Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Ritual Nikmat

Status
Please reply by conversation.
Napasku seolah terhenti saat tiba-tiba batang kemaluanku sudah digenggam Mbak Narsih dan dielus-elus dengan lembutnya.. luar biasa.. benar-benar pengalaman terhebat yang pernah aku rasakan saat itu! Tubuhku meliuk-liuk menahan nikmat yang tiada tara saat tangan halus Mbak Narsih mengurut dan meremas batang kemaluanku.. kedua biji pelirku pun dielusnya dengan penuh kasih sayang.. aduh makk!

"Mbak.. ahkk.." bisikku pelan-pelan tanpa berani bersuara keras-keras..
"Masukkan tanganmu Dik.. remas tetek Mbak.. ayoo.." bisik Mbak Narsih yang menyadarkanku.

Sebenarnya tanpa disuruh pun aku sudah ingin meraba langsung bukit menggairahkan itu. Segera dengan semangat 45 (Ini kan jamannya tujuh-belas Agustusan) bak pejuang kita dahulu, aku menyusupkan tanganku ke dalam kaos ketatnya dari bagian bawah dan mulai mencari-cari bukit kenyal di dada Mbak Narsih. Tanganku terus meraba dan bergerak liar di dalam kaus Mbak Narsih dan terpeganglah apa yang kudambakan. Kusibak BH yang masih menempel dan tanganku bergerak liar di balik BH itu. Begitu gemas rasanya aku meremas dan meraba (boso jowone "Ngowol") kedua bukit kembar itu bergantian.

"Och.. ter.. terushh.. Dikk.. ouch.." Kudengar Mbak Sum berbisik pelan sekali ditelingaku dengan napas yang semakin memburu.
"Ayo lepaskan celanamu itu Dik.." bisiknya lagi.

Dengan hati berdebar keras membayangkan apa yang akan terjadi kuturuti permintaan Mbak Narsih. Kuhentikan aktivitasku di dada Mbak Narsih dan melepas celanaku pelan sekali. Soalnya takut ketahuan tetangga di sebelahku, yang sempat kulirik mereka juga sedang krusak-krusuk sendiri dalam gelap. Aku tahu itu dari bunyi kain yang bergeser-geser. Setelah melepas celanaku dan menyimpannya di tas Mbak Narsih aku mulai beraktivitas lagi.. dan Mbak Narsih juga. Kami saling meraba lagi. Batang kemaluanku yang sudah sangat keras (dalam bahasa Jawanya 'ngaceng berat') diurut dan diremas dengan lembut oleh Mbak Narsih.. menimbulkan rasa geli yang luar biasa.. Aku sempat tak bisa bernapas merasakan hal ini..

Tanganku pun sekarang mulai berani bergerak sendiri. Sasaranku sekarang adalah bagian bawah Mbak Narsih. Dari perutnya yang sudah agak gendut sedikit tanganku bergeser turun dan tersentuhlah gumpalan rambut pekat di selangkangan Mbak Narsih.

"Terushh.. Dikk.. hhkk, ya.. itt.. itu.." bisik Mbak Narsih sambil terus menjilat lubang telingaku.

Tanganku terus menyisir celah celah di tengah rimbunan rambut itu yang sudah basah dan panas. Celah itu kurasakan begitu licin dan basah.. lalu dengan rasa ingin tahu.. kumasukkan jari ku di tengah-tengah celah sempit itu. Aku kaget.. karena tiba-tiba jariku seolah tersedot dan terdorong oleh gerakan celah di selangkangan Mbak Narsih itu. Dengan naluri alami tanganku mulai meraba dan meng'obok-obok' selangkangan Mbak Narsih yang semakin basah. (Jadi bukan cuma Yoshua yang bisa 'ngobok-obok' aku juga bisa kok! Hayoo siapa diantara pembaca (cewek tentunya) yang mau di 'obok-obok' silakan kirim e-mail!)

Mbak Narsih semakin kelimpungan saat jari-jariku yang nakal mulai memasuki liang hangat dan basah di selangkangan Mbak Narsih. Jariku terus bergerak masuk ke celah-celah hangat dan licin itu hingga sampai pangkal.. dengan cepat kuhentak tarik keluar.. srett.. Mbak Narsih hampir memekik kalau tidak buru-buru menggigit leherku saat kutarik jariku dengan cepat dari jepitan liang kemaluannya. Lalu pelan-pelan kudorong jariku masuk dalam jepitan kehangatan liang kemaluan Mbak Narsih, kutarik lagi cepat dan kodorong pelan-pelan.. begitu terus kulakukan berulang ulang hingga akhirnya Mbak Narsih berkelejat dan tubuhnya seolah tersentak.

"Ohk.. shh.. akhh" bisik Mbak Narsih sambil terus menggigit keras leherku.
Karena kukira Mbak Narsih merintih kesakitan, spontan kuhentikan gerakan jariku.

"Terush.. Dikk.. ter.. ouch.." rintihnya pelan sekali saat kuhentikan gerakan jariku di liang hangat diselangkangannya yang semakin licin oleh lendir yang keluar dari liang kemaluannya.
Mendengar permintaannya, otomatis jariku mulai bergerak semakin liar di dalam kehangatan liang kemaluan Mbak Narsih yang semakin berlendir dan licin. Tubuhnya meliuk liuk dan tersentak berkejat-kejat seiring dengan gerakanku. Gerakannya semakin lama-semakin lemah dan berhenti.. jariku tetap terjepit kehangatan liang kemaluannya, lalu kedua tangan Mbak Narsih memegang kedua pipiku dan diciumnya bibirku dengan mesra sekali.

"Kamu pintar Dik.." bisiknya mesra.
"Mbak rasanya seolah mengawang tadi"
"Kukira tadi Mbak Narsih kesakitan.. makanya kuhentikan gerakanku" bisikku
"Enggak.. Mbak enggak sakit kok.. justru nikmat sekali.." bisiknya manja.
"Sekarang biar Mbak yang gantian memuaskan kamu" balasnya.

Kemudian dengan pelan, karena takut ketahuan pasangan di sebelah (Yang aku yakin juga sedang melakukan hal yang sama dengan kami!) Mbak Narsih mulai menaiki tubuhku. Dikangkangkannya kakinya dan dipegangnya batang kemaluanku yang sudah ngaceng berat seperti meriamnya Pak tentara yang siap menggempur GAM. Lalu digesek-gesekkannya palkonku (kepala kontol 'palkon') di celah hangat di selangkangannya yang sudah sangat licin dan basah.

"Hkk.." napasku seolah terhenti saat batang kemaluanku mulai terjepit erat dalam kehangatan liang kemaluan Mbak Narsih.
Sensasi terhebat dalam hidupku! Dan barangkali inilah awal sejarah hilangnya keperjakaanku! Yang selanjutnya akan merubah kehidupanku! (Akan kuceritakan kelak).

Dengan pelan tetapi pasti.. alon-alon asal kelakon.. batang kemaluanku mulai menyeruak masuk dalam jepitan kehangatan liang kemaluan Mbak Narsih. Mataku terbeliak menahan nikmat yang tiada tara.. (Mungkin inilah yang namanya sorga dunia ya?).

"Mbak.." bisikku di telinga Mbak Narsih, "Geli Mbakk"
"Hushh.. diam saja nikmati saja" balas Mbak Narsih mesra.
Aku menggigit bibir menahan nikmat yang tiada tara. Mbak Narsih terus berkutat di atas perutku, bergoyang dan berputar pelan. Hingga akhirnya seluruh batang kemaluanku tertelan dalam kehangatan liang kemaluan Mbak Narsih. Seluruh batang kemaluanku masuk sampai ke pangkalnya sampai kurasakan palkonku menumbuk sesuatu di dalam sana. Mbak Narsih pun mungkin merasakan hal yang sama denganku, kutahu itu dari napasnya yang tersengal-sengal.

Gesekan demi gesekan dari kedua kemaluan kami menghangatkan dinginnya malam di Gn Kmks itu. Kami sudah tidak peduli lagi dengan pasangan-pasangan lain di sekitar kami. Yang kami tahu adalah bagaimana mereguk nikmat dan menuntaskan hasrat yang sudah hampir mencapai klimaksnya.

Mbak Narsih terus bergerak pelan. Lama-lama gerakannya sudah mulai tidak teratur dan kurasakan Mbak Narsih menggigit leherku lagi. Aku pun hampir saja berteriak menahan sesuatu yang hampir meledak dari dalam diriku. Kurasakan dorongan semakin kuat mengehentak bagian bawah perutku.

Gerakan Mbak Narsih semakin tidak teratur dan gigitannya semakin kencang.
"Ouchkk.. Dikk.. Mbak mau kelu.. arrghh" bisiknya sambil tubuhnya mengejat-ngejat di atas perutku.
Akupun sepertinya tidak mampu lagi menahan dorongan yang menghentak dan akhirnya tanpa dapat kupertahankan jebollah sudah pertahananku. Crrt.. crett.. crett.. crett.. crett.. keluarlah lahar panas dari ujung palkonku yang membasahi dan menyiram rahim Mbak Narsih. Tubuhku seolah melayang dan terhentak seperti terkena arus listrik. Kurasakan puncak sensasi bersetubuh yang ruarr biasa.. Tanganku mencengkeram bongkahan pantat Mbak Narsih yang masih saja bergerak liar untuk mencoba menghentikannya. Tetapi semakin erat kutahan semakin liar gerakannya hingga aku pasrah saja dan menikmati sensasi semampuku.
"Mbak sud.. sudah.. Mbak.. ohh" bisikku di telinganya.
Rupanya saat aku mencapai orgasme tadi Mbak Narsih juga sedang mencapai orgasme sehingga sulit kuhentikan gerakannya.

"Kamu hebat Dikk.." bisiknya mesra sekali.
"Mbak puas sekali.."
Kami masih terus berpelukan beberapa saat. Mbak Narsih masih menindihku dan batang kemaluanku masih erat terjepit dalam liang kemaluannya. Dan secara perlahan kurasakan batang kemaluanku mulai terdorong keluar akibat kontraksi liang kemaluannya..lalu tubuh kami sama-sama tersentak saat batang kemaluanku terlepas sendiri dari jepitan liang kemaluannya. Kami saling berpandangan mesra dan tersenyum.. Duh manisnya Mbak Narsih kalau tersenyum (Aku membatin andai saja Mbak Narsih ini jadi istriku betapa bahagianya aku).

"Mbak aku kok jadi sayang sekali sama Mbak".. bisikku mesra.
"Mbak juga kok Dik.." balasnya.
"Nanti kita pulangnya mampir dulu istirahat di losmen di depan stasiun Blp.. mau kan?" lanjutnya.
"Mau dong.. masa mau menolak rejeki" jawabku nakal.
"Memang Mas Gun enggak marah?" tanyaku.
"Enggak kok.. malah dia yang nyuruh aku untuk ke sini melakukan ritual.. malahan dia yang memilihkan pasangannya.. ya Dik Wawan itu" jawabnya santai.
(Sialan gerutuku dalam hati. Rupanya aku mau dijadikan tumbal pesugihannya! Tapi biarin dah, yang penting nikmatt). Mulai detik itu aku berjanji dalam hati akan mengerjai istrinya habis-habisan atas keputusannya menjadikanku sebagai tumbal pesugihannya. Dan janjiku akan kubuktikan sebentar lagi.

Pagi sekali, kira-kira jam 04.00 pagi satu per satu pasangan yang telah menjalani laku gila ini mulai beranjak pulang. Kami pun ikut pulang ke tempat kami. Dinginnya udara pagi tak kurasakan, karena Mbak Narsih yang kubonceng memeluk erat tubuhku sepanjang perjalanan. Tubuhku jadi hangat apalagi dada Mbak Narsih yang kenyal menekan erat punggungku. Kupacu kendaraanku kencang-kencang takut kesiangan. Sementara Mbak Narsih tetap erat memelukku dan tangannya tak ketinggalan dimasukkan ke dalam celanaku dan meremas-remas batang kemaluanku sepanjang perjalanan itu. Mendapat perlakuan itu, tentu saja adik kecilku bangkit berdiri dan memberontak seolah hendak menyeruak keluar dari sarangnya. Remasan dan pelukan Mbak Narsih membuatku melupakan dinginnya udara pagi dan lamanya perjalanan dari Gml ke kota S yang kira-kira sejauh 30 Km itu.

Selang setengah jam kemudian kami pun sampai ke kota S, dan kami pun menuju daerah sekitar stasiun Blp untuk mencari penginapan yang "Sesuai" (sepi dan asoy). Setelah berputar-putar beberapa saat, kami pun menemukan sebuah losmen yang cukup bersih dan letaknya agak tersembunyi. Kami memilih kamar yang mempunyai kamar mandi di dalam agar privasi kami lebih terjaga.

Setelah check in aku langsung masuk kamar mandi dan mulai membuka seluruh pakaianku untuk mandi. Sementara itu Mbak Narsih langsung tiduran sambil menonton acara televisi pagi. Sedang asyik-asyiknya menyabuni tiba-tiba Mbak Narsih masuk kamar mandi dan sudah telanjang bulat tanpa selembar benangpun yang menutupi tubuhnya yang indah itu. Aku terpana dan tanpa sadar menghentikan kegiatanku. Mulutku melongo menyaksikan pemandangan yang terlalu indah untuk dilewatkan begitu saja. Ya.. walaupun kami pernah bersetubuh, tetapi aku belum pernah melihat seluruh tubuhnya sejelas ini. Tadi malam kami bersetubuh dalam gelap dan itupun kami masih terbalut pakaian atas kami masing-masing.

Bersambung . . . .
 
Terakhir diubah:
Mbak sum..atau mbak narsih?
jadi ilfil ak jadi ngaceng....
 
Ikutan nyimak ceritanya masbro, keliatan cukup menarik nih...
 
mbak narsih tapi kadang jadi mbak sum? cerita lawas ya suhu? diedit dulu supaya tidak salah salah nama. lanjutken suhu.
 
Bimabet
Benar benar luar biasa pemandangan yang terpampang di hadapanku ini. Walaupun perutnya agak berlemak, namun keindahan tubuh Mbak Narsih masih sangat mempesona. Kulitnya yang khas wanita Jawa berwarna sawo matang tampak mulus tanpa cacat. Rambutnya yang hitam lurus, sebahu panjangnya tampak indah tergerai. Dan payudaranya yang masih cukup kencang menggantung indah dengan puting yang mencuat kecoklatan. Sedikit turun ke bawah bulu-bulu hitam keriting memenuhi gundukan bukit kecil di bawah perutnya. Luar biasa! Aku sampai melongo dibuatnya. Apalgi tubuhnya tersorot lampu neon dari kamar tidur dan dari kamar mandi sekaligus..

"Lho.. kok mandinya berhenti?" Tanya Mbak Narsih mengejutkanku hingga membuatku gelagapan.
"Eh.. anu.. eh.. Mbak.. kok ma.. masuk kesini Mbak?" tanyaku gagap dan otomatis tanganku menutupi batang kemaluanku yang sudah penuh sabun.
"Kenapa emangnya? Apa enggak boleh mandi bareng-bareng?" katanya santai terus dimintanya sabun yang sedang kupegang.
"Sini Mbak mandiin biar bersih!".

Aku pun mandah saja dan kunikmati elusan tangan Mbak Narsih yang menyabun seluruh tubuhku. Digosoknya punggungku dengan sabun terus ke bawah hingga pantatku pun tak lupa digosok-gosoknya. Aku merem melek menikmati remasan tangan Mbak Narsih di kedua belahan buah pantatku.
"Hayo.. sekarang depannya.." tiba-tiba Mbak Narsih menyuruhku untuk menghadapinya.
Tangannya mengusap leherku terus ke bawah dan beberapa saat memainkan jarinya di kedua tetekku bergantian. Aku menahan napas ketika tangannya terus merayap ke bawah dan mulai menyabuni selangkanganku. Diremasnya batang kemaluanku dengan lembut. Kontan adik kecilku terbangun dan mengeras seketika.

"Lho.. kok terus kencang?" gurau Mbak Narsih demi melihat batang kemaluanku berdiri tegak bak petarung yang siap laga. Aku jadi jengah dan sedikit malu.
"Iya soalnya dia tahu ada lawan mendekat" balasku untuk menghilangkan kekakuan.
"Dia tahu sebentar lagi mau disuruh kerja.. he.. he.. he!" gurauku.
"Ah maunya..!" Mbak Narsih memonyongkan bibirnya.
Aku yang sudah sangat terangsang dengan elusan dan remasan tangannya di selangkanganku langsung saja memeluknya dan tanpa ba Bi Bu lagi kusergap bibirnya yangs sedang monyong itu. Kupeluk tubuh telanjangnya dan dengan ganas kucium bibirnya.
"Mphhf.." Mbak Narsih gelagapan saat bibirnya kuserobot dan tanganku erat memeluknya.
Sambil terus menciumnya tanganku dengan beraninya berkeliaran mengelus punggung Mbak Narsih dan terus ke bawah ke arah bongkahan pantatnya yang padat. Kuremas kedua belah buah pantatnya bergantian.
"Dikk.. ohh" Mbak Narsih Cuma bisa melenguh dan menggelinjang dalam dekapanku.
Tangannya semakin liar mengurut dan meremas batang kemaluanku. Aku sendiri tidak perduli kalau tubuhku masih penuh dengan busa sabun dan bau keringat Mbak Narsih yang belum mandi sejak kami bersetubuh semalam.
"Dik.. Mbak.. Mbak be.. belum mandi.." napas Mbak Narsih tersengal-sengal saat dengan ganasnya kuciumi lehernya.
"Biar Mbak mandi dulu.. ughh" Mbak Narsih melenguh minta kulepaskan.
Mungkin ia risih dengan bau keringatnya sendiri. Lalu kulepaskan pelukanku. Kusiram tubuh Mbak Narsih dengan air dingin.

"Sini Mbak biar gantian ku mandiin" kuraih sabun yang dipegangnya.
Lalu balik tubuh Mbak Narsih dan kusabun punggungya. Kugosok bagian punggungnya dan tanganku yang nakal bergeser terus ke bawah. Begitu tanganku menyentuh bagian pantatnya yang padat tanganku mulai meremas dengan gemas. Kuelus dan kugosok ke dua belah bongkahan pantat Mbak Narsih. Setelah puas bermain-main dengan pantatnya, tanganku mulai menyabun tubuh Mbak Narsih bagian depan. Namun saat itu posisiku masih dibelakang Mbak Narsih, jadi tanganku menggosok bagian depannya sambil memeluknya dari belakang. Saking ketatnya pelukanku, tubuh bagian bawah kami saling menempel ketat. Batang kemaluanku yang sudah sangat keras tergencet antara bongkahan pantat Mbak Narsih dengan perutku sendiri. (Pembaca bisa bayangin gimana rasannya). Luar biasa! Apalagi pantat Mbak Narsih dan batang kemaluanku sangat licin karena penuh busa sabun. Rasanya syurr.. apalagi Mbak Narsih sengaja menggoyang-goyangkan pantatnya hingga batang kemaluanku tergesek-gesek. Nikmatt!

Kedua tangan Mbak Narsih diangkat ke atas kepalanya seolah-olah membiarkanku untuk semakin mudah menggosok kedua payudaranya dari belakang. Sementara pantatnya yang menggencet batang kemaluanku sebentar-sebentar digoyang. Aku semakin terangsang hebat dengan perlakuannya itu. Lalu tanganku kugeser ke arah selangkangannya. Kugosok gundukan bukit kecil di selangkangan Mbak Narsih yang lebat dengan rambut. Kusabun dan gundukan bukit itu dengan arah dari atas ke bawah mengikuti alur celah hangat di selangkangan Mbak Narsih.

"Ouchh.. ter.. rushh Diikk" sekarang Mbak Narsih sudah berani bersuara agak keras karena kami hanya berdua.
Tidak seperti keadaan semalam dimana kami hanya bisa berbisik-bisik takut ketahuan pasangan lain. Aku semakin semangat bermain-main dengan bukit kecil di selangkangannya. Tanganku yang jahil sekali-sekali menusuk masuk ke celah hangat diselangkangannya. Hal ini membuat Mbak Narsih semakin liar menggerakkan pantatnya. Akibatnya aku sendiri yang melenguh kenikmatan karena batang kemaluanku tergencet pantatnya yang licin.

"Akhh.. terr.. ushh.." Mbak Narsih semakin liar menggumam tak karuan saat kukorek-korek liang kemaluannya dengan jariku.
Kumainkan jariku di dalam liang kemaluan Mbak Narsih. Dan Mbak Narsih semakin meronta dan menggelinjang saat jariku memainkan dan menggosok tonjolan daging kecil dalam liang kemaluannya. Kepalanya mendongak ke atas dan mulutnya setengah terbuka menahan nikmat. Kugosok terus dan sesekali kutarik tonjolan daging itu.
"Terush.. Dikk.. ohh.. ter.. ruushh" Mbak Narsih terus menceracau. Dan dengan diakhiri lenguhan panjang tiba-tiba tubuhnya mengejang.., kepalanya terhentak dan tubuhnya meliuk. Mungkin dia mencapai orgasme saat kumainkan tonjolan daging di selangkangannya.

Kemudian setelah beberapa saat ia terdiam dan matanya terpejam seolah menikmati sensasi yang baru saja dirasakannya. Setelah napasnya mulai teratur diraihnya gayung dan disiraminya tubuhnya dan tubuhku dengan air. Sambil menyirami sisa busa sabun di tubuhku tangannya mengelus dan mengurut batang kemaluanku yang sudah sangat kencang (Ngaceng habis-habisan!).

"Dik.. kamu tiduran saja di lantai biar Mbak yang service sekarang" disuruhnya aku berbaring di lantai kamar mandi.
Aku pun menurut saja apa maunya. Kubaringkan tubuhku di lantai kamar mandi yang dingin, aku saat itu berbaring sambil berdiri pembaca! Bayangkan berbaring sambil berdiri! Aku memang berbaring.. tapi adik kecilku berdiri tegak menunjuk langit-langit kamar mandi!

Setelah aku berbaring, Mbak Narsih merangkak di atas tubuhku. Ia duduk di atas perutku dan mulai mencium keningku. Aku memejamkan mata merasakan sensasi luar biasa. Antara napsu dan sayang. Napsu soalnya selangkangan Mbak Narsih yang hangat menempel ketat di atas perutku dan batang kemaluanku menempel pantatnya. Sayang karena aku seolah-olah sedang dimanja. Ya aku sedang dimanja karena aku tidak diperbolehkan bergerak dan disuruh menikmati layanan total yang hendak diberikannya padaku. Dari keningku perlahan bibirnya bergerak turun dan mulai menjilati telingaku kanan dan kiri bergantian. Rasa geli yang luar biasa menerpaku saat lidah Mbak Narsih menyapu-nyapu lubang telingaku.
"Akhh.. Mbaak.." bisikku mesra.

Tubuhnya terus bergeser ke bawah saat bibir Mbak Narsih beranjak turun ke bibirku. Kami saling memagut dan dorong mendorong lidah. Aku yang belum berpengalaman ikut saja permainan yang diberikan Mbak Narsih. Lidahnya menyapu-nyapu lidahku dan kusedot kencang-kencang lidah Mbak Narsih. Akibatnya tubuh bagian bawahnya yang sekarang menindih batang kemaluanku semakin ketat menekanku. Rasa hangat menjalar dari batang kemaluanku yang terjepit gundukan bukit di selangkangan Mbak Narsih yang kurasakan makin licin.

Sementara bibir kami saling berpagutan, kemaluan Mbak Narsih yang menjepit kemaluanku digesek-geseknya dengan pelan. Kembali lagi kurasakan sensasi luar biasa. Betapa tidak.. walaupun batang kemaluanku belum memasuki lobang yang semestinya namun karena bibir kemaluan Mbak Narsih sudah sangat licin jadi kemaluanku yang terjepit di antara bibir kemaluannya dan perutku sendiri seperti diurut. Batang kemaluanku mulai berdenyut-denyut. Gerakanku sudah mulai liar tak terkendali. Namun permainan belum berakhir! The game was just begun! Permainan baru dimulai!

Bibir Mbak Narsih terus menjilat seluruh tubuhku. Leherku sudah basah oleh liur Mbak Narsih. Dari leher bibirnya terus merangsek ke bawah, kedua puting dadaku pun habis dipermainkan lidahnya. Dari sini bibirnya terus ke bawah hingga pusarku pun dijilatinya habis-habisan. Lagi-lagi sensasi luar biasa menyerbuku saat lidah Mbak Narsih mengais-ngais pusarku sementara ke dua payudaranya menempel ketat di batang kemaluanku.! Edann..! Kali ini batang kemaluanku terjepit di tengah-tengah belahan payudaranya yang kenyal! Sensasi nikmat semakin meningkat saat tanpa dapat kucegah bibir Mbak Narsih mulai menciumi batang kemaluanku dari ujung hingga pangkalnya. Gilaa!

"Upff.. Mbaak.." aku setengah memekik saat ujung kemaluanku serasa terjepit benda hangat!
Ternyata batang kemaluanku sedang dikulum Mbak Narsih! Dia mengulum batang kemaluanku seperti anak kecil yang sedang menjilati 'magnum' es krim yang terkenal itu! Sambil dikocok batang kemaluanku dihisapnya habis-habisan! Tidak puas menjilat batang kemaluanku, Mbak Narsih mulai menjilat kantung pelerku (gaber). Ya gaberku! (Gaber adalah bahasa Banyumas untuk kantong peler - bukan pamannya Donal Bebek). Dikuakkannya lipatan gaberku dan dijilatinya inci demi inci gaberku itu!

Batang kemaluanku semakin berdenyut kencang. Kocokan tangan Mbak Narsih pada batang kemaluanku semakin kencang. Sekali lagi batang kemaluanku jadi bulan-bulanan mulut Mbak Narsih. Dikulumnya lagi batang kemaluanku yang semakin berdenyut hingga hampir seluruhnya masuk ke dalam mulutnya. Mataku semakin membeliak menahan sesuatu yang mendesak dari perut bagian bawahku. Aku mencoba bertahan dengan mencoba memegang kepala Mbak Narsih agar diam! Namun semaki kencang aku memegang kepalanya, semakin kencang pula kepalanya bergoyang hingga batang kemaluanku dikocok-kocok dengan mulutnya.

"Aarghh.." aku melenguh kencang saat aku tak mampu lagi menahan desakan lahar yang menyembur keluar dari ujung kemaluanku!
Crat.. cret.. cret.. crett.. crett hampir lima kali aku menyemburkan air maniku untuk yang kedua kalinya hari ini! Namun kali ini aku mengeluarkannya di mulut Mbak Narsih! Tubuhku bergetar dan mengejat-ngejat. Semakin ketat kutekan kepala Mbak Narsih agar batang kemaluanku semakin dalam terbenam dalam mulutnya! Akibatnya hampir semua air maniku tertelan olehnya!

"Bagaimana Dik Wawan?" Tanya Mbak Narsih menggodaku, "Enak?"
"Uf.. luar biasa Mbak" jawabku agak malu dan penuh rasa bersalah karena aku mengeluarkan air maniku di mulutnya.
"Sorry ya Mbak aku.. aku.. kel.. keluar di mulut Mbak.."
"Enggak apa apa Dik.." kata Mbak Narsih yang mencoba menenangkanku.
"Malah Mbak senang bisa buat jamu.. hik.. hik.. hik".
"Ayo sekarang istirahat dulu.." ajaknya sambil menarikku agar bangkit.
Setelah membersihkan diri dan mengeringkan tubuh kami, kamipun berbaring di tempat tidur sambil menonton TV berita pagi. Kami masih sama-sama telanjang bulat dan berpelukan di tempat tidur.

Mungkin karena terlalu mengantuk dan capai setelah semalaman tidak tidur ditambah ejakulasi dua kali membuatku langsung terlelap. Aku tidak tahu telah berapa lama tertidur sambil memeluk tubuh telanjang Mbak Narsih. Aku tersadar saat tubuh bagian bawahku terasa geli.. perlahan kubuka mataku dan kulihat Mbak Narsih sedang menciumi tubuh bagian bawahku. Aku diam saja pura-pura tertidur.. padahal si kecil sudah bangun sedari tadi.

Batang kemaluanku berdenyut-denyut saat seluruh batang kemaluanku masuk dalam kuluman mulut Mbak Narsih yang hangat dan bergelora. Lidahnya yang kasar dan panas menyapu-nyapu ujung kemaluanku yang membuatku tak sadar menggelinjang hingga Mbak Narsih tahu kalau aku hanya pura-pura masih tidur!

"Rupanya kamu nakal ya!" katanya sambil memencet batang kemaluanku yang sudah sangat keras itu.
"Awas kamu", ujarnya lagi.
"Adaoww" jeritku manja.
Rasanya sakit tapi enak juga dipencet oleh tangan Mbak Narsih yang halus itu! Pembaca gak percaya? (Boleh dicoba ntar kuminta Mbak Narsihku memencet pembaca yang penasaran! Ha.. ha.. ha).

Aku semakin menggelinjang kegelian campur sedikit ngilu saat mulut Mbak Narsih menyedot buah pelerku kencang-kencang. Geli tapi ngilu.. ngilu tapi geli.. pembaca bisa bayangin gimana rasanya.. pokoknya campur aduk deh.. sulit digambarkan dengan kata-kata..

Bersambung . . . .
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd