Kelahiran Safira
Mulustrasi Safira
Afifah berada di atasku dengan rambut hitamnya terurai dalam kondisi telanjang, sedang naik turun dalam posisi wot. Penisku yang menegang menerobos liang senggamanya.
Clok clok clok, terdengar pertemuan dua kelamin kami memenuhi ruangan. Fifa telungkup memelukku, menciumku dengan panas. Tubuh bagian bawah fifah ditekan-tekan ke bawah, diputar sampai aku mendesah keenakan.
Ahhhh enak sayang. Desahku.
Afifah tersenyum, menatapku. Cup, fifah mengecupku lagi. Lalu kembali kita saling lumat.
Brak, pintu kita didobrak. Aku dan afifah kaget lalu buru-buru memakai pakaian kami kembali. Afifah sudah memakai baju hitam lengan panjang dengan rok panjang berwarna putih tulang. Sekarang rambutnya tergerai.
Afifah buru-buru keluar kamar untuk melihat siapa yang mendobrak pintu rumah malam-malam. Karena aku kurang sigap, dua orang yang memakai topeng itu menyergap afifah sampai afifah pingsan memakai obat bius.
Aku pun juga disekap dengan tangan sampai aku tidak sadarkan diri.
Mataku masih berkunang-kunang, orang-orang di sekitarku memakai baju putih-putih seperti seorang dokter.
Afifah ditelentangkan, kucoba menggerakkan badanku. Badanku susah digerakkan.
Lalu kurasakan ada tangan yang menepuk pundakku.
Tenang pak, ini demi kelangsungan kemanusiaan.
Kepala afifah dibedah, darah mengucur. Mereka mengimplan chips ke dalam otak afifah.
Apa yang mereka lakukan. Mereka sudah kurang ajar. Memperlakukan manusia tanpa etika.
Lalu tiba-tiba mataku kembali berkunang-kunang dan aku kembali tertidur.
Ada tangan yang menepuk pundakku lagi. Kucoba membuka mata, ternyata afifah. Sekarang badanku bisa digerakkan. Afifah mengajakku kabur dari ruangan ini. Ternyata setelah aku tanyakan afifah bukanlah proyek pemerintah melainkan proyek kapitalis silicon valley yang ingin membuat gebrakan revolusioner dengan menciptakan neuralink. Afifahlah yang menjadi obyek percobaan pertamakali setelah sebelumnya memakai simpanse untuk percobaan.
Kita berlari melewati lorong-lorong. Semua ruangan hanya bisa dibuka melalui password tertentu. Tentu saja kita kebingungan karena pintu besi itu tidak mungkin bisa dibuka.
Afifah matanya terpejam, pintu itu tiba-tiba terbuka. Sekarang otak afifah sudah mirip sistem operasi yang terhubung ke internet. Dan selalu online setiap saat.
Puluhan orang datang mendekati kami, mengejar kami. Sampai aku tertembak, tersungkur. Dan inilah akhir riwayatku.
Kugenggam tangan afifah.
POV afifah
Aku menjerit, menangis sekencang-kencangnya. Abi yang membesarkanku, merawatku hingga dewasa. Dan satu-satunya ayah yang aku ketahui meninggal bersimbah darah.
Mataku panas karena tangisku. Aku marah, rasanya ingin kuhancurkan dunia ini.
Saat aku keluar dari gedung terkutuk itu. Kucoba kukacaukan jadwal penerbangan dari seluruh dunia.
Drone milik militer dari seluruh dunia aku kendalikan untuk menyerang negara lain yang menjadi rival dalam geopolitik.
Drone cina aku kendalikan untuk menyerang taiwan. Rudal Korut aku kendalikan untuk menyerang jepang. Dan rudal rusia aku kendalikan untuk menyerang wasington.
Perang dunia sudah aku sulut, aku lari setelah aku menjadi buronan negara-negara di dunia.
Dan aku ubah namaku menjadi safira. Dengan kecerdasanku aku ciptakan mesin waktu agar aku bisa bertemu abiku kembali. Aku mencintaimu abi, aku merindukanmu.
TAMAT
Chapter terakhir.