan kontol Bayu, hingga perlahan mulai bangun.

Melihat Bundanya mengocok kontol adiknya, membuat Budiman iri, ia membayangi kontolnya dikocok oleh jari lentik bunda tirinya itu. tanpa sadar Budiman mengocok sendiri kontol kerasnya di dalam air.

Betapa terkejutnya Narsih saat melihat kontol Bayu mulai tegak maksimal. Ukurannya hampir menyamai kontol Sutarman saat tegak maksimal.

Setelah itu Narsih penasaran juga dengan ukuran kontol Dimas yang saat ini berumur 5 tahun.

Ia pum mulai pura2 membersihkan kontol Dimas. Kembali Narsih dikejutkan, saat melihat kontol Dimas sudah ereksi maksimal. Ukurannya beda tipis dengan Bayu kakaknya, berarti beda tipis pula dengan Sutarman suaminya.

Tanpa sadar Narsih menengok kearah Budiman. Ia terkejut saat melihat samar gerakan tangan Budiman didalam air sedang mengocok kontolnya sendiri.

“yuk anak2, sudah ya mandinya, nanti masuk angin” ucap Narsih sambil keluar kolam mengambil handuk.

Dengan telaten Narsih mengeringkan tubuh Bayu dan Dimas. Lalu melilitkan handuk ke pinggang mereka.

“tunggu Bunda di kamar ya, awas jangan lari2 nanti licin” ucap Narsih kepada Bayu dan Dimas.

Narsih baru sadar, tubuhnya masih telanjang bulat. ia pun langsung menutupi tubuhnya dengan handuk. Lalu Narsih berjalan pelan kearah Budiman.

“sudah yuk sayang, nanti masuk angin…” ucap Narsih sambil menyodorkan handuk.

Budiman bangun sambil menutupi kontol ngacengnya dengan kedua tangannya.

Dalam hati Narsih tertawa kecil melihat kecanggungan Budiman. Dengan telaten Narsih mengeringkan tubuh Budiman.

“langsung pakai baju ya, nanti masuk angin” ucap Narsih sambil mendorong pelan, memberi isyarat Budiman sudah bisa balik ke kamar untuk pakai baju.

Sejak saat itu Budiman tidak pernah dipaksa ikut mandi bersama lagi, dan pelan2 Narsih mulai mengajarkan Bayu dan Dimas untuk belajar mandi sendiri. Walau awalnya Bayu dan Dimas sempat keberatan. Namun dengan bujuk rayu, akhirnya mereka mau belajar mandi sendiri.

Tahun demi tahun berlalu. Narsih tak kunjung juga hamil. Dari hasil pemeriksaan dokter Narsih dan Sutarman sama2 sehat. Sutarman tidak mempermasalahkan hal itu, toh dia sudah memiliki 3 orang jagoan yang akan mewarisi kekayaannya kelak. Berbeda dengan Narsih, ia merasa mulai kesepian, karena perlahan hubungan Narsih dengan anak2 tirinya mulai tidak seakrab dulu. Apalagi mereka sudah disibukan dengan kegiatan2 sekolah dan bermain bersama teman2 sebayanya. Sutarman pun makin jarang dirumah karena kesibukan bisnisnya yang makin berkembang. Walau sex hanyalah kewajiban bagi Narsih, namun kesibukan suaminya membuat ia mulai kesepian karena tidak ada teman ngobrol saat malam tiba. Saat Sutarman harus melakukan perjalanan bisnis keluar negeri, bisa berhari2 bahkan bisa satu bulan.

Walau Narsih masih sering bercengkraman dengan ketiga anak tirinya. Namun hanya sebatas menanyakan tentang kegiatan dan nilai mereka disekolah.



Tanpa sadar kebiasaan Narsih tidak memakai dalaman saat dirumah mulai menarik perhatian ketiga anak tirinya. Awalnya menarik perhatian Budiman saat umur tahun, lama2 saat Bayu umur 9 tahun hal itu menarik perhatiannya juga.

Saat ini Dimas berusia 12 tahun, ia mulai sering curi2 melihat Bundanya yang tanpa sengaja duduk mengangkat kedua kakinya mengangkang diatas sofa dengan pakaian daster rumahannya, sambil nonton TV dengan popcorn dipangkuannya. Sementara Dimas duduk menyamping di lantai. Sehingga dari posisinya Dimas dapat dengan jelas melihat lipatan memek gundul Bunda tirinya itu.

“abang2 kamu dimana ?” ucap Narsih sedikit mengagetkan Dimas yang sedang melamun.

“Bang Budi lagi dikamar, katanya besok ada ulangan dia. Kalau bang Bayu belum pulang dari main futsal” ucap Dimas sambil pura2 asik dengan hp nya.

Narsi pun langsung bangun dari duduknya, ditaruhnya keranjang popcorn diatas meja keluarga. Ia berjalan kea rah kamar Budiman di lantai atas.

Setibanya didepan kamar Budiman, tanpa permisi Narsih langsung membuka pintu kamar Budiman. Betapa terkejutnya Narsih, alih2 melihat anak tirinya belajar, malah memergoki Budiman sedang tiduran sambil mengocok kontolnya, sambil asik melihat sesuatu di hp nya, sehingga kehadiran Narsih agak telat disadari Budiman.

“Bunda……….!” Ucap Budiman terkejut. ia berusaha mencari sesuatu untuk menutupi tubuh bawahnya, namun naas, selimut satu2nya tanpa dia sadari sudah jatuh kelantai. Semua bantalnya juga berserakan dilantai. Hingga dengan terpaksa ia langsung menutupi kontolnya dengan kedua tangannya. Hp nya dilempar begitu saja didepannya.

Narsih yang sempat terkejut, akhirnya bisa menguasai dirinya. Ia pun berjalan perlahan kea rah Budiman.

“katanya anak Bunda besok mau ada ulangan…?” ucap Narsih sambil duduk di tepi ranjang.

“iya Bunda… maaf….” ucap Budiman sambil menunduk ketakutan.

Narsih baru sadar begitu dekat, kontol Budiman terlihat sudah jauh berbada dengan yang pernah ia lihat dulu.

“kamu sadar ga nak, saat kamu menumpahkan seperma kamu, kamu sudah menyia2kan calon anakmu kelak” ucap Narsih.

Narsih berpikir, ini saatnya ia mengajarkan sedikit pengetahuan tentang sex pada anaknya yang sudah mulai beranjak dewasa. Diumur Budiman 18 tahun ini, kaingin tahuannya tentang sex sudah terbentuk. Narsih merasa, sudah kewajiban baginya untuk mengarahkan anaknya agar tidak salah jalan.

“kamu tahu ga, fungsi dari penis lelaki? Untuk meneruskan keturunan mu kelak….” lanjut Narsih. Ia masih mengingat semua yang diajarkan ibunya saat dia pertama kali datang bulan.

Budiman yang tadi sudah hilang nafsunya, bahkan kontolnya sudah mulai menciut. Perlahan mulai kembali terusik oleh ucapan Bundanya. Ia mulai menatap wajah cantik sang Bunda, penasaran akan kelanjutan omongan bundanya.

Malihat anaknya mulai mendengarkan ucapannya, membuat Narsih senang.

“fungsi penis kamu, untuk memasukan keturunan kamu kedalam rahim wanita yang kamu cintai, agar wanita yang kamu cintai kelak melahirkan keturunanmu” lanjut Narsih sambil mengambil hp yang tergeletak di depan anaknya. Hendak Narsih taruh di meja belajar anaknya. Tanpa sadar Narsih sempat melihat layar hp anaknya itu. betapa terkejutnya ia, saat dia lihat foto dirinya yang sedang telanjang di dalam kamar, dengan handuk kecil melilit di kepala. itu foto dia saat mau memakai baju sehabis mandi.

“kamu……….. kamu membayangkan bunda sambil mengocok kontolmu?” ucap Narsih sedikit marah atas kelakuan anakku. Sehingga tanpa sadar kalimat kontol terucap dari mulutnya.

Budiman langsung terlihat ketakutan, ia langsung menundukan kepalanya.

Narsih menarik nafasnya dalam2, ia berusaha mengendalikan emosinya. Perlahan Narsih menjelajah galeri hp anaknya. Betapa terkejutnya Narsih saat melihat banyak foto2 dirinya. Semua foto di hp ini memperlihatkan memeknya. Saat dia nonton, saat dia membaca buku, dan banyak lagi.

Emosi Narsih yang sempat reda akhirnya bangkit lagi.

“Budiman, apa yang ada dipikiranmu….?” Ucap Narsih emosi.

Budiman hanya tertunduk ketakutan.

“jawab pertanyaan Bunda…..” sentak Narsih yang makin emosi dengan diamnya Budiman.

Narsih yang emosi, langsung menaikan kakinya berubah posisinya yang tadi duduk di pinggir ranjang, hingga ia duduk bersila di depan Budiman yang juga duduk bersila sambil menunduk.

“kamu tau ga, kontol kamu hanya untuk di masukan ke memek istrimu kelak…. Jadi jangan coba2 kamu berhayal memasukan kontolmu ke memek bunda…… itu salah nak…..” ucap Narsih emosi menatap wajah Budiman yang masih tertunduk, sambil langsung menarik telapak tangan anknya, dan menggengamnya erat2, untuk mempertegas omongannya yang merasa dicuekin anaknya.

Tanpa Narsih sadari posisi duduknya, malah mempertontonkan memek gundulnya didepan anaknya. Sehingga Budiman yang menundukkan kepala, dapat leluasa melihat celah memek Bundanya yang baru berumur 26 tahun itu. hal itu membuat kontol Budiman yang sempat layu kembali ereksi maksimal. Budiman tidak memperdulikan ocehan bundanya, dia sedang asik melihat celah memek bundanya yang terlihat sedikit basah.

Karena Narsih yang terus menatap wajah anaknya. Narsih tidak sadar, saat kedua tangannya menggengam erat kedua tangan Budiman. Kontol ereksi Budiman yang sejak tadi berusaha ditutupi olehnya, kini terekspose, dan sangat dekat dengan tangan Narsih.

“kamu tidak boleh begitu ya sayang” Narsih bangun dari duduk bersilanya. Membuat Budiman kecewa, karena memek Bundanya menghilang dari jarak pandangnya.

Narsih mengangkat kedua tangan anaknya kesamping tubuhnya, membuat Budiman otomatis merangkul pinggang bundanya. Sambil Narsih duduk berlutut tangan kanannya memegang belakang kepala anaknya dan mendekatkan tubuhnya kekepala anaknya. Tangan kirinya memegang pundak anaknya.

“ingat ya nak…. Jangan pernah sekali2 kamu berhayal memasukan kontolmu ke memek Bunda” ucap Narsih sambil mengelus kepala anaknya yang bersadar ditengah2 payudaranya yang besar.

Budiman makin senang saat merasakan keempukan payudara bundanya.

“kontol besar kamu hanya untuk di masukan kememek istrimu kelak…” sambil perlahan Narsih mengangkat kaki kirinya ke samping badan Budiman.

“kontol kamu hanya untuk menusuk2 memek istrimu kelak” tubuh Narsih sedikit mendorong badan anaknya.

“dan kamu bisa menumpahkan seluruh pejumu didalam memek istrimu kelak” kaki kanan Narsih melangkah ke samping tubuh Budiman. Kini kedua kaki Narsih berlutut di samping pinggang Budiman.

“jangan pernah kamu membayangkan…… ssstthhh…… “ perlahan Narsih menurunkan pinggulnya, hingga ia terduduk di pangkuan Budiman yang duduk bersila sambil memeluk pinggang ibunya.

“……. memasukan kontol besarmu…… ssssttthhhh….” Narsih menaikan lagi pinggulnya.

“……… kedalam memek bunda ….. ssstthhhh……yang sudah sangat ….. sssttthhhh….. basah……” ucap Narsih sambil terus menaik turunkan tubuhnya di pangkuan anaknya.

Budiman hanya bisa diam membisu sambil makin erat merangkul pinggang bundanya. Matanya terpejam sambil bersandar di tengah2 payudara empuk Narsih.

“…. ssstthhh…… jangan ulangi….. sssttthhh….. lagi….. ssstttthhhh…. ya, nak…… sssttthhhhh……. kontol…. Ssssttthhhh…. besar…… sssttthhhh….. kamu….. sssttthhhh….. tidak…… ssstttthhhh…… boleh…. ssssttthhhh…. menumpahkan…… sssssttttthhhh…… ssssstttthhhh…… pejunya….. ssssttthhhh….. sssstttthhhh…… dimemek….. ssstttthhhh….. ssssttttthhhhh…… bundaaaaaaaa………….” Narsih mempererat rangkulannya, tubuhnya bergetar. Begitu juga Budiman.

Mereka diam sesaat dalam kebisuan.

“kali ini kamu bunda maafin…..” ucap Narsih sambil menatap wajah tampan anaknya. Lalu Narsih mencium kening anaknya, dan bangun dari pangkuan anaknya.

Plop…………

Narsih langsung turun dari ranjang, terlihat cairan putih menetes deras disela2 kakinya, jatuh kelantai.

“cucian…. Habis itu lanjutkan belajarmu…….” Ucap Narsih sebelum menutup pintu kamar anaknya, meninggalkan Budiman yang hanya bisa diam membisu dengan berjuta2 tanya.







Bersambung………………. Update sesempatnya, jangan ditanya kapan..........:haha:
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd