Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perjalanan Seorang Akhwat

Status
Please reply by conversation.
Tolong Indeks nyaa diperbaiki lg
Mohon jangan terlantarkan reader yg setia menunggu cerita ini jangan ada kentang php dan lain sebagainya , jangan seperti akhwat akhwat rusak sebelumnya yg pergi tanpa jejak dan menyisakan kentang serta harapan yg mendalam , keep writing and COLI SO HARD !!!
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Sory baru baca...
Saya juga kerja gan, cari uang buat makan juga...
Di sela2 kesibukan, saya tetap nulis juga kok, tpi gak bisa maksimal karena sibuk.
Tidak ada maksud mau php, tpi mau gimana lagi, keadaan tidak mendukung, saya kan gak pernah kasi janji pasti, saya selalu bilang kemungkinan selesai 2-3 hari lagi.
Tapi sya tidak Blang 2-3 hari lagi pasti selesai.
Gak tau kalau Om mau gaji saya... stiap haripun saya bisa update.

Ini saya up, crtanya belum selesai n belum di edit, jadi jangan protes klu tulisannya masih gak beraturan.

Saya gak tau kapan bisa melanjutkan cerita saya.

Cukup lama aku memandangi tubuhku di balik cermin, diriku yang selama ini selalu memakai pakaian syar'i yang longgar, kini aku memakai pakaian cukup ketat. Walaupun jilbab lebar tetap menghiasi kepalaku, tapi pakaian yang kukenakan tidak mencerminkan diriku sebagai seorang ahkwat.

Ada perasaan malu melihat diriku yang ada di cermin, tapi harus kuakui adrinalinku terpacu. Aku merasa menjadi diriku sendiri saat ini.

Kugigit bibirku, memandangi bagian dadaku yang hanya di tutupi sweater membuat payudaraku menyembul keluar, sedikit saja jilbabku tersingkap, maka belahan payudaraku akan terlihat. Tak bisa kubayangkan, seandainya saja orang tau kalau di balik sweater yang kukenakan aku tak memakai dalaman, bisa-bisa mereka akan mengira kalau aku sakit jiwa.

Atau... mereka akan menganggapku sebagai bidadari surga yang di turunkan untuk mereka.

Kurasa mereka tak akan menganggap ku gila, melainkan mereka akan menganggap ku sebagai bidadari yang harus di Kagumi.

Oh Tuhan....

"Sssttt..." Aku mendesis lembut, rasanya di bawah sana ada sesuatu yang mengalir.

Gila kamu Ziza...
Bagaimana mungkin seorang ahkwat seperti kamu tidak memakai bra. Apa kamu sengaja ingin memamerkan auratmu di hadapan pria hidung belang? Kamu bangga payudaramu terlihat? Kamu bangga di Kagumi pria hidung belang? Istighfar Ziza.

Tidak... tidak... tidak...
Kamu bukan wanita murahan yang relah begitu saja membiarkan auratmu terlihat, kamu sudah berusaha menutupinya dengan berbagai cara.

Tapi bagaimana kalau seandainya auratmu terlihat Ziza? Dan mereka menikmatinya?

Itu... itu... itu... rejeki mereka... iya... itu rejeki mereka, yang penting kamu tidak berniat mempertontonkan auratmu kepada pria hidung belang.

Rejeki katamu?
Aziza... Aziza... Aziza... Aziza... kamu begitu naif, aurat yang kamu pertontonkan akan membawa Mala petaka bagi mereka, bukan rejeki...

Itu urusan mereka... ya... itu dosa mereka sendiri, bukan salah kamu Aziza... mereka yang tak bisa menahan nafsu lah yang bersalah.

Tapi itu karena kamu....

Tidak... ini bukan salah kamu...

Aaaaaarrrttt....

Perang batin kurasakan di hatiku, di sisi lain hatiku menolak untuk keluar rumah dengan pakaian seperti ini, tapi di sisi lain, tubuhku menginginkanku untuk keluar, merasakan sensasi yang selama ini selalu menghantui ku. Entah kenapa, sekali saja aku ingin semua orang mengakuiku sebagai wanita dewasa.

Toh... aku tidak telanjang, aku masih berpakaian, selama aku bisa menjaga letak jilbabku, maka tak akan ada yang bisa melihat auratku.

"Benar... aku tidak telanjang." Bisikku.

Di luar sana masih banyak wanita yang lebih liar dariku, pakaian yang kukenakan cukup sopan, walaupun tidak bisa di bilang sopan.

Dengan satu tarikan nafas, aku menyakinkan diriku kalau semuanya akan baik-baik saja.

Tapi baru saja aku melangkahkan satu kakiku, langkahku langsung terhenti ketika melihat paha mulus ku mendadak terekspose bebas. Oh Tuhan... baru kusadari ternyata rok hitam yang kukenakan terdapat belahan panjang di samping paha kananku.

"Astagfirullah... gimana ini?" Gumamku.

Tenang Aziza... itu hanya belahan kecil, mereka tidak akan menyadarinya. Iya benar...

Cletak.... cletak.... kreaaak....
Kubuka pintu rumahku, dan kulihat malam ini bulan begitu terang, sepertinya tidak akan turun hujan mengingat malam ini begitu cerah.

Aku duduk disebuah kursi, hendak mengenakan sepatuku. Tapi tiba-tiba aku merasakan desiran aneh di dalam diriku, karena saat aku duduk belahan rok hitam yang kukenakan terekspose jelas, menampakan paha mulus ku yang terlihat bagaikan cahaya di tengah kegelapan malam.

"As... As... Assalamualaikum." Terdengar suara gugup di dekatku.

Buru-buru aku mengangkat kepalaku, dan kulihat seorang pria sedang berdiri di depanku.

Aku mengerjapkan mataku, menatap pria paruh baya yang sedang melihatku gugup. Kuperhatikan jakunnya naik turun, sementara nafasnya tampak tersengal-sengal, seakan ia sedang melihat hantu.

Deg...

Astagfirullah...
Sejenak aku tersadar kalau mata tuanya sedang memandangi paha mulusku yang terekspose.

Sadar kearah mana mata tua itu memandang, membuatku malah memalingkan mukaku, seakan akulah yang menjadi pelakunya yang baru saja kepergok berbuat asusila... duh Ziza... kamu itu korban.

"Waalaikum salam Pak." Jawabku gugup.

Kulihat raut wajahnya yang tadi tegang, kini berubah ceria, ia tersenyum mesum kearah. "Mau kemana Non Aziza? Rapi banget." Tanya Pak RT kepadaku.

Oh Pak... Ini bukan rapi, tapi ini seksi Pak... Ihkk... Pak RT matanya di jaga dong.

Aku meremas jemariku diatas panguanku, sumpah aku merasa sangat malu ketika matanya terus memandangi pahaku yang terbuka, apa lagi aku tak mengenakan leging seperti biasanya.

"Mau pergi aja Pak." Jawabku gugup

"Ooh gitu..." Katanya mangguk mangguk.

Aku berusaha tersenyum ramah. "Iya Pak Rt, hmm... ada apa ya Pak?" Tanyaku lembut.

"Biasa Non, urusan administrasi." Jawabnya. "Bapak boleh minta air gak? Tenggorakan Bapak rasanya kering." Pinta Pak RT.

"Iya Pak, saya ambilkan." Jawabku.

Aku segera berdiri dan kembali masuk kedalam rumahku, aku berjalan perlahan menuju ke dapur agar belahan rokku tidak terekspose seperti tadi, walaupun sebenarnya sudah terlambat.

Masih teringat jelas, bagaimana tatapan nanarnya memandangi auratku, paha mulus ku, yang seharusnya hanya boleh di lihat Suamiku kelak.

Ziza... Ziza... Ziza...
Kamu senangkan mempertontonkan auratmu? Karena keteledoranmu, malam ini kamu membuat Pak RT melakukan perbuatan dosa.

"Suara itu lagi." Gumamku lirih.

Rasanya aku sangat menyesal, karena tanpa sengaja aku membiarkan Pak RT melakukan zina mata.

Aziza...

"Eh..."

Kamu tidak salah... itu bukan mau kamu, kamu tidak sengaja mempertontonkan paha mulusmu kepada Pak RT, mungkin itu memang rejekinya.

Tidak sengaja?
Kami yakin kalau itu tidak sengaja? Lalu kenapa kamu tidak menutup auratmu ketika kamu sadar?

"I... itu... karena...."

Aziza gadis yang baik... kalau ia segera menutup auratnya, bagaimana dengan perasaan Pak RT? Tentu Pak RT akan merasa sangat malu karena ketahuan sedang mengintip paha seorang ahkwat. Aziza... kamu tidak sekejam itu untuk mempermalukan orang tua.

"Memang benar... itu alasannya." Kataku getir.

Entahlah, aku sendiri tidak mengerti apa yang terjadi kepada diriku saat ini.

Aku merasa kehilangan jati diriku yang dulu, Aziza yang terkenal tegas dan tanpa kompromi, tapi akhir-akhir ini aku malah sering berkompromi dengan kesalahan yang telah kubuat sendiri.

Buru-buru aku membuat segelas teh hangat dua gelas, kemudian aku membawanya kembali ke depan. Sesampainya di depan, alangkah kagetnya aku melihat Pak RT yang sedang duduk di sofa ruang tamu ku, seingatku aku tak mengizinkan dia masuk kedalam rumahku, mengingat aku sendirian di rumah ini.

Usiiir....

Aziza... kamu tega mengusir pria tua dari rumahmu, mungkin ia merasa tak nyaman duduk di luar.

Usir Ziza, ingat dia bukan muhrimmu, bagaimana kalau dia berniat jahat kepadamu? Dan apa kata orang nanti Ziza, kalau mereka melihat kamu berdua dengannya dalam satu ruangan tertutup.

Lucu... sungguh lucu...

Dia Pak RT Aziza, sudah sewajarnya seorang Rt mendatangi rumah warganya, itu artinya dia perduli dengan warganya.

"Silakan di minum Pak." Tawarku seramah mungkin.

Kemudian aku ikut duduk di sofa, aku memilih posisi duduk bersebrangan dengannya, untuk mencegah fitnah kalau seandainya saja ada yang melihat Pak RT berada di dalam rumahku.

Dengan sangat hati-hati, aku duduk di depannya, mencegah belahan rokku kembali mengekspose paha mulusku.

"Terimakasih ya Nak Ziza." Katanya, ia mengambil gelas minumannya. "Hmmm... enak sekali tehnya, manisnya pas... Bapak gak nyangka, selain cantik kamu juga pintar membuat teh manis." Dia memujiku.

Deg... Deg... Deg...
Jantungku berdetak cepat, entah kenapa aku merasa malu di puji oleh Pak RT.

Pak RT berlebihan, masak gara-gara bikin teh aku di bilang cantik, apa aku secantik itu? Ah... Pak RT pasti hanya basa basi, aku tidak secantik itu, bikinan teh juga biasa saja. Tapi... tapi kenapa tatapannya begitu.

"Te... terimakasih Pak." Jawabku gugup

"Terimakasih untuk apa Non? Bapak ngomong apa adanya! Non Aziza itu anaknya sopan dan baik, gak heran kalau Non Aziza sangat cantik, secantik hatinya..." Lanjut Pak RT, matanya jelalatan memandangi payudaraku.

Oh Tuhan...
Kenapa ia memandangi dadaku, apa ada yang aneh dengan payudaraku?

Aku menggigit bibirku, entah kenapa aku merasa tersanjung atas pujian Pak RT yang terdengar begitu jujur dan tulus apa adanya. Ternyata seperti ini rasanya di puji, wajar saja kalau banyak wanita di luar saja senang mendapat pujian.

"Ba... bapak, terlalu berlebihan." Kataku, entah kenapa aku jadi gemetaran, kakiku terus bergerak membuka dan menutup, alhasil belahan rokku kembali terbuka menampakan paha mulus ku. "Masih banyak kok Pak, yang lebih cantik dari Ziza." Kataku malu, sembari menundukkan wajahku.

Dia beranjak dari tempat duduknya, lalu tiba-tiba ia duduk di sampingku. "Bapak gak berlebihan kok." Ujarnya, entah kenapa aku semakin tegang berada dekat dengannya.

"Hmm..." Aku berdehem menghilangkan grogi.

"Kamu itu cantik sekali, dan seksi." Bisiknya, kurasakan suara gemetar.

Oh Tuhan....
Pak RT bilang aku seksi? Selama ini aku tidak pernah menonjolkan bentuk tubuhku, tapi dengan pakaian tertutup ini dia bilang aku seksi.

Aku di buatnya semakin gugup, dan sanking gugupnya aku menyibak jilbabku ke belakang, entak kenapa aku merasa sangat gerah, sehingga aku tidak sadar kalau saat ini belahan payudaraku terekspose, mengundang birahi pria cabul yang ada di sampingku.

"Seksi dari mana, badan kecil kayak gini.." Elakku.

Gleeek...
Aku mendengar ia menelan air liurnya, apa mungkin ia sangat mengagumiku.

"Kamu itu ibaratkan pohon mangga yang ada di depan di rumah. Kecil batangannya, tapi buahnya besar-besar."







Sesampainya di dapur aku diam sejenak, mengingat kejadian barusan.
 
Gan santai aja buatnya, ane sbg penikmat setia menunggu hasil karya agan terus. Semangat gan.
 
Sory baru baca...
Saya juga kerja gan, cari uang buat makan juga...
Di sela2 kesibukan, saya tetap nulis juga kok, tpi gak bisa maksimal karena sibuk.
Tidak ada maksud mau php, tpi mau gimana lagi, keadaan tidak mendukung, saya kan gak pernah kasi janji pasti, saya selalu bilang kemungkinan selesai 2-3 hari lagi.
Tapi sya tidak Blang 2-3 hari lagi pasti selesai.
Gak tau kalau Om mau gaji saya... stiap haripun saya bisa update.

Ini saya up, crtanya belum selesai n belum di edit, jadi jangan protes klu tulisannya masih gak beraturan.

Saya gak tau kapan bisa melanjutkan cerita saya.

Sipp suhu...bagaimanapun RL lebih penting
 
suhu alvin...please jgn marah...

cerita yg dibikin spt ini pun sdh spt meneteskan air di padang gurun...

tolong suhuuuu...jgn marah....
 
suhu alvin... pleaseeeee jgn dipotong..bagian yg paling seru ...aziza dan pa RT... terusannya manaaaaaa.....??
 
Pa Praaaam dataanglaaah ... Ziza SOS yeuh sama Pa RT ..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Membuat cerita akhwat cobaannya memang berat, hu. Ya PK, ya kritik, ya kentang, dll. Susah, ane sadar itu susah. Banyak penulis cerbung akhwat mandek di tengah jalan. Tapi apakah suhu harus menjadi salah satu dari mereka? Ane percaya suhu konsisten kok. Pliiisss.. Tetap lanjut walaupun badai begitu terasa berat.
 
Bimabet
Tetap pertahankan alur ceritanya suhu,,,
Biarkan ziza tetap perawan dan perang batin untuk eksib.
Kalo langsung di jebol bakal hambar rasanya. Akhwat gak perawan yg suka eksib sudah terlalu mainstream suhu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd