Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perjalanan Seorang Akhwat

Status
Please reply by conversation.
tinggal semalam lagi..

aziza bakal on air.....

harap tenang...dan..mempersiapkan diri....
 
Hari ini di jadwalkan aziza akan manggung...

tolong penonton bersabar ....

beri ruang untuk yg di belakang....
 
Harap bersabar yang menanti updatean ..

Hari masih panjang cerita terbayang bayang ..

Longgarkan ikat pinggang agar crot di luar ..
 
Oke Om, sesuai janji saya, lage 13 saya update

Pov Dewi

Aku terbangun dari tidurku dalam keadaan tubuh yang kelelahan dan telanjang bulat. Tak terasa air mataku jatuh membasahi kedua pipiku, sungguh aku tidak menyangka Pak Pramono yang sangat kuhormati dengan tega menodai diriku.

Sejenak aku terbayang dengan wajah Suamiku, oh Tuhan... aku sangat merindukan Suamiku. Sungguh aku merasa sangat berdosa karena telah mengkhianati cintanya. Mungkinkah ia akan memaafkan kesalahan atas khilafku.

Aku menyeka air mataku yang terus mengalir deras membasahi kedua pipiku.

"Sudah bangun Nak!" Sapanya seraya tersenyum.

Aku memalingkan wajahku. "....." Sungguh hatiku sakit mengingat kejadian semalam, di mana ia dengan leluasa melampiaskan birahi syetannya terhadap diriku.

"Mandilah... habis itu kamu sarapan." Suruhnya.

Lalu kulihat ia melangkah keluar dari dalam kamar, membuat tangisku kembali pecah. Oh Tuhan... aku sudah kotor... aku bukan lagi wanita baik-baik.

Aku memukulkan tanganku di atas tempat tidurku dengan amat kesal.

Setelah tangisku reda aku segera menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh kotorku, tapi entah kenapa aku merasa air hangat itu tak mampu membersihkan tubuhku dari noda kotor yang menempel di tubuhku.

Selesai mandi aku mencari pakaianku, tapi yang kutemukan hanya jilbab lebarku saja. Karena tidak menemukan pakaianku, akhirnya kuputuskan hanya mengenakan jilbab saja untuk menutupi tubuhku. Untunglah jilbab milikku ini sangat lebar dan panjang hingga menutupi sebatas pahaku.

Kulihat di atas meja ada nasi goreng yang sepertinya di siapkan oleh Pak Pramono, walaupun aku sangat marah kepadanya, tapi aku tetap menyantap sarapan ku agar aku memiliki sedikit tenaga.

"Sudah selesai makannya." Tiba-tiba Pak Pramono kembali masuk kedalam kamar.

"Astagfirullah..." Buru-buru aku menyembunyikan kakiku.

"Ckckckckck... Bapak Sudah melihat tubuh telanjangmu, untuk apa kamu sembunyikan lagi." Katanya, lalu berjalan menghampiri diriku.

"Anda sangat jahat." Umpatku kesal.

Benar apa yang ia katakan, semalam ia tidak hanya melihat tubuh telanjangku, tapi ia juga sudah menodai tubuhku. Aah...

Tanpa mengatakan apapun ia mengambil sebuah remote, lalu menekan tombol play. Dan pada saat bersamaan tv besar yang ada di hadapanku menyela, menampakan gambar diriku yang sedang di setubuhi Pak Pramono dengan berbagai gaya. Rasanya aku tidak percaya kalau wanita itu adalah diriku.

Aku mendekap mulutku sembari menggelengkan kepalaku, berusaha untuk tidak mempercayai apa yang sedang kulihat saat ini.

"Tidak mungkin..." Tolakku.

"Ini kamu yang sebenarnya Dewi... gadis alim yang penuh gairah." Bisiknya, kemudian dia merangkul pundak ku dengan sangat erat.

Aku berusaha menepisnya, tapi ia menahan rangkulannya. "Kamu pasti tidak ingin Mas Furqonmu itu melihat video inikan? Bapak tidak yakin Masmu bisa menerima kenyataan kalau Istrinya sudah melakukan zina." Bisik Pak Pramono membuat tubuhku gemetaran.

"Ba... Bapak mau apa..." Tanyaku.

"Turuti semua perintah ku." Ujarnya, lalu dia menyingkap jilbab lebarku, dan kemudian tangannya menyusup ke balik jilbabku, aku menggelengkan kepalaku.

Kurasakan tangannya meremas payudaraku dengan lembut, bermain dengan putting payudaraku yang berada di balik jilbabku.

Kemudian ia mulai mencumbuku, menciumiku dengan ganas, membuatku mulai terbakar birahi.

"Nikmatin sayang... Bapak tau, kamu kesepian." Bisiknya.

Kupejamkan mataku berusaha bertahan dari rangsangan yang ia berikan. "Cukup... Ahkk... saya sudah bersuami Pak..." Pintaku kepadanya, tapi ia mengabaikan penolakanku kepada dirinya.

Sedetik kemudian bibir kami bertemu, dan seiring dengan waktu aku mulai membalas lumatannya. "Hmmppss..." Ciumannya membuatku semakin bergairah.

Sementara tangannya terus merangsang payudaraku, meremas dan memilih puttingku, dengan perlahan dia merebahkan tubuhku di atas tempat tidur, lalu dia menyingkap jilbab lebarku hingga vagina dan sepasang payudaraku terekspose di hadapannya.

"Ooh Tuhaaan..."

Aku tersentak kaget ketika ia menghisap payudaraku secara bergantian, memainkan puttingku dengan ujung lidahnya, sesekali ia juga menghisap puttingku.

Lama kelamaan aku semakin hanyut akan buaian sahwat yang ia berikan kepadaku. "Ssssttt... Auuww... Aahkk... Paak... Eehkk... Aahkk...." Aku mendesah tak karuan menikmati sentuhannya.

Sembari bermain dengan kedua payudaraku, tangannya turun menuju bibir kemaluanku. Dia membelai bibir vaginanya hingga vaginaku mulai basah. Kemudian kurasakan jarinya menusuk vaginaku dengan lembut, membuatku tersentak merasakannya.

"Aaahkk...." Erangku panjang.

Harus kuakui ia sangat berpengalaman dalam urusan ranjang, berbeda dengan Suamiku yang suka main hajar tanpa melakukan pemanasan terlebih dahulu, sehingga aku mulai menyukai caranya memperlakukanku.

Bahkan aku membuka kakiku ketika ciumannya turun menuju bukit kecilku.

Wajahnya kini tepat berada di depan vaginaku, membuatku merasa malu karena ia dapat melihat jelas bibir vagina ku. "Jangan di lihat Pak... saya malu." Desahku, karena aku sangat terangsang.

"Memekmu indah sekali Nak." Pujinya, sembari membelai rambut kemaluan ku. "Sayang sekali Mas Furqonmu tidak bisa melihat memekmu." Lanjutnya, membuat jantungku berdetak saat ia menyebut nama Suamiku yang amat aku cintai.

Astaga...
Kenapa dengan diriku, kenapa aku suka mendengar nama Mas Furqon di sebut olehnya.

Lamunan ku buyar ketika kurasakan lidahnya mulai menyapu bibir vagina ku, menari-nari, menggelitik clitorisku dengan lidahnya. "Aahkk... Pak... Saya tidak tahaan... Oughk..." Desahku, aku menjepit kepalanya dengan kedua pahaku.

Sementara Pak Pramono semakin intens menjilati vaginanya, mengorek liang vaginaku.

Kujambak rambutnya yang mulai memutih. "Pak... Dewi pipis Pak... Aahkk...." Erangku panjang ketika squirt itu datang kepada diriku.

Tubuhku tersentak-sentak merasakan nikmat yang amat sangat kurasakan saat ini. Dengan nafas tersengal-sengal aku menatap sayu kearah dirinya yang sedang tersenyum kepada diriku.

Kemudian dia menanggalkan pakaiannya, hingga telanjang bulat, memamerkan penisnya yang gemuk dan berurat di hadapanku. Ukurannya ternyata memang lebih besar di bandingkan milik Suamiku yang tidak sebanding dengan miliknya.

Dia mendekati wajahku, menyodorkan penisnya di depan wajahku. "Hisap Nak..." Suruhnya kepadaku.

Aku dapat mencium aroma penisnya yang pekat, sangat tidak enak tapi menggairahkan. "Ja... jangan Pak, saya belum pernah." Kataku jujur apa adanya.

"Kamu pasti menyukainya, cobalah..." Pintanya.

Walaupun aku ragu, tapi akhirnya aku menuruti permintaannya. Aku menyentuh penisnya, lalu kubuka mulutku, dan kumasukan benda haram itu kedalam mulutku untuk pertama kalinya di dalam hidupku.

Dan parahnya aku melakukan itu terhadap penis pria lain yang di haramkan untukku.

"Wa... ternyata kamu sangat hebat, sayang sekali Suamimu belum pernah merasakan mulutmu." Katanya, membuatku malu mendengarnya.

Kubuka mataku sembari menatapnya, sementara mulutku yang penuh bergerak maju mundur. "Gloookss... Aahkk... Gloookss... Aahkkk... Gloooks..." Aku sangat menikmati penis pria tua itu.

Dia membenarkan jilbabku yang agak berantakan. "Kamu seksi sekali sayang... Suamimu pasti sangat terangsang melihatmu seperti ini?" Katanya lagi memujiku, dan anehnya setiap ucapannya membuatku makin bergairah.

Cukup lama aku menghisap penisnya, hingga akhirnya ia memintaku berhenti. Lalu ia berbaring di atas tempat tidur, sementara aku di mintanya naik keatas pangkuannya.

Dia menginginkan permainan woman on top, sebuah posisi yang belum pernah kulakukan bersama Suamiku, dan aku meladeni permintaan anehnya itu, aku mengangkangi penisnya. "Cukup Pak..." Sedikit harga diriku memintaku untuk menolaknya.

"Ayolah... Suamimu tidak akan tau kalau Istrinya saat ini sedang melacur." Katanya, membuatku merasa sangat sedih terhadap diriku sendiri.

Kubayangkan apa yang akan terjadi kalau seandainya Suamiku mendapatkan video tersebut, sehingga aku memiliki alasan untuk melanjutkan perzinahanku dengan dosen pembimbing ku.

Ya.... aku melakukan semua ini demi kelancaran kuliahku dan keutuhan rumah tanggaku.

Ku arahkan penisnya di lobang vagina ku, lalu kuturunkan pinggulku. "Blesss..." Dengan perlahan penisnya masuk kedalam vaginaku yang telah basah setelah di rangsang oleh Pak Pramono barusan.

Sejenak aku mendiamkan penisnya di dalam vaginaku yang terasa penuh. Lalu dengan perlahan setelah vaginaku terbiasa dengan penisnya, aku mulai menggoyangkan naik turun pingglku diatas penisnya. "Aaahkk..." Penisnya terasa begitu nikmat.

Aku semakin mempercepat tempo goyanganku seakan aku lupa kalau saat ini aku sedang menunggangi penis pria lain. "Ploookkss... Ploookkds... Ploookss..." Terdengar jelas suara benturan kelamin kami berdua.

"Pak... Dewi mau pipis..."

"Keluarin Nak... nikmatin kontol Bapak di memekmu sayang..." Katanya menyemangatiku.

Aku semakin cepat menggerakkan pinggulnku naik turun, mencoba menggapai klimaksku dengan cepat, hingga akhirnya aku kembali orgasme. "Oughhkk... Dewi keluar Pak." Erangku panjang.

Seeeeeeeeeeeeeerrrrr.....

Tubuhku lemas dan jatuh di atas pelukannya, kemudian kurasakan belaian tangannya di kepalaku.

"Enak kan sayang?" Tanyanya.

Aku memilih diam, karena sejujurnya aku malu untuk mengakuinya kalau aku sangat menikmati perzinahan antara aku dan dia.

Cukup lama aku berbaring diatas tubuhnya, menikmati sisa-sisa orgasmeku.

"Masih mau lanjut Nak?" Tawarnya.

Aku menggigit bibir bawahnya, lalu tanpa sadar aku menganggukkan kepalaku. "I... iya Pak." Jawabku lemah, dan menerima kekalahan ku.

"Jangan khawatir, Suamimu tidak akan tau." Balasnya.

Lalu pagi itu kami kembali berlayar di lautan birahi yang tak ada ujungnya. Tidak terhitung berapa kali ia berhasil membuatku orgasme, sementara ia hanya ejakulasi satu kali saja di atas perutku.


-----------

"Mbak... Mbak Dewi!"

Aku tersadar dari lamunan ku ketika ada lambaian tangan di depan wajahku. Astagfirullah... sejenak aku teringat kejadian beberapa bulan yang lalu, yang merubah hidupku menjadi seperti ini.

Kulihat Aziza menatapku dengan penuh keheranan, membuatku buru-buru merubah mimik wajahku.

"Mbak nangis?" Deg... ucapannya membuatku tersentak.

Buru-buru aku mengusap air mataku. "Gak kok Za, ini Mbak kelilipan kayaknya." Jelasku kepadanya, aku berharap dia percaya.

"Oh gitu...." Katanya mengangguk. "Mbak tadi kenapa manggil Ziza?" Tanyanya, membuatku teringat akan perintah Pak Pramono.

"Mbak mau minta tolong." Kataku cepat.

"Minta tolong apa Mbak?" Tanyanya, jujur sebenarnya aku tidak tega membohongi dirinya, tidak bisa kubayangkan seandainya Ziza tau keadaanku saat ini.

Maafkan Mbak Ziza...

"Kamu bisa gak beliin Pak Pramono rokok?" Kataku, sungguh aku merasa sangat keterlaluan.

"Astagfirullah Mbak..." Kagetnya.

"Maaf ya Ziza, soalnya Mbak gak enak kalau membiarkan Pak Pramono beli rokok sendiri, apa lagi ini sudah malam." Aku sangat berharap Ziza mau mengerti, karena aku sudah tidak tau bagaimana cara mengusir Ziza dari rumah ini walaupun hanya beberapa menit.

Kulihat Ziza tampak serba salah, dan aku mengerti kenapa ia kebingungan.

Sebagai seorang Ahwat, tentu saja Ziza merasa risih membeli rokok. Apa nanti yang akan di katakan orang kalau mereka melihat seorang gadis mengenakan pakaian Syar'i membeli sebungkus rokok.

Walaupun aku merasa kasihan, tapi aku tidak punya pilihan lain, hanya cara ini yang ada di pikiranku saat ini, dan berharap Ziza mau melakukannya.

"Iya deh Mbak." Jawab Ziza.

Aku dapat sedikit bernafas lega. "Terimakasih ya Ziza... Hmmp... kamu bisa beli di tempat yang agak jauh biar gak ada orang yang kenal sama kamu." Kataku memberi solusi kepada dirinya.

"Iya Mbak... kalau gitu aku pergi dulu ya Mbak." Pamit Ziza kepadaku.

"Iya... hati-hati di jalan." Kataku kepadanya.

Saat Ziza melewati Pak Pramono, aku sempat melihat tatapan jalang Pak Pramono kearah lekukan pantat Ziza yang menggoda.

Jangankan beliau, akupun sebagai seorang wanita terkadang merasa gemas dengan pantatnya.

----------

Selepas kepergian Ziza Pak Pramono tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menikmati tubuhku. Dia memelukku dengan erat sembari meremas pantatku, sembari menciumi sekujur wajahku hingga wajahku bermandikan air liurnya, sungguh sangat menjijikan.

Dia melumat bibirku dengan rakus, menghisap bibirku, lalu memasukan lidahnya kedalam mulutku.

Dengan perlahan dia mulai menanggalkan gamisku hingga jatuh kelantai, menyisakan tanktop dan celana panjang yang biasa digunakan sebagai dalaman.

"Kamu cantik sekali Nak." Bisiknya.

Kugigit bibirku menahan gairah yang kurasakan. "Ce... cepat Pak, nanti Ziza pulang." Kataku getir, menahan amarah dan sedih di dalam hatiku.

"Hahahaha... sepertinya Nak Ziza sudah tidak sabar ingin merasakan kontolku." Ledeknya, membuat wajahku memerah panas mendengarnya.

Kupalingkan wajahku dari tatapannya, aku sangat muak melihatnya, sebagai seorang wanita Soleha tentu aku merasa sangat terhina dengan ucapannya barusan, tapi aku bisa berbuat apa untuk menolaknya.

Yang kupikirkan saat ini adalah secepat mungkin menyelesaikan permainan gila ini.

"Astagfirullah Pak..." Kecamku penuh emosi.

"Jangan sok alim... saya tau, kamu sangat suka dengan kontol saya." Katanya, dia membelai wajahku dan mengangkat dahulu. "Lakukan tugasmu dengan baik, setelah itu saya akan pergi." Katanya, mengintimidasiku, membuatku merasa sangat lemah.

Aku segera menanggalkan tanktop yang kukenakan berikut dengan bra yang melingkar di dadaku. Lalu kuturunkan celana legingku.

Kini aku hanya mengenakan jilbab lebar syar'i dan celana dalam berenda berwarna merah muda, di padu dengan kaos kaki panjang yang membalut kedua kaki mulusku. Penampilanku saat ini layaknya seperti seorang pelacur murahan, tapi aku masih mengenakan jilbab.

Pelacur? Ah... miris sekali rasanya, dulu aku sering mencemooh mereka, karena mencari uang dengan cara yang haram. Tapi sekarang? Ha-ha-ha...

Aku berjongkok di hadapannya, lalu kubuka celananya dengannya perlahan hingga penisnya keluar menampar wajah cantikku. Dengan tangan kananku aku membelai penisnya, lalu kubuka mulutkku dan kumasukan benda haram itu kedalam mulutku.

Aku menggerakkan kepalaku maju mundur, menghisap kontolnya, sesuatu yang tak pernah kulakukan kepada Suamiku sendiri.

Sluuppss... Sluuupp... Sluuuppss....

"Aduh Nak... seponganmu enak sekali, Bapak rasanya tidak akan pernah bosan di kulum olehmu." Pujinya yang terdengar seperti sebuah hinaan untukku.

Puaaah...
Aku melepas kulumanku setelah kurasa penisnya kini telah bermandikan air liurku.

Kemudian dia memintaku menungging, kedua tanganku bertumpu di atas meja, lalu dengan perlahan-lahan dia menarik lepas celana dalam ku, sedikit demi sedikit ia menurunkan celana dalamku.

"Memekmu sudah basah sekali ya Nak." Dia membelai vaginaku dari belakang.

"Ahkkk..." Desahku lembut.

Kurasakan sapuan lidahnya di bibir vaginaku, naik turun mengikuti belahan bibir vagina ku. Sesekali ia menusukan ujung lidahnya kedalam bibir vagina ku. Tubuhku menggelinjang menikmati sentuhan lidahnya.

Sementara jarinya ikut menjamah vaginaku, membelai vaginaku, membuatku menggelinjang tak tahan.

"Aahkk... Aahkk..."

Aku mencengkram erat sofa milikku, hingga akhirnya tubuhku menegang seiring dengan orgasme yang kudapatkan "Crrtttt... Crrrrtt... Crrrrtt..." Pantatku tersentak-sentak sanking nikmatnya.

Plaaak...
Dia menampar pantatku sembari terkekeh senang setelah berhasil membuatku orgasme.

"Gimana Nak Dewi? Ha-ha-ha..."

"Cepat Pak... nanti Ziza datang!" Kataku memohon kepada dirinya.

"Cepat mau kemana Nak Dewi?" Godanya.

Aku tau cara ampuh membuat bandot tua ini agar segera menyetubuhiku. "Ma... masukan Pak... masukan penis Bapak di vagina Dewi..." Pintaku.

"Bapak tidak mengerti Nak, apa itu penis, vagina..."

"Kontol Pak... kontol... masukan kontol Bapak ke memek Dewi Pak... Dewi sudah tidak tahan." Kataku, dengan suara yang dibuat manja.

Sungguh sangat memalukan bagiku, sebagai seorang ahkwat seharusnya aku bisa menjaga mulutku. Tapi mau bagaimana lagi, aku tidak punya pilihan lain agar ia cepat menyelesaikan permainan gila ini, aku merasa khawatir kalau nanti Ziza tiba-tiba pulang kerumah, bisa gawat kalau ia melihatku dalam keadaan telanjang seperti ini bersama seorang pria tua yang menjijikan seperti Pak Pramono.

Diriku yang selama ini di matanya adalah panutan yang baik, malah melakukan zina dengan seorang pria yang bukan muhrimku.

"Baiklah Nak Dewi kalau itu yang kamu minta." Katanya, lalu ia berdiri memposisikan penisnya di depan bibir vaginaku.

Kemudian kurasakan kepala penisnya mulai menyeruak masuk kedalam vaginaku. "Bleeess..." Dengan satu dorongan penisnya amblas di dalam vagina ku. Lalu dengan gerakan perlahan ia mulai memompa vagina ku dengan penisnya.

Aku ikut memaju mundurkan pantatku, menyambut penisnya di dalam vaginaku. "Ploookss... Ploookkss... Plooookss..." Semakin lama kocokannya semakin cepat, membuat kakiku terasa lemas.

Harus kuakui permainan Pak Pramono memang jauh lebih baik di bandingkan Suamiku. Dia sangat pintar mengatur tempo permainannya.

Walaupun aku seorang ahkwat yang sangat alim, tapi sebagai wanita aku mengaku kalah darinya, dalam hitungan menit aku kembali mendapatkan orgasmeku. "Crrrtttss... Crrrtttss..." Tubuhku terasa lemas setelah mengalami squirt.

Kemudian Pak Pramono merebahkanku dengan posisi misionaris, ia berlutut di hadapanku sembari mengarahkan penisnya di vaginaku. "Aahkk..." Aku mendesah nikmat ketika penisnya kembali mengaduk vaginaku.

Ploookkss... Plooookss... Ploookkss...

Dia semakin cepat menyodok vaginaku, hingga aku kembali bergairah. "Pak... Aahkkk..." Erangku kembali ketika orgasme itu kembali datang.

"Bapak juga mau keluar Nak." Ceracaunya.

Dia buru-buru menarik penisnya, dan mengarahkan penisnya yang hitam kewajahku.

Kupejamkan mataku ketika semburan lahar panasnya menerpa wajahku, sebagian spermanya juga ikut menodai jilbab syar'iku. "Oohkk..." Erangnya puas setelah menumpahkan isi di dalam kantung penisnya.

-------------
Mantapzz jyragan
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd