Beberapa detik tak ada pergerakan di antara mereka, hanya Thomas yang bereaksi cepat, ia segera menarik celananya lalu berlari ke arah tangga.
Thomas menubruk Bu Ai hingga bu guru termontok itu terdorong. Pak Dadang menangkap lengan anak itu namun malah dirinya tertarik keluar, dan ...
"Heeh...!!"
Gssrraaaak...!
Gubraaak...
Pak Kepsek terjatuh, pintu gudang terbuka lebar terdorong tubuhnya.
"Aaiihhhhh.......!"
Wiwin menjerit melihatnya,
"Dadang ....!" Bu Ai melongo,
"Wkwkwk...." spontan Pak Yanto ngakak namun ia segera menutup mulutnya,
Pak Dadang terjatuh. Nampaknya ia tidak betul memakai celana seragam pnsnya. Hingga benda tumpul yang tadi memuaskan birahi bu guru itu terpampang jelas.
Di pelataran sekolah,
"Hei ....!"
"Aduh...!"
Braaaakkkk...!
"Mamaaah....!"
Seorang ibu muda yang akan menaiki motornya terjatuh saat Thomas berlari dan menyenggolnya hingga hilang keseimbangan.
Seorang anak perempuan yang berdiri di dekatnya menjerit histeris.
Heri berlari menghampiri. Segera dibantunya ibu itu berdiri. Beberapa orang yang masih berada di situ berlarian menghampiri,
"Teu kunanaon bu?" (Ga kenapa-kenapa bu)
"Nyeri ...." si ibu lalu menoleh ke arah Thomas yang sudah melewati gerbang sekolah,"Dasar budak setan siah ...!"(dasar anak setan lo!)
"Udah bu...udah..." Heri menenangkan ibu itu,"Sekarang ibu duduk dulu. Tuh betis itu berdarah ..."
"Aduh eta getihan ..."(aduh itu berdarah( Bi Enok melihat ke arah betis si ibu.
"Bawa ke puskesmas a!" saran orang-orang yang mengerubungi si ibu.
"Tidak usah a ..."
"Eh takut infeksi bu" kata tukang cilok. (cilok = aci dicolok/ditusuk,jajanan sunda)
"Yawdh bawa ke rumah bibi aja ..." kata Bi Enok.
Saat itu Wiwin berlari menghampiri,
"A ningali Thomas?"
"Thomas ...?"
"Geus balik neng si Thomas mah ..." (udah pulang win kalo si Thomas) Bi Enok yang jawab.