Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Percintaan dengan Pacarku Amoy singkawang - I

ayanokouji

Semprot Kecil
Daftar
31 Dec 2011
Post
84
Like diterima
35
Bimabet
Perkenalkan, sebut saja namaku Ryan umurku 23 tahun saat cerita ini terjadi. Aku keturunan cina dan diberkahi dengan wajah yang lumayan serta karena rajin kulatih, tubuhku lumayan atletis.

Kisah ini adalah kisah nyata yang terjadi antara aku dan kekasihku.

Saat ini aku berpacaran dengan seorang gadis yang sangat kusayangi, sebut saja namanya Acing, dia berumur empat tahun lebih muda dariku, dan masih kuliah. Kisah kami dimulai waktu aku sekantor dengannya, dan mulai jadian setelah aku berhenti dari kantor itu.
Hubungan kami sudah berjalan kurang lebih empat bulan.

Kami sudah berciuman, namun belum beranjak ke hal yang lebih jauh lagi. Meskipun begitu, tubuh Acing sangat menggiurkan, dan karena aku adalah cowoknya pertahanan diri Acing padaku sangat lemah. Beberapa kali aku diberikan tontonan payudara indahnya yang terbungkus oleh Beha setengah cup yang kurasa berukuran sekitar cup B atau C, entahlah, aku tidak begitu ahli dalam hal itu. Hal itu terjadi beberapa kali, seperti ketika dia menunduk di hadapanku, atau ketika ia mengenakan kaos atau baju berleher lebar dan berdiri disebelahku, sehingga memberikan aku akses tontonan yang begitu segar.

Ketika memasuki bulan keempat hubungan kami, pertahanan Acing yang lemah itu menjadi semakin parah.

Waktu itu, pertamakalinya aku diberikan ijin untuk datang ke kostnya. Setelah berbincang sejenak, suasana diantara kami menjadi semakin panas, dan kamipun berciuman sambil berpelukan.

Saat memeluk Acing, aku merasakan sesuatu yang keras menempel di dadaku… ternyata gadis cantik pacarku ini tidak mengenakan apapun dibalik kaos longgar yang dia kenakan. Ketika kaos longgar yang ia pakai tersingkap sedikit, aku melihat puting yang berwarna merah muda sekilas dibalik kaosnya itu.

Hari itu kami hanya berciuman sampai puas dan terengah-engah, dan kencan kami di kosnya berakhir sampai disitu, meskipun begitu, bayangan puting berwarna merah muda itu tidak bisa lepas dari pikiranku. Setiap aku berkencan dengan Acing dan melihat dada yang dibungkus oleh Branya, aku selalu membayangkan puting merah muda dibaliknya itu.

Tak lama, tibalah libur lebaran. Aku bersyukur Acing tidak pulang ke Singkawang, tanah kelahirannya karena tiket yang sangat mahal, sehingga ia memutuskan untuk pulang saat imlek. Dan karena itu, aku diundang kembali ke kosnya.

Seperti biasa, kami berciuman dengan panas. Hari itu Acing kembali tidak mengenakan apapun dibalik kaosnya, dan diperparah dengan jenis kaos tanpa lengan, sehingga sisi payudaranya selalu mengintip dan menggodaku.

“Plakk..plakk..plakk..” seiring lidah kami saling bertautan dan menghisap satu sama lain, pandanganku tidak lepas dari payudara Acing yang bergoyang-goyang dengan liar karena gerakan badan kami. Aku kesulitan melihat puting yang sangat kuidamkan itu, karena kaos yang selalu menghalangi tepat ketika puting merah muda itu hampir terlihat.

Akhirnya aku tidak tahan lagi, dan nekat menggerakkan tanganku ke balik kaos Acing.

“Ahhh…” desah Acing tertahan ketika tanganku meremas gundukan lembut dadanya.

Ia menghentikan ciumannya dan menatap kearah tanganku yang sedang meremas payudaranya, kemudian menatapku.

“Tidak boleh kah?” tanyaku, Acing tidak menjawab, namun ia memegang satu tanganku yang bebas dan menyusupkannya ke payudaranya yang lain.

Aku meremas-remas buah dadanya yang terasa sangat lembut, sampai akhirnya menemukan benda yang kuidam-idamkan…
Puting Acing terasa keras ketika tersentuh oleh jariku. “MMffft…” gadis itu sedikit tersentak dan menggigit bibir bawahnya saat aku mulai mengelus kedua putingnya dengan jariku.

Aku memainkan putingnya dan meremas-remas dadanya selama beberapa saat, sebelum akhirnya aku merasa tidak tahan lagi dan ingin melihat buah dadanya secara utuh..

Kuhentikan remasan-remasanku, Acing menatapku heran, “Sayang, buka kaosnya ya..” bisikku.

Acing mengangguk dan menuntun tanganku ke pinggiran kaosnya. Kemudian membantuku untuk meloloskan kaosnya dari kepalanya.
Didepanku terpampang sepasang payudara yang bulat dan kencang, dengan puting berwarna merah muda terang dengan wilayah areola yang cukup besar.

Namun, ujung puting Acing sedikit berbeda dengan yang pernah kulihat di video-video bokep. Ujung yang seharusnya mencuat, hanya berupa lekukan kearah dalam.

“Puting kamu….aneh sayang..?” tanyaku heran.

“Jangan dilihat ko…” jawab Acing

“Tapi..” aku mengelus puting yang berwarna merah muda itu, dan merasakan ujung puting yang berupa lekukan itu “Mana ujung puting kamu sayang?”

“Gak keluar ko..memang masuk kedalam..” jawab Acing, aku melihat mukanya memerah, kedua tangannya kini berusaha menutup buah dadanya “Dada aku aneh ya…jelek?” katanya sedih.

“Gak jelek sayang.. Cuma sedikit beda aja.. biasanya kan keluar putingnya..” jawabku, sambil menyingkirkan kedua tangannya “Tapi tetap saja indah sayang..aku tetap suka..”

“Koko lebih suka yang puting normal?” tanyanya lagi.

“Aku suka dada kamu sayang..” jawabku lembut sembari kedua tanganku meremas payudaranya.

“Ahh…ahh..” seru Acing ketika aku mulai meremas dan memainkan kembali kedua buah dadanya. “Ahh..ko…ko…” serunya.

“Apa sayang?” jawabku ditengah-tengah permainan tanganku.

“Ahhh..kalau…ahh…kalau dihisap…bisa..keluar putingnya…” jawab Acing dengan susah payah.

Mendengar kata itu, aku mendekatkan mukaku pada buah dadanya, aku menjilat lembut ujung putingnya “mmfff…ahh…” lenguhan tertahan mulai keluar dari bibir Acing.

Aku mulai mencaplok sisa putingnya dengan mulutku, dan menjilati ujungnya dengan lidahku, “Ouhhh..ko…enak..geli..” erang Acing.
Kemudian aku mulai memberikan hisapan lembut pada puting yang tenggelam itu, kemudian sedikit demi sedikit memperkuat hisapan-hisapanku sementara Acing mengejang-ngejang setiap kali aku melakukan gerakan menyedot putingnya itu.

Aku merasakan sensasi keras dan kenyal pada ujung lidahku, sesuatu yang perlahan-lahan menyembul dari ujung puting Acing yang kuhisap-hisap.

Aku berhenti untuk melihat ujung puting yang sekarang sudah keluar dengan sempurna, bentuknya sangat indah dan menggiurkan..
Aku memegang ujung puting yang baru keluar itu, terasa lembut dan kenyal. “Ahhhhh!!” teriak Acing kaget, yang diikuti dengan kejang-kejang dengan punggung yang melengkung.

“Hahhh/…hahh… aku orgasme koko..” katanya sambil terengah-engah “Aku sensitif sekali dibagian situ… karena biasanya gak keluar Ko..”
“Enak sayang?” tanyaku menggoda. Yang dijawab dengan anggukan malu-malu oleh gadis itu.

Aku melanjutkan seranganku ke buah dadanya yang satu lagi, mulai menghisap-hisap putingnya yang bersembunyi hingga menyembul dengan indahnya.

Namun, kali ini Acing tidak hanya tinggal diam, dia balas menyerang dengan memegang penisku yang memang sudah sedari tadi menegang dibalik celanaku.

Ketika ia menyentuh penisku, seluruh badanku terasa bagaikan dialiri listrik beserta kenikmatan yang menjalar diselangkanganku. “Ahh!” seruku kaget ketika gadis itu dengan berani memasukkan tangannya dibalik celanaku dan memegang penisku langsung dengan tangannya yang mungil.

Acing meremas penisku dengan kuat dan membuat seluruh badanku terasa lemas, kemudian dengan sedikit kesulitan, membuka celanaku dan memelorotkannya hingga penisku yang sudah keluar dari celana dalamku terekspos dengan jelas.
“Wow….besar banget ternyata Ko..” decak Acing.

“Kamu belum pernah liat sayang?” tanyaku.

“Pernah.. dulu punya papa pas masih kecil… tapi punya koko ini gede banget… kayak terong Bangkok” godanya.
Sebelum sempat aku menjawab godaannya, Acing mulai mengocok lembut penisku sambil memainkan kedua buah pelirku, rasanya bagaikan melayang dengan penuh kenikmatan.

“Kamu kok udah jago, Sayang?” tanyaku heran.

“Aku… liat dari film bokep ko..” jawabnya malu-malu.

“Jadi, kamu belum pernah beneran?” tanyaku

“Belum..Acing takut.. katanya sakit..” jawabnya.

“Jadi kamu gak mau ML?” tanyaku, jelas sedikit kecewa. Acing melihat kekecewaan yang tergambar dimukaku, aku melihat sedikit perasaan bersalah tergambar dimukanya, namun dia menjawab pelan “Jangan sekarang Ko..aku belum siap” jawabnya.

Aku merasa kecewa dengan jawaban itu, namun aku sangat menyayangi gadis ini sehingga tidak tega untuk memaksanya lebih lanjut.
Kekecewaan itu sepertinya mempengaruhi penisku yang langsung melemas.

“Yahh kok jadi lemas burungnya?” ujar Acing kecewa dan penuh tanya.

“Loh? Kata kamu gak mau ML?” jawabku

“Yahhh… memang gak sampai ML sih.. tapi..” jawabnya dengan malu-malu “Gak langsung selesai sampai sini juga ko..” bisiknya.

Kemudian ia berdiri, dengan gerakan meliuk-liuk dan sangat seksi, ia memelorotkan celana pendek yang ia kenakan, ternyata Acing juga tidak memakai celana dalam dibalik celana pendeknya.

Kemaluannya berupa garis seperti kemaluan gadis kecil dan tidak sehelaipun bulu berada di kemaluannya itu.

“Aku.... Cuma koko yang pernah liat aku begini ko..” bisiknya malu.

Kemudian ia melangkah mendekati aku, sehingga vaginanya yang tertutup rapat berada tepat di hadapanku. Aku mencium bau harum dan bau yang sangat merangsang dari selangkangan yang tercukur bersih itu.

“Ko…” bisik Acing yang membuatku tersentak dari pandanganku yang melihat Vagina Acing dengan terbengong-bengong “Jangan diliatin aja..”

“Eh? Aah… tapi koko boleh ngapain aja?” tanyaku dengan bingung “Nanti kamu gak perawan lagi dong?”

Acing menunduk dan mengecup bibirku dengan lembut “Dijilat gak bakalan jebol koko sayang” kemudian ia kembali berdiri tegak dan menyodorkan vaginanya dengan lipatan yang tembam itu kepadaku.

Aku melihat bahwa vaginanya sudah sangat basah, air dari vaginanya meleleh di paha dalamnya. Aku mulai meraih pantat gadis itu dan menekankan vaginanya ke mukaku.

Aroma vagina yang khas namun wangi memenuhi indra penciumanku. Perlahan-lahan, aku mulai menciumi belahan vagina milik gadis itu.
“Ughh…ouhh.. geli ko..” erang Acing.

Aku menjulurkan lidahku dan menjilati lipatan vagina yang sangat basah, air vaginanya membasahi bibirku dan merangsangku hingga maksimal. Lenguhan-lenguhan mulai keluar tanpa tertahan dari bibir Acing, akupun mulai menghisap-hisap vagina yang sangat menggiurkan itu dengan lahap.

Acing menghentikanku sejenak, kemudian mengangkangkan kakinya dengan menempatkan salah satunya keatas meja, hingga vagina yang tertutup rapat itu terlihat sedikit membuka, memperlihatkan lipatan berwarna pink kemerahan dan sangat basah didalamnya.
“Ko..jilatin yang ini” bisik Acing sambil membuka lipatan vaginanya dengan kedua jari, dan menariknya keatas, sehingga klitorisnya yang besar terlihat dengan jelas.

Serta merta aku menghisap klitoris yang terpampang jelas itu, menggigitnya lembut dan menjilatinya dengan lidahku, kenikmatan yang amat sangat tergambarkan dari teriakan-teriakan Acing yang berupa erangan kenikmatan.

Selang beberapa detik kemudian Acing dengan susah payah menjauhkan wajahku dari vaginanya, “Ko…ko…sebentar…” katanya sambil berusaha menjauhkan wajahku, namun lidah dan bibirku semakin liat memainkan vagina Acing, aku menggesekkan gigi atasku ke klitorisnya sembari lidahku masuk keantara belahan vaginanya. “Ko..please.. berenti..Ahhh…ko!!”

Teriakan Acing akhirnya menghentikan seranganku, Acing menurunkan kakinya dan terduduk “Aku gak kuat berdiri lagi… hahh..hahh” ucapnya terengah-engah.

“Udah selesai sayang?” tanyaku.

Acing tersenyum nakal dan menggeleng “Gak, kali ini kita sama-sama enak, jangan aku sendiri aja” katanya.

Kemudian ia menarikku dan menjatuhkan aku di ranjangnya.

Gadis itu duduk diatasku, mengecupku ringan sebelum memutar badannya membelakangiku.

Ia menaikkan pantatnya mengangkangiku tepat di atas wajahku. Aku belum pernah disuguhi pemandangan yang begitu memabukkan, pantat gadis itu yang bulat dan sekal, ditambah dengan vagina berwarna pink yang membuka bagaikan kelopak bunga, sangat basah dan dengan bau yang menggiurkan.

Aku merasakan Acing mulai menggenggam dan mengocok pelan penisku, tak lama kemudian aku merasakan sensasi hangat dan lembut yang menyelimuti penisku, disertai dengan perasaan bagaikan disedot oleh sesuatu yang basah dan nikmat.

Acing sedang memberiku blow job, terkadang giginya mengenai penisku dan membuatnya sedikit sakit, menandakan masih pemulanya dia, namun secara keseluruhan, kenikmatan dari hisaman dan kulumannya betul-betul membuat pinggangku lemas.

Aku menarik pantatnya yang mengangkang dan membuatnya terduduk tepat di wajahku, dengan vagina berada pada mulutku yang langsung melumatnya tanpa ampun.

Aku menggigiti lembut bibir vaginanya dan menjilat lembut lubang kencingnya, aku merasakan Acing sedikit gemetar ketika lidahku menyapu lubang kencingnya dan berlanjut ke klitorisnya yang saat ini sudah sangat membengkak kemerahan.

Aku membenamkan hidungku pada lubang intimnya yang masih perawan dan menggesek-gesekkan wajahku pada vagina gadis itu, sementara ia mengulumku dengan semakin ganas.

Sampai akhirnya aku merasakan gejolak pada penisku, tanpa tertahankan air maniku menyemprot keluar, bersamaan dengan semprotan air yang keluar dari vagina Acing membasahi seluruh wajahku. Orgasme kami yang begitu hebat dan bersamaan membuat tubuh kami berdua lemas.

Aku dan gadisku itu akhirnya tertidur pulas tanpa pakaian dengan mendekap erat antara satu sama lain, kami sama-sama sudah mencapai kenikmatan yang tiada tara saat ini..

Dan ini baru saja permulaan, akan banyak pengalaman kami yang akan kami lalui setelah ini…
 
koko ini orang yg sama dari akun sebelah ga yaa yg horor itu :v
lagi nyari forum" nya koko ;v
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd