Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA NEVER SAY NEVER

Status
Please reply by conversation.

HououinKyouma

Semprot Kecil
Daftar
28 Jul 2019
Post
85
Like diterima
39
Lokasi
Akihabara
Bimabet
Prologue


Aku masih mengingat hari itu seperti baru saja terjadi kemarin sore. Saat itu, hujan saling bersahutan dengan angin yang menggebu. Membuat keramaian yang sering disebut badai, meski itu tak berpengaruh besar pada kehidupanku. Saat puluhan pengendara motor segera mencari perlindungan terdekat, entah di emperan toko, mencari restoran terdekat, memenuhi warteg, atau segera melesat kembali ke rumah dan tujuan masing-masing. Aku dengan santainya memakai jaket hoodie ku yang lusuh dan menerjang badai itu dengan santainya.

Suara sandal wallet ku yang terus menerus menginjak genangan membuatku merasa semakin bersemangat. Aku seakan melawan arus dunia yang kini sedang sangat menyiksaku.

Akhir-akhir ini pikiranku semakin tegang, semakin banyak uang keluar dari dompetku, semakin kencang juga teriakan pemilik kos yang membuatku jarang berada di kos pada siang hari. Meski, kamarku tak ada bedanya dengan sebuah gudang, dengan dinding tripleknya yang kadang berbunyi kala diterjang angin, lantai kayunya yang agak miring, dan karpet usang yg kubeli di tukang loak, melihat nya hanya menambah pusing kepalaku.

Kudengar musim hujan di Ibukota selalu berujung pada banjir yg berkepanjangan. Semua orang yg kutemui semenjak datang kesini semuanya berkata sama, dari Damian yang seorang mahasiswa arsitektur, dari Mas Dino yang selalu menghidangkan sepiring nasi dengan teri padaku setiap datang ke warteg miliknya. Semuanya mengatakan kalau Aku harus berhati-hati, pada cuaca, pada lingkungan, dan juga pada manusia.

Namun, pesona Ibukota memang berbeda dibanding kampung halamanku. Seketika itu juga, Aku sempat merindukan rumah sederhana yang kutempati semenjak kecil.

Lamunanku buyar tatkala sebuah cipratan dari Mobil mewah yang melaju kencang membasahi sekujur tubuhku. Dengan warna cat merah yang menyala, mobil itu sudah seperti musuh utama dalam kehidupanku ini. Ku teriaki mobil sialan itu didalam kepalaku. "H 4121 S", nomor plat mobil itu kini terpatri jelas dikepalaku.

Sejatinya, bukan hujan yang membuatku kini basah kuyup, melainkan sebuah mobil sialan yang melaju layaknya pembalap professional.

Keluar dari gang depan kos ku, Aku sampai di sebuah jalan raya besar. Setelah beberapa saat, Aku hanya berjalan luntang lantung tak jelas hari ini karena ini hari minggu. Siang hari di kamarku berarti memanggang diriku sendiri. Tidak adanya plafon di kamarku, membuat kamarku menjadi sangat panas kala mentari sedang tinggi.

Tak jauh dari sebuah Universitas swasta, Aku mulai berteduh, baju ku yang basah kuyup menjadi sangat berat, membuatku lebih cepat merasa kelelahan. Lalu, di situlah, Aku bertemu kembali dengan mobil merah sialan itu.

Aku hanya memandangi mobil itu dari jauh, otakku yang sudah dingin akibat disiram hujan mulai kembali panas mengingat kejadian yg disebabkan oleh mobil sialan itu.

Saat Aku hendak mendekati mobil itu, sepasang pria dan wanita bergegas masuk ke dalam mobil itu. Menghindari hujan yg mulai menerjang mereka. Seorang pria tegap yg rapi dan wanitanya yang sangat elok bagaikan seorang model.

Jadi kedua manusia brengsek ini yang memiliki mobil itu?

Aku memutuskan untuk memantau keadaan sebelum mendekat, tetapi teriakan seseorang membuatku mengurungkan niatku.

"Shani!" Teriak seorang gadis yang tiba-tiba keluar dari bangunan kampus.

BERSAMBUNG
 
Part 1

Ada yang bilang jika hidup tanpa cinta itu bagai taman tak berbunga. Entahlah, dimana Aku mendengar kata-kata itu. Aku sejatinya selalu skeptis pada hal-hal yang romantis, seperti kisah panglima geng motor yang saat itu merajalela menjadi standar lelaki idaman, inti cerita itu menurutku tak jelas.

Hanya memenuhi kebutuhan dopamin otakmu, dengan rayuan "pintar" dari lidahnya yang lihai.

Namun, pada akhirnya dia tak menikah dengan kekasihnya bukan? Lalu apa inti dari cerita itu? Menghabiskan waktu pembaca saja!

Seketika Aku membayangkan diriku sudah berdiri di atas sebuah panggung mewah yang sangat luas, dihujani pujian dan sorak sorai para penonton yang ingin diriku melihat ke arah mereka. Meski itu tak mungkin, Aku hanya dapat melihat mereka dengan pandangan lurus ke depan, menciptakan Ilusi bahwa Aku memang menatap mereka semua secara personal.

Lalu, pandanganku tertuju pada salah satu penonton yang seakan bercahaya terkena lampu sorot panggung yang sedang berputar dengan liar. Gadis itu sangat memukau dengan rambut pendeknya, serta fitur wajahnya yang membuatnya sangat berbeda dengan yang lain.

Aku mendekati tepi panggung, menuju ke arah gadis itu dan mengulurkan tanganku, dia dengan sigap meraihnya dan segera kutarik dia keatas panggung, membuat para penonton berteriak dengan girang, ada pula yang terkesan cemburu karenanya.

Ingin kucium dia, namun itu tak mungkin mengingat hampir 1 juta penonton yang sekarang menonton kami secara langsung, Ah, tapi bodo amat, toh ini hanya hayalanku. Kudekap dia dan kubisikan berbagai rayuan di telinganya, terkadang nafasku membuat dirinya kegelian, saat kulihat lagi wajahnya sudah memerah merona.

Lamunanku pun buyar saat gadis itu ikut memasuki Mobil merah sialan yang sudah kutandai sejak tadi. Jadi, apa hubungan si "Shani" dengan gadis itu?

Aku harus cari tahu....tidak, Aku pastikan diriku akan mengetahuinya.

Mobil itu segera berbelok menuju jalan protokol ke selatan, Aku segera naik ke jembatan penyeberangan terdekat dan mengamati mereka dari sana. Tak perlu waktu lama, mereka berputar di Bundaran Senayan dan memasuki Area sebuah Mall yang berada di dekat GBK.

Instingku mengatakan kalau Aku tak boleh mengikuti mereka, Aku harus berhenti, Aku bukanlah siapa-siapa nya mereka. Namun, tekadku sudah bulat setelah pandangan pertama pada si gadis rambut pendek ini. Dia harus jadi milikku dan keputusan itu sudah mutlak.

Kuseret langkahku menuju Mall itu, namun seorang pria tua tiba-tiba menghentikanku. Dia awalnya sudah memandangiku sejak Aku masih berada di atas jembatan penyeberangan. Entah darimana, datang seorang wanita paruh baya dan anaknya yang mungkin sudah duduk di bangku SD. Mereka semua berpakaian lusuh, namun cara mereka berjalan seakan menghadangku.

"Mas, mohon maaf" ucapnya. "Saya boleh pinjam uang untuk ongkos? Kami salah naik bis dan ingin kembali ke Cirebon."

Orang biasa mungkin akan merasa iba, namun ini memang tak masuk akal. Kenapa mereka sampai ke Jakarta jika hanya membawa uang untuk pergi? Apa alasan mereka kemari? Lalu kenapa mereka harus meminta pada orang yang bahkan tak mengenal mereka? Mereka bukan pengemis kan?

Ah, Sial, Aku yakin mereka hanya ingin menipuku saja!

Untuk beberapa saat, Ekspresiku tak berubah, Aku mengingat jika di saku celanaku masih ada uang 100rb, yang akan digunakan untuk membayar kost bulan ini.

"Ini Pak, saya hanya punya segini, semoga cukup ya." Ucapku.

Pria itu segera mengambil uang itu dengan kasar, Aku pun agak tersentak dibuatnya.

"Segini gak cukup, Mas! Kalau saya sendiri cukup, tapi Istri dan Anak saya gimana?"

Eeeeeh, sialan juga ya ini orang, gak tahu diuntung, udah bagus saya mau memberi!

Aku pun hanya tersenyum dan melewati mereka, setidaknya, Aku sudah membantu mereka meski tak seutuhnya. Ah, Sial! Sekarang pikiranku tertuju pada Pemilik Kost yang mungkin akan mengusirku akhir bulan ini.

Sialan, Pikirku, kenapa Aku harus selalu jadi orang baik disini?!

Dunia ini tidak adil, orang baik yang miskin sepertiku hanya akan ditindas, diinjak, dan dimanfaatkan. Lalu untuk apa semua ini? Untuk apa aku memberi uang tadi pada mereka? Mungkinkah ini hanya keinginan Ego ku yang selalu ingin terlihat baik?

Entahlah, tak sejauh itu Aku memikirkannya.

Tak terasa, Aku sudah berdiri di Lobby Mall ini. Anehnya di lobby ini banyak sekali kumpulan Pria yang memenuhi kedua sudutnya. Ada satu kelompok yang memenuhi sisi kiri dan ada yang merokok di sisi kanan.

Siapa mereka? Entahlah, namun mereka hanya membuat orang-orang kesulitan untuk sekadar lewat. Dengan baju yang setengah kering ini Aku masuk ke Mall, AC Mall yang dingin membuatku agak merinding, tapi ini mungkin cara yang tepat untuk mengeringkan diri.

Sampai sinilah, Aku bingung, "sekarang kemana Aku harus pergi?" pikirku. Maka, sudah kuputuskan untuk menyusuri setiap lantai Mall ini dengan menaiki eskalator.

Sampailah Aku di lantai 4, dimana ada kerumunan orang yang membanjiri sebuah tempat bercat oranye. Dengan desain yang terkesan sangat aneh bagi seleraku, instingku mengatakan bahwa Aku bisa mendapatkan sedikit petunjuk disana. Aku mendekati tempat itu, dan melihat sebuah nama yang terasa agak asing bagiku.

"J...K...T...48?"

ya, JKT48, apa itu? Entahlah, mungkin sebuah kode nuklir atau no***angan. Tempat apa ini Aku pun tak mengerti. Tetapi yang jelas, pandanganku tertuju pada rangkaian foto di salah satu dinding tempat ini. Foto-foto gadis muda terkumpul disini, dari yang sangat cantik sampai yang biasa saja juga ada.

Namun pandanganku segera terfokus pada satu potret, Gadis rambut pendek yang sudah kuputuskan untuk jadi pasanganku ada disitu. Sebuah plakat menempel dibawahnya.

"Shania Gracia"

Bersambung
 
terpantau gracia juga ada nih, apakah ada kurisuuuu eh kripsi? hmmmm
e belom boleh deng
 
Mau dilanjut, tapi ada pengumuman restrukturisasi jadi banyak plot yang harus diubah

Mohon kesabarannya ya
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd