Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Nikmat di Balik Derita Kawan

Willem13

Semprot Kecil
Daftar
20 Apr 2018
Post
95
Like diterima
502
Bimabet
DAFTAR ISI

EP1: HAL GANJIL

EP2: SEKADAR TEMAN HAL. 8



HAL GANJIL
Mulanya tak ada yang aneh, sama-sama pegawai pemerintahan, Mba Winda kerjanya jauh lebih sibuk dariku. Statusku di sini hanya honorer, yang kapanpun siap melaksanakan perintah, kendati gaji boleh jadi terbilang rendah. Meski honorer acap dianggap ujung tombak, kuperhatikan kerjaku tak sebanding lelahnya Mba Winda, ia bekerja di bagian publikasi. Hampir setiap saat dan tidak pernah lepas dari dirinya dari perangkat teknologi, baik gadget hingga laptop yang diberikan kantor untuk dirinya menjalankan fungsi. Mba Winda berjibaku mengolah data dari aku dan rekan-rekan dokumentasi. Mendesain sebagus mungkin, lalu mempublikasikannya lewat media sosial. Malahan, kadang dirinya diminta terjun langsung memimpin divisi dokumentasi dalam beberapa kegiatan di kantor kami. Maklum, ia dianggap paling mengerti sekalipun ia hanya lulusan sarjana pendidikan seni.

Kedekatanku dengan Mba Winda karena kami satu ruangan dan meja kerja kami bersebelahan. Awal aku bekerja di sebagai honorer pemerintahan, Mba Windalah tempat aku bertanya seluk beluk pekerjaan hingga pegawai di sini. Ketika jam istirahat, aku sering diajak Mba Winda makan siang bersama di kantin kantor. Banyak hal yang kami obrolkan, seperti aku lulus kuliah kapan, apakah sebelumnya sudah bekerja, dan bagaimana bisa menjadi honorer di tempat ini.

Ternyata diriku dengan Mba Winda terpaut jarak usia 5 tahun. Aku berumur 28 tahun dan Mba Winda 33 tahun. Kepadanya, kuceriterakan kalau aku sudah pernah bekerja di beberapa perusahaan swasta, hanya saja kontrak kerjaku tidak dilanjutkan. Karena tidak mau lama-lama menganggur, aku lekas terima tawaran dari kerabat yang mempunyai kenalan bekerja di instansi pemerintah tempat aku bekerja saat ini.

"Bim, tolong pindahin data-data yang ada di kamera itu ke komputer kamu ya"

"Beres Mba, emangnya hardisk eksternal belum dikasih juga?

"Cape saya bilangin ke bagian rumah tangga, udah berulang kali Bim"
"Mungkin uangnya lagi kepakai untuk keperluan temen kita yang lain"

"Semangat Mba!"
"Hehe..."

"Nanti temenin saya nge-Mall, mau gak?"

"Boleh, aku juga lagi kosong"

"Coba cek dulu, kamu kan sering dikasih kerjaan dadakan"

"Ah, Mba kan juga sering digituin"

"Kalau saya, cuma bisa paham aja, pinter-pinter kelola waktu"
"Bisa stres kalau ngurusin kerjaan muluk"
"Ya nge-Mall salah satu pengusir stres"

"Sudah nih Mba"

"Oke, tenkiu ya Bim"

"Siap Mba, oh ya makan siang bareng gak?"

"Kamu duluan aja, entar saya nyusul"
"Mau ke Bank dulu, biasa....", Mba Winda beranjak ingin keluar ruangan.

"Siip Mba Winda, hati-hati..."

Beberapa menit kemudian, aku baru teringat sesuatu, buru-buru mengejar Mba Winda.

"Mba Winda! Mba! tunggu!"

"Iya? Kenapa?"

"Boleh pinjem hape kantor? Ada beberapa foto kegiatan kemarin yang lupa aku pindahkan ke komputer"

"Oh itu, ambil aja di atas lemari yang di dekat rak buku, lagi dicas hapenya"

"Baik, Mba"

Setelah kudapati ponsel kantor dari Mba Winda, segera aku balik ke ruangan kerja. Kucari-cari foto kegiatan kemarin dalam galeri ponsel, yang kutemukan hanyalah foto kegiatan yang sudah direkap dan disimpan. Selebihnya, beberapa foto selfie Mba Winda. Wajar, ponsel milik Kantor ini ia suka bawa ke mana-mana dan dibawa pulang pun semata mata karena memang kerjanya ialah bagian publikasi, mau tak mau harus siap mempublikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan kantor. Salah satunya lewat ponsel di mana ia mengampu media sosial.

Seluruh foto Mba Winda di ponsel ini sedang mengenakan blazer, dan hampir setiap bekerja ia menggunakan blazer. Pernah aku menanyakan kepadanya mengapa ia suka mengenakan blazer jika bepergian ke kantor. Konon kabarnya ia beberapa kali mendapatkan ceplosan kata kata lecehan sepanjang jalan menuju kantor. Mba Winda tinggal ngekos dekat kantor karena ia adalah pendatang dan rumahnya berada di daerah Solo, Jawa Tengah. Sementara itu, selama tinggal ngekos, ia beberapa kali harus ambil cuti demi menengok keluarga, anak dan suami di kampung.

Benar adanya juga, kenapa Mba Winda kerap mengenakan blazer, pose bodinya dengan pakaian, blus yang ia kenalan begitu mencolok. Ia demen sekali mengenakan blus yang memampangkan lekuk-lekuk tubuhnya bak penari salsa, dan buah payudaranya yang tak bisa ditutupi kalau lumayan gede.

Beberapa menit kemudian, aku mendapati pesan WA dan chat IG masuk berbarengan, itu tampaknya berasal dari orang yang sama


Jarwo Sudarmin:

"Winda, aku sedang di Jakarta, kamu di mana? Aku ingin peluk tubuhmu sungguhan, sayang..."

Jelas aku kaget membaca pesan yang masuk ke ponsel kantor, kukira ini pekerjaan orang iseng saja. Namun, terpancing diriku untuk mencari tahu, sebab lelaki yang kulihat dalam profile picture akun media sosialnya berusia 40an itu menyebut nama Mba Winda, barangkali temannya atau mungkin.......
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd