Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Operasi Tanpa Bintang

Bimabet
Terry dan Ferdy memanggang ikan dan joni memanggang terong. Yang wanita makan di dapur, kami makan di halaman.

"Tolong.....suamiku....."

Seorang wanita teriak sambil meminta tolong. Aku dan terry yang belum mengambil nasi lari ke arah ibu tersebut.

"Ada apa Bu?" tanyaku

"Suamiku......" Gubrak, Ibu tersebut pingsan.

Aku lari ke rumah ibu itu. Terry dan Ferdy langsung mengangkat ibu tersebut. Diana mengambil sepeda dan membawa kotak peralatannya.

" cepat naik," ucap Diana sambil berhenti. Aku membawa sepeda tersebut.

"kenapa ku mau yang dayung, ini kan tanjakan" gumamku.

Aku sampai juga di rumah tersebut. Joni, ferdy, dan terry datang sambil menggotong Ibu tersebut. Sudah mulai ramai yang datang.

"Pak Ridho" ucap Joni

"kau kenal dia jon?" tanyaku.

"Aku sama beliau mancing di sungai. Dia yang menangkap 3 ikan yg kita makan" jawab joni.

Terry mengajakku keluar sambil membisikkan ketelinga ku.

" Ia keracunan. dan yang memberi racun salah satu dari anggota PMI" Ucap terry.

"Beliau berobat dulu sebelum pulang kerumah. Aku mendengar seorang perawat memberikan obat." Ucap Ferdi.

"Jadi ini yang dimaksud wabah sama pak kamal." Pikirku.

Aku mulai berpikir ada yg salah dengan anggota PMI. Kenapa tidak kucari dahulu identitas mereka.

"Sudah waktunya di kebumikan. Pergilah melayat yon" ucap Diana.

Ketika memasuki TPU aku melihat heru yang ikut menyangkul bersama zhul.

Setelah dimakamkan, aku permisi ke penginapan sama Terry, Ferdi, dan Joni.
 
Kami berkumpul di penginapan. Terry, Ferdi, dan joni tegang. Aku mulai menerka-nerka.

"Ini bukan wabah. ini teror" ucap Terry.

"Jam 9 Aku, Diana dan Wulan masih memetik sayuran di kebun belakang. ada 6 wanita yang aku harus curigai" ucapku.

"Sari menjemur kain di halaman. Aku membantunya" ucap ferdi.

Waktu ku di desa ini tinggal 3 hari. Sudah mulai tampak titik terangnya.

Esok harinya Dayat membawa berita yang membuatku tambah terkejut. Surat kerja para PMI itu palsu. Sebenarnya anggota PMI itu hanya diikutkan pelatihan di Riau 5 bulan yang lalu.

Aku dan Joni bergegas ke klinik untuk mencari kebenaran informasinya.

Aku menjumpai Bu Ellis. tampak Diana, Anita, Wulan, Sari, Rika, Mitha , Hilda dan Eka lagi sarapan.

"Apa, surat tugasnya palsu. Surat itu dikirim dua minggu sebelum mereka datang" jawab bu Ellis

"Diana, Yang menunjuk tugas di daerah ini siapa?"

"Pak Hendra dari MABES. Pak hendra melakukan kerja sama dengan PMI. Ia bagian logistik obat-obat.

Aku tambah terkejut dengan pengakuan Diana. Mereka dijadikan mainan.

Joni datang sambil membawa bungkusan plastik. Ia membuka obat-obat yang di kasih ke pak Ridho.

"Siapa yang memberikan obat ini ke Pak Ridho?" tanya Joni.

Rika lalu berdiri, ia hanya memberi ke Pak Ridho. Eka lah yang mengambil dari gudang obat.

Aku lalu menarik Eka. Eka pucat dan ketakutan. Ia tak berpikir rencananya terbongkar.

"Sari, bawa koper dan surat-surat eka ke sini. Diana geledah Eka sekarang."
 
Tegang nih, cuma kurang di lambatkan alurny.. Jadi porsi updatetan pendek bisa panjang, semangat terus suhu...
Misteriny ditambahin kalau bisa :D
 
"Tolong di geledahnya di kamar mandi"

Diana membawa Eka ke kamar mandi. Tiba-tiba suara bantingan pintu keras. Aku berlari ke kamar mandi.

"Diana, kamu tak apa-apa?"
kulihat diana yang pingsan .

Eka melarikan diri dari jendela kamar mandi. Wanita itu bisa melompati jendela tinggi 2 meter.

Gubraaaak, terdengar dari belakang. Aku berlari ke belakang setelah Rika membantuku mengangkat Diana.

Ku lihat Terry yang masih memasang kuda-kuda. Eka sudah tersungkur. Aku mengikat Eka di kursi.

Aku melihat surat-surat Eka. Ternyata dia PMI gadungan.

"Ada apa ini?" tanya Diana.

Terry menyerahkan gambar ke pada Diana. Ia menggeleng, "kami tak pernah difoto begini"
jawab Diana.

"Ku Pikir ini gambar iseng" Ucap bu Ellis.

"Gambar ini memfitna kampung ini kampung separatis. Dalam beberapa minggu kampung ini akan diratakan" ucap ku

"Bukan minggu, tapi hari....." ucap Eka.

Diana mengambil ember dan menaruh kaki eka ke Ember tersebut.

"Kau tak bisa membuka mulutku, walau kau siksa aku"
ucap eka.

Diana pergi ke dapur membawa kotak. Aku kaget isi kotak tersebut adalah cacing tanah yang hidup.

"Obat darah tinggi alami " ucap Diana.

Diana menuangkan semua cacing itu ke kaki Eka. Spontan Eka teriak-teriak. Aku, Terry, dan jonny menahan tawa.

"SINGKIRKAN CACING ITU" teriak Eka.

Diana menyendokkan cacing tersebut, Ia memberi isyarat agar rika menutup hidung Eka.

"Aku tak perduli dengan informasi mu. tapi aku cuma ingin memberimu makan ini" ucap Diana.
 
"AKU DIBAYAR UNTUK MEMASTIKAN WARGA PALA TERTEROR" Teriak Eka

Diana mendekatkan sendok yang berisi cacing tanah ke mulut Eka. Eka semakin geli, dia berusaha menutup mulutnya.l

"Pak Roji yang membayarku. Ia ingin mendirikan kilang minyak di pulau ini. Jangan lakukan itu!" ucap Eka.

Pak Roji yang dimaksud adalah kakek ridwan. Memang ia pengusaha minyak. Apa sampai menggunkan teror ke warga.

"Setahun yang lalu Pak Roji datang ke desa ini. Warga sini menolak mentah mentah." Ucap Eka.

"APA MAS RIDWAN MAU MENCIUM BIBIR PACARNYA YANG MAKAN CACING" Ucap Diana

"Pacar Ridwan, bukannya dia maho sama ucok" ucap jonni

Jonni memberikan foto di hpnya yang bergambar Ridwan ciuman sama ucok. Eka shok berat melihatnya.

"Kita kalah, aku melapor bahwa diana dan mitha dibunuh dengan keji. Mereka akan menyerang desa ini 2 hari lagi" Ucap Eka.

Diana menangis dengan ucapan eka. Ratusan penduduk akan mati karena fitna Eka.

Aku segera menghubungi Dayat. Dayat mengatakan Ridwan dan ucok sudah berangkat tadi pagi.

........................................

Di markas Dayat sedang menyapu di ruangan pak Sofyan. Ia melihat Pak Kuncoro menemui Pak Sofyan.

"Lapor Pak, Ridwan udah berangkat. Mereka siap nyerbu ke desa Pala" ucap pak kuncoro.

"Sebaiknya bapak batalkan misi itu, dari pada kita kena Ham" ucap Dayat.

"TAHU APA KAMU" Ucap Pak Sofyan.

"Yono, menyelidiki kasus ini. Karena salah satu wanita di foto itu kawan sekolahnya" ucap dayat.

"Apa, Yono dan kawan-Kawannya di sana" ucap Pak Kun.
 
"Yono memberi laporan, anggota pmi bekerja dengan baik. Bukan sedang di sandra" ucap Dayat.

Pak Sofyan terkejut dengan pengakuan Dayat. Pak Kuncoro menelepon camp untuk memastikan ucapan dayat.

"Dayat kumpulkan anggota yang berada di sini. Malam ini kita harus berada di Desa Pala" Ucap pak Kuncoro.

Dayat keluar dan mengumpulkan 80 orang ke tanah lapang. Tampak Pak Sofyan dan Kuncoro berjalan ke tanah lapang.

"Malam ini kita punya misi ke Desa Pala. kita akan terjun payung di dalam hutan. Persiapkan diri Segera"

Jam 6 sore mereka sudah berkumpul dan naik pesawat. Dayat dan Pak Kuncoro pada tim pertama. Sedang Tim 2 berangkat sejam kemudian.

"Usahakan kita tidak membunuh antar pasukan" Ucap pak Kuncoro.

..........................

Sorenya Aku, joni, terry, Ferdy, dan Saleh menggali senjata yang kami sembunyikan.

Aku tak mengetahui Diana memata-matai kami dari pulang dari klinik.

"Yono, joni......."

Kami terdiam sejenak. Diana kaget melihat kami yang memegang senjata.

"Aku akan jujur sama mu, kami bukan nelayan. Kami dari TNI AD, Untuk memastikan Foto yang diana lihat" ucapku

"Kenapa dengan membohongi kami" ucap Diana.

"Akan sulit mencari informasi jika kami adalah seorang prajurit." ucapku

Diana lalu mengajakku jalan. dengan sepeda berdua.

"Terimah kasih kalian telah datang. Mungkin lebih buruk nasib kami jika tidak tahu berita ini" Diana mengajakku ke atas bukit.

"Lihat disana....." ucap diana.

Aku kaget, tidak percaya pemandangan yang pertama kulihat.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd