Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.
" neng ada temen cewek nggak hehe " tanya mang asep
" kenapa emang "
" buat diajak maen hehe "
ia malah tersenyum
" yee katanya jangan gitu tadi ke neng bilang "
" hehehe coba kalo ada temen neng "
ia memaksaku untuk memberikan teman wanitaku, kira kira siapa ya
" ada sih ini berdua " terlintas bu desi dan bu rika
" mana atuh mamang pengen liat hehe "
aku menunjukkan fotonya
" lumayan coba deh hehe ajakin kesini "
Entah kenapa aku malah menurut saja, sepertinya ia mulai menggunakan ilmunya untuk membuatku menurut, ia memang memiliki kelebihan seperti itu


" bu desi lagi sibuk nggak "
" enggak neng, kenapa? tumben nelepon "
" bisa kesini enggak bu "
" kapan? sekarang? "
" iya hehehe ada perlu " kataku berpura pura
" paling nanti bentar lagi ya, ibu sekalian mau nganterin pesenan kue "
" wahh ibu jualan kue ya sekarang " aku sengaja membahas topik lain
" hehe iseng aja neng inimah "
" yaudah deh bu, ditunggu ya "
" iyaa "



Setelah bu desi aku mencoba menghubungi bu rika namun tidak aktif, sepertinya ia sedang tidak ingin diganggu. Mang asep tersenyum karena melihatku menurut dan berhasil membujuk bu desi
" hehehe maaf ya neng "
" mamang ih katanya gak gitu lagi "
" yaa wajar atuh neng hehe "
" wajar apa, mau nikah juga ih " kataku
" hehe, kapan kesininya? " ia malah fokus pada tujuannya
" bentar lagi, tapi sendiri mang, yang satu lagi gak aktif "
" biarin gapapa hahaha "
Sudah turun temurun memang ia menjadi seorang yang nakal seperti itu, kadang sesekali aku juga berfikir bahwa aku juga menjadi nakal begini karena gen yang kuat hahaha.
Tapi yang aku salut bahwa senakal apapun tetap tidak sampai incest atau tertarik pada anggota keluarga, bahkan padaku ia tidak sampai berbuat seperti itu karena itu sangat tidak baik.
" katanya gabakal gitu lagi "
" gatau deh neng susah hehe "
" iya sih neng juga sama " kalimat itu terlontar dengan sendirinya
" hahaa tuh kan kamu juga "
" ehh enggak mang aduh "
ia tertawa melihatku yang gelagapan akibat omonganku barusan
" ya wajar sih nyari kepuasan mah " katanya
" gitulah mang pokoknya "
" emang kamu gak ngisi dari suami yang baru itu? "
" iya mang, gatau kenapa "
" ada yang gak rido "
tegasnya dengan tatapan kosong melihatku, aku jadi takut dengan tatapannya. Ia mulai serius berbicara masalah ini
" masa sih "
" mantan suami mungkin? " katanya
" ah masa sih kan masih sering maen sama neng hehehe "
" iya itu bisa jadi dia "
apa benar yudi seperti itu? tapi ya memang ia masih mencintaiku bahkan ia memintaku untuk menikah lagi dan memperbaiki semuanya dari awal.


TOK TOK TOK
" neng " suara bu desi terdengar
" nah itu dateng "
" asiikkk hehehe " ia mengusap selangkangannya, aku hanya tersenyum
" bu desi hehe masuk masuk "
" iya neng hehe, ini nih ibu bawa kue " ia memberiku kotak berisi kue
" oh iya ini paman neng bu " aku memperkenalkan mang asep pada bu desi
" hehe bu "
Baru beberapa detik saja ia sudah menggunakan ilmu pemikatnya
" ini mamang kamu ya neng "
" iya hehe, ditinggal dulu ya "
Aku segera masuk ke kamar karena mang asep sudah memberiku kode untuk segera meninggalkannya berdua. Aku hanya menguping saja dari dinding kamar, sesekali aku mengintip


" ibu jualan kue ya "
" ahh baru baru sih pak iseng hehe "
" hmmm enak bu manis empuk lagi hehe " ia mulai menatap payudara bu desi dan aku sudah bisa merasakan aura hipnotisnya terpancar
" barangkali minat pak hehe "
" kebetulan nanti saya mau nikah, bisa pesen kue nggak hehe "
" wah bisa dong, eciye nikah ya pak "
bu desi sudah dalam pengaruhnya, terlihat jelas wajahnya yang datar tapi pasrah
" nikah itu gimana sih bu hehehe " ia mulai mengeluarkan jurusnya
" ya gitu pak hehe "
Aku hanya bisa menggelengkan kepala melihat mereka yang sudah mulai duduk berdekatan
" kalo kawin apa bedanya bu hihihi "
" ya beda pak hehe malu " bu desi tersipu malu
" masa sih hehe "
" bapak dari tadi liatin susu saya terus " bu desi menyilangkan tangannya
" gede banget abisnya jadi gak fokus bu "
hampir saja aku terkena hipnotisnya, dan mereka sudah semakin berdekatan. Sungguh luar biasa sekali ilmunya, dalam waktu sekejap ia sudah bisa menaklukan wanita
" masa sih pak "
" tuh liat " ia mulai mengusap payudara bu desi
" sshhhh pak geli "
ia tahu bahwa aku sedang mengintip, ia melirikku dan mengisyatatkan bahwa jangan melihatnya
" hehe ngapain itu bu "
tangan bu desi bergerak ke selangkangan mang asep
" yaampun apa ini keras "
" hehehe "
Mereka sudah semakin parah, aku segera merebahkan diri di kasur karena bisa bisa aku terbawa suasana dan terkena pemikatnya, bisa bahaya.


" sshh aahhh enak "
" keras banget ya pak "
" enak banget ngenyotnya bu sshhh "
" gemes tititnya "



Suara itu terus menggangguku, aneh sekali mereka baru saja bertemu tapi bisa sampai kesitu. Apa seampuh itukah pemikat mang asep?
Kaki yang membeku dan jantung yang berdegup kencang membuatku tidak dapat berfikir jernih, ditambah suara - suara desahan mereka. Berusaha sekeras mungkin memejamkan mata namun tetap tidak mau tidur, coba itu bukan mang asep mungkin aku sudah bergabung dengan mereka


PLOK PLOK PLOK
" ahh ah sshh ahhh "
" udah sering diewe ya bu hehe "
" longgar ya pak ssh "
" enak kok hehe sshhhh "
" ahh sshh ahhh "



Berkali kali aku menggulingkan tubuh dan memeluk bantal tetap saja sulit tidur akibat suara mereka, aku semakin tersiksa dengan keadaan ini. Keringat deingin dan kemaluan yang semakin becek membuatku resah, berharap ada seseorang yang dapat memuaskanku. Hingga lama kelamaan rasa lelah mulai datang, akupun dapat tidur dengan nyenyak walaupun suara mereka masih terdengar jelas.


Hingga tak terasa hari sudah pagi, berarti mereka bermain sangat lama sekali. Kubuka pintu dan menuju ruang depan, semua sudah kembali seperti semula, dan diteras terlihat seperti mang asep yang sedang duduk
" mang "
" ehh baru bangun ya neng "
" iya mang, bu desinya mana "
" udah pulang, makan dulu tuh mamang udah masak "
" iya mang "
Tapi tetap ia tidak berani macam macam denganku, ia selalu menganggapku seperti anaknya
" ko bisa sampe maen gitu sih sama bu desi mang "
" heheh iya dong "
" masih pake pemikat ya " aku tahu karena ia pernah bercerita, bahkan ia berniat memasangnya padaku
" lagian neng dulu disuruh pasang gamau "
" gausah dipasang juga udah banyak yang mau sama neng hahaha "
" iya deh percaya sama anak perempuan mamang "
" hehehe "
Ia orang baik yang selalu menjaga amanah orang tuaku untuk selalu menjagaku disaat seperti ini, disaat orang tuaku sudah tidak ada.
" nih foto calon istri mamang " ia menunjukkan HPnya
" cantik banget mang "
" anaknya juga cantik hehehe, seumuran sama neng "
ia menunjukkan foto wanita itu bersama anaknya
JLEBBB
menatap potret wanita itu bersama anaknya membuatku terdiam seribu bahasa
 
Wah calon mamang siapa itu, apa si eneng kenal ya...
Bikin penasaran aja
 
Lhooo....mamamgnya Neng ternyata Pak Kades...:mati:
Bisa jadi.. ane juga berpikiran seperti itu...
Apakah petanda dendam eneng semakin menjadi, dan dapat jalannya...

Tapi suhu tidak semudah itu ferguso, utk ditebak jalan ceritanya...
 
POV RINA


Aku masih belum bisa memutuskan untuk tinggal dimana, apa aku harus kembali tinggal disini bersama yudi? atau kembali ke kampung bersama ibu?
Memang keduanya memiliki dampak tersendiri, jika aku dipaksakan tinggal lagi disini, aku sudah tidak terlalu menyukai yudi dan bosan dengan sofatnya yang tidak dapat tegas dalam mengambil keputusan, namun jika aku bertahan dikampung bersama ibu bisa bahaya juga karena pak kades pasti akan berbuat sesuatu padaku. Ah bingung rasanya
" gimana dong a "
" kamu mau ninggalin aa ya " katanya dengan nada rapuh
" makanya aa jangan nakal terus "
" enggak kok "
" hmmm " ya aku juga menyadari bahwa kelakuanku sama saja, bahkan ia tidak tahu bahwa ferdi sudah pernah "bertarung" denganku
" hehehe sayang " ia memelukku bersama yunita dengan erat
" hmmmmmm "
" kenapa? "
" hehehe enggak "
Aku belum bisa bercerita sekarang, mungkin masih butuh waktu agar ia siap mendengarnya
" bobo udah malem " ia mengusap pipiku
" iya a "
Kutatap wajahnya, kasihan ia sudah beberapa kali dibodohi wanita. Kenapa ia masih tetap mencintaiku ya? apa yunita yang selalu menjadi pertimbangan? maafin rina a


Hingga tengah malam pun aku masih sulit memejamkan mata, aku memutuskan membuat sedikit makanan, berharap aku segera mengantuk namun sepertinya sama saja. Mungkin karena terlalu banyak fikiran juga
" sayang " suara yudi dibelakangku
" aa bangun? "
ia memelukku dan menciumi leherku
" nih ada yang bangun hehe " ia menggesekkan kontolnya dibelahan pantatku
" ih aa nakal "
" hmmmhhhhh ngaceng sayang "
tangannya mulai meremas payudaraku dengan lembut, membuat tubuhku lemas dan bergetar seketika akibat rangsangan pada putingku
" sshhh ahhhh aa mmhhh "
" kamu jangan nakal ya hmmm " ia menjilati telingaku
" heeh sshhh ahhh "
aku tidak mau kalah, langsung kuremas selangkangannya dan membukanya perlahan
" sepong sayang sshhh "
seketika aku berjongkok dan langsung mengulum kontolnya
" hmmm hmmmm mmm "
" ahhh sshh sayang sshhh "
" keras banget ih "
" hehe sshhhh enak ya "
Sungguh berbeda rasanya tidak seperti biasa, aku sangat menikmati ini
" jangan disini a "
" gapapa sshhh "
" hmmhhh aa ahhh "
Aku tidak dapat menolaknya karena walau bagaimanapun kami tetap sepasang suami istri yang sah secara agama dan negara.
" lagi gamau ya " ia mulai menghentikannya dan memelukku erat
" hmm gimana ya "
" bosen bukan "
" bukan gitu juga sih " kataku, hingga akhirnya kami kembali ke kamar dan beristirahat
" besok kita jalan jalan yu, udah lama " ajaknya
" terakhir pas kita ke pameran itu ya "
" pas mergokin neng " katanya datar, seketika mood ku juga menjadi kurang bagus
" hmmmmm "
Entah kenapa dorongan untuk berhubungan badan seketika menghilang, mungkin sudah waktunya kami menjalani hidup dengan normal, karena dalam sebuah bahtera rumah tangga sex bukan tujuan utama.


Pagi itu cuaca sangat mendukung sekali, cerah namun tidak panas juga, cocok untuk berlibur sejenak
" sayang hayu berangkat "
yudi memanggil kami yang baru selesai berdandan
" mana mobilnya "
" ya didepan atuh "
" hehe iya a "
Kami memutuskan untuk berlibur sejenak dari rutinitas, menghabiskan waktu bersama keluarga kecil kami
" kebun juga dihandle dulu sama mang kosim " jelasnya
" ohh iya a "
Sudah lama sejak terakhir kami menghabiskan waktu berdua di hotel dekat pameran waktu itu, saat itu status kami belum menikah dan hanya sebatas hubungan pacaran saja.
" sekarang udah ada yunita ya a "
" udah gede lagi hehe " katanya
" iya hehehe "
kutatap wajah polosnya, selintas seperti ada wajah yudi. Syukurlah ternyata ini memang anak kami, bukan seperti apa yang selama ini aku khawatirkan akibat ulah pak indra.
Padahal aku sangat sangat khawatir jika itu terjadi.
" kalo pak indra indra itu kemana "
baru saja aku memikirkan hal itu dia sudah langsung bertanya, apa ia dapat merasakannya?
" gatau deh a, lagian gak penting "
" hmmm iya iya "
" udah gatau kemana, kelaut kali "
" ah kamu bisa aja, dulu kayak keenakan gitu sama dia " ia mulai memancingku
" jangan mulai deh a "
" hahaha iya iyaa " moodku mulai memburuk akibat ulahnya.
Akhir akhir ini kurasa emosiku sulit dikontrol, aku terkena syndrome apa ya
" mau kemana a kita jadinya "
" pengen ke tempat sejuk sih "
" padahal ke perkebunan dirumah rina aja a hehe "
" masa iya harus kesana hahaha "


Perjalanan lumayan memakan waktu karena harus sedikit ke pelosok, kami sampai desebuah hutan kecil yang sepertinya sudah menjadi tempat pariwisata
" kita gak bawa tendanya a "
" sewa bisa kayaknya disini "
setelah memarkir mobil kami mulai berjalan masuk, banyak sekali tenda tenda disana
" udah lama banget gak camping gini "
" terakhir pas sekolah ya pasti "
" iya haha "
Seketika aku jadi ingat waktu zaman sekolah didesa dulu, kesucianku telah direnggut oleh mantan pacarku yang katanya akan bertanggung jawab, tapi nyatanya dia malah melarikan diri, cih!
" hey ngelamun "
" ehh iya a hehe "
Kami memilih lokasi yang agak diatas jadi udaranya sedikit dingin, aku memeluk yunita agar tetap hangat selagi yudi menyusun tenda untuk kami
" disini aja bener? " tanyanya
" iya boleh a, gapapa " kataku
" tapi si dede kedinginan gak ya "
" hmmm gatau deh, khawatir juga sih "
" agak kebawah aja atuh ya, jadi deket sama yang lain juga " sarannya
" iya a gitu aja "
" kasian nanti sakit "
" hehehe iya a "
Kami kembali membenahi barang dan turun mencari tempat yang agak rendah dan berdekatan dengan tenda lain, kebetulan juga ada yang baru selesai berkemah jadi tempatnya kosong. Ditengah pula hahaha memang kalau sudah rezeki gak akan kemana
" enak nih ditengah yang lain haha "
" eh iya ya bener haha "
Kami baru menyadari letaknya yang berada ditengah, syukurlah jadi agak ramai dan hangat. Setelah tenda selesai kami kembali keluar dan berjalan menikmati suasana, beberapa ada yang sudah menyalakan api unggun, sungguh suasana yang hangat.


Malam pun tiba dengan suasana romantis, gemerlap bintang, dan udara yang lumayan dingin. Aku terus memeluk yunita agar tidak kedinginan, tak lama sebuah api unggun menyala dan beberapa orang yang berkumpul menghangatkan suasana, beberapa orang menyalakan api, bernyanyi dan bercanda tawa, sungguh menyenangkan rasanya jika bisa mengajak sahabatku kesini
" kenapa? " yudi mengusap pundakku
" enggak kangen rosa sama resti "
" hmmm iya pasti "
" dulu waktu sekolah sering ngumpul gitu kayak mereka " kataku
ia memelukku dari belakang
" hmmm "
Ia malah tertidur sambil memelukku
" kangen aja sih "
" ajak kesini atuh nanti "
" iya a hehe "
aku jadi semakin bingung saja dengan keadaan ini. Langkah apa yang harus aku lakukan? apa kembali melanjutkan hubungan bersama yudi? atau mengakhirinya saja?
Jujur aku tidak mau yunita menjadi korbannya, ibu juga pasti tidak akan menerima itu, bahkan bisa jadi aku tidak akan diterima ibu dikampung. Mungkin aku butuh seseorang untuk mencurahkan isi hatiku
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd