Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Bonus Chapter: Eksekusi Dinda (Part 1: Foreplay)


“Sebagai pemenang, Mas Asep bakal dilayanin sama kita bertiga dan Dinda dapat tiga cowok sekaligus!” Seru Eci yang membuat jantung Dinda berdetak lebih kencang. Antara senang, penasaran, dan khawatir. Bagaimana tidak, selama ini Dinda belum pernah bermain seks segila itu. Sebelum Asep bergabung, jumlah cowok di grup itu lebih sedikit dari ceweknya. Dan Dinda kalah bersaing dengan Eci atau Dita yang lebih agresif. Jadi paling gila dia hanya pernah dihajar dua orang sekaligus, itu pun tidak full.

“Asik, sama tiga orang sekaligus, akhirnya ngerasain juga!” Dinda bersorak memasang tampang pede

“Beuh, malah seneng dia...Hayu Jen, Ri, kita hajar sama-sama si Dinceu!” ledek Reza

“Hayoh siah mun kuat mah” tantang Dinda membalas ledekannya, berpura-pura tegar

“Anjirr, nantang ieu awewe teh” timpal Jejen

“Hayu lah, hajar!” Ari yang biasanya diam ikut-ikutan

Sekilas Dinda memandang Asep. Dilihatnya pria itu hanya terdiam sementara gadis yang lain heboh. Pikir Dinda, pasti Asep juga bingung disuguhi tiga memek sekaligus. Dan Dinda sendiri tak tahu seperti apa nantinya tiga kontol itu akan mengaduk-aduk tubuhnya.


Reza adalah yang paling senang mendapat kesempatan mengeroyok Dinda. Pria bergigi tongos itu memang paling senang menggoda Dinda. Dia sering menyebut-nyebut nama pacar Dinda di depan gadis itu, yang sering membuat Dinda manyun. Sekarang dengan bantuan Jejen dan Ari, dia akan membuat gadis manis itu takluk dengan keperkasaan mereka. Lumayan buat bahan ledekan mereka nanti.

“Eh gimana kalo kita maen di kamar atas aja yuk” saran Reza sambil nyengir lebar

“Hayulah, nyeri bujur aing yeuh, hayang maen di kasur” Jejen setuju

“Emang boleh yah?” tanya Dinda ragu

“Pasti boleh lah” Reza menggamit tangan Dinda lalu berjalan ke arah pintu belakang

Ketika sampai di sana Reza berteriak “Mbak Eci, gak harus maen di situ kan? Kita mau ngegarap si Dinda di kamar atas”

“Yoooooo” balas Eci tanpa menengok


Dinda menurut saja membiarkan dirinya digiring Reza masuk. Sepanjang jalan Jejen dan Ari iseng mencubiti pantatnya, membuat Dinda harus menepis tangan-tangan jahil mereka. Tapi tampang cemberut Dinda malah membuat keusilan Jejen dan Ari menjadi-jadi. Dinda sendiri semakin masuk ke dalam rumah, semakin jauh dari cewek yang lain jantungnya semakin berdebar. Dia merasa menjadi satu-satunya perempuan di villa itu, hanya dengan tiga laki-laki yang siap memangsanya. Dan memang itulah tujuan Reza mengisolir Dinda dari yang lain. Bila tiga gadis yang lain masih dalam pandangan, Dinda akan merasa aman. Tapi sekarang, sendirian terpisah dari yang lain Dinda akan merasakan ketegangan tambahan. Dia akan merasakan sensasi baru yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.


Darah Dinda berdesir. Sejuta kemungkinan yang akan terjadi nanti berseliweran di kepalanya yang masih tertutup jilbab. Tapi segala ketidakpastian itu malah membangkitkan birahinya. Perlahan memeknya mulai basah, puting susunya yang berwarna coklat muda kembali mengeras. Tubuh bugilnya serasa menghangat, seluruh kulitnya terasa lebih sensitif.

Mereka pun sampai di kamar di lantai 2. Gulp. Dinda menelan ludah. Inilah saatnya.

“Ceu, duduk di situ” Reza mengarahkan Dinda untuk duduk di ujung ranjang.

Dinda menurut. Mencoba menenangkan dirinya, tapi diamnya Dinda jadi perhatian para pria.

“Ieu awewe naha diem wae?” goda Jejen yang mendekati dari kanan

“Deg-degan pasti” timpal Ari dari kiri

“Nggak kalee” tukas Dinda cepat pura-pura tenang

Reza mengeluarkan jurus andalannya “Serasa waktu mau diperawanin si Anto ya Ceu?”

Dinda langsung merengut, “Enak aja!” tak suka nama pacarnya disebut-sebut

Reza yang dari tadi berdiri di depan Dinda nyengir lebar, lalu dengan tiba-tiba Reza mengangkangkan kaki Dinda dan dengan satu gerakan langsung mencaplok selangkangan pacar Anto itu dengan bibir tongosnya.

“Kyaaaaa!” Dinda memekik kaget, dan di saat bersamaan Jejen dan Ari menyerbu dari kanan-kiri membuat gadis itu tak bisa bergerak. Tangan Jejen dan Ari langsung menjelajahi tubuh Dinda, membuatnya menggelinjang geli-geli nikmat. Payudara mungilnya yang sensitif diremas-remas tanpa ampun. Putingnya yang sudah mengeras dari tadi dicubit, dipilin, digesek, dipelintir, ditarik sesuka hati. Sementara lidah Reza menjilat-jilat bibir memek Dinda, menyapu lubang kawin gadis berjilbab dengan bibir kasarnya. Liur Reza bercampur cairan cinta Dinda yang terus melimpah akibat dirangsang dari semua sisi. Tak dipedulikannya helaian jembut Dinda yang ikut tercabut saat Reza asyik menyantap kerang mentah basah yang nikmat itu.


Dinda yang kelabakan hanya bisa terpejam dan mendesah-desah menikmati serbuan dari ketiga lelaki. Dia hanya bisa pasrah ketika salah satu pria di sampingnya menarik wajahnya dan mencium bibirnya. Di saat yang bersamaan di sisi lain, Dinda merasakan sensasi bibir tebal penuh liur di salah satu puting susunya.

“Hmmmhhpppphhhmmm” lenguhan nikmat Dinda tertahan oleh bibir Jejen yang melumat bibirnya penuh nafsu. Lidah Jejen menari-nari dalam mulut Dinda, memaksa gadis itu menurut untuk bertukar liur dengan Jejen. Di bawah sana, lidah Reza semakin masuk ke dalam celah sempit Dinda, sementara bibir atasnya sesekali menyapu kelentit Dinda. Reza menyedot lubang basah Dinda bagai vacuum cleaner. Pria itu memang ahli dalam urusan menyantap memek. Irma saja sudah dibuatnya ketagihan. Walaupun dilarang tapi Irma sering mencuri waktu di kantor, menyediakan memeknya untuk dilahap oleh Reza. Sekarang selain serangan lidah maut Reza, Dinda dikeroyok kanan kiri. Giliran Ari yang mencumbui bibirnya sedangkan Jejen dengan brutal mengenyot salah satu bukit susu Dinda dengan tangannya seenaknya memilin puting susu bukit yang lain.


Dinda yang sering bercinta dengan pacarnya dan berkali-kali ikut pesta liar itu baru pertama kali merasakan memeknya begitu banjir. Serangan bertubi-tubi dari segala arah membuat tubuhnya tak mampu menahan gelombang kenikmatan yang mendera pusat syarafnya. Niatnya untuk menjaga imej agar tidak jadi bahan ledekan di kemudian hari oleh para cowok terlupakan. Akhirnya bendungan itu jebol juga.

“Mmmppnnghhhhaaaaaahhhhhhhhhh!” Dinda sampai harus melepas bibirnya dari pagutan Ari agar bisa berteriak mengekspresikan orgasme dahsyatnya.

Air bah mengalir deras dari lubang memeknya yang langsung diseruput oleh Reza dengan kuat bagai lintah. Tubuh Dinda tersentak-sentak dalam pelukan Jejen dan Ari merasakan sisa kenikmatan.

“Enak eta memek Za?” tanya Jejen

“Segerrr!” jawab Reza sambil menyeringai lebar

Dinda yang bersandar tak berdaya di tubuh Jejen dan Ari diam saja, mengatur nafas dan detak jantungnya. Dibiarkannya kakinya tetap mengangkang walaupun kepala Reza sudah tak disitu. Selangkangan Dinda benar-benar banjir, dengan cairan cintanya sendiri dan juga liur Reza.

“Jiah, masa gini doang udah KO, mana tadi yang nantangin kita” goda Reza melihat wajah sayu Dinda yang habis didera nikmatnya orgasme.

“Licik ih kalian mah, aku dikeroyok gini” Dinda menatap Reza dengan mata indahnya mencoba membela diri.

“Ya masa kita maen satu-satu giliran, gak rame atuh” protes Ari sambil membelai payudara Dinda pelan.

“Heu-euh, sasakali dikeroyok atuh ngarasakeun” timpal Jejen sambil menjawil puting Dinda yang masih mengacung tegak.


Dalam hati sebenarnya Dinda merasakan excitement luar biasa. Sensasi orgasmenya tadi benar-benar luar biasa. Jantungnya masih berdebar, walau rasa takutnya sudah hilang. Diganti rasa penasaran dengan kenikmatan apalagi yang akan dia dapat nanti. Tapi dia masih jual mahal. Gengsi dong kalau langsung pasrah.

“Udah ah, terus ngapain?” tanyanya

“Tadi kita udah bikin lo nikmat, sekarang gantian dong”

“Owhh, mau pada disepong nih, ya udah hayu atuh” Dinda mencoba memegang kendali

Bangkit dari tempat tidur, Dinda berjongkok di karpet di sebelah ranjang. Ketiga cowok jatahnya sore itu bergerak mendekatinya. Dinda kembali menelan ludah ketika tiga kontol yang sudah mengacung tegak mengelilingi kepalanya. Bau khas lelaki yang sangat kuat membuatnya pusing sekaligus terbuai. Dengan kedua tangan halusnya, dua kontol di kanan-kirinya dikocok pelan. Dinda lalu menciumi ujung kontol Jejen yang berada di depan mukanya, dan menjilati batangnya bagai es krim. Dinda melakukan servis mulutnya sambil memandang ke atas, menatap wajah Jejen dengan binal, tak keberatan wajah Jejen yang buruk rupa dan jelas jauh dengan pacarnya. Dilanjutkan dengan masuknya kontol Jejen seluruhnya dalam mulut Dinda yang mungil.


“Mmmmhhhh...Slurrrrppp...Cppllkcpllkkk....” suara kecipak dari mulut Dinda mengiringi servisnya pada kontol Jejen.

Kontol Reza dan Ari di kanan kirinya dikocok dengan kedua tangan halusnya. Tubuh atas Dinda yang sibuk melayani ketiga lelaki mulai kembali berkeringat, bukit susunya ikut bergoyang seiring gerakan tubuhnya. Sementara di bawah, cairan memek Dinda menetes-netes ke karpet tempat ia jongkok.

“Happpp...Mmmmhhhh” Dinda melepas kontol Jejen dan beralih ke kontol Ari. Kontol Jejen dia ganti dengan tangannya. Tanpa sungkan dan ragu mengulum dan menyedot-nyedot batang Ari dengan nikmat. Si pemilik kontol hanya bisa memejamkan mata menikmati sepongan mulut Dinda.

“Anjirr, tambah edun wae si Dinda nyepongna...” racau Ari

“Sering latihan sama si Anto yah Ceu?” ledek Reza

“Happpp...Berisik ah...Mmmhhhppp...Sluurrppp” tukas Dinda sambil melepas kontol Ari dan melahap kontol Reza

Ingin membalas ledekan Reza, Dinda menyedot kontol pria kurus itu dengan lebih kuat dari yang lain. Lidahnya lebih agresif menyapu batang Reza, yang membuat pria itu meringis. Bukan hanya karena nikmat, tapi juga puas pancingannya berhasil.


Dan sekarang saatnya serangan balasan.


Kedua tangan Reza lalu mencengkram kepala Dinda yang terbungkus jilbab hitam. Dengan kasar digerakkannya kepala Dinda sementara pinggulnya bergerak berlawanan arah, yang membuat Dinda terbeliak kelabakan.

“Mmmrrhhrhrhrhhgurhkkkmmmmmmhhhhhrrppp!”

“Ahhhh bangkeeee! Enak banget ngentotin mulut ceweknya si Anto!” teriak Reza

“Hrrnnnnggghhh!” Dinda mencoba melawan, tapi tak bisa karena kepalanya dipegang erat oleh Reza. Sementara Jejen dan Ari memegang tangannya. Dinda hanya bisa pasrah merelakan mulutnya diperkosa oleh kontol Reza.

Face-fuck brutal itu berlangsung beberapa lama hingga akhirnya pinggul Reza berhenti bergerak. Begitupun kepala Dinda yang ditahan di posisi diam oleh tangan Reza. Mata Dinda membelalak ketika dirasakannya ada cairan kental hangat yang langsung menyemprot ke tenggorokkannya.

“Hrrnghhhhhhhhh....Guulllpp!”

Setelah momen yang terasa sangat lama buat Dinda, akhirnya Reza melepas kepala Dinda dari cengkramannya. Dinda langsung terbatuk-batuk, liur mengalir dari sudut mulutnya dengan beberapa helai jembut menempel di sana.

“Uhukkk-uhuuukk...Puahhhh...Uhukk..Rekaaa sesek tauuu!” protesnya sambil mengusap mulutnya dan menatap tajam ke arah Reza yang nyengir kuda.

“Dinceu lu tambah cakep deh kalo lagi marah, apalagi kalo ada jembut gue di mulut lu”

“Gak bisa nafas akuuuu” sungut Dinda

“Peju gua lo telen Ceu?”

“Yaa gimana lagi atuh Reza, keselek aku iih...” protesnya sambil memegang lehernya yang tertutup jilbab

Dinda terlalu sibuk marah-marah sehingga tak disadarinya seseorang yang mendekatinya.


“Eh jiga nu enak euy, cobaan ah” tukas Jejen yang tiba-tiba langsung menghampiri Dinda, memegang kepalanya dan dengan paksa memghujamkan kontolnya dalam mulut Dinda

“Mas Jejen ap-grrggghhghghghghghhhhhhhhhhhh!” refleks Dinda membuka mulutnya dan menelan kontol Jejen.

Seperti Reza, Jejen dengan brutal menghentakkan pinggulnya mendorong-dorong kontol hitamnya ke mulut Dinda seolah-olah mulut mungil gadis manis itu hanyalah sebuah lubang milik boneka seks. Kepala Dinda ikut digerakkannya maju mundur tanpa belas kasihan. Lagi-lagi gadis itu tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan jeritannya pun tertahan kontol dalam mulut sehingga yang terdengar hanyalah suara seperti orang berkumur.

“Grrrggghhhhhhhnnnkkggggghhhhh!”

Ketika Dinda mulai kepayahan, Jejen melepas cengkramannya di kepala berjilbab Dinda. Gadis itu langsung terbatuk-batuk, seperti sebelumnya.

“Kyaaa!” Dinda memekik kaget ketika peju kental Jejen menyemprot muka mulusnya, meleleh di alis tebal dan hidung bangirnya.

Selain belepotan air mani Jejen, tampak wajah Dinda sudah memerah, matanya mulai basah oleh air mata. Tapi Dinda sudah tak punya tenaga untuk protes lagi, dia hanya bisa mengatur nafasnya yang memburu.

“Giliran gua yah”

“Eh?”

Ari tak mau kalah. Sekarang dia yang mengklaim mulut Dinda untuk kontolnya. Lagi-lagi Dinda digenjot dengan brutal di mulutnya, dan lagi-lagi Dinda hanya bisa menjerit tertahan.Tapi entah kenapa, dikasari seperti itu birahi Dinda malah semakin naik, nafsu primitifnya mulai bangkit. Pacarnya Anto bukan tipe yang akan memperlakukan Dinda seperti ini, dan bagaimanapun tentu cowok itu hanya punya satu kontol. Sensasi digilir tiga cowok yang memperlakukan dirinya seenak jidat hanya akan Dinda rasakan sekarang di tempat ini. Tanpa dia sadari, banjir di memeknya semakin menjadi-jadi.

“Puahhhhh...Uhukk..Haahhhh hosh hosshhh...” dengan wajah memerah dan mata sembab Dinda tersengal-sengal mengambil nafas setelah kontol Ari lepas dari mulutnya, yang untung tak selama dengan Reza atau Jejen tadi.

Tak dipedulikannya semprotan peju Ari yang mengarah ke jilbabnya, membuat jilbab hitam yang sudah basah dari dalam oleh keringat, sekarang dipenuhi bercak dari cairan kental dan hangat milik lelaki.


“Anjir, lebih enakan dari disepong biasa euy” seru Ari setelah kontolnya berhenti muntah

“Bener kan, apalagi pake mulut si Dinceu yang hobinya nyerewetin kita di kantor” balas Reza

Dinda hanya memandang tajam dengan mulut manyun ke arah mereka

“Gila ih kalian mah” protesnya pelan

“Kapan lagi coba bisa digituin Ceu, lo dapet rezeki nomplok tiga kontol sekaligus hahaha” goda Reza

“Emang jarang si Anto maen kasar kitu?” tanya Jejen dengan muka tengil

“Diem ah Mas Jejen!”

Melihat tampang Dinda yang kesal dan berantakan, ketiga cowok itu bukannya kasihan, ekspresi mereka malah semakin tampak menyebalkan.

“Cup cup cup, udah jangan nangis neng Dinda Fitriani Anjani, sekarang gantian kita lagi yang ngasih enak, eneng diem aja yah, biar akang-akang ini yang nyervis” goda Reza

Dinda hanya diam saja ketika dia diarahkan untuk duduk di pangkuan Jejen yang bersandar di tepi ranjang. Kontol Jejen yang setengah keras serasa menempel di pantatnya. Jejen memeluk pinggang Dinda sehingga gadis itu bersandar di dadanya.

“Ri, keluarin jurus lo” perintah Reza

“Siap!” Ari mengacungkan jari tengah dan telunjuknya berdampingan.


Dinda tahu apa yang akan Ari lakukan, sehingga tanpa diperintah dia mengangkangkan pahanya, menyajikan memek pinknya yang merekah dengan jembut tak terlalu lebat. Walaupun menurut, Dinda masih diam dan memasang tampang cemberut.

Tapi tak ayal bibir manisnya sedikit terbuka saat mendesah merasakan ujung jari Ari yang dengan nakal merabai bibir memeknya. Tangan Jejen juga mulai merabai payudaranya dan memainkan puting susunya yang sudah keras sempurna dan sangat sensitif.

“Mmmmhhhhh...” Dinda mendesah sambil sesekali memejamkan mata, sesekali memandang ke arah Ari yang menatapnya sambil nyengir menyebalkan. Dinda tak mau kalah, dia memasang tampang galak tapi apa daya permainan jari Ari di bibir memeknya membuat ekspresinya melunak. Walaupun baru hanya di bibir, banjirnya memek Dinda membuat suara kecipak terdengar jelas.

“Mmmmm...Ahhhh!” desahan Dinda semakin keras ketika sepertiga dari dua jari Ari masuk menerobos memeknya, tapi seketika Ari menarik jarinya sambil tertawa. Dinda blingsatan, dia ingin sekali jari Ari masuk sepenuhnya dalam memeknya, menggaruk bagian dalam lubang nikmatnya yang sudah gatal. Tapi Dinda masih gengsi. Dia masih marah dengan perlakuan ketiga cowok yang sudah memperkosa mulutnya tanpa ampun tadi.


Reza yang duduk di samping mereka melihat dilema Dinda tergambar jelas di wajah gadis itu yang masih blepotan air mani Jejen. Kesempatan baginya untuk semakin menjatuhkan gadis itu dalam perangkap birahi mereka.

“Kenapa Dong, pengen dimasukin? Bilang aja ke si Ari” ujar Reza santai sambil meremas salah satu susu Dinda yang bebas dari tangan Jejen

“Nggak..Ahhh, ng..Nghhhh....” Dinda mati-matian menahan diri

“Yahh Ri, si Dinda gak mau tuh lo kobel”

“Owh gitu yah, ya udah weh di luar aja, kayak gini terus yah?” goda Ari menggesek jarinya di bibir memek Dinda

Dinda semakin blingsatan “Ya kalo mau masuk mah masuk aja atuh...Ahhh!” Dinda mengerang lirih, ekspresinya semakin campur aduk tak karuan. Sementara ekspresi ketiga lelaki yang sedang mengerubutinya semakin tengil.

“Kayak gini?” Ari menusukkan dua jarinya perlahan

“Iiyaaaaaa! Ahhhhh!” Dinda mengerang dengan kepala mendongak dan mata terpejam

“Hahahaha! Takluk juga nih cewek!” tawa mengejek Reza sudah tak dipedulikan Dinda

SLRPPHHHH! Suara becek terdengar ketika dua jari Ari sudah masuk sepenuhnya dalam gua berair Dinda dan mulai bergerak maju mundur. Dinda sekarang hanya bisa mendesah dan mengerang dengan mata terpejam dalam pelukan Jejen.

“Anjir, ini memek basah banget siah” seru Ari

“Hayoh Ri, kobel langsung weh!” saran Jejen


Dan sekarang saatnya jurus andalan Ari. Seperti teknik ‘goldfinger’ milik aktor porno legendaris dari Jepang Taka Kato, Ari melengkungkan kedua jarinya yang berada dalam memek Dinda bagaikan cakar elang. Memang, bagaimanapun dikobel dengan jari sensasinya tidak akan sama dengan dipenetrasi oleh kontol. Tapi jari karena sifatnya yang prehensile bisa menggaruk bagian-bagian tertentu dalam dinding memek yang akan membuat pemilik memek itu mabuk kepayang.

“Nggghhhhhhaaahhhhh!” Dinda mulai histeris ketika ujung jari Ari menggaruk titik sensitifnya

Ari meraba-raba dinding memek Dinda dengan jarinya, mencoba mencari titik paling sensitif berdasarkan reaksi gadis itu.

“Lo bukannya udah nemu dulu?”

“Lupa gua Za...Eh bentar, kayaknya di sebelah sini deh...”

“Nghhh..Ariiiii...Ahhh...Iiiya di situuuu!”

“Nah, ini dia!”

Cakar elang milik Ari langsung bergerak menggaruk dinding memek Dinda dengan liar begitu menemukan tempatnya. Bila Reza jagonya melahap memek, Ari jagonya mengobel memek. Jari kasarnya bisa bergerak dengan cepat tanpa kenal lelah. Dinda yang jadi korbannya sekarang hanya bisa pasrah. Tubuhnya menegang, tangannya mencengkram erat lengan Jejen yang memeluk pinggangnya. Kepalanya terdongak jauh, bila tidak tertutup jilbab pastilah terlihat urat-urat di lehernya yang menegang.

KCPAKCPAKCPAK! Cairan bening memercik keluar dari lubang memek Dinda seolah-olah sedang diserok oleh jari Ari. Jumlahnya semakin banyak dan suara kecipaknya semakin keras.

“Ooouuuuuhhhhhh!” Dinda hanya bisa melenguh sambil menggelinjang. Kakinya yang tadi hanya diam mengangkang sekarang mulai bergerak tak beraturan.

“Ggggrhhhh!” Ari menggeretakkan giginya saat memfokuskan tenaga ke dua ujung jarinya. Karpet di bawah tubuh Dinda sudah basah kuyup oleh cairan memek yang diserok keluar oleh Ari.

Tubuh Dinda semakin menggelinjang ketika akhirnya gadis berjilbab itu memekik keras

“Nnnnnngggggghhhhhhhhhhaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhkkkkkkk!”

SPLRRT! Ari menarik tangannya dan seketika SERRRRRRRRRRRR! Bagai air mancur cairan bening memancar dari lubang nikmat Dinda. Tubuh gadis itu tersentak-sentak liar saat orgasme dahsyat dengan squirtnya tiba.


Jejen, Reza, dan Ari tertawa-tawa melihat usaha mereka membuat Dinda pipis nikmat berhasil. Sementara Dinda, pelan-pelan membuka matanya setelah kelebat sinar putih dari orgasmenya tadi mulai menghilang.

“Hahhhh...Hahhh...Ampun gilaa..Lemes aku...” gumamnya lirih

“Enak Ceu?” goda Reza

“Iiya...” Dinda menjawab pasrah, tak ingin lagi melawan

”Belum juga dimasukin kontol tuh memek”

“Hah? Oh...Iiya yaa...” Dinda terhenyak ketika dia baru sadar

Belum ada satupun dari tiga kontol itu yang masuk ke dalam memeknya. Sementara dia sudah takluk dua kali. Melihat ke sekeliling, tiga kontol milik Jejen, Reza, dan Ari sudah kembali mengacung tegak, siap mengobrak-abrik tubuh Dinda. Membayangkan apa yang akan terjadi nanti, Dinda merasa lemas tapi sekaligus bergairah. Dia sudah tak berminat lagi untuk menjaga harga dirinya. Biarlah dia diejek terus-terusan habis ini.

“Ceu, masih kuat?”

“...Masih”

“Mau dimasukin kontol kita ke memek situ?”


Dinda yang masih tersengal-sengal tersenyum dengan mata berbinar, lalu mengangguk pelan

“Mau...”


Bersambung ke Part 2
 
Terakhir diubah:
Bonus di tengah pekan! Part 2 nya bakal keluar suka-sukanya yang nulis :p. Entah setelah chapter 8, setelah semua chapter utama selesai atau kapan, tunggu aja.
 
Ditungguin lho gan.....
 
mantap huu.. ini yang ditunggu2.. hehe lanjut hu ke part 2.. ga sabar nunggu nih.. mantapppp!
 
Komeng dulu baru baca
Ngebayangin si dinda digangbang udah bikin tegang aje nih
Btw thanks suhu udah disempetin update
 
benar benar jadi binal nih dinda ?... apakah kang asep nantinya bisa naklukin dinda ???? .....
...
... ane tunggu kelanjutannya
 
Aaaah.... :ngiler:


Baaaacanya jaaadi ggak fokus Gann.. susah megang HP jadinyyaa... :ngiler: :malu:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd