Mereka semua dipindahkan ke sebuah ruangan yang lebih mirip kamar yang jauh lebih layak tapi... mereka berempat ditempatkan di ruangan terpisah. 1 orang 1 kamar dan pintu dikunci dari luar sehingga tidak memungkinkan mereka berkomunikasi satu sama lain dalam bentuk apapun.
Mereka tidak diberikan pakaian dan untung saja ruangan itu tidak dingin juga ada kamar mandi yang cukup layak. Tak lama kemudian, mereka diberikan makanan melalui lubang kecil di pintu mereka seperti layaknya penjara. Ya secara teknis mereka memang sedang dipenjara.
Mereka mau tidak mau makan makanan yang ternyata cukup layak dan tidak mengandung daging yang dilarang oleh keyakinan mereka. Minuman air mineral juga diberikan sebanyak 1.5 liter. Lumayan juga untuk penjara. Sekitar 1 jam setelah makan, para perempuan "perkasa" itu masuk.
Nadya dan Wati tidak bisa melawan dan mereka juga lebih tenang karena yang masuk adalah perempuan. Agung dan Firman malah beda kisah. Mereka mencoba memberikan perlawanan sengit tapi percuma saja. Dalam waktu singkat, mereka dibuat k.o oleh perempuan itu.
Nadya dan Wati diperlakukan dengan lembut. Para perempuan itu membersihkan tubuh kedua gadis cantik itu dan memberikan wewangian juga tubuh mereka diperiksa dengan teliti termasuk keperawanan mereka juga. Kedua dara ayu itu kemudian diberikan selembar kain tipis berwarna putih yang berarti mereka adalah dara perawan.
Meski tubuh mereka sudah ditutup kain putih tanpa bra dan celana dalam, kain itu cukup tebal untuk menutup pentil mereka agar tidak tampak. Beda dengan para perempuan besar itu; mereka memakai bra dan kain dari kulit macan sebagai penutup bagian private mereka. Kedua dara perawan itu begitu ketakutan dan mereka tidak berani bicara karena takut dan tidak bisa bahasa asing.
Para perempuan itu kemudian membawa mereka berdua ke luar. Waktu setempat sudah menunjukan pukul 7 malam. Kedua dara itu dibawa ke sebuah ruangan yang jauh lebih mewah dari sebelumnya. Tersedia 2 buah ranjang besar layaknya ranjang pengantin dengan warna merah cerah dan memiliki tirai tebal.
Kedua perempuan besar itu mengikat mereka berdua di ranjang seperti huruf x. Tak lama kemudian, Firman dan Agung yang baru sadar setelah dibuat K.O oleh perempuan lainnya, baru saja masuk tapi kedua tangan dan kaki mereka dirantai. Leher mereka juga dipasangkan kalung layaknya anjing dan masih dalam keadaan telanjang bulat.
Tak lama kemudian, beberapa perempuan yang juga tinggi besar masuk untuk memberi bantuan bila diperlukan. Beberapa dari mereka memiliki wajah Asia Tenggara dan warna kulit lebih cerah meski tidak putih juga lebih cantik seperti orang Austronesia.
Baik Nadya dan Wati merasa sangat sedih, marah juga malu melihat lelaki mereka "dilecehkan" wanita yang lebih jelek dan kedua dara itu tidak ada pilihan selain menatap penis pejantan mereka yang berdiri tegak. Entah kebetulan atau tidak; Nadya dipasangkan dengan Firman. Sama hal nya dengan Wati dan Agung. Entah apa tujuannya tapi dengan bahasa Melayu; wanita Asia Selatan itu bicara kepada kedua lelaki itu.
"Kamu laki-laki harus jilat bahagian itu atau kamu dibunuh. Tidak sekarang tapi nanti." Kata salah 1 dari mereka ke Firman.
Kedua dara itu merasa sangat malu karena mereka harus telanjang bulat di depan para pujaan hati mereka. Nadya mau tidak mau akan harus tampil telanjang bulat di depan Firman. Meski mereka sudah 1 tahun lebih pacaran; jangankan melihat tubuh telanjang, rambut saja tidak Nadya kasih lihat dan sekarang?
Mendadak seorang pria tua yang usia kurang lebih 55 tahun, kulit coklat tua dan wajah penuh jenggot juga kumis; baru saja memasuki kamar besar itu. Dia memakai sarung emas dan mahkota. Dia adalah pemimpin sekte sesat itu. Adalah Suckdeep; nama pria itu yang bertubuh kekar penuh otot meski usia tidak lagi muda dan membuat Firman serta Agung ciut.
Agung tidak diizinkan melihat dan kedua mata dia ditutup kain hitam. Wati juga sama. Tirai tebal itu ditutup. Sepasang kekasih itu terpisahkan oleh selembar tirai tebal. Baik Agung maupun Wati; mereka sama-sama cemas. Entah apa yang akan terjadi nanti; tidak ada yang tahu.
Sang raja begitu senang melihat keberadaan kedua dara cantik ini meski hatinya dipenuhi dendam karena cabang sekte sesat dia dihancurkan pesantren. Kedua dara ini adalah anak dari pemilik pesantren itu dan kedua lelaki ini juga ikut serta melakukan invasi ke sekte mereka.
Raja itu memberi perintah ke perempuan yang memegang rantai Firman dalam bahasa dia. Pria perkasa itu mengambil pedang dan merobek semua kain putih tersebut sehingga Nadya kini sudah tampil telanjang bulat di hadapan mereka semua. Firman disuruh perempuan itu naik sambil merangkak dan menjilat vagina Nadya. Terlihat sudah semua bagian tubuh indah Nadya.
Firman sudah menduga kalau pentil Nadya tidak akan sama seperti pentil panlok yang dia mau; merah muda. Dada Nadya juga sangat montok, ketiak dia mulus halus + daerah kewanitaan dia tidak ditumbuhi rambut sehelaipun layaknya anak bayi. Mau tidak mau, Firman juga terangsang melihat keindahan tubuh gadis tercinta dia. Nadya yang juga tidak asing dengan hal-hal dewasa tentu saja kesal melihat penis Firman itu jauh dari harapan dia dan masih sempatĀ² nya ngaceng.
"INGAT! Tidak boleh ada cakap cakap!!" Teriak perempuan itu
Perempuan 1 nya lagi memegang pedang dan mengarahkannya ke leher Firman kalau dia melawan; tamat riwayatnya. Dengan terpaksa Firman menjilat vagina Nadya dengan lidahnya. Sambil menangis karena malu, Nadya mencoba bertahan dan akhirnya suara desahan nan menggoda itu.
"Ahhh hmmm Ahhh Ohhhhh AHHHH oppa....... AHH oppa... oohhhhh!!!" Desah Nadya yang masih membayangkan dirinya sedang dinikmati idolanya. Mungkin saja Nadya muak dengan sang kekasih dan masih mendambakan oppa Korea. Tak lama kemudian, rantai leher Firman ditarik pertanda tugas dia sudah selesai.
Raja itu naik dia langsung melepas sarung emas yang menutupi kejantanan dia sehingga dia sudah telanjang bulat siap mengambil keperawanan Nadya. Firman sangat marah tapi pedang itu sudah hampir memotong pembuluh darah di lehernya sehingga dengan sangat terpaksa sekali dia harus merelakan Nadya yang perawan itu dinikmati.
Raja itu mencium bibir Nadya dan itu adalah ciuman pertama Nadya dalam hidupnya. Firman ingin sekali membunuh pria itu tapi dia tidak bisa berbuat banyak melihat Nadya dilecehkan sedemikian rupa oleh pria tua itu karena nyawa dia sendiri terancam. Nadya melawan tapi kedua tangan kekar pria itu menahan kepalanya dan memaksa Nadya berciuman dengan pria itu.
Bibir merah muda Nadya "dihabisi" sedemikian rupa, pria tua itu kini menikmati kedua payudara indah Nadya. Pentil coklat muda itu digigit pelan oleh sang raja dan disedot dengan penuh nafsu. Nadya sendiri hanya bisa menutup mata dia membayangkan dirinya sedang bercinta dengan idol Korea dia.
Nadya tidak bisa berbuat banyak dan pasrah ketika payudara dia juga diremas dan pentil itu dimainkan lelaki busuk ini.
"Ohhhh paaa... oppa... aaaaaaaa!" Desah Nadya ketika sang raja menikmati setiap bagian dari payudara Nadya. Raja itu kini menyodorkan penis dia ke mulut Nadya. Penis tidak bersunat itu dimasukan ke mulut kecil Nadya. Meski agak jijik dan menolak, dia terpaksa melakukan itu demi keselamatan sang pujaan hati. Dengan air mata yang berlinang di wajah cantik dara itu, mulut dia terpaksa menerima penis itu.
Dia menutup kedua matanya dan mencoba memberikan yang terbaik untuk raja itu meski hati dia melawan. Lidah Nadya juga ikut berputar selama dia mengulum penis raja sekte sesat itu. Ketika raja sekte itu puas, dia menarik penis besarnya. Raja itu kemudian turun ke perut Nadya.
"Hahaha. Rahim kamu akan mengandung anak aku. Nanti dia akan menjadi penerus sekte aku. Huhahahahahahaha." Teriak raja itu.
Firman ingin melawan tapi dia tidak bisa karna leher dia terancam. Hati dia begitu hancur karna dia akan tahu kalau Nadya akan diambil perawannya dan dibuahi rahim nya oleh raja sekte ini dan bahkan akan melahirkan anak dari hubungan terkutuk yang sedang terjadi. Penis besar itu segera memasuki liang peranakan Nadya dan Firman dipaksa perempuan itu untuk melihat proses diambilnya keperawanan Nadya.
Firman mulai menangis tak terima sang pujaan hati akan diperawani oleh lelaki itu. Raja sekte itu menyentuh vagina Nadya dan membuka lubang itu. Meski tidak ada warna merah muda yang Firman bayangkan dan harapkan seperti panlok; tetap saja dia terangsang melihat kewanitaan Nadya. Raja itu tersenyum dan perempuan itu juga berkata kalau Nadya sedang dalam masa subur setelah mereka melihat celana dalam Nadya ketika dia ditelanjangi oleh perempuan itu.
Penis itu langsung mencoba memasuki liang peranakan Nadya. Sambil menangis menahan rasa sakit dan malu juga takut dan menderita; Nadya tidak bisa berbuat banyak. Tidak ada lagi pertahanan dalam diri dia untuk menghentikan lelaki itu mengambil kehormatan dia.
Salah 1 perempuan yang menyaksikan kejadian itu memberikan pesan kepada Nadya bahwa adalah berkat tak terhingga bagi dara cantik untuk diambil perawannya dan dibuahi rahimnya serta mengandung juga melahirkan anak pria ini sampai menyusui anak nya nanti ketika lahir. Nadya juga diberitahukan kalau dia sedang memasuki sebuah tahap menjadi wanita sejati yang sudah siap memberikan keturunan dan payudara dia dipastikan bisa memberikan asi terbaik buat anak raja ini.
Nadya menangis tapi entah kenapa jauh di lubuk hatinya yang dalam; dia malah senang sekali dan bangga akan menjadi seorang ibu yang akan mengandung, melahirkan dan bahkan menyusui. Tak terasa dia menangis terharu; Firman entah kenapa malah jadi semakin terangsang mendengar pujaan hati dia akan malah dibuahi lelaki busuk itu dan mengandung anaknya.
Penis raja sekte sesat itu mulai memasuki vagina perawan Nadya. Firman begitu tegang (juga terangsang) ketika penis itu sedikit demi sedikit memasuki vagina Nadya. Nafas Firman semakin tidak beraturan. Entah apa yang ada dalam pikiran dia tapi kedua mata lelaki muda itu begitu melotot ingin menyaksikan diambilnya keperawanan Nadya.
"AMPUN! AHHHH TOLONG... SAKIT SAKIT... HUAAA AAAA AA MAMA AAAAA SAKIT MAAAA OPPA... OHHH PELANĀ² . AHHHHH OOOOOHHHH AHHHHH!!!" Teriak Nadya.
Darah kesucian sang perawan mulai keluar dari bagian tubuhnya yang paling intim itu. Penis itu akhirnya berhasil menembus vagina Nadya yang sudah tidak dilindungi apapun. Firman malah mendesah dan perempuan besar itu melihat penis Firman yang diyakini hanya 11 cm mulai berkedut goyang goyang sampai mengeluarkan cairan.
Wati dan Agung tidak bisa melihat apa yang terjadi di sana tapi mereka sedikit banyak tahu kalau ada sesuatu yang tidak menyenangkan sedang terjadi kepada Nadya dan Firman. Suara keras Nadya ketika darah keperawanannya mengalir deras dari gua suci itu terdengar di seluruh sudut ruangan. Wati sendiri masih berbaring terlentang terikat telanjang bulat menunggu giliran dia dan sedang dalam pengawasan ketat perempuan bertubuh tinggi itu.
Perempuan itu merasa sedikit iba kepada Wati. Dia menutup tubuh telanjang dara perawan itu dengan selimut dan menyeka air matanya bahkan memegang tangan Wati agar gadis perawan itu tetap tenang dan menguatkan batin dia agar mau menerima nasibnya. Perempuan itu juga memeriksa vagina Wati dan memasukkan sesuatu ke lubang peranakan dara itu. Ternyata Wati sedang belum memasuki masa subur untuk pembuahan.
Kembali ke Nadya; dia sudah resmi diambil mahkotanya dan penis hitam tak bersunat itu mulai keluar masuk menjalankan tugasnya. Firman menangis melihat langsung proses diambilnya keperawanan Nadya yang kini sudah tidak perawan. Pikiran lelaki itu sudah tidak karuan. Dia cemas kalau nanti Nadya akan mengandung anak pria itu dan tubuh Nadya akan berubah.
Pentil susu Nadya pasti akan lebih hitam, vagina sudah tidak perawan dan tidak rapat; akan ada banyak stretch mark di tubuh Nadya bahkan mungkin saja payudara dia akan tidak kencang bahkan akan gendut. Bagaimana bisa kalau Nadya dikembalikan ke Firman dalam keadaan sudah "bekas"?
Tubuh kekar ketua sekte sesat yang berkulit coklat tua sedang bergerak kencang di atas tubuh Nadya yang putih mulus itu. Layaknya seekor kera sedang menikmati tuan putri cantik; seperti itulah yang sedang terjadi. Firman hampir saja pingsan.
"AAAAAAAAHHHH ENAKNYA OHHH OHHHH OHHHH TERUS TERUS TERUS OPPA OHHHH TERUS!!!" Teriak Nadya yang malah semakin menikmati pemerkosaan itu. Firman sangat sedih karena Nadya malah menyebut "oppa" Korea dan tak pernah sekalipun nama dia disebut.
"HUHAHAHAHAHAHAHA. TERIMALAH BENIH AKU.. KANDUNGLAH ANAK AKU; LAHIRKAN DIA KE DUNIA INI!!! BERI DIA ASI DARI NENEN KAMU. OHHHHH OHHHH TERUS.... INI KARUNIA UNTUK KAMU; OHHHHH PERAWAN CANTIK!!!" Teriak ketua sekte sesat itu.
"OPPA OOOOHHH OHHHHHHHHHHH AHHHH OHHHHHH TERUS ENAK!!! KENCING OPPA... NANA MAU PIPIS AHHHHHHH AHHHHHH NANA MAU HAMIL ANAK OPPA!!!"Teriak Nadya.
"UWAAAAHHHHH!!!" lelaki yang lebih mirip manusia pra sejarah itu mengeluarkan air sperma dia dengan sangat banyak di dalam vagina Nadya. Pria itu mencabut penis nya dan menepi di pinggir ranjang. Mendadak kedua perempuan tinggi tapi kulit lebih putih; masuk dan naik ke ranjang itu.
Ikatan di kedua kaki Nadya dilepas dan kedua kaki jenjang putih mulus Nadya diangkat begitu tinggi sehingga Nadya terlihat seperti huruf L. Mereka wajib memastikan semua sperma sang ketua memasuki rahim suci Nadya untuk mengandung anak sang ketua. Firman dipaksa perempuan itu untuk melihat langsung proses awal kehamilan Nadya.
Betapa hancur hati Firman ketika dia tahu semua sperma itu turun ke dalam lubang peranakan Nadya dan pujaan hati dia akan hamil bahkan melahirkan anak dari manusia purba itu. Lucunya adalah; penis Firman malah semakin keras sampai entah kenapa dan bagaimana, Firman malah orgasme tanpa disentuh sama sekali. Kejadian itu tidak luput dari pengawasan semua perempuan bertubuh besar di sana.
Semua perempuan itu tertawa melihat Firman yang malah senang melihat Nadya diperkosa bahkan sampai dibuahi. Salah 1 dari perempuan itu mendapat ide bagus. Dia memberi pesan ke rekan kerja dia untuk mengambil sesuatu di sebuah kotak dekat lemari di sudut kamar ini. Perempuan itu paham dan segera mengambil kotak yang dimaksud.
Firman sudah oleng. Semua ikatan di tubuh Nadya dilepas dan dia digendong oleh perempuan yang berkulit agak putih itu untuk dibersihkan. Nadya malah ikut merangkul leher perempuan besar itu seolah dia merasa lebih nyaman bersama perempuan tersebut drpd Firman yang akan digarap nantinya.
Lelaki itu kini dipaksa naik ke ranjang. Dia menurut saja karena sudah oleng setelah ejakulasi. Kedua tangan dan kaki dia diikat disebuah papan; mirip seperti dipasung tapi dalam posisi menungging. Kedua tangan dan kakinya diikat sedemikian rupa dan Firman dipastikan tidak bisa bergerak atau lari. Penis Firman kemudian dipasangkan gembok dan dikunci.
Mulut lelaki itu ditutup dengan celana dalam Nadya yang kotor. Salah 1 perempuan berkulit agak putih itu memasang dildo dan mengoleskan minyak zaitun di pantat lelaki malang tersebut. Mereka semua tertawa mengolok Firman seolah dia bukan lelaki sejati karena tidak bisa mengalahkan perempuan dan dia akan dibuat atau dicuci otaknya dengan cara yang menakutkan.
Penis palsu berwarna hitam itu mulai memasuki lubang kotor Firman. Meski awalnya dia kesakitan, dia mulai menikmatinya.
"Hahaha. Tidak jantan. Tidak bisa menang lawan perempuan. Payah. Burung nya kecil. Belum disentuh saja sudah keluar. Tidak bisa memuaskan pasangan. Perjaka payah. Ahahaha. Tapi maunya poligami saja. Lelaki curang. Badannya saja seperti perempuan. Kalah tinggi dan lemah." Ejek salah 1 perempuan itu
"Iya. Burung kecil mau poligami hah? Mana pantas. Kasihan perempuan tadi kalau jadi istri dia. Dia tidak pantas menikmati wanita. Lihat dan dengar! Dia mendesah saat disodomi perempuan. Dia seperti gadis perawan saja yang sedang diperkosa. Ahahaha."
Omongan mereka berdua tidak salah. Firman malah mendesah dan sialnya; Firman tidak tahu kalau Nadya juga sedang menyaksikan itu semua. Nadya begitu jijik melihat Firman yang ternyata tidak jantan. Bahkan suara desahan Firman saja terdengar seperti perempuan. Ekspresi wajah Firman terlihat begitu menikmati pelecehan tersebut sampai air liur dan lidah dia keluar dari mulutnya.
Betapa geli dan jijik nya Nadya melihat Firman yang dia yakini begitu jantan tapi malah terlihat seperti banci kaleng. Entah metode apa yang dipakai mereka semua untuk mencuci otak sepasang kekasih itu.
"Ohhh Mei Ling... ohhh A Cen... ahhh amoyĀ² aku..kenapa... kaliannnn makan babi... ahhhh haram... shhh ahhhh pentil pink... ohhhh mau cewek Cina aaaaa.. aaaaaa pink pink nenen nya.. aaa aaaa mau mereka.... ahhhh pakai jilbab... ahhhh ahhjj ahhh benci lokal.... ahhhh mau amoy... aaaaa aaaa enaknya aaaa aaaa mamaaaaa mamaaaaa mau mamaaaa aaaaa mamaaaaaa" desah Firman yang membuat Nadya menangis dan geli.
Firman akhirnya "mengeluarkan isi hatinya" bahwa dia begitu mencintai perempuan keturunan Chinese daripada Nadya. Sial Firman tidak tahu Nadya tepat di belakang dia dalam keadaan telanjang bulat dan terikat seperti sedang disalib.
Loh? Kenapa Nadya kok mendadak di sana? Bukankah dia mau dibawa ke kamar mandi? Oh tidak. Itu tidak benar. Nadya saat itu sedang digendong oleh salah 1 perempuan tadi tapi dia putar balik dan memaksa Nadya melihat proses "diubahnya" Firman.
Perempuan yang menjadi algojo itu semakin mempercepat gerakannya. Desahan Firman malah semakin tinggi seperti perempuan atau banci.
"aAUUUHH AUUUHHH AAAAHHH AUHHH IHHHH ENAK.. AHHH AHHHH MAU AMOY... AHHH NENEN PINK AHHH ENAKNYA... OHHH MULUS MULUS... AHHH UHHH... MAU... OHHH AMOY.. BENING... COMING!!!" Teriak Firman.
Cairan mani itu keluar perlahan dari penis kecil Firman.
"Oh my... badan saja agak berotot tapi burung kecil. Apa tidak malu dia? Ohh dia suka keturunan Chinese? Kasihan Nadya ya? Kasihan. Mungkin dia suka babi ya?, ahahaaha. Ini pujaan hati kamu? Kamu suka burung kecil? Dia seperti banci." Ejek perempuan yang sedang menggendong Nadya.
Firman kaget. Dia segera menengok ke belakang dan melihat Nadya sedang digendong perempuan yang tinggi itu.
"A... ampun Nadya.. aku gak ber... maksud... ah maaf. Aku... tapi tadi kamu sebut nama oppa oppa..." kata Firman terbataĀ² ketakutan.
"Dasar banci!!! Kita putus!!! Huhuhuhuhu!!! Aku benci kamu!!! Huhuhu!!! Ya biarin aja napa!!! Mrk kan idola aku. Kulit mereka putih semua. Kamu kayak kopi. Jelek. Anak aku jadi jelek kalau sama kamu. Aku mau anak aku bening kayak orang Korean. Mana pantas kamu sama amoyĀ²? Cocoknya jadi supir mereka!!! Firman banci!!!" Nadya menangis di dada perempuan itu dan dia menggendong Nadya keluar dari ranjang itu.
"Tidakkkk Nadya!!! Jangan tinggalkan akuuuuuuuuuu... ohhhhhhhhh ampun... geli.... ahhhh itu aku... ohhh..." desah Firman yang ternyata masih Dalam keadaan sedang disodomi.
"Tuh!!! Banci!!!" Teriak Nadya.
Raja itu begitu senang melihat mereka akhirnya bubar. Kini semua ikatan Firman dilepas. Sebuah benda dipasangkan di pantat lelaki itu seperti ekor anjing. Apes buat Nadya; dia juga sama, lubang anus dia juga dipasang benda itu. Mereka berdua kemudian disuruh merangkak sambil dituntun kedua perempuan bertubuh tinggi besar seolah mereka berdua sedang memiliki 2 ekor anjing dan harus keliling ruangan sebanyak 2x. Bila berhenti, pantat mereka akan dipukul oleh rotan.
Raja itu kemudian bicara dalam bahasa asing kepada para perempuan yang tinggi besar, memberi perintah untuk memaksa Firman dan Nadya berhubungan seks tapi seperti anjing alias doggy style. Mereka dipaksa merangkak ke atas ranjang dan Nadya dipaksa menungging. Firman mencoba memasukkan penis dia namun....
Para perempuan di sana mentertawakan Firman. Mereka mengejek ukuran penis lelaki yang begitu kecil sampai kepala penis Firman tidak mampu menyentuh vagina Nadya. Semua perempuan di sana merasa iba kepada Nadya.
"Ohhh kecil burung ini. Mana bisa doggy?, ahahHa. Payah. Ini lelaki kesayangan kamu? Ahahahaha. Kasihan aku kepada kamu, cantik. Kalau saya jadi kamu, saya mending jadi lesbian saja. Ahahha."
"Tidak pantas burung seperti itu memiliki 3 istri bahkan lebih! Ini penghujatan terhadap kaum perempuan!! Benda itu dilarang untuk melakukan reproduksi. Najis!"
Firman sedih dan kesal tapi dia terus berusaha memasukkan penis itu tapi dia ditarik oleh salah 1 perempuan tadi karena dia merasa Firman tidak mampu dan tidak cukup jantan untuk memasukkan penis dia ke liang peranakan Nadya. Firman kembali disuruh berlutut.
Raja itu kemudian menyuruh Nadya merangkak menjilati penis dia yang tidak bersunat sampai bersih. Darah dan sperma bercampur di batang kejantanan raja sekte sesat itu. Seperti kena hipnotis dan tercuci otaknya; Nadya begitu senang melihat penis besar hitam milik sang raja nan jantan. Nadya segera mendekati penis raja itu dan menjilati semua permukaan penis kotor raja tadi setelah sang raja mengambil keperawanan si Nadya.
Firman begitu iri dan cemburu melihat betapa besar penis raja sekte itu meski tidak disunat dan penis dirinya begitu kecil tiada arti untuk memberikan kepuasan kepada Nadya. Firman merasa sedih melihat penis mini dia dan dia merasa tidak layak menjadi seorang pejantan yang tidak mampu melindungi Nadya bahkan para perempuan itu memanggil dia banci karena dia begitu senang dan puas saat disodomi tadi.
Semua puji puji dari para perempuan pelacur yang dia nikmati di masa lalu itu hanya pujian biasa. Firman merasa kalau dia begitu hebat ketika para perempuan jalang berteriak keras seolah mereka telah dipuaskan dan barulah Firman sadar kalau dia sudah tertipu. Dia dalam hatinya mengutuk penis kecil yang menggantung di bawah sana. Dia sendiri ingat kalau suara dia mendesah tadi terdengar layaknya perempuan.
Nadya terlihat begitu senang dan sangat menikmati penis pria pemimpin sekte sesat yang begitu besar. Firman begitu cemburu dan dia ingin sekali diberikan oral seks oleh Nadya atau para amoyĀ² impiannya tapi itu tidak akan pernah terjadi sama sekali. Raja itu membelai rambut indah Nadya dan berkata kalau tugas dia sudah selesai.
Nadya kembali digendong perempuan tadi dan Nadya dicium bibirnya oleh dia. Nadya merasa perempuan ini lebih jantan daripada Firman yang sedang dicuci otaknya. Apa yang sedang dialami Firman saat ini? Itu nanti akan dibahas. Nadya malah semakin bernafsu berciuman dengan wanita yang namanya saja Nadya tidak tahu. Raja itu sangat senang melihat pekerjaan para perempuan yang merupakan anak buahnya; berhasil mencuci otak para lulusan pesantren yang menghancurkan sekte sesat mereka.
F: Nadya. Itu perempuan, sayang. Berhenti..
Nadya menghentikan ciuman dia dan marah ke Firman.
N: biarin!!! Perempuan ini lebih perkasa daripada kamu!! Banci kaleng. Menang di burung aja. Ukuran dah kayak kelentit cewek!!!
Nadya kembali mencium bibir perempuan tadi dengan penuh nafsu. Raja Suckdeep memberikan kode ke perempuan itu agar dia bisa memakai ranjang untuk bercinta dengan Nadya. Pria itu sekarang menuju Wati dan diikuti kedua perempuan yang tinggi besar. Tirai dibuka dan Wati sedang menunggu bersama perempuan yang menemani dia dari tadi. Agung masih disuruh berlutut dan kedua mata dia masih ditutup. Mulut mereka berdua disumpal celana dalam perempuan.
Firman kemudian disuruh merangkak bagaikan anjing keluar ruangan itu dan dibawa ke ruangan pencucian otak yang kedap suara bersama 3 perempuan. 2 dari mereka berkulit hitam dan tinggi besar. 1 lebih pendek; 170 cm dan kulitnya lebih cerah tapi tidak seputih Nadya yang sekarang sedang bercinta dengan sesama jenisnya di ranjang yang tirainya sudah ditutup rapat.
Bersambung