Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
POV RINA

Malam itu aku sampai didesa bersama yunita dan tak lupa barang bawaanku, jujur saja aku sudah tidak enak hati dengan pernikahan ibu. Jujur aku tidak dapat menebak hal apa yang akan terjadi, namun dari mimpi mimpi aneh tersebut aku dapat menyimpulkan sesuatu bahkan itu seperti sebuah kode atau petunjuk
" sayangg... "
baru saja aku sampai teras rumah. ibu sudah menyambut kami dan langsung menggendong yunita
" yudi mana " sambung ibu
" gak ikut bu "
ia menatapku tajam, naluri seorang ibu dapat merasakannya. Merasakan ada sesuatu yang terjadi pada kami
" jangan bilang "
" gak ada masalah kok bu tenang aja " aku memotongnya
" beneran ya "
" iya bu tenang aja hehehe " kucoba mencairkan suasana
" yaudah istirahat aja "
Kami segera masuk dan membenahi semua barangku, entah kenapa aku merasa sangat lelah setelah perjalanan kesini. Padahal biasanya tidak seperti itu, saat aku masuk ke ruang tengah sebuah foto pak kades dan ibu membuatku kaget, karena tidak pernah kulihat sebelumnya
" ini foto kapan bu " tanyaku
" ohh waktu itu hehehe "
" baru ya, soalnya baru liat "
" iya hehehe "
" hmmmm mmm "
Ibu benar benar cepat berpindah kelain hati setelah bapak pergi, padahal bisa dibilang kepergian bapak belum lama tapi aku masih belum rela melihat ibu menikah lagi, ditambah dengan pak kades
" dia lagi ke sodaranya juga, dikota deket kamu juga katanya "
" hmmm " aku tidak memberi tanggapan
" kalo mau makan ada didapur ya "
" hmm "
" ibu mau jalan dulu, yunita ikut ya "
Tak lama mereka berlalu dan pergi.
Sungguh aku tidak rela melihat foto ini, selama menikah ibu tidak mau foto bersama bapak. Aku jadi penasaran sebenarnya ibu terkena pemikat pak kades atau memang benar benar menyukainya? karena kurasa sangat tidak mungkin jika terkena guna guna atau apalah itu, tapi..... ah sudahlah aku harus beristirahat karena lelah setelah perjalanan panjang

Aku terbangun mendengar suara ibu
" rina makan dulu "
suara ibu memanggil dan aku segera menemuinya
" bu abis ini ke makam bapak yu " ajakku
" hmmm ibu udah kok kemarin kesana "
" ohhh iya "
Jawabannya sungguh tidak meyakinkan, tapi yasudahlah yang penting aku bisa kesana. Aku jadi semakin curiga bahwa ibu memang sudah tidak peduli dengan bapak, terlebih setelah ia akan dinikahi pak kades. Apa yang ibu kejar hanya harta dan tahta saja? jujur aku masih merasa takut jika nanti setelah menikah, pak kades akan memainkanku layaknya sebuah boneka, melakukan hal apapun padaku.

Aku duduk bersimpuh disamping batu nisan yang bertuliskan nama bapak, membacakan ayat ayat suci, membersihkan daun dan rumput liar yang mengotorinya. Mataku tak henti meneteskan air mata, ingin rasanya aku menceritakan keluh kesah pada bapak, aku ingin tidur dipelukannya lagi seperti dulu.

Pak, rina disini pak, sebentar lagi ibu mau menikah.
Rina berat pak menanggung ini sendirian, apa ini semua akibat kelakuan rina?
Pak, rina belum bisa merelakan ibu menikah lagi, ada orang lain yang hadir dikeluarga rasanya rina belum bisa.
Andai saja rina diberi kesempatan bertemu bapak sekali lagi

Kutaburkan bunga dan air dimakam bapak, setelah semuanya selesai aku segera pergi.
Entahlah aku merasa berat untuk meninggalkan makam bapak, seperti ada seseorang yang memelukku disana. Namun waktu terus berjalan dan semakin mendekati hari pernikahan ibu.
" rina "
seperti biasa seseorang memelukku dari belakang yang sudah pasti itu rosa
" ocha hehe "
" loh kamu kenapa? abis nangis ya " ia mengusap pipiku
" dari makam bapak "
" hmmm " ekspresinya seketika berubah
" resti mana? " tanyaku
" dirumahnya mungkin "
" ke kebun teh yu "
aku mengajaknya dan sengaja agar tidak berlarut dalam kesedihan yang bercampur kebingungan ini, rasa khawatir juga turut hadir
" sabar ya rin " ia mengusap pundakku
" gapapa kok cha " aku mencoba tersenyum
Udara dingin yang berhembus membuat fikiranku lebih tenang, meresapi setiap desirnya agar bisa sedikit menghilangakan beban fikiran
" gatau deh kayaknya aku belum bisa ngizinin ibu nikah lagi "
" hmmm pasti sih " rosa selalu mengerti keadaanku
Ia kembali memelukku dibukit perkebunan teh itu
" yang aku heran kenapa harus sama pak kades " kataku
" kadang kita gabisa tau perasaan orang lain, termasuk orang tua kita "
" iya aku faham, tapi kenapa harus sama pak kades "
" iya iya " ia memelukku erat dan merebahkan kepalanya dipundakku, suasana sesaat menjadi hening.

" maen gak ajak ajak " suara wanita terdengar dari belakang
" ehehe kamu lama sih tadi " ujar rosa
" dede nya mana rin? " tanya resti
" dirumah sama ibu "
" oiya ya lupa kan barusan aku liat haha "
Duduk di perkebunan teh bersama sahabatku jadi teringat pada masa masa sekolah dulu
" dulu kamu abis diputusin nangis disini haha " kataku pada rosa
" ih enggak banget ya aku dulu hahaha "
" eh eh gimana rin nangisnya aku lupa haha " goda resti
" apaan aku khilaf ya itu mah "
Aku memeluk mereka dengan erat, sungguh masa masa indah
" ajak kita ke kota dong rin " ujar resti
" iya ih kan pengen nyari jodoh juga disana "
" hehe emang disini udah gak ada cowok? "
" pengen dapet orang kota juga akutuh haha "
Aku jadi kepikiran sesuatu, mengenai mereka dan tempat tinggalku
" aku juga pengen nyari kerja lagi sih " kataku
" iyaa ih yu kesana yu "
" kalian izin ke orang tua dulu aja "
" siap deh hehe "
Terpancar sebuah semangat dari wajah mereka, memang sudah lama aku akan mengajak mereka namun masih belum sempat, mungkin ini saatnya

Kami kembali pulang setelah seharian menghabiskan waktu di puncak perkebunan teh, saatnya kembali ke realita dan bersiap menghadapi pernikahan ibu dengan pak kades
" yaudah nanti aku kabarin ya kalo berangkat " ujarku pada mereka
" hehe asiikkk "
Aku segera masuk kerumah dan menemui ibu
" udah pulang? " kata ibu
" udah bu, yunita mana "
" tidur dikamar "
Apa aku harus kembali membahas masalah pernikahan ibu? jika ditunda akan selalu ada ganjalan rasanya, mau tidak mau ibu harus mengetahuinya
" hmmmm kalo soal nikah gimana bu "
" paling ibu kerumah si kakek nanti buat wali "
Haduhh padahal bukan itu yang kumaksudkan
" ibu udah yakin? "
" banget, yakin banget " katanya tersenyum
Mengenai mimpi aneh yang sering kualami, apa perlu aku memberitahu ibu? aku merasa itu bukan mimpi biasa, seperti ada pertanda bahwa akan terjadi sesuatu.
" ibu butuh pendamping " sambungnya
" tapi harus dipertimbangkan juga bu "
" iya ini juga hasil pertimbangan ibu, bukan sebentar loh "
Ibu begitu yakin dengan pilihannya, masalahnya semakin kesini aku semakin merasakan firasat yang kurang baik. Aku masih belum mengerti dengan jalan fikiran ibu, padahal belum lama bapak meninggalkan kami tapi sudah seperti itu.
Tapi daripada aku terus berfikiran negatif lebih baik mendoakan yang terbaik saja untuk ibu, dan mungkin siapa tau setelah menikah pak kades akan berubah menjadi lebih baik, aku berusaha melihat sisi positif dari setiap orang
 
Seolah mimpi namun masih sulit kupercaya bahwa hari ini adalah hari istimewa ibu, dihalalkan oleh pak kades. Memang benar seperti dimimpiku waktu itu, ibu terlihat cantik dengan gaun putih bersih
" doain aja yang terbaik buat ibu " rosa mengusap pundakku
" sabar ya sayang " resti tak lupa menguatkanku
" hehehe aku gapapa kok "
Ya mungkin berat rasanya, sangat berat ketika melihat ibu harus menikah lagi dan memang karena keadaan juga. Sebagai anak aku hanya bisa support saja dan tidak lebih dari itu. Berseteru hanya menghabiskan tenaga dan fikiran saja rasanya, hanya saja aku tahu persis pak kades seperti apa aslinya. Tapi apa mungkin ibu juga sudah tahu?
" wah aku dapet ide tapi telat haha " ujar resti
" kenapa emang? "
" pengen mancing pak kades " bisiknya
" ikan kali ah haha "
" eh benerann " katanya dengan wajah serius, sepertinya ia akan merencanakan sesuatu. Memang aku sudah cerita pada mereka soal ibu yang "mungkin" tidak tahu sifat asli pak kades
" gatau deh apa ibu belum tau ya dia kayak gitu " aku tertunduk
" tau kali ah masa sih " rosa berusaha meyakinkanku
" iya sih gak mungkin, secara mereka intens banget loh "
" hmmmm "
" udah res, kasian rina " rosa menengahi kami, yaa beginilah persahabatan!


Untung saja acara pernikahan tidak terlalu ramai dan mewah, jadi kami masih bisa menyempatkan waktu untuk berbicara mengenai rencana resti. Mungkin bisa dibilang rencana pembongkaran topengnya selama ini, aku juga berfikir bagaimana respon warga sekitar setelah melihat semua ini!
yang kutahu ia selalu meminta jatah pada semua warga disini sebagai tanda terimakasih ia telah mensupport warga desa dalam masalah financial dll.


JLEBB!!
Betapa terkejutnya aku saat kembali kedalam dan melihat neng mengenakan pakaian batik lengkap bersama ferdi, apa maksudnya?? aku tidak merasa mengundangnya sama sekali dan karena jauh jaraknya jadi aku hanya mengundang warga sekitar saja
" hayo ngelamun "
suara yudi mengagetkan kami
" eh aa "
" aa kemana aja hehe " rosa mulai menggoda yudi
" kamu makin cantik aja cha hehe " segera kucubit pinggangnya
" aa "
" aww sakitt "
" resti sinii ada a yudi hehe " mereka berdua malah mencari kesempatan
" kangen maen sama kalian berdua hehe "
" aa " kembali kucubit dia
" aww emang beneran kan kan? " yudi malah sama saja dengan mereka
" hahaha si aa "
Saat aku menoleh lagi mereka sudah tak ada, apa yang tadi salah lihat? lagian mana mungkin dia kesini, ada urusan apa datang ke pernikahan ibu. Apa aku harus memberi tahu yudi soal ini? semoga saja memang salah lihat, jangan sampai ia mengacaukan hari bahagia ibu
" pada makan dulu gih " perintahku
" yuk temenin " ujar resti
" enggak ah kenyang "
Mataku masih terus mencari neng dan ferdi, apa benar yang tadi itu mereka?
" kenapa sih dari tadi liat liat terus " tanya yudi
" aku tadi kayak liat neng "
" oh hmm "
" sama ferdi juga "
" hmmm " yudi tak menjawabku dan seolah mengalihkan pembicaraan, apa ia menyembunyikan sesuatu dariku? seolah aku dapat merasakannya. Wajahnya juga terlihat pucat


" sebenernya yang tadi emang neng " sambungnya
" ah masa sih "
aku masih terus celingak celinguk
" tapi jujur ya gatau kenapa aa kayak gak kenal sama pak kades, padahal dia kan dulu wali "
" aa ngomong apa sih "
aku tidak memperhatikan omongannya
" ikut aa dulu yu "
Ia mengajakku ke belakang karena omongannya tidak aku dengarkan, bukan tidak didengar hanya saja fokusku pada neng dan ferdi
" kenapa a "
" hmmm sebelumnya aa mau minta maaf " katanya
" lah emang kenapa "
" aa gatau kenapa ngeliat pak kades kayak yang gak kenal, padahal aa kenal "
" maksudnya gimana sih a " aku masih belum menangkap omongannya
" jadi dulu pas aa nikah sama neng... "
belum selesai bicara
" hey " rosa dan resti menghampiri kami
" ibu nyariin tuh rin "
" oh iya "
Aku segera berdiri dan kembali masuk, ada ada saja gangguannya. Padahal dari tutur katanya yudi seperti akan membicarakan sebuah pesan rahasia padaku, mungkin karena kebersamaanku dengan yudi sudah cukup lama jadi aku dapat membacanya
" iya bu "
" duh neng rina cantik ckckck " pak kades malah menggodaku
" itu ada tamu ke ibu, suruh masuk aja "
" ohh yang dari jauh ya "
Mata pak kades tak henti melihat tubuhku dari atas ke bawah
" pak ngeliatin apa " tegur ibu
" gak nyangka punya anak secantik ini hehe "
Cih tidak sudi aku menjadi anaknya walaupun tiri, aku segera berlalu dan menggendong yunita yang dari tadi berada di pelukan ibu. Entah kenapa aku merasakan ada sesuatu yang aneh, apa akan terjadi sesuatu? firasatku biasanya tidak pernah meleset
" itu tamu penting buat ibu "


Saat aku menghampirinya ternyata pria itu, ya aku ingat dia Aldy. Pria yang dulu pernah memaksa melamarku, ibu memang sangat menginginkan hal itu
" duh rina makin cantik ya sekarang, montok lagi hehe "
ia menatap payudaraku dan melecehkanku
" masuk aja ibu nunggu "


Setelah berbicara pada aldy aku kembali ke belakang namun mereka bertiga sudah tidak ada dan disana, malah ada ferdi dan neng. Ternyata ini bukan mimpi
" ngapain teh neng kesini " kataku ketus
" sodara nikah masa gak dateng hehe "
saudara?? cara mengagetkan yang murahan bagiku hahaha
" mah "
ferdi menyalamiku dan seketika aku mengingat kejadian bagaimana aku menikmati anaknya itu hahaha
" hmm " aku hanya berlalu dengan senyum sinis
" liat aja nanti kamu nyesel haha "
aku tidak menanggapinya dan berlalu ke depan, bisa bisanya dia datang ke pernikahan ibu dengan dalih saudara yang menikah. hahaha mana mungkin itu, sungguh tidak masuk akal. Jika benar saudaranya sudah pasti yudi kenal dan bercerita padaku, karena beberapa kali mereka bertemu namun seolah tidak mengenalnya, jadi ya tidak mungkin


Hingga hari semakin gelap, tamu mulai pulang namun neng dan ferdi malah masuk kerumah. Apa maksudnya ini? segera kutatap yudi yang terlihat pucat
" hmmm " neng menatapku seolah merencanakan sesuatu
" aa " aku segera menepuk pundaknya sambil terus memeluk yunita
" hmmm tadi ngobrol belum beres " katanya
Ibu baru muncul dari dapur
" nah kenalin ini rina anak ibu " ujar ibu pada neng
" hmmm " yudi tak memberi tanggapan
" mang asep kemana bu? " tanya rina
mang? dia memanggil pak kades mang?
HAH? APA MAKSUDNYA INI?
" keluar katanya tadi, nganter aldy kemana ya tadi lupa "
" kita sodaraan juga ya hehe " ia malah mengejekku
aku seolah tak percaya dengan apa yang kudengar
" rin, pak kades dulu yg jadi wali neng pas nikah sama yudi juga " ibu frontal
" kok a yudi gak cerita "
" hehehe kita sodara ya sekarang "
BAJINGAN !! APA MAKSUDNYA !!
" ibu ke rumah pak kades dulu ya, ngambil barang " ibu berlalu
segera kuhampiri yudi
" aa "
aku menatap yudi dengan mata berkaca kaca, suasana mulai berubah seketika dan diruangan itu hanya ada aku, yunita, yudi, neng dan ferdi
" hmmm " neng menggunakan tatapan sinisnya lagi
" ada apa sih sebenernya "
" tadi aa mau cerita soal neng, soal aldi juga tapi... "
" tapi apa "
" pak kades itu sodaranya neng " yudi tertunduk
" yudi baru aja hamilin aku hehehe " neng tertawa puas dan mengusap perutnya
Seperti sudah mati rasa, aku mulai kehilangan kendali
PLAKK!!
Sebuah tamparan keras kudaratkan dipipi yudi, segera aku berdiri dan keluar menggendong yunita, perasaan yang sudah tak dapat kugambarkan. Hancur, kecewa aku tidak tahu mungkin lebih dari itu.
Semua orang tak ada yang mengejarku, tak tahu harus kemana aku menggendong yunita pergi dari rumah sejauh mungkin. Aku langsung menaiki bis yang kebetulan sedang menurunkan penumpang. Seketika aku menangis sejadi jadinya sambil memeluk yunita


Apa aku ditakdirkan untuk memiliki kehidupan seperti ini? apa ini ganjaran atas semua yang aku lakukan?
Mungkin sudah jalannya, aku harus berusaha sendiri membesarkan yunita. Apapun tujuannya mungkin ini menjadi cambuk bagiku atas semua perbuatanku selama ini, kutatap wajah yunita yang polos tak berdosa.
Andai kamu tahu apa yang ibu rasakan nak, semoga kamu tumbuh menjadi seorang anak yang baik dan jangan sampai mengetahui kelakuan ibu, tetaplah itu menjadi sebuah pesan rahasia



" hkkkkk "
sebuah sapu tangan membekapku dan seketika yunita menangis, mereka mengenakan topeng jadi aku kesulitan mengenali wajahnya.
SREKK
mereka membuka topeng dan betapa terkejut setengah mati aku melihatnya, ternyata itu pak kades dan aldy yang membekap mulutku. mereka berbisik
" memeknya udah siap? "
 
Kasian jg Rina, udah dpet pembalasan yg lumayan dr Neng, sekarang jd korban mang Asep & Aldy

andai Yudi bisa poliklinik bareng Rina & Neng bakalan mantap tuh
 
Syukurin. Rina dapet juga balasan penghianatan nya sama Yudi. Udah jelas di perjuangan sekuat tenaga malah sia sia in suami baik hati sampe punya anak dari selingkuhan. Cewek nggak tahu diri nggak boleh bahagia
 
POV NENG

Kami semua terdiam tak bersuara dan kulihat ferdi masih kget dengan kejadian barusan
" kamu istirahat aja " kataku
" iya mah " ia segera menurut dan masuk ke kamar. Hahaha mudahnya mengendalikan keadaan, mengusirnya dan menguasai rumah ini. Benar benar hebat memang mang asep, tak salah dia menjadi seorang kades
" loh rina kemana " ibunya tak lama datang
" hmm itu " yudi terbata bata
" kerumah temennya katanya bu " Aku tertawa sangat puas dalam hati
" si bapak lama amat keluarnya ih "
" hehehe pengantin baru yaampun ibu "
" baru dua kali haha "
Berhasil, ia mulai terbawa suasana dan tidak menyadari bahwa anaknya sudah pergi dan pasti sekarang sedang terancam hahaha, berani macam macam denganku ya begitu akibatnya
" yeee akhirnya aa bisa hamilin aku " bisikku
ia hanya melamun dan tak merespon, yudi juga telah masuk ke jebakanku
" ibu mau istirahat dulu ya, kalo si bapak pulang bilangin ibu nunggu hihihi "
" siap buu hehehe "
Aku segera memeluk yudi dan bermanja manja
" kalo cewek mau dikasih nama siapa a? "
" gatau " ia malah berlalu keluar, sontak aku mengejarnya
" kan ini anak yang kita tunggu dari lama banget "
" kasian rina " ia mulai tertunduk dan sepertinya mencoba menghubungi rina
" aa mau tanggung jawab kan " aku menatapnya tajam
" iya iya "
Aku duduk dipangkuannya dan memeluknya erat, ia tetap tidak merespon sama sekali. Apa ia masih memikirkan rina? kenapa dia jadi berubah setelah mengetahui aku hamil, apa ia akan kabur??
Jangan sampai aku melakukan hal serupa seperti apa yang kulakukan pada anwar!

Hmmm sepertinya aku memang memiliki kepribadian yang aneh ya, terkadang aku sangat menggunakan perasaan tapi disaat emosi menguasaiku terkadang aku kalah. Emosi selalu membutakan mataku, hingga lupa bahwa hal yang kulakukan sangat salah!

Malam sebelum tidur sebuah panggilan masuk dari mang asep (pak kades)

" neng "
" gimana mang, udah beres? "
" hahaha puass benerr "
" itu dimana sekarang? "
" di balai desa "
" lah bukannya pergi di bis ya tadi "
" kan puter balik gak lama hahaha "

Hahahaha aku sangat puas dengan ide picik mereka, aldy juga sangat kooperatif. Aku harap rina jera dengan hal ini.
TOK TOK TOK
suara ketukan terdengar dari pintu depan dan sepertinya ada yang membukanya, apa mang asep sudah pulang? aku jadi khawatir ibunya akan menanyakan rina. Aku segera menarik selimut dan tidur secara paksa agar tidak terlibat apabila ada keributan
" rina masih belum pulang "
suara yudi membangunkanku dan ia sudah berada disampingku
" hehehe aa " kupeluk tubuhnya dengan erat
" apa bener dia nginep ya, di telepon gak diangkat "
ia sangat mengkhawatirkannya
" iya kali a "
" kalian saudara ya sekarang, semoga hubungan kalian makin baik ya " ujarnya polos, ia benar benar tidak tahu sebenarnya ada kejadian besar dibalik ini semua
" aa jadi nikahin neng kan? "
" iyalah masa iya udah dihamilin gak dinikahin " katanya
" neng rela kok jadi istri kedua hehe "
kujilati lehernya agar ia terangsang dan terbawa suasana, kuusap selangkangannya dengan lembut
" sshhh ahhhh "
" tadi yang pulang siapa a? "
" pak kades, eh sumpah deh aa kenapa lupa ya ke dia "
" hehehe "
Ia sepertinya belum menyadari kemampuan mang asep, merubah wajah maupun membuat ingatan seseorang hilang. Bisa dibilang dia ilmunya sudah melampaui batas normal
" aa beberapa kali loh ketemu kalo kesini, bahkan dulu sering godain rina "
" kayak ngincer rina gitu ya a "
" iyaa, kok kamu tau? "
" iya kan cerita, orang neng sodaranya "
" hmmmm " ia terlihat banyak beban fikiran, entah kenapa aku sangat mencintai yudi padahal sudah tahu dengan sifat lembeknya

" jadi mang asep itu emg udah tinggi ilmunya a "
" hmmm pantesan aa pernah liat dia kayak mau bertapa gitu dideket kebun teh diatas " katanya
" ya mungkin lagi ngasah ilmunya "
" tapi kan katanya dia suka nidurin cewek disini ya "
" menurut pengakuannya sih gitu "
" kasian ibu neng "
Ia menatap kosong kearah langit langit, benar ia sangat dibebani oleh fikirannya
" rina juga belum pulang ya, coba hubungi a "
Aku berakting agar tidak terlihat mencurigakan
" iya "
Sebenarnya simple saja, aku hanya menginginkan yudi kembali dan tidak mau mengganggu siapapun. Namun rina selalu menjadi penghalangnya, jadi terpaksa aku menggunakan cara ini
" khawatir sama yunita "
JLEEBBBB
aku baru ingat ia membawanya pergi, jantungku berdegup kencang. Merasa bersalah telah melibatkan anak yang masih polos dan suci, tetap saja aku masih memiliki perasaan pada anak sekecil itu. Diam diam aku mengirimi pesan pada aldi dan mang asep, menanyakan keadaan yunita
" iya ya, duh mereka kemana sih "
" biasanya kalo kesel suka diem di perkebunan teh, tapi tadi dia naik bis "
Jujur aku lupa bahwa ada anak kecil yang terlibat dalam hal ini, ia tidak berdosa sama sekali tapi sudah kulibatkan. Segera saja aku memeluk yudi dan tertidur
" semoga semuanya baik baik aja a "
" hmm iya "

Pagi itu kami semua dikejutkan oleh sebuah teriakan, aku lupa bahwa sedang berada di kampung mang asep dan sedang menjalani sebuah "misi"
TOK TOK TOK
" assalamualaikum "
" waalaikumsalam " kami semua ke depan dan seorang wanita datang, saat aku berpapasan dengan mang asep ternyata ia sedang menggendong yunita. Syukurlah, ternyata semalam ia memang dibawa pulang, tapi kenapa yudi tidak tahu ya? apa ia tidak melihatnya?
" kenapa ocha "
" ibu, pak, aa " ia menyalami kami semua termasuk aku
" kenapa neng, ada apa "
" rina ada disana " wajahnya panik
Kami segera mengikutinya, ternyata ia mengarah ke balai desa. Banyak orang berkumpul disana, ibu seketika pingsan saat melihat rina yang telanjang bulat dan hanya mengenakan hijab, tangan dan kaki yang terikat serta cairan putih membasahi tubuhnya.
" Rinaaa!!! "
Yudi seketika menutup tubuhnya menggunakan jaket dan menyuruh semua orang pergi, aku dan mang asep mengipasi ibu yang pingsan. Yudi terlihat sangat pucat karena kondisi rina yang sangat lemah begitupun ferdi. Untung saja yunita tertidur, jadi ia tidak melihat rina.

Rina langsung dibawa kerumah sakit oleh yudi, ferdi dan dua orang wanita yang kuketahui ia sahabat baik rina, aku dan mang asep masih terus mengipasi ibu yang pingsan
" titip ibu ya "
" iya a "
Mereka semua segera berlalu dan ibu masih belum sadar dari pingsannya
" aldy kemana mang "
" gatau maen tinggalin aja dia "
" neng kira gabakal disini "
" abisnya bingung nyari tempat haha ditambah berontak terus dia, jadi diiket deh "
" akhirnya kesampean juga ya mang hehe " tanyaku
" memeknya licin gak kuat hahhaha "
" muncrat dimemek gak mang hehe "
" dijamin hamil hahaha "

TAMAT

===========================================================

Cerita ini diambil berdasarkan kisah nyata, namun kejadian, tempat dan latar belakang telah disamarkan

Masalah hati memang tidak ada yang tahu, orang orang sampai berbuat diluar kendali karena hal itu. Menjaga perasaan memang sangat penting, namun harus bertindak tegas! itulah yang paling utama. Terkadang memberi sebuah keputusan dapat membuat semuanya berubah, seperti halnya yudi yang jika saja memberi kejelasan pada rina dan neng mungkin semua ini tidak akan terjadi. Jadilah pria sejati yang tidak pernah menggantungkan sesuatu, atau memberikan harapan yang tak pasti, karena hal yang tidak pasti akan menjadi masalah suatu saat nanti !
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd