Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT OKASAN NO HATSU KOI - my mom's first love (racebannon)

sudah semakin sore............

Manteb...
:jempol:

Maaf suhu RB jarang posting reply, soalnya kalo abis baca suka bingung sendiri, mau komen apa?

Apalagi kalo disuruh kritik atau saran :galau:

Cerita bagus mau dikasih kritik dan saran apalagi...

:pandaketawa::pandapeace:

Tapi tetep Haruko jadi cerbung favorit gue saat ini..
 
kyokob10.jpg

OKASAN NO HATSU KOI – PART 76
(my mom's first love)

------------------------------

untitl10.jpg

Pagi itu terasa berbeda untuk Kyoko. Entah kenapa, hawanya begitu membuatnya nyaman.

Padahal, sekarang sedang musim dingin, dan udara sedang kacau-kacaunya. Dia baru saja cuci muka, dan berpakaian yang nyaman, untuk segera beres-beres sebelum café buka. Semenjak sang ibu meninggal, Kyoko dan kakaknya menjadi begitu sibuk untuk mengurus café milik keluarga mereka.

Umur Kyoko sekarang sudah 30 tahun. Dia hidup dengan nyamannya sebagai pengelola, waitress, kasir, barista dan chef di Kaede coffee and sweets, buah usaha almarhum ayahnya, dan diteruskan oleh almarhum ibunya yang meninggal beberapa waktu lalu karena penyakit Jantung.

Kyoko kini yatim piatu, dan delapan tahun yang lalu, dia juga ditinggal pergi oleh pacarnya, Hiroshi Tanabe saat dia masih berumur 23 tahun. Kyoko sempat hancur, tetapi setelah melewati proses yang panjang dan sulit, kini dia sudah pulih total.

Kehidupan percintaan Kyoko pun pulih, dan dia pernah berkenalan dan menjalin hubungan singkat dengan beberapa pria. Tapi, karena tidak ada yang menarik hatinya dan membuat suasana hatinya bahagia, dia memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan-hubungan tersebut.

Kyoko sedang menyikat giginya di kamar mandi. Dia menatap ke arah dirinya sendiri. Mungkin dia harus mengikuti nasihat teman-temannya. Kana dan Marie, yang sama-sama sudah menikah dengan pria pilihan masing-masing.Kana menikah dengan Kazuo Abe-Sensei, dan Marie menikah dengan Yusuke Kamiya.

Dan karena dari mereka bertiga, hanya Kyoko yang belum jelas nasibnya, maka Kana Abe dan Marie Kamiya menyarankannya untuk ikut perjodohan saja. Kyoko berpikir, kenapa tidak? Ingatannya kembali ke tiga tahun lalu, pada saat dia berumur 27 tahun. Tahun itu adalah kunjungan terakhirnya ke makam Hiroshi. Ayahnya Hiroshi, Ryuunosuke Tanabe mengatakan bahwa sekarang sudah saatnya bagi Kyoko untuk menikah.

“Ingatlah pada kebutuhan dirimu, Kyoko, jangan memikirkan café saja. Ingatlah bahwa kamu butuh berbagi dengan pasangan hidup yang benar-benar cocok.”

Pada waktu itu Kyoko bertanya, apa tandanya? Apa tanda bahwa laki-laki yang nanti dia temui itu benar-benar cocok?

Jawaban Ryuunosuke Tanabe simple. Ada dua hal. Yang pertama, setiap bertemu, jantung berdegup kencang terus tanpa alasan. Yang kedua, ada tanda-tanda dari alam. Entah apa maksudnya tanda-tanda dari alam itu.

Setelah beres bersih-bersih, Kyoko lantas berlalu kembali ke kamarnya. Seperti biasa, sebelum memulai hari, dia akan berdandan sedikit. Memakai make up natural yang tipis sudah menjadi rutinitas sehari-hari bagi Kyoko.

Dia menatap ke arah kaca dan meja rias. Oke, perjodohan, dia pikir. Tidak ada salahnya. Mari kita ber-make up. Dan ternyata lipgloss yang ia biasa pakai habis. Kyoko menggelengkan kepalanya dan dia kembali berdiri. Dia membuka lemari bajunya dan mengambil persediaan lipgloss cadangan. Dan mendadak, dia terpaku pada tumpukan barang lamanya di sudut lemari.

CD Ride On Time, Tatsuro Yamashita. Sudah lama dia tidak melihat CD itu. Kyoko meraihnya dan dia tersenyum sendiri. CD musik itu adalah barang Hiroshi yang ia pinjam sudah belasan tahun lalu dan tidak pernah dia kembalikan, sampai sekarang.

tats_f10.jpg

Tidak ada salahnya mendengarkan musik sambil memoles make-up bukan? Kyoko tertawa kecil, menyalakan CD Player, dan memutar musik dari CD yang merupakan peninggalan terakhir Hiroshi Tanabe untuk Kyoko. Some song wont hurt, right?

Lagu pertama bermain, dan Kyoko berdandan sambil diiringi oleh lagu itu.


Tatsuro Yamashita – Someday

Tokidoki hito no kokoro no naka ga
Sewaktu waktu, dalam pikiran manusia
Shinjirarenai dekigoto ga aru
Ada kejadian yang luar biasa
Minna jibun dake nigete shimaouto
Semuanya, mari kita bebaskan diri kita sendiri
Ai wo kizutsukete toori nukeru
Melewati cinta yang menyakitkan

SOMEDAY hitori jya nakunari
Aku tidak akan sendiri lagi
SOMEDAY nani ka ga mitsukaru
Aku akan menemukan sesuatu

Sabishige ni yoru no machi hitorikiri arukeba
Jika kamu berjalan di tengah kota yang sepi pada malam hari
Hontou no kanashimi wo shitteiru hito ni au
Kamu akan bertemu dengan orang yang benar-benar kesepian

Nidoto aenai sunao na ai ni
Cinta sejati yang tidak dapat ditemui lagi
Sayonara wo suru hito nado inai
Tak ada orang untuk berpisah
Dakara itsumademo kao wo kumorase
Jadi janganlah terus memasang muka murung
Tsurai hi wo okuru koto wa nai
Begitu pula dengan hari yang pahit

SOMEDAY hitori jya nakunari
Aku tidak akan sendiri lagi
SOMEDAY nani ka ga mitsukaru
Aku akan menemukan sesuatu

Memaisuru hodo hayai mainichi no toki no nami
Setiap hari, cepatnya ombak membuatmu pusing
Oshiyosete nagasareru rsumeta sou na hito no umi
Lautan dingin dari arus dan bergegasnya manusia

Dakedo itsumademo kao kumorase
Tapi janganlah terus memasang muka murung
Tsurai hi wo okuru koto wa nai
Begitu pula dengan hari yang pahit

SOMEDAY hitori jya nakunari
Aku tidak akan sendiri lagi
SOMEDAY nani ka ga mitsukaru
Aku akan menemukan sesuatu

Benarkah begitu? Hitori Jya Nakunari? Aku tidak akan sendiri lagi? Tanya Kyoko kepada dirinya sendiri. Entah bagaimana, irama dan lirik lagu itu terus bergetar di dalam kepala Kyoko. Waktu yang ia butuhkan untuk memakai make up tipisnya sama dengan selesainya lagu tersebut. Kyoko hanya tertawa dalam hatinya. Apa-apaan sih ini, pikirnya.

Akhirnya dia mematikan CD Player dan turun ke lantai bawah. Di meja makan sudah ada sang kakak, Kyou-Kun yang terlihat agak amburadul dengan segelas kopi di tangannya.

ad10.jpg

“Nii-San mabuk lagi semalam?” tanya Kyoko dengan nada kesal.
“Iya”
“Kenapa sih kalau tiap ada acara musik selalu saja mabuk?”
“Biasanya musisi penampil diberi jatah minum gratis”

“Nanti seperti dulu lagi, sampai tidak pulang, Okasan sampai khawatir, tahunya pingsan di tempat manggung” kesal Kyoko, mengenang pengalaman sang almarhum ibu mengkhawatirkan kakaknya menjelang kepergiannya.

“Hahaha…. Ya… Mau bagaimana lagi?” dia lantas menyalakan rokoknya, sambil menerawang ke hembusan asap yang menghalangi pandangannya.

“Aku mau beres-beres dulu, setelah itu baru sarapan” Kyoko membuka lemari di dapur dan mengambil sapu untuk membersihkan lantai café.

“Iya” sang kakak masih berusaha menikmati rasa pahit kopi, karena dia sedang berusaha mengingat kejadian semalam. Semua terjadi begitu cepat. Dari mulai jam session di Yokohama, lalu beberapa musisi asing berbakat ikut maju ke panggung dan menampilkan hal-hal keren, lalu berlanjut minum-minum tak jelas, lalu ada beberapa detik memori soal dia mabuk dan dipapah oleh seorang bule dan seorang Indonesia ke rumahnya.

Ah, Kyou-Kun mulai mengingat malam kemarin. Dia tersenyum karena berkat sang orang Indonesia itulah dia bisa pulang ke rumah dengan selamat. Untung ada dia, siapa ya namanya, pikir Kyou-Kun yang sedang berusaha mengingat-ngingat apapun yang bisa diingat.

Eh tunggu.

Kayaknya ada yang salah deh.

Kyou-Kun bisa pulang karena dia ada yang mengantar. Dan kalau tak salah, orang Indonesia yang namanya seperti nama perempuan Jepang itu tinggal di tempat temannya di Yokohama. Dan jarak Mitaka – Yokohama lumayan jauh. Berarti, orang itu tidur di sini dong?

“Ah!” Kyou-Kun bangkit dari duduknya. Dia baru ingat kalau dia menyuruh gitaris keren asal Indonesia itu tidur dengan menggunakan sleeping bag di lantai café. Sial, orang yang dia lupa namanya itu pasti sudah bertemu dengan Kyoko tanpa sengaja.

"Dare??" suara teriakan Kyoko terdengar kencang di telinganya.

Kyou-Kun dengan setengah berlari bergegas ke arah café, dan benar saja, dia menemukan Kyoko sedang berpose seperti ingin memukul orang itu dengan sapu, dan Kodama tampaknya berjalan cuek diantara dua orang yang saling berhadapan dengan anehnya itu.

"Ah.. Aya... You wake up" Akhirnya Kyou-Kun ingat siapa nama lelaki itu. "This is my sister... Kyoko...".

Achmad Ariadi Gunawan, alias Arya memandang dengan awkward ke arah Kyoko Kaede.Lelaki asal Indonesia yang baru saja ditemui Kyou-Kun semalam di Yokohama itu saling berpandang-pandangan dengan Kyoko.

Mendadak, jantung Kyoko mulai berdegup kencang. Dia menatap lekat ke arah mata lelaki itu. Someday, Hitori Jya Nakunari. Lirik lagu itu bergema di dalam kepala Kyoko.

Tunggu, kenapa perasaan Kyoko jadi aneh? Kenapa suasana hatinya mendadak berubah pagi ini?

favim10.jpg

==================
==================


haruko10.jpg


Dengan anxious, aku nungguin Kak Rendra di tengah-tengah mall. Berulang kali, aku ngecekin dandananku di pintu lift yang berupa cermin itu.

Hari ini aku pake T-shirt polos berwarna merah yang kerahnya lebar, dan celana jeans warna hitam, yang dipadu dengan sneakers yang aku beli di Jepang kemarin. Mereknya merek Jerman terkenal yang ada garis tiganya itu, pokoknya keren deh. Di tanganku ada handbag yang lucu, beli di Jepang juga, dan aku bawa kantong kain yang isinya oleh-oleh buat Kak Rendra.

mall-l10.jpg

Sambil masih deg-degan, aku ngeliatin handphone dan ngebuka kameranya untuk ngeliat make up tipisku hari ini. Ini udah keberapa kalinya aku mengaplikasikan make up sendiri, tapi kok rasanya kayak salah aja ya tadi pas di rumah? Apa karena hari ini mau ketemu sama Kak Rendra?

Gak ada notifikasi apa-apa dari dia sih. Mungkin dia masih di jalan. Dan makin lama aku nunggu, aku makin deg-degan. Ini pertama kali aku officially jalan bareng alias ngedate sama dia. Aduh, rasanya, ya Tuhan. Gemeteran, grogi, gregetan dan gugup.

“Haruko?”
“Ah halo?” Aku langsung ngebalik dengan gak sadar. Rasanya kayak lagi dikagetin sama orang mendadak.

Di belakangku, ada Kak Rendra. Dia keliatan menarik seperti biasa. Aku ngeliat tubuhnya yang tinggi, mukanya yang ramah, dan dandanannya yang biasa aja tapi keliatan enak. Sekilas aku ngeliat refleksi kita berdua di cermin pintu lift itu. Yes, cocok.

Apanya yang cocok?

“Gimana Jepang?”
“Asik dong hehe….”
“Pasti banyak cerita ya?”
“Banyak banget” tawaku. Aku pengen ceritain soal Yuuya juga kayaknya. Soal Sayaka Kamiya dan Sakura Abe juga. Bakal aku kasih tau semuanya ke Kak Rendra.

“Belum makan siang kan?” tanyanya dengan ramah.
“Belum dong, kan kita janjinya hari ini mau makan siang”

“Yuk”

Aku mengangguk, saat dia mulai jalan, dan aku ngintilin dia dari belakang. Ngeliat punggungnya kayak adem. Aku gak lama-lama amat di Jepang, tapi kenapa rasanya kangen banget ya sama Kak Rendra. Aku kangen ngobrol sama dia, ketemu sama dia, dan ketawa-ketawa sama dia. Setelah aku sadar kalo aku suka sama dia, rasanya makin pengen ketemu dan setiap ketemu rasanya makin nyaman, walau sebelumnya pasti deg-degan parah.

Eh, sekarang juga masih deg-degan parah sih. Emang susah nahan perasaan ini. Susah banget.

Secara gak sadar, kita berdua udah masuk ke dalam sebuah tempat makan yang interiornya asik. Dasar calon arsitek, milih tempat pasti juga yang enak diliat secara visual. Dan entah kenapa, kita milih kursi yang agak di pojok, agak menyepi dari keramaian.

Setelah dengan susah payah menahan perasaan deg-degan dan gugup di saat lagi mesen makanan ke waitress, akhirnya aku dan dia bebas untuk ngobrol.

“Aku udah siap dengerin cerita kamu” Kak Rendra natap aku dengan matanya yang bikin aku tenang sekaligus amburadul itu, dan dia menunggu aku buat ngomong apapun soal Jepang.

“Ahaha, aku bingung mulai dari mana…..”
“Terserah, aku pengen banget kesana, kayaknya asik banget ya? Aku iri liat foto-foto instagram kamu…..”
“Foto yang mana?” tanyaku sambil senyum yang udah diatur ini.

“Semuanya lah…”
“Ahahahaha” sumpah, aku langsung mati kutu. Semua fotoku di Jepang dia suka?

“Ngomong-ngomong, yang kamu foto bertiga sama anak-anaknya temen Mama kamu itu…. Kamu gak kayak orang Indonesia”
“Ah, yang sama Sayaka dan Sakura ya?”

“Itu nama mereka? Yang Sakura mana dan Sayaka yang mana?” Kak Rendra mendadak liat handphonenya sambil buka insta-ku. Dia nunjukin fotoku bertiga sama mereka yang waktu Okasan reuni sama temen-temennya di Shibuya.

“Yang ini Sakura” aku nunjuk ke yang rambutnya pendek banget. “Dan yang ini Sayaka”
“Ooo…”
“Dulu kan Kak Rendra pernah nanya”
“Engga, aku bingung, abis namanya mirip-mirip sih”

“Hehehehe”
“Terus yang salah paham itu gimana?”

“Aduh, itu yaa…. Untung udah clear sih sama dia, dia salah baca sinyal kayaknya dari aku” akhirnya aku cerita soal Yuuya secara seperlunya. Aku gak akan bilang ke Kak Rendra kalo dia berusaha nyium aku dan aku nonjok dia. Aku cuma bilang dia salah paham, aku cuma bilang dia kayaknya suka sama aku, terus dia berusaha ngedeketin padahal akunya biasa aja. Dia sangka aku mau, padahal aku cuma mencoba friendly.

“Dia pikir bakal cinlok kayak Papa-Mama nya Haruko kali” tawa Kak Rendra.
“Ahahaha.. Kali ya? Entah deh… Yang penting udah clear” aku ngulang lagi deh kata-kataku. “Eh iya, ini, oleh-oleh” Aku keluarin sebungkus sedang cemilan khas Jepang yang udah aku bungkus dengan baik dan lucu.

“Makasih” senyum Kak Rendra dengan sumringah. Aku tapi masih senyum-senyum aneh sok misterius sambil liat muka antusiasnya pas nerima bungkusan itu. “Tunggu… Kok mukanya gitu?”

“Gitu gimana?”
“Gak kayak Haruko” tawanya.
“Kenapa gak kayak aku”
“Kamu jarang auranya jahil begini, jangan-jangan ada kejutan ya” tebaknya asal.

“Hahahahaha….”
“Soalnya aku liat, di tas oleh-olehnya kok kayak masih ada barang”
“Kok ketauan sih”
“Muka kamu kan jujur banget, seinget aku kan kamu ga pernah boong sama siapapun, jadi kalo boong pasti ketauan” lanjutnya.

Eh, mendadak rasanya pipiku panas. Ternyata selama ini Kak Rendra udah merhatiin aku segitunya. Sialan, aku harus langsung kasih oleh-oleh spesialku sekarang, biar kalo aku blushing gak ketauan.

“Nah, ini”
“Apa ini?” Kak Rendra kayak bingung, nerima sebuah bungkusan besar yang juga gak kalah lucunya dengan cemilan tadi.

“Coba buka”
“Oke…”

Perlahan tapi pasti, dia pelan-pelan ngebuka kertas bungkusnya dengan hati-hati. Dia gentle banget. Dia berusaha gak ngerobek kertasnya. Beda banget sama pas kemaren aku ngasih oleh-oleh ke Jonathan. Sama dia dirobek-robek sampe ga berbentuk kertas bungkusnya.

“Wow” Kak Rendra mendadak speechless.
“Hehehe”

“Ini… Gila, gak perlu kali kamu kasih aku ini….” Kak Rendra melongo, sambil ngeliat judul buku tebel yang aku kasih.

New Japanese Architecture – 2030 and Beyond. Itu judulnya.

“Kan Kak Rendra katanya mau kuliah arsitektur….” aku senyum kecil, sambil nyentuh ujung buku yang dia pegang dengan erat pake jarik telunjukku.

“Gila, ini…”
“Pasti Kak Rendra suka kan?”

“Bukan suka lagi, ini aku bakal… Wah, gila ini sih, makasih banget gila….” Kak Rendra masih tampak takjub dan susah balik lagi ke bumi. Gila, aku seneng karena dia tampak bahagia begini. Rasanya fullfilled banget. Rasanya kayak udah bikin orang yang kamu suka seneng sampe terbang ke awang-awang.

“Haruko”
“Ya?

“Makasih banget”

Mendadak dia megang tanganku yang ada di depan dia dengan erat. Aku gantian yang melongo.

Kak Rendra memandang dengan awkward ke arah mataku. Cowok kakak kelasku di sekolah ini saling berpandang-pandangan dengan aku.

Mendadak, jantungku mulai berdegup kencang. Aku menatap lekat ke arah mata Kak Rendra. Apa dia juga suka sama aku? Apa dia juga punya perasaan yang sama ke aku?.Dua kalimat itu bergema di dalam kepalaku.

Aku nelan ludah dengan muka malu-malu. Tapi respon selanjutnya Kak Rendra bikin aku senyum. Dia megang tanganku erat-erat, sambil senyum. Dan tanpa sadar, kita berdua saling tatap-tatapan dengan perasaan hangat.

Dan tanpa sadar pula, satu suara ketawa kecil keluar dari mulutku. Dia masih megang tanganku, dan rasanya dingin. Tanganku pun rasanya dingin.

Tapi dengan begini, aku jadi tahu. Perasaan dia kepadaku kayak gimana.

Kita cukup lama diem, dan seakan waktu berhenti. Tapi, kalau waktu pun sekarang berhenti gakpapa juga kan? Soalnya aku sangat menikmati perasaan ini. Aku nikmatin banget tangan Kak Rendra yang dingin. Dan aku harap, waktu berhenti betulan.

Karena, aku sedang ngerasain cinta pertamaku.

Kalau kata orang Jepang, sebutannya adalah.....Watashi no Hatsu Koi.

Dan bener. Sekarang waktu berhenti.

------------------------------

TAMAT
 
CAST PART 76

Haruko's Timeline:


- Haruko Aya Rahmania (16) anak semata wayang Arya dan Kyoko, tokoh utama MDT.

- Rendra (17) kakak kelas Haruko di sekolah

Kyoko's Timeline:

438be411.jpg


- Kyoko Kaede (30)
- Kyoushiro Kaede (34) kakaknya Kyoko

- Achmad Ariadi Gunawan / Arya (30) Musisi asal Indonesia

Glossary :


Dare : Siapa?
Okasan : Ibu
Senmon Gakkou : Sekolah Kejuruan (setingkat diploma)
 
Selamat akhirnya tamat jg. Next story ttg haruko dewasa kah? Atau ada ttg hantaman lg?
 
Someday, Hitori Jya Nakunari.

Not someday, but today, Kyoko.

Karena, aku sedang ngerasain cinta pertamaku.

Kalau kata orang Jepang, sebutannya adalah.....Watashi no Hatsu Koi.

Dan bener. Sekarang waktu berhenti.

------------------------------

TAMAT

Perfect ending.
Pada akhirnya, sesuai judulnya ini memang cerita ttg cinta pertama Kyoko.
Mulai dari ketemuan pertama hingga move on dari Hiroshi.
Thx buat updatenya... :ampun:

Adakah epilog om @racebannon ?
Atau langsung buka layar MDT 2 nih?
 
Selamat akhirnya tamat ...

:cif::mantap::mantap::Peace::cendol:

Tah mangapa kog ane gak rela kalau haruko sama Rendra ......

.... Kalau sama Jonathan sih gak papa

:bata::bata::bata:
 
Selamat hu.
Satu lagi cerita mantap di seri MDT.
Makin tak sabar menunggu cerita cerita lainnya.
Tetap berkarya hu. Dan sukses selalu.
 
Thx updatenya om

Ending cerita Kyoko nyambung ke MDT... :mantap:
Perjalanan Haruko dan Rendra baru saja dimulai dan akan dilanjutkan di... Cerita baru lagi pastinya ;)
Selamat om atas tamatnya cerita ini :beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd