Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.
Ok tetap semangat bos. Gak papa kalau belum sempurna, yang penting ide dasarnya udah muantap.
 
"A, wiwin pulang aja deh. Paling si Thomas ke warung ato ke rumah neneknya,"
"Oh.oke teh. Saya sih nurut aj. Terserah tuan putri ...aawwww....!"
Teh Wiwin main cubit lagi,
"Ih si aa mah hereuy wae ...."(ih su aa becanda mulu)
Setelah melewati beberapa belokan di gang kecil Teh Wiwin menunjuk rumah kecil bercat biru berpagar lumayan tinggi.
"Nah di situ a. Aa parkir di gang samping rumah aj, aa mampir dulu yah. Kasian udah jd ojek wiwin,"
Kuarahkan motorku ke gang kecil di samping rumah Teh Wiwin. Sementara Teh Wiwin menuju pintu samping rumah yang berada di gang kecil itu.
"Masuk atuh a. Istirahat dulu,"
Kuikuti Teh Wiwin memasuki rumah. Suasana temaram.
"Aa rehat di sini ya," Teh Wiwin berjalan menuju ruangan di bagian paling depan di dalam rumah itu kemudian membuka tirai jendela lalu ia menuju dapur.
Kuletakkan pantatku di sofa empuk. Ruangan itu hanya berukuran 3 m x 4 m. Cahaya yang masuk dari jendela lumayan menerangi ruangan. Dinding pagar depan rumah lumayan menyulitkan bagi orang di luar pagar untuk melihat ke bagian dalam rumah.
Di dinding ruangan nampak foto Teh Wiwin dan suaminya berbusana adat sunda. Sementara di sisi lainnya terpajang foto-foto bayi dan anak-anak, si Thomas rupanya. Jadi ingat kejadian di sekolahan. Penasaran apa sih yang terjadi di lantai dua sekolah ....
"Ini a minumnya. Maaf ya cuman ada teh tawar. Gulanya habis ..." Teh Wiwin meletakkan gelas berukuran sedang di atas meja setinggi lututku sehingga membuat tubuhnya agak menungging. Celana leggingnya nembungkus ketat bongkahan pantar bundar berukuran besar kenyal sehingga garis celana dalamnya jelas terlihat. Celanaku mulai sempit lagi.
"Gpp teh. Ga perlu pake gula udah manis ..."
"Koq bisa a?"
"Kan wajah teteh aj udah manis ..."
"Iihhh... si aa mah gombaal ..."
Teh Wiwin bergerak hendak mencubit pahaku, namun aku berkelit dengan sedikit memutar badan hingga jarinya nyasar ke bagian depan celanaku.
Tak terhindarkan, terpedo yang terisi aliran darah yang mengalir deras pun tergenggam oleh si teteh geulis,
"Ehh... meuni ageung ..."(eh gede amat) Teh Wiwin melongo memandangku.
Beberapa saat ia menggenggam batang terpedoku dari luar celana hitamku.
Pandangan kami beradu. Sinar di mata kami menyimpan sesuatu yang tertahan yang menggebu.
Kutahan tangan mulusnya saat akan melepaskan genggamannya. Kutekan tangan berjari lentik itu dan kugerakkan perlahan naik turun.
Pandangan mata teh Wiwin kini sayu. Wajah putih mulus nan cantik itu nampak meminta.
Tanpa komando wajah kami makin dekat... makin dekat...
Dadakuberdegup kencang ...
Genggaman tangan teh Wiwin makin kencang hingga tak perlu lagi kutekan.
Kini teh Wiwin bergerak naik turun sepanjang batangku. Bahkan kini ua mulai melakukan remasan.
Deru nafas mojang geulis beranak satu ini semakin memburu. Uap hangat keluar dari mulutnya yang membuka seakan berucap .... serang aku ...
Dan ....
Kutangkap mulut menganga itu oleh mulutku
Kujulurkan lidahku ke dalam mulutnya sambil kuhisap daging bibirnya yang dibalas oleh teh Wiwin dengan membelit lidahku menggunakan lidahnya.
Air liur kami menyatu. Kuhisap lidah dan bibirnya. Teh Wiwin membalas dengan hisapan yang lebih ganas.
Kuraih bokong jumbo kenyal teh Wiwin. Kuremas dengan kedua telapak tanganku...
Annjiingng ......! Ga cukup! Bujur teh Wiwin terlalu besar!
Tangan putihnya makin kencang meremas batangku. Tangan satunya lagi melingkar di leherku.
"Sssshhhh......"
"Cccpppoo...ookkkk....!"
Semakin kuat kuhisap lidah dan mulutnya maka semakin ganas hisapannya.
Hingga torpedoku makin bengkak,
"Anjing...! Gede pisan ieu kontooll ..."(anjing besar banget ni kontol)
Cepat tangan teh Wiwin beraksi hingga kini batang kontolku yang bengkak lolos dari sangkarnya.
Dengan nafsu yang seakan lepas dari kerangkengnya makin liar kuremas bongkahan pantat montok kenyalnya.
Kaki panjang teh Wiwin naik ke pinggangku, pahanya membuka. Kini kedua tangan perempuan yang dibakar birahi ini melingkari leherku. Hisapannya makin brutal. Air liurku disedot bagai super jet pump.
Teh Wiwin mendorong memajukan selangkangannya hingga gundukan empuk di bagian depan celana dalamnya menekan kontol kebanggaanku.
Walau tertutup celana, syaraf-syaraf di seluruh bagian kontol berdiameter 7 cm milikku dapat merasakan gundukan empuk di dalam cangcut (cd) teh Wiwin mulai panas.
Dan kini teh Wiwin menggesekkan gundukan itu.... menekan... menggesek... makin lama gesekannya makin cepat, kadang berputar,
Dan semakin kuremas bongkahan pantat montoknya semakin kuat gesekannya ,
Tangan teh Wiwin bergerak turun dengan cepat, menuju sabuk di celanaku. Hingga melorotlah celanaku.
Lengan halusnya menggenggam batangku dan meremasnya penuh nafsu.
Kuselipkan tanganku ke dalam legging tipisnya, kuremas bongkahan pantat mulusnya di dalam legging,
"Aaaahhhhh.... aa ..... ssshhh..."
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd