POV RINA
Aku masih belum bisa memutuskan untuk tinggal dimana, apa aku harus kembali tinggal disini bersama yudi? atau kembali ke kampung bersama ibu?
Memang keduanya memiliki dampak tersendiri, jika aku dipaksakan tinggal lagi disini, aku sudah tidak terlalu menyukai yudi dan bosan dengan sofatnya yang tidak dapat tegas dalam mengambil keputusan, namun jika aku bertahan dikampung bersama ibu bisa bahaya juga karena pak kades pasti akan berbuat sesuatu padaku. Ah bingung rasanya
" gimana dong a "
" kamu mau ninggalin aa ya " katanya dengan nada rapuh
" makanya aa jangan nakal terus "
" enggak kok "
" hmmm " ya aku juga menyadari bahwa kelakuanku sama saja, bahkan ia tidak tahu bahwa ferdi sudah pernah "bertarung" denganku
" hehehe sayang " ia memelukku bersama yunita dengan erat
" hmmmmmm "
" kenapa? "
" hehehe enggak "
Aku belum bisa bercerita sekarang, mungkin masih butuh waktu agar ia siap mendengarnya
" bobo udah malem " ia mengusap pipiku
" iya a "
Kutatap wajahnya, kasihan ia sudah beberapa kali dibodohi wanita. Kenapa ia masih tetap mencintaiku ya? apa yunita yang selalu menjadi pertimbangan? maafin rina a
Hingga tengah malam pun aku masih sulit memejamkan mata, aku memutuskan membuat sedikit makanan, berharap aku segera mengantuk namun sepertinya sama saja. Mungkin karena terlalu banyak fikiran juga
" sayang " suara yudi dibelakangku
" aa bangun? "
ia memelukku dan menciumi leherku
" nih ada yang bangun hehe " ia menggesekkan kontolnya dibelahan pantatku
" ih aa nakal "
" hmmmhhhhh ngaceng sayang "
tangannya mulai meremas payudaraku dengan lembut, membuat tubuhku lemas dan bergetar seketika akibat rangsangan pada putingku
" sshhh ahhhh aa mmhhh "
" kamu jangan nakal ya hmmm " ia menjilati telingaku
" heeh sshhh ahhh "
aku tidak mau kalah, langsung kuremas selangkangannya dan membukanya perlahan
" sepong sayang sshhh "
seketika aku berjongkok dan langsung mengulum kontolnya
" hmmm hmmmm mmm "
" ahhh sshh sayang sshhh "
" keras banget ih "
" hehe sshhhh enak ya "
Sungguh berbeda rasanya tidak seperti biasa, aku sangat menikmati ini
" jangan disini a "
" gapapa sshhh "
" hmmhhh aa ahhh "
Aku tidak dapat menolaknya karena walau bagaimanapun kami tetap sepasang suami istri yang sah secara agama dan negara.
" lagi gamau ya " ia mulai menghentikannya dan memelukku erat
" hmm gimana ya "
" bosen bukan "
" bukan gitu juga sih " kataku, hingga akhirnya kami kembali ke kamar dan beristirahat
" besok kita jalan jalan yu, udah lama " ajaknya
" terakhir pas kita ke pameran itu ya "
" pas mergokin neng " katanya datar, seketika mood ku juga menjadi kurang bagus
" hmmmmm "
Entah kenapa dorongan untuk berhubungan badan seketika menghilang, mungkin sudah waktunya kami menjalani hidup dengan normal, karena dalam sebuah bahtera rumah tangga sex bukan tujuan utama.
Pagi itu cuaca sangat mendukung sekali, cerah namun tidak panas juga, cocok untuk berlibur sejenak
" sayang hayu berangkat "
yudi memanggil kami yang baru selesai berdandan
" mana mobilnya "
" ya didepan atuh "
" hehe iya a "
Kami memutuskan untuk berlibur sejenak dari rutinitas, menghabiskan waktu bersama keluarga kecil kami
" kebun juga dihandle dulu sama mang kosim " jelasnya
" ohh iya a "
Sudah lama sejak terakhir kami menghabiskan waktu berdua di hotel dekat pameran waktu itu, saat itu status kami belum menikah dan hanya sebatas hubungan pacaran saja.
" sekarang udah ada yunita ya a "
" udah gede lagi hehe " katanya
" iya hehehe "
kutatap wajah polosnya, selintas seperti ada wajah yudi. Syukurlah ternyata ini memang anak kami, bukan seperti apa yang selama ini aku khawatirkan akibat ulah pak indra.
Padahal aku sangat sangat khawatir jika itu terjadi.
" kalo pak indra indra itu kemana "
baru saja aku memikirkan hal itu dia sudah langsung bertanya, apa ia dapat merasakannya?
" gatau deh a, lagian gak penting "
" hmmm iya iya "
" udah gatau kemana, kelaut kali "
" ah kamu bisa aja, dulu kayak keenakan gitu sama dia " ia mulai memancingku
" jangan mulai deh a "
" hahaha iya iyaa " moodku mulai memburuk akibat ulahnya.
Akhir akhir ini kurasa emosiku sulit dikontrol, aku terkena syndrome apa ya
" mau kemana a kita jadinya "
" pengen ke tempat sejuk sih "
" padahal ke perkebunan dirumah rina aja a hehe "
" masa iya harus kesana hahaha "
Perjalanan lumayan memakan waktu karena harus sedikit ke pelosok, kami sampai desebuah hutan kecil yang sepertinya sudah menjadi tempat pariwisata
" kita gak bawa tendanya a "
" sewa bisa kayaknya disini "
setelah memarkir mobil kami mulai berjalan masuk, banyak sekali tenda tenda disana
" udah lama banget gak camping gini "
" terakhir pas sekolah ya pasti "
" iya haha "
Seketika aku jadi ingat waktu zaman sekolah didesa dulu, kesucianku telah direnggut oleh mantan pacarku yang katanya akan bertanggung jawab, tapi nyatanya dia malah melarikan diri, cih!
" hey ngelamun "
" ehh iya a hehe "
Kami memilih lokasi yang agak diatas jadi udaranya sedikit dingin, aku memeluk yunita agar tetap hangat selagi yudi menyusun tenda untuk kami
" disini aja bener? " tanyanya
" iya boleh a, gapapa " kataku
" tapi si dede kedinginan gak ya "
" hmmm gatau deh, khawatir juga sih "
" agak kebawah aja atuh ya, jadi deket sama yang lain juga " sarannya
" iya a gitu aja "
" kasian nanti sakit "
" hehehe iya a "
Kami kembali membenahi barang dan turun mencari tempat yang agak rendah dan berdekatan dengan tenda lain, kebetulan juga ada yang baru selesai berkemah jadi tempatnya kosong. Ditengah pula hahaha memang kalau sudah rezeki gak akan kemana
" enak nih ditengah yang lain haha "
" eh iya ya bener haha "
Kami baru menyadari letaknya yang berada ditengah, syukurlah jadi agak ramai dan hangat. Setelah tenda selesai kami kembali keluar dan berjalan menikmati suasana, beberapa ada yang sudah menyalakan api unggun, sungguh suasana yang hangat.
Malam pun tiba dengan suasana romantis, gemerlap bintang, dan udara yang lumayan dingin. Aku terus memeluk yunita agar tidak kedinginan, tak lama sebuah api unggun menyala dan beberapa orang yang berkumpul menghangatkan suasana, beberapa orang menyalakan api, bernyanyi dan bercanda tawa, sungguh menyenangkan rasanya jika bisa mengajak sahabatku kesini
" kenapa? " yudi mengusap pundakku
" enggak kangen rosa sama resti "
" hmmm iya pasti "
" dulu waktu sekolah sering ngumpul gitu kayak mereka " kataku
ia memelukku dari belakang
" hmmm "
Ia malah tertidur sambil memelukku
" kangen aja sih "
" ajak kesini atuh nanti "
" iya a hehe "
aku jadi semakin bingung saja dengan keadaan ini. Langkah apa yang harus aku lakukan? apa kembali melanjutkan hubungan bersama yudi? atau mengakhirinya saja?
Jujur aku tidak mau yunita menjadi korbannya, ibu juga pasti tidak akan menerima itu, bahkan bisa jadi aku tidak akan diterima ibu dikampung. Mungkin aku butuh seseorang untuk mencurahkan isi hatiku