Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Penghangat Tidur

Ceritanya terlalu tunjep poin. Kenalan... ngamar... esex esex... (ntar tau tau mlendung) :p :Peace:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ceritany seru ada twistnya perang sm kor-ut, keren tp nunggu ekse ibu sonya, lanjut gan......
 
Part 4

Ketika mereka memasuki kota Jakarta, kota dalam keadaan gelap dan sepi. Jerry baru pertama kali melihat Jakarta yang sepi seperti ini. jam ditangannya menunjukkan angka 7. Tidak ada cahaya apa-apa, hanya rembulan yang bisa dijadikan penerang saat ini. Dua insan ini didalam mobil tidak ada bicara sama sekali. Sinyal di ponsel mereka sama-sama mati dan tidak ada satupun dari mereka yang mau menyalakan musik atau bicara untuk mengisi kekosongan suasana. Keduanya sama-sama tegang sambil meneba-nebak apa yang selanjutnya akan terjadi.

Mereka sampai di depan kantor dalam keadaan selamat. Sebuah bangunan ruko 2 lantai yang tidak terlalu besar tapi cukup untuk perusahaan PR (Public Relation) yang baru dirintis setahun lalu oleh Sonya. Mereka berdua lalu turun dari mobil dan berjalan ke samping gedung setelah melihat pintu depan tertutup rapat. Sonya mengetuk pintu samping sambil memanggil siska.

“siskaaa, ini gue Sonya”, panggilnya.

Beberapa saat kemudian pintu terbuka dan Siska langsung memeluk Sonya sambil menangis.

“mbak, aku takut banget mbak”, kata Siska disela-sela tangisnya.

“sudah-sudah, ayo masuk dulu”. Kata suara dari belakang yang berasal dari sosok berkepala plontos yang ternyata Ari.

Setelah mereka masuk, Ari menutup pintunya dan menguncinya lagi.

“jadi bagaimana sekarang?”, tanya Ari kepada Jerry setelah Siska dan Sonya sudah naik ke lantai 2. Disana sudah ada Tyas yang menunggu mereka berdua.

“tenang dulu Ri, gue baru tau berita ini dari internet. Tadi Sonya udah nelpon bokapnya buat jemput dia. Anak buah bokapnya lagi jalan kemari, semoga saja.”, Jelas Jerry kepada Ari. Ari hanya mangut-mangut.

“tapi jika terlalu lama, gue pikir kita harus segera cari tempat berlindung lain karena katanya Kuningan ini hampir dikuasai musuh”.

“terus gimana cerita lo?”, tanya Jerry yang melihat Ari hanya diam saja.

“dan tadi itu Siska sekretaris barunya Sonya?”, tanya Jerry penasaran karena belum pernah bertatap muka secara langsung dengan Siska.

“ iya, bro”, jawab Ari sambil mengusap kepalanya.

“jadi, kami semua melihat kejadiannya di TV, chaos banget, bom di US, Jepang... dan Jakarta pun ikut diserang, beberapa temen kita langsung pulang ke rumah, Laras juga. Jujur, gue sama Tyas tadi mau langsung pulang, Jer. Tapi ngeliat Siska yang panikan gue sama Tyas coba nenangin dia”.

“loh, si Siska kenapa emangnya?”

“dia shock, orang tuanya lagi di New York, dia udah coba ngehubungi mereka tapi gak ada jawaban”

Jerry hanya mangut-mangut mendengar cerita Ari. Memaklumi kepanikan Siska yang mungkin kehilangan orang tuanya.

Ari lalu melanjutkan, “pas dia udah agak tenang, tiba-tiba ada tentara masuk sambil menginstruksikan ke kita untuk tetap berada di kantor dan jangan keluar, gue gak tau pasti ada apa, sesaat setelah tentara itu keluar kita dengar suara baku tembak. Saat itu juga kita langsung nelpon mbak Sonya”

“Tentara itu gak pernah balik lagi, tapi pintu depan udah gue barikade pake meja dan kursi, gue firasat gak enak Jer, dari tadi suasana kota sepi banget”.

Jerry memutar otaknya untuk menafsirkan apa yang sedang terjadi. sepertinya pasukan Korea telah menguasai daerah ini sesuai tweet yang ia baca tadi. Menurutnya, tidak mungkin semua orang meninggalkan kawasan ini secepat itu. pasti masih banyak karyawan lainnya terjebak di gedung-gedung di seberang mereka atau dekat sini, karena ini memang daerah perkantoran.

“yaudah kita keatas dulu sambil diskusi sama tuan Putri”, ajak Jerry.


Jam 9 malam

“kita tetap disini”, tegas Sonya.

“tapi mbak, kita punya mobil, kita bisa cari daerah aman atau berkumpul dengan karyawan dari kantor lain”, Jerry berusaha memberikan pendapatnya karena pasukan ayah Sonya tidak kunjung datang.

“engga, kita harus tetap disini. Pertama, pasukan bokap gue akan kesini dan evakuasi kita, kedua, selanjutnya setelah kita bergabung dengan karyawan lain lalu apa? mereka juga sedang bersembunyi, sama seperti kita”.

“gue dapat informasi tadi dan dari cerita Ari, menurut gue daerah ini udah dikuasai sama musuh. Tinggal waktu aja mereka menyisir bangunan dan menemukan kita disini”.

“no, Jerry. Percaya gue, kalo kita keluar sekarang kita lebih tidak tahu arah. Kita engga tahu dimana tempat yang aman, dimana tempat yang ada musuhnya. Percaya gue, bokap gue akan ngelakuin apa saja buat nyelamatin kita. Sekarang sinyal engga ada, lokasi yang paling bokap gue tahu adalah kita disini. Jadi kita tunggu saja”.

“gue tau tempat yang aman dimana, kalo kita kesana sekarang, sebelum tengah malam kita udah sampe”, Jerry tetap berusaha menyakinkan atasannya.

“too risky, Jer. Terlalu berbahaya”, Tyas ikut berbicara.

“sudah Jer, gue gak mau dengar apa-apa lagi. Keputusannya kita disini sampai kita dievakuasi. Kalo lo gak setuju, lo boleh pergi”. Sonya menyudahi perdebatan ini.

Jerry merasakan amarah bergejolak didalam dirinya setelah mendengar kalimat terakhir dari Sonya. Dia memang atasannya, tapi dalam kondisi seperti ini Jerry sudah tidak peduli lagi dengan hirarki jabatan. Dia menatap Ari, Tyas dan Siska yang masih terlihat ketakutan. Menurut pengamatannya ketiga orang ini lebih memilih berada di kantor dibandingkan berada di jalan. Jerry menghela nafas panjang karena jika dia keluar pun mungkin hanya dia sendiri.

“baik, gue setuju, kita tunggu evakuasinya”. Jerry berhasil menekan amarahnya dalam-dalam hingga tidak keluar malam ini. Mereka pun pasrah menunggu bantuan hingga malam semakin larut.


Jam 12 malam

Jerry terbangun mendengar suara desah nikmat percintaan dari sudut ruang tengah. Ruangan Finance, pikir Jerry. Jerry lalu bangkit dengan rasa penasaran akan siapa orang gila yang berbuat nekat di tengah malam seperti ini. kondisi yang gelap membuatnya sedikit meraba-raba agar tidak jatuh atau tersandung. Jerry dan Ari tidur dibawah sedangkan para wanita tidur di lantai 2. Ari yang tidak ada disampingnya tadi membuatnya menebak ini pasti kegiatannya si Ari. Jerry semakin mendekat pintu ruangan Finance. Suara desahannya semakin terdengar jelas.

“ssshh, ssst, jangan keras-keras suaranya, nanti pada bangun”, terdengar suara Ari mencoba mengingatkan partner bercintanya.

Jerry sudah berada di depan pintu ruangan Finance yang sudah terbuka, seolah mengundang siapa saja untuk bergabung dengan aktivitas liar didalam. Jerry menyelinap masuk, tidak terlihat apa-apa karena gelap. Pelan-pelan Jerry mengambil ponselnya dari dalam saku celana. Jantungnya berdebar-debar penasaran sambil menebak-nebak siapa partner Ari. Mungkinkah Tyas, Siska atau malah Sonya?

Klik, lampu ponselnya menyala dan langsung menerangi ruangan, memperlihatkan dua insan sedang asik beradu kelamin. Ari yang sadar duluan langsung menutup mulut pasangannya menggunakan tangan. Pasangannya ternyata Tyas. Wanita yang dianggap maniac oleh Laras.

“what the f..”, kata Jerry sambil masih menyorotkan sinar dari ponselnya. Kepala plontos Ari yang berkeringat semakin terlihat mengkilau terkena cahaya.

Tyas yang menoleh kaget langsung berteriak, namun suaranya tertahan tangan Ari.

“anjing, ngapain lu berdua?”, pertanyaan yang Jerry sudah tahu jawabannya. Melihat penis Ari yang tertaut di lubang vagina Tyas, bocah pun tahu apa yang sedang mereka lakukan.

Kedua orang itu masih terdiam, tidak tahu mau bilang apa. Perlahan, Jerry menutup pintu dibelakangnya.

“bisa-bisanya lo berdua di keadaan kayak begini”

“lo pacaran berdua?”, tanya Jerry.

Ari menggeleng dan menjawab,”belum, bro”

“kita berdua stress di situasi kayak begini, so, kenapa engga”, terlalu santai, pikir Jerry. Terlalu santai jawaban dari Ari. Jerry lalu memandangi tubuh Tyas yang sudah polos. Janda keturunan Sunda yang memiliki tubuh menggiurkan. Bayangkan saja, dada dan pinggulnya tergolong gede, hal yang tidak dimiliki Sonya. Kulit putih mulus dan jembut tebal diatas vaginanya mempercepat aliran darah Jerry mengumpul di satu tempat. Apalagi malam sebelumnya dia merasakan kentang.

“lo mau join, Jer?” tanya Tyas sambil tersenyum.

Fuck, yeah, kata Jerry dalam hati. Segera dia membuka celana jeansnya dan menurunkan celana dalamnya.

“ gue join bro hehe” kata Jerry.

“haha monggo, kampret lu gue kaget setengah mati tadi. Penis gue jadi lemes lagi”, kata Ari.

Mendengar itu, Tyas langsung mengocok dan mengulum penis milik Ari yang disambut senyuman diwajah Ari.

“buset, binal banget lo tyas”, kata Jerry saat tangan Tyas satunya mengelus-elus penis Jerry.

Tyas hanya mengerling dan tersenyum kepada Jerry.

“Gue harus mulai dari awal lagi deh”, kata-kata terakhir Tyas sebelum hanya desahan dan erangan yang keluar dari mulutnya.

Suasana yang tadi sedikit tegang kini menjadi lebih tegang karena ada dua senjata yang mengacung tinggi dilumuri oleh air liur Tyas. Jerry mengamati wajah Tyas yang sedang mengulum penisnya. Sekilas mirip dengan pemeran Rose di Game of Thrones, hanya saja rambutnya tidak merah seperti Rose. Untuk dada dan pinggul serta ekspresi wajah sudah cukup mirip. Selagi Tyas masih mengulum penis Jerry, Ari mulai memosisikan berada di belakang pinggul Tyas dan menariknya. Membuat kondisi Tyas kini merangkak sambil mulutnya masih mengulum penis Jerry.

“Gue lanjutin yang tadi dulu, bro” jelas Ari sambil memasukkan penisnya perlahan ke vagina Tyas. Erangan Tyas tertahan penis yang juga mulai digerak-gerakkan oleh Jerry.

“lonte ini liar banget bro” kata Ari disela-sela sodokannya.

“minta terus hehe, tiap hari abis pulang kerja, minta dipuasin..”

“nih gue kasi sekarang”, Ari mempercepat gerakannya, tangannya memegang erat pinggul Tyas sambil paha mereka saling beradu. Jerry melepas penisnya dari mulut Tyas dan desahan dari mulutnya pun semakin terdengar.

“gue keluarin sekarang nih, gak perlu gue tahan-tahan lagi hehe. Udah ada Jerry gantiin gue ntar”. Ari semakin intens dan mempercepat gerakannya. Dibungkukkan tubuhnya dan merapatkannya dengan tubuh Tyas. Kedua tubuh mereka seakan-akan menyatu. Kedua tangan Ari pun ikut beraktivitas meremas-remas dada Tyas yang bergoyang. Hampir menggapai puncak, Ari menancapkan penisnya dalam-dalam.

“rasain sperma gue lonte, ahhhh”, teriak Ari pelan sambil bangkit dan memegang pinggul Tyas. Nafas ari sudah ngos-ngosan setelah ledakan yang pertama tadi. Dia langsung jatuh terduduk di lantai.

“masih kuat lo ty?” Jerry mendekat memosisikan dirinya dibelakang Tyas yang masih dalam posisi merangkak. Tyas hanya mengangguk. Dilihatnya lubang Vagina Tyas yang kembang kempis sehabis pertempuran tadi.

“penis gue memang gak segede Ari, tapi gue bisa bikin lo melayang”, Jerry lalu membalikkan tubuhnya Tyas. Sangat indah, pikir Jerry melihat tubuh mulus Tyas dan ekspresi wajahnya yang tersenyum, seolah mengundang untuk dipuaskan. Tangan Tyas lalu diangkat keatas kepalanya agar Jerry bisa melihat sisi samping tubuh Tyas dan menggelitikinya. Tyas hanya tertawa kecil karena kegelian.

Jerry mencium Tyas di bibir, lalu turun ke leher. Tangannya mengusap-usap dada Tyas sambil sesekali memelintir putingnya untuk memerikasa apakah sudah keras atau belum. Setelah sudah keras, diisap dan dijilatnya pelan puting tyas yang mencuat keatas.

“aaah” desah tyas kegelian.

Melihat Tyas yang sudah horny kembali, Jerry meludah tangannya dan mulai memasukkan jarinnya yang basah ke lubang anus Tyas.

“ah” pekik Tyas kaget akibat gerakan jari Jerry di anusnya.

Disusul, “ooohh” ketika Tyas mulai menikmati tusukan Jerry di lubang anusnya. Diputar-putarnya lubang tersebut semakin dalam sambil melihat ekspresi Tyas yang seakan menahan nafas. Wajahnya sangat menikmati dengan tangannya menutup mulut dan satu tangannya lagi menarik-narik putingnya sendiri. Setelah agak terbuka Jerry langsung memasukkan penisnya kedalam lubang Tyas. Tyas yang sepertinya sudah pernah dianal hanya mendesah keenakan menikmati penetrasi Jerry. Tangan Tyas lalu mengusap-usap celah vaginanya seakan-akan penis yang menyumpal di anusnya belum memberikan kenikmatan.

Fuck, gagal gue, pikir Jerry. Tyas ini memang maniac. Tidak cukup satu penis.

Melihat gelagat Jerry dan wajah Tyas yang seperti meminta lebih, Ari datang membantu. Penisnya yang masih lemas didekatkan ke mulut Tyas untuk dibangunkan kembali. Ari lalu berjongkok diatas wajah Tyas sambil tangannya memainkan dada dan vagina wanita binal ini. Tyas sendiri mengisap-isap penis Ari dari bawah, terkadang bolanya pun tidak luput dari jilatan Tyas.

“cuy, gue ada ide” kata Ari disela-sela aktivitasnya.

“sandwich, gue vagina lo anal”

Jerry yang masih menggenjot anal Tyas hanya mengangguk. Dia lalu melepas penisnya. Kegagalannya untuk memuaskan Tyas seorang diri membuatnya merasa gagal. Dia butuh bantuan dari Ari. Ari lalu membalikkan badannya Tyas. Posisinya sekarang Tyas diatas dan Ari dibawah dengan posisi penis menancap di Vagina. Mengerti maksudnya, Jerry lalu merangkak dan menancapkan penisnya di lubang anal Tyas.

“oooh”, teriak Tyas saat merasakan analnya dipenuhi penis Jerry.

Gerakan keluar masuk penis pun dimulai. Secara simultan dua batang ini memberikan stimulasi untuk kedua lubang sang wanita. penis-vagina-penis-anal-penis, gerakan yang berulang-ulang ini membuat Tyas mendapatkan kenikmatan dobel. Nafasnya terus ngos-ngosan karena kedua penis ini tidak membiarkannya berhenti untuk menarik nafas dalam-dalam.

Jerry yang berada dalam posisi setengah merangkak dan membungkuk mulai pegal. Adrenalin dan capek dilutut yang menopang tubuhnya membuatnya mulai bermain kasar dan hilang kendali. Dijambaknya rambut Tyas sambil penisnya masih keluar masuk. Direngutnya wajah tyas dan dilumatnya bibir merah muda milik Tyas. Tyas hanya pasrah membiarkan semuanya terjadi, kenikmatan ini yang bisa membuatnya melayang. Membuatnya terjun ke dimensi lain, lupa, lupa dengan segala hal di dunia ini.

“lo rasain ini sperma gue pecun, lo rasain ini lonte”, kata Jerry saat dia melepas penis dan bergerak menuju wajah Tyas. Dikocoknya sebentar lalu muncratlah spermanya di wajah Tyas. Adrenaline membuat orgasmenya kali ini berbeda dari sebelumnya, rasa capek, waswas, dan kesal karena gagal melebur menjad satu dan lepas semuanya saat spermanya muncrat. Kini dia sudah puas. Wajah lonte ini sudah berlumur sperma, pikirnya.

“woy, anjing bangsat, bisa netes ke gua itu”, teriak Ari panik karena berada tepat dibawah penis Jerry.

Jerry yang limbung habis orgasme hanya tertawa dan terjatuh sambil mencoba meraih tisu. Tyas yang hanya merem juga ikut tertawa membayangkan sperma Jerry masuk atau terkena wajah Ari. Tyas lalu menampung sperma diwajahnya sambil masih tertawa.

“mau gue tumpahin ke lo ni?” goda Tyas kepada Ari yang berada dibawahnya

Jerry segera mengambil tisu dan memberikannya kepada Tyas. Setelah itu, Jerry ambruk.

“gila lo ty, gue sampe KO”, Jerry mengakui kekalahannya.

“haha payah lo Jer, giliran gue sekarang, mau sampai berapa ronde kita sayang? Berapa ronde?”, kata-kata Ari perlahan mulai menghilang di pendengaran Jerry saat dia mulai jatuh tertidur.


Jam 5 pagi

Jerry terbangun mendengar suara derap tentara disebelah jendela ruangan Finance. Suara ketukan di jendela langsung membuka matanya. Jerry perlahan mendekati jendela yang diketuk oleh seseorang tadi.

“Ibu Sonya, ibu Sonya, ini kami, prajurit”.

Mendengar itu, Jerry yang masih belum memakai apa-apa langsung membuka jendela yang untungnya hanya memperlihatkan setengah badannya.

“saya Jerry, mas, temannya mbak Sonya. Mbak Sonya ada diatas”. Kata Jerry.

“baik, tolong bukakan pintunya”

“siap, mas, pintu samping saja”, Jawab Jerry sambil bergegas memakai pakaiannya. Dibangunkannya Ari dan Tyas yang masih tidak pakai baju.

“ri, ty, buruan bangun, buruan woy”, teriak Jerry sambil mengguncang-guncang badan kedua temannya.

“ayo pakai bajunya, bantuan sudah datang”, kata Jerry saat kedua insan tersebut membuka mata.
Mantep ini thread...kaget aja..tiba2 jd perang2an..hehehe
 
Fantasinya makin seru
 
Lanjutin Hu. Antara menghayati dan ikut tegang yg bawah dan mikirin mau di serang Korut tuh mamikota.
 
Awalnya sdh bagus - jadi aneh saja - cerita ngentod dikasih background perang dunia ke-3, Korut menyerbu Jakarta .....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd