PERKENALAN
"Ketoprak 1 bang"
Kupesan makanan saat kami sudah berada di kios kaki lima di pinggir jalan
"Gue juga bang"
Omen tak mau kalah denganku yg ikut - ikutan memesan ketoprak tapi aku masih heran dangan para cewek yg tak kunjung memesan makanan, apa mereka masih pada kenyang ahh masa bodo dengan mereka yg penting sekarang aku bisa mengisi perutku, aku segera meraih piring yg dibawa sang pedagang namun saat suapan ketiga aku melirik ke para cewek yg hanya duduk tanpa bersuara
"Kalian gak makan"
Kutanyakan mereka soal knapa gak ikut makan, mereka sedikit gugup atas pertanyaanku hingga salah satu dari mereka mulai membuka mulutnya
"Kami belum pernah makan dipinggir jalan" jawab mereka yg membuatku heran.
"Lah kenapa bisa gitu"
Kembali kubertanya sembari tetap melahap makanan yg di depanku ini
"Belum pernah aja dan takut juga sih kalau nanti kami sakit perut"
Jawabnya yg terkesan kalau mereka berasal dari kaum kapitalis dan borjuis, aku hanya tersenyum dengan jawaban itu dan tak berani lg menawarkan makanan yg sungguh nikmat ini.
Setelah selesai makan dan Omen membayar makanan yg sudah kami lahap tadi akhirnya kami memutuskan untuk pergi ketempat nongkrong kami yg biasa di depan toko yg sudah tutup, namun sangat sulit nyari toko yg sudah tutup pada siang hari ini karna para pemilik toko lebih memilih untuk menutup toko mereka pada sore hari, setelah lama mencari akhirnya kami menemunkan toko paling pojok ternyata sudah tutup, kamipun segera berjalan kearah toko tersebut
"Gini Bull,,mereka bertiga itu temennya si...siapa tuh cewek jutek yg tinggi itu"
Ucap Omen yg lupa nama si Santi
"Santi bang"
Timpal salah satu cewek itu, Omen pun segera ingat akan Santi yg super Galak itu
"Ya,,,iya si Santi,, mereka temennya si Santi Bull,,, dari kemaren lusa mereka pengen ketemu sama lhu Bull"
Ucap Omen menjelaskkan akan maksud ketiga cewek yg kini berdiri di hadapan aku dan Omen
"Ohh gitu,,terus sekarang udah ketemu mau ngapain"
Tanyaku pada ketiga gadis itu, sejenak mereka saling pandang dan menyuruh salah satu temannya untuk menjelaskannya
"Gini bang,,,kami mau ikutan gabung sama abang,, apa boleh bang"
Ucap salah satu cewek yg menjelaskan maksud mereka mencariku,heran juga dengar permintaan mereka padaku yg dianggap seolah - olah aku ini seorang ketua pada satu kelompok, padahal aku gak merasa sebagai ketua ataupun bos di suatu kelompok
"Gabung apaan,,,gimana maksudnya"
Tanyaku pada mereka
"Ya gabung,,,nongkrong bareng abang"
Jelas mereka padaku, aku malah makin binging aja dengan mereka
"Sekarang kan sudah nongkrong bareng,,, masa harus minta ijin segala sih,,kesan nya gue itu sebagai apa gitu"
Ucapku pada mereka
"Iya sih bang,,,tapi kami memang harus ijin dulu sama abang,,dari semua yg kami denger di kota ini semuanya saranin untuk ketemu abang dulu,, kasi sudah seminggu ini mencari tau gimana caranya supaya bisa ikut gabung sama komunitas ini"
Terang salah satu cewek itu menjelaskan, ternyata mereka sudah seminggu nyari tau soal komunitas dan sungguh aneh juga sih kenapa ampe mau nyari tau soal komunitasku, apa mereka punya maksud tertentu akan komunitas ini.
"Sebenarnya kalian kenapa mau gabung"
Tanyaku pada mereka bertiga
"Apa seharusnya kita nyari tempat yg lebih santai dan sedikit privaci"
Keluh salah satu dari mereka yg merasa kurang sedikit tertutup kalau di depan toko gini
"Emang kenapa dengan tempat ini,, gue dan sahabat gue sering kumpul - kumpul disini"
Pernyataanku soal tempat ini
"Kami gak biasa kalau cerita masalah pribadi di tempat terbuka begini,,soalnya alasanku pengen masuk komunitas karena masalah pribadi"
Jelas cewek itu dengan nada sedikit resah dan bahkan terlihat sedih dengan terlihatnya matanya berkaca - kaca, aku pun melirik ke arak sahabatku yg sedari tadi hanya menjadi pendengar setia
"Gimana Men"
Tanyaku pada sahabatku ini
"Terserah lhu Bull,, gue bisa kasih solusi dan gue yakin cuma lhu yg bisa hadapi 3 cewek ini,, cuma saran gue sih lhu bawa aja ke PSK "
Terang Omen yg hanya bisa serahin semua ini sama aku
"Oke skarang kita semua ke PSK"
Ajakku ke semuanya termasuk Omen
"Lhu duluan aja Bull, gue lg nungguin si Erick nih ada sedikit urusan"
Tolak Omen karna dia ada janji sama sahabat gue Erick
"Lah nanti gue masa sendirian,,mereka bertiga Men, bisa - bisa gue di perkosa sama mereka"
Candaku yg dibalas dengan tatapan tajam oleh ketiga cewek itu
"Hahahaha mau nya lhuu tu mah Bull"
Tawa Omen yg menyuruhku cepat - cepat meninggalkan dia.
Akhrinya aku beserta 3 cewek itu pergi ke PSK tempat smalam aku dan Santi bertarung, di tengah perjalan aku mampir ke toko jamu untuk sekedar membeli doping, uangku tak cukup kalau beli 2 tapi dengan santainya mereka membayarkan apa yg hendak kubeli, bahkan uangku malah di kembalikan oleh si penjual jamu dan malah di tambah 2 botol lg karena uang yg mereka kasih ke tukang jamu itu cukup untuk membeli 4 botol
"Wah jadi malah 4 botol nih,,, nanti gue ganti yah duit kalian"
Ucapku karena merasa gak enak kalau di bayarin cewek apa lagi baru kenal bahkan belum tau nama mereka semua
"Sudah gak usah abang pikirin,,kalau masih kurang kami bisa memberikan yg lebih dari 4 botol itu"
Balas cewek itu yg terkesan mereka anak orang kaya, mungkin lebih kaya dari si cewek galak Santi pikirku
Kami pun samping di tempat aku biasa merenung namun seperti ada yg berbeda kali ini, kenapa ada kasur lantai disini beserta dua bantalnya
"Loh kalian sudah ketemu sama bang Jambull"
Ucap Santi yg tiba - tiba muncul di balik tembok, seperti hantu aja ini anak
"Loh ada elu disini San"
Jawab mereka saat kami masuk ke ruangan itu
"Iya nih tadi balik sekolah gue langsung cabut kemari"
Jelas si cewek galak dan super jutek itu, mereka akhirnya ngobrol berempat tanpa memperdulikan aku yg dari tadi masih bingung dengan ruangan ini yg sudah ada kasur lantai beserta bantalnya, biasanya aku tidur hanya beralaskan kardus saja namun kini sudah ada kasur yg cukup lebar walau hanya kasur lantai yg tipis tapi cukup untuk supaya tidak sakit kalau tidur. Aku segera mengambil jamu sisa pagi tadi aku simpan namun tak kutemukan.
"Woii San lhu liat jamu di pojokan sini"
Tanyaku pada si galak yg sedang asik ngerumpi, dasar cewek gak dimana - mana pasti aja ngerumpi mentang - mentang punya 2 mulut pikir kesalku
"Ohh yang di pojok itu tadi gue minum,, aus gue pulang sekolah"
Balas Santi yg membuat 3 cewek di depannya kaget
"Lhu minum jamu itu San"
Tanya salah satu dari mereka
"Lah emang napa,, enak tau,, bisa bikin asik gitu bahkan bisa ngayal juga walau suka ada pusingnya dikit kalau terlalu banyak"
Jawab Santi dengan entengnya yg membuat temen - temennya itu menggelengkan kepalanya
"Gue kira lhu gak pernah minum San,, bahkan sampai minum jamu itu,, kalau mau lhu bisa minum tuh black lebel kalau gak cipas regal gitu"
Ucap temennya si Santi
"Disini mah cukup jamu itu sudah bisa buat lhu asik,, gak perlu yg mahal - mahal Nez"
Alasan santi dengan cukup santai, aku segera membuka satu botol jamu yg tadi gue beli sebelum kesini,,, eh bukan aku yg beli tapi 3 cewek temennya si galak itu.
GLEEGG,,,,GLEEGG
"Ahh mantap"
Gumamku saat menenggak jamu itu yg terasa sangat nikmat
"Woiii anjing lhu gak ngajak - ngajak kalau minum"
Teriak Santi dengan setengah berlari kearahku dan dengan cepat menyambar botol yg ku cekik itu namun aku tak kalah cepat dengan menyembunyikan botol itu di belakang tubuhku hingga membuat Santi seperti memelukku karena ingin merebut botol jamu tersebut
"Enak aja mau ngambil - ngambil doping gue, mahal nih baru gue beli tadi"
Jawabku mengejek Santi, dengan santainya si galak mencium bibir aku dengan penuh kelembutan hingga membuat tanganku yg tadinya di belakang tubuhku kini malah pasrah dan hendak memeluk si galak ini
"Asik gue dapet juga nih minuman"
Ucap Santi saat berhasil mengecohku dan mertebut botol yg tadi aku susah payah hindarkan dari si galak Santi
"Ahh curang lhu maen nya"
Ucapku yg sedikit kecewa karena ulah si galak itu.
Ketiga cewek temennya itu masih bengong dengan ulah temennya itu yg dengan cueknya mencium bahkan melumat bibirku hanya untuk setengah botol jamu itu
"San gue lg gak mimpi kan"
Ucap salah satu dari mereka karena merasa yg berusan itu bagai sebuah mimpi,, memang aku sudah tau si Santi itu kalau dia di sekolah itu sangat alim bahkan terkesan cuek sama cowok tapi tadi mereka pasti sangat terkejut dengan temannya itu yg berani berciuman di dpan mereka
"Kenapa wie,,kaget yah kalau gue berani cipokan,, jangan kaget wie nanti lhu bakal tau yg lebih dari ini"
Jawab Santi yg kini membuat ketiga temennya itu semakin bingung akan jawaban yg mereka denger barusan
"Sudah - sudah jangan terlalu di pikirin nanti bang Jambull pasti bakal jelasin noh"
Ucap Santi setelah meminum semua isi jamu dalam botol itu sampai habis
"Bull lhu belum kasih tau ke mereka yah"
Kembali Santi bertanya padaku
"Jelasin apa sih lhu"
Jawabku yg masih kesal akan perbuatannya terhadap dopingku
"Idih sayang masih kesel yah sama bebeib"
Ucap Santi dengan gestur yg dibuat sangat manja
"Cuih bebeib,,, lhu gak pantes dibilang bebeib tapi pantesnya tuh bebek,,, wek,,wek,,wek,,wekk"
Jawabku yg menirukan bebek sedang mengepakkan sayapnya
"Wah ni anak berani ngejek gue lg,, mau gue siksa lg lhu bego"
Geram Santi atas ejekanku yg terlihat mata melotot lucunya itu kembali terlihat
"Hahahahaha lucu bgt deh kalau si jutek lg marah"
Kembali ejekanku pada si Santi yg membuatnya semakin geram dan langsung saja berlari kearahku hendak memakanku bulat - bulat, karna sudah tau bakal begitu, dengan cepat kumenghindar dari sergapannya dengan berlari mengelilingi ketiga cewek temennya itu yg masih heran akan kelakuanku dan terlebih lg temennya si Santi.
Karena merasa lelah si galak akhirnya menghentikan pengejarannya dan dengan santainya mengambil satu botol jamu yg masih terbungkus kantung plastik hitam yg tadi kubawa
GLEEGG,,,GLEEGG,,,GLEEGG,,GLEEGG,,GLEEGG
Waduh gila tuh anak galak satu botol langsung habis di tenggaknya,terlihat temen - temen ceweknya semakin kaget dengan kelakuan temennya itu yg dengan rakusnya menghabiskan sebotol jamu dengan sekali tenggak.
"Udah ahh bull gue cape maen kejar - kejaran sama lhu,, sekarang lhu bilangin saja semua praturan di komunitas kita pada temen gue"
Ucap Santi sembari langsung duduk di kasur lantai serta mengajak temen - temen ceweknya tuk duduk di kasur lantai tersebut, aku pun walau masih ngos - ngosan kini ikut duduk bersama mereka. Saat duduk di depan mereka berempat, Santi dengan enaknya langsung tidur dipahaku dengan melingkarkan tangannya ke pinggangku
"Woii sadar lhu,, ada temen - temen lhu juga"
Kagetku sembari menyadarkan si galak ini supaya tak tidur seenaknya di pahaku
"BERISIK BEGO,, lhu ngobrol aja sama temen gue"
Bentak Santi dengan garangnya membuatku sedikit aneh dengan sikapnya ini.
"Oke sekarang silahkan kalian jelaskan alasan kalian kenapa pengen masuk komunitas kami"
Tanyaku pada mereka bertiga
"Baiklah sebelum kami mulai alangkah baiknya kami memperkenalkan dulu nama kami pada abang"
Ucap salah satu dari mereka
"Saya janes"
Ucap cewek yg berambut sebahu dan tingginya masih dibawahku apalagi si galak Santi
"Jambul"
Balasku
"Saya Dewi"
Ucap cewek berambut sepunggung dan tingginya sama denganku
"Jambul"
Jawabku
"Indri"
Ucap cewek paling pendek dan keliatan sangat pemalu karna dari tadi siang dia cuma senyam senyum doang
"Jambul"
Jawabku
Akhirnya kami sudah saling tau nama dan kenal nama - namanya
"Santi,,,cewek paling cantik sejagad"
Ucap si galak yg tiba - tiba duduk dan meminta untuk berjabat tangan seperti temen - temennya barusan
"Sid vicius"
Jawabku sambil menjabat tangannya si galak itu
"Hahahaha,,,jauh kemana - mana lhu kalau mau di samain sama Sid Vicius,,mimpi kali ye"
Ledek Santi yg kembali ke posisi semula dengan tiduran di pahaku dan melingkarkan tangannya di pinggangku lg bahkan lebih erat dan makin dekat hingga sampai payudara yg semalam aku beri tanda silang itu kini menempel perutku karna posisi dudukku yg bersila dan kepala si galak ini berada pada paha paling jauh darinya dan tak ayal satu payudara nya berada di perut bawahku dan satunya lagi berada di selangkanganku dan rapat pada jecki di balik celana dan cd ku. Bahaya ini si galak,,gimana aku bisa focus pada temen - temennya kalau dalam posisi seperti ini gumamku dalam hati