Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG PETUALANGAN BUDI

Bila kalian masuk ke Budi Universe, Pilih 2 orang yang yang jadi teman hidup

  • Amelia

  • Rara

  • Anisa

  • Hana

  • Mirna

  • Yohana

  • Aulia

  • Siti

  • Atun


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Status
Please reply by conversation.
EPISODE 8.



Kembali ke masa Budi kelas 2 SMA

Wajah siti memerah sesaat setelah bibirnya terlepas dari kecupan Budi.

“Itu hadiah karena kakak sudah dapat peringkat satu,” Kata Siti.

Budi hanya melongo, siswa yang sehari hari menjadi kuli panggul di pelabuhan bangsal ini terperangah karena baru saja merasakan bibir lembut dari Siti, gadis tercantik di sekolahnya. Ciuman yang terjadi di Lab komputer itu adalah yang pertama bagi Budi. Tak menyangka, Siti anak dari pemilik warung makan sudah menjadi pacarnya sejak 6 bulan yang lalu.

“Siti pulang dulu kak,” gadis itu lalu berlari keluar Lab Komputer meninggalkan Budi yang terdiam lugu dengan wajah memerah. Ia merasa sedikit berdosa karena tiba tiba pusaka diantara selangkangannya tiba tiba berontak ingin keluar dan ada perasaan berdesir keluar di seluruh badannya.

“Apa ini normal?” kata Budi dalam hati.

Budi berjalan pulang menuju rumah Neneknya, dia sudah tidak punya rumah. Ibunya sudah meninggal sejak Ia balita, lalu bapaknya layaknya siluman yang datang membawa masalah lalu pergi meninggalkan masalah. Dalam perjalanan Budi merasakan ada hal yang aneh di dalam dirinya. Selain ereksi penisnya yang tak mengendor tapi badannya terasa aneh dan fikirannya pun tak bisa berfikir dengan baik.

“Gua kenapa.” geram budi dalam hati.

Sampailah budi di rumah neneknya, rumah kecil dengan tembok dari anyaman bambu. Rumah sederhana yang cukup nyaman buat Budi, namun kenyamanan itu hilang saat dia mendapati Bapaknya sedang duduk merokok di kursi kayu di ruangan depan.

“kalau pulang, ucap salam dong. gak pernah diajarin sopan santun ya!” oceh Bapak.

“Siapa yang mau ajaran saya, bapak?” Sindir Budi.

“Memang sudah kurang ajar kamu sekarang ya,” kata bapak sambil menyedot rokoknya dengan nikmat. “kenapa lo jalannya aneh? Kontol lo berdiri ya?” Lanjut Bapak.

“Ngapain bapak kesini lagi, sudah gak ada yang bisa dijual di sini, atau bawa kabur anak orang lagi buat dinikahin,” kata Budi.

“Tambah kurang ajar kamu sekarang ya,” bapak budi masih santai seolah sudah biasa mendengar ucapan kasar Budi.

“Bapak yang ngajarin,” jawab budi. Bapak hanya tersenyum sedikit lalu beranjak membuka laci dari kursi tua yang ada di ruang depan. Budi berdiri memantau jangan sampai bapaknya membawa kabur barang barang neneknya lagi. ”Bapak mau cari apa?” tanya Budi.

“Pemotong kuku, kamu kira bapak maling!” balas Bapak,” Ini yang bapak cari,” kata Bapak saat menemukan pemotong kuku. Bapak lalu berjalan mendekati Budi dan tiba tiba menyentuh selangkangan budi.

“Eh, Apa yang bapak lakuin?” bentak Budi kaget.

“hahaha, Gede juga, kayaknya punya kamu lebih besar dari bapak. Masalah yang kamu tanggung juga pasti akan besar. hahaha.” Bapak tertawa dengan puas lalu duduk kembali ke kursi kayunya. Budi mencoba menahan emosinya.

“Kamu habis ngapain bisa sekeras itu padahal kamu baru pulang sekolah? Habis diperkosa guru biologi? habis apa? atau kamu habis make Siti?” tanya bapak.

“Persetan dengan omongan bapak!” Budi benar benar kesal.

“kamu akan jadi kayak bapak,”

“Persetan!”

“hahahaha, darah bapak mengalir di darahmu, sifat bapak mengalir di darahmu.”

“omong kosong,”

“Kamu kira apa yang terjadi pada kontol kamu itu, ereksi? Keluarkan saja dengan coli lalu lihat sampai berapa lama akan bertahan tidak akan tegang lagi” kata Bapak. “Kamu itu sakit kayak bapak, sakit ini” kata Bapak sambil menunjuk kepalanya. “Kamu kira bapak begini karena apa, karena ini,” bapak menunjuk selangkangannya.

“saya beda dengan bapak,”

“Persis sama apa yang bapak bilang kepada almarhum kakekmu. Tapi sekarang bapak persis sama dengan apa yang kakekmu lakukan.” kata bapak. “kamu itu penerus bapak, dan akan sama dengan bapak,” kata bapak budi.

“Persetan.” Budi lalu pergi masuk kedalam kamar.

“jangan terlalu keras sama dirimu sendiri Budi, hidup ini sudah cukup keras.”

Malam datang, nenek Budi pulang dari pelabuhan untuk berjualan. Budi tampak duduk di kursi kayu sambil berfikir apa yang dikatakan bapaknya. Setelah bapaknya pergi Budi pergi kemar mandi untuk menyalurkan nafsunya sendiri dengan tangan. Ia bisa membuat pusakanya berhenti tegang namun perasaan dan fikirannya masih terasa tak terpuaskan. Budi merasa takut.

“Bapakmu tadi kesini?” tanya Nenek.

“Ya nek,”

“Dia masih seperti biasa?”

“Ya masih dengan wajah menyebalkan dan mulut bau alkohol,” jawab Budi. “kenapa Dia masih sering ke sini Nek, bukannya dia hanya menantu nenek bukan anak kandung nenek,” Protes Budi.

“Mungkin dia kangen kamu dan juga ibumu,” kata Nenek.

“kangen? tumben dia tidak bawa masalah Nek. Biasanya selalu saja masalah yang ditimbulkan. mana mungkin alasannya kangen.” Kata budi. “kenapa nenek bisa menerima bapak jadi menantu Nenek?” Lanjut budi.

“Dulu dia tidak seperti ini, dia sangat sayang sama ibumu. Tapi setelah ibumu meninggal, dia seolah berubah seperti sekarang, tidak terkendali.” Jawab nenek, “Bapakmu seperti orang sakit jiwa yang tidak bisa menahan amarah dan keinginannya,” Jelas nenek.

Budi langsung terfikir, apakah dia akan mejadi seperti bapaknya. Dia mengutuk fikiran itu.
******************************

Sepulang sekolah Budi berjalan pulang dengan Siti. Setelah kejadian ciuman itu Budi sering sekali hilang Fokus. Dia susah untuk berkonsentrasi. Seolah ada hal yang menghambat kepalanya untuk berfikir.

“nanti sore Kakak ke pelabuhan?”tanya Siti.

“Ya, mau bantuin Bang jali pindahkan barang ke kapal,” jawab Budi.

“kakak yang semangat ya,” kata siti sambil tersenyum. Gadis manis berhijab ini memang primadona di sekolahnya. Badannya kurus dengan wajah putih tak tersentuh make up. Hijabnya adalah hijab anak sekolah biasa. Cantiknya benar benar natural.

“Ya dek,”

“Jangan lirik cewek lain ya di sana,”

“Siapa yang mau dilirik di pelabuhan dek, Mbok Imok penjual es,” Canda Budi.

Siti terlihat celingak celinguk saat sampai di depan gedung kosong bekas gudang beras yang tidak dipakai. Siti menarik Budi ke dalam lalu mereka berada di gedung kosong yang tidak tampak dari luar.

“Siti mau kasih ciuman semangat,”

Siti lalu mendekatkan wajahnya ke Budi lalu dengan cepat ia menyentuh bibir budi dengan bibirnya namun aksinya itu membuat Budi tak ingin mengakhiri ciuman itu hanya dengan kecupan. ia mendorong bibir lembut Siti dengan bibirnya dan mencium Siti lebih dalam sambil memainkan bibirnya dengan menggigit lembut bibir siti. Siti awalnya kaget namun ciuman panas itu juga membuatnya terlena.
Budi tak sampai disana, ia memainkan lidahnya sehingga lidah mereka beradu dalam cumbuan basah yang sangat panas. Tangan Budi menyentuh leher Siti yang masih tertutup Jilbab. lalu dengan lembut meraba leher itu sambil bibirnya tak lepas dari kuluman yang makin lama makin panas.

Tangan Budi turun dari leher menuju bawah sampai tangan itu menyentuh daging besar siti yang masih tertutup baju sekolah dan BH. Sentuhan itu sontak membuat Siti kaget dan menghentikan ciumannya.

“kak!” kata Siti kaget. namun Budi tak peduli. Ia kembali dengan ganas mencium bibir Siti dan tangannya meremas Dada siti yang masih terlapis kain. Siti mencoba menarik tangan Budi namun tenaga siti tak kuat melawan tangan Budi yang kekar dengan otot yang tampak menonjol.

“Mhhh,,,” Rasa geli itu membuat Siti tak bisa menahan untuk tidak mengeluarkan suara namun Siti tiba tiba menarik tangan kananya lalu dengan cepat melayangkan tamparan keras ke wajah Budi.

Plaaak...

Budi terdiam dan melepas perlakukannya kepada Siti. Ia termangu, ia baru saja memaksa siti melakukan hal yang yang gadis itu tidak mau lakukan. “Sial! apa gua sebejat bapak,” kata Budi dalam hati.

Siti terdiam, tiba tiba airnya matanya menetes.

Budi menunduk lalu ia berbalik.

“Maafkan kakak, kamu boleh benci kakak” Budi lalu pergi meninggalkan Siti.

Siti terdiam melihat melihat kekasihnya pergi.​


************************​



Kembali ke masa kini

“Ahhhhhh”

Peju kental terbang lalu hinggap di tembok toilet sekolah. Peju yang cukup banyak hingga terlihat seperti lelehan susu fullcream yang sangat kental. Tangan budi terasa pegal dan penisnya agak sakit karena terlalu lama di kocok. Ia tak tahu harus bagaimana lagi, harus ada solusi untuk masalah yang ia hadapi sekarang. Solusinya cuma 1 dia harus menyalurkan hasyatnya dengan cara apapun.
Budi mengutuk dirinya, dia tidak membayangkan dia harus memuskan dirinya sendiri di toilet kampus.

“Lo lama banget bud,” tanya Farhan saat Budi kembali ke kelas.

“Perut gua kayaknya gak bersahabat sekarang,” jawab Budi pura pura.

“Gua ada obat di mobil nanti gua ambilkan,”

“Oke makasih Han,” jawab Budi.

“Gimana anisa kemarin?”

“Berhasil, ee lo inget bu Aulia? bu Aulia pelanggan pertama gua itu kakaknya Anisa,” jawab Budi.

“Apaa!” Farhan teriak kaget.

“Budi, farhan! kalau ngobrol di luar saja!” peringat Dosen.

“Maaf pak,” kata farhan. Farhan berpuran pura kembali mendengarkan dosen. “Jadi kemarin lo kesana?” bisik Farhan.

Budi mengangguk.​

***********************************

Saat kuliah selesai Farhan langsung pulang, alasannya ada rapat mendadak sama klien. Budi langsung menuju gazebo karena berencana untuk menghabiskan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas yang ada.

empat sekawan, Geng amelia tampak sedang berjalan menuju kantin melewati gazebo tempat Budi belajar. Anisa yang melihat Budi disana langsung berjalan berpisah dari ketiga cewek lain lalu lagi lagi dihalangi oleh amelia.

“Lo mau kemana? tanya Amelia. Rara dan Hana melihat mereka berdua bingung.

“Mel, lo kenapa lagi sih? gua mau nyapa budi dulu,” Kata Anisa. Amelia dengan sangat terpaksa melepas Anisa. Anisa lalu berjalan menuju tempat budi duduk.

“Lo Kenapa sih Mel?” Tanya Hana.

“Gua gak suka aja Anisa gaul sama Budi,” jawab Amel.

“Bukannya lo dulu sering muji Budi ya, kok sekarang malah takut? Anisa juga habis minta bantuan sama Budi jadi wajar dia mau berterima kasih,” kata Hana.

“Lo gak cemburu kan Mel,?” Tanya Rara.

Amelia terdiam.
“Sendiri aja bud” tanya Anisa yang datang lalu duduk di depan Budi.

“Hai nis, Ya, mau selesaikan tugas dulu,” balas Budi.

“By The way, thanks bantuannya,”

“Sama sama Nis, gua gak banyak membantu. lo yang menyelesaikan masalah lo sendiri. Lo harus kasih apresiasi lebih sama usaha yang lo lakukan” jawab Budi.

“Ya budi, terima kasih, senang bisa kenal dengan orang baik kayak lo,” Kata Anisa. “Gua ke kantin dulu ya, sampai jumpa besok,”

Budi hanya tersenyum.​



Kembali ke masa Budi kelas 2 SMA

“Siti? kenapa status facebookmu berubah jadi lajang?” Mar’atun, sahabat Siti langsung mencecar Siti saat baru masuk kelas. “Jangan bilang kamu putus sama kak Budi?” tanya Atun.

Siti mengangguk. Mata Atun melotot seperti mau keluar karena kaget.

“Kenapa kok bisa? Kak Budi nyakitin kamu? kenapa?” Tanya Atun penasaran.

“ini salah siti tun, harusnya Siti gak memulai,” kata Siti.

“Memulai apa?”

“Nanti dah Siti cerita, ya jangan sekarang,”

“ya siti, kamu jangan sedih ya,” kata Atun. Sahabat Siti ini adalah seorang gadis berbadan gempal. Dari kecil berat badannya memang sudah over. Namun banyak orang yang juga tertarik dengan Atun karena pribadinya yang ramah dan tentu karena dia sahabat Siti. Ia juga tidak jelek, badannya yang oversize membuat pinggul dan dadanya juga cukup besar untuk ditutupi hijab yang dia kenakan.

Teman teman kelas Siti memandang kedua sahabat itu dengan serius. Selama Siti pacaran dengan Budi, tak ada yang berani mendekati Siti namun kalau sekarang tentu semua orang merasa punya kesempatan.​



Kembali ke masa kini

“Jadi Budi, Anisa dan kamu teman sekelas,” tanya Aulia.

“Begitulah” jawab Farhan.

“Bukannya itu malah jadi jaminan kalau Budi adalah cowok baik baik,” kata Mirna.

“Betul sekali,” Sambut Farhan.

“Jadi saya harus selingkuh dengan temannya adik saya? Kalian gila? Ide berselingkuh saja sudah cukup gila, apalagi seperti ini. Saya tidak seperti kalian berdua yang gila,” Aulia berbicara sambil geleng geleng tidak percaya dengan fakta yang ada.

“Saya juga tidak memaksa, Budi itu sahabat saya, saya hanya ingin masa depannya terjamin,” Kata Farhan.

“Kamu memang teman yang baik sayang,” Mirna mengecup pipi Farhan.

“Teman kok malah menjerumuskan,” Sindir Aulia.

“Lalu apa yang harus saya lakukan? saya gak bisa selamanya membantu Budi, toko bunga tempat budi bekerja sekarang juga akan diakusisi orang berapa bulan lagi. Dia itu terlalu baik dan pintar, dan saya gak ingin melihat dia gagal. dia butuh jaminan. Saya gak bisa jadi jaminan.” Kata Farhan. farhan mengeluarkan unek uneknya dengan jujur. Mirna mengelus Dada Farhan agar menenagkan dirinya.

“Sudah sudah sayang” kata Mirna Kepada farhan. “mungkin menurut Bu Aulia kami ini salah tapi ingat kami bukan orang jahat yang tega menyakiti orang lain. Saya disini hanya mencoba mendukung ide Farhan saja. Bila Ibu tidak mau saya akan mencari orang lain yang bisa cocok dengan Budi,” Lanjut Mirna.

“Saya akan mempekerjakan Budi, tapi tidak dengan membuatnya menjadi selingkuhan saya”

“Bagaimana caranya? Janji manis tak akan manjamin masa depan Budi tapi ikatan perasaan adalah jaminan yang paling kuat.” Kata Farhan.

“Akan saya fikirkan, saya juga gak ingin anak malang itu salah jalan,”

“Haha? Salah jalan? saya kasih waktu satu minggu, kalau tidak ada solusi, saya akan kenalkan Budi ke orang lain.” Kata Farhan.
 
EPISODE 8.



Kembali ke masa Budi kelas 2 SMA

Wajah siti memerah sesaat setelah bibirnya terlepas dari kecupan Budi.

“Itu hadiah karena kakak sudah dapat peringkat satu,” Kata Siti.

Budi hanya melongo, siswa yang sehari hari menjadi kuli panggul di pelabuhan bangsal ini terperangah karena baru saja merasakan bibir lembut dari Siti, gadis tercantik di sekolahnya. Ciuman yang terjadi di Lab komputer itu adalah yang pertama bagi Budi. Tak menyangka, Siti anak dari pemilik warung makan sudah menjadi pacarnya sejak 6 bulan yang lalu.

“Siti pulang dulu kak,” gadis itu lalu berlari keluar Lab Komputer meninggalkan Budi yang terdiam lugu dengan wajah memerah. Ia merasa sedikit berdosa karena tiba tiba pusaka diantara selangkangannya tiba tiba berontak ingin keluar dan ada perasaan berdesir keluar di seluruh badannya.

“Apa ini normal?” kata Budi dalam hati.

Budi berjalan pulang menuju rumah Neneknya, dia sudah tidak punya rumah. Ibunya sudah meninggal sejak Ia balita, lalu bapaknya layaknya siluman yang datang membawa masalah lalu pergi meninggalkan masalah. Dalam perjalanan Budi merasakan ada hal yang aneh di dalam dirinya. Selain ereksi penisnya yang tak mengendor tapi badannya terasa aneh dan fikirannya pun tak bisa berfikir dengan baik.

“Gua kenapa.” geram budi dalam hati.

Sampailah budi di rumah neneknya, rumah kecil dengan tembok dari anyaman bambu. Rumah sederhana yang cukup nyaman buat Budi, namun kenyamanan itu hilang saat dia mendapati Bapaknya sedang duduk merokok di kursi kayu di ruangan depan.

“kalau pulang, ucap salam dong. gak pernah diajarin sopan santun ya!” oceh Bapak.

“Siapa yang mau ajaran saya, bapak?” Sindir Budi.

“Memang sudah kurang ajar kamu sekarang ya,” kata bapak sambil menyedot rokoknya dengan nikmat. “kenapa lo jalannya aneh? Kontol lo berdiri ya?” Lanjut Bapak.

“Ngapain bapak kesini lagi, sudah gak ada yang bisa dijual di sini, atau bawa kabur anak orang lagi buat dinikahin,” kata Budi.

“Tambah kurang ajar kamu sekarang ya,” bapak budi masih santai seolah sudah biasa mendengar ucapan kasar Budi.

“Bapak yang ngajarin,” jawab budi. Bapak hanya tersenyum sedikit lalu beranjak membuka laci dari kursi tua yang ada di ruang depan. Budi berdiri memantau jangan sampai bapaknya membawa kabur barang barang neneknya lagi. ”Bapak mau cari apa?” tanya Budi.

“Pemotong kuku, kamu kira bapak maling!” balas Bapak,” Ini yang bapak cari,” kata Bapak saat menemukan pemotong kuku. Bapak lalu berjalan mendekati Budi dan tiba tiba menyentuh selangkangan budi.

“Eh, Apa yang bapak lakuin?” bentak Budi kaget.

“hahaha, Gede juga, kayaknya punya kamu lebih besar dari bapak. Masalah yang kamu tanggung juga pasti akan besar. hahaha.” Bapak tertawa dengan puas lalu duduk kembali ke kursi kayunya. Budi mencoba menahan emosinya.

“Kamu habis ngapain bisa sekeras itu padahal kamu baru pulang sekolah? Habis diperkosa guru biologi? habis apa? atau kamu habis make Siti?” tanya bapak.

“Persetan dengan omongan bapak!” Budi benar benar kesal.

“kamu akan jadi kayak bapak,”

“Persetan!”

“hahahaha, darah bapak mengalir di darahmu, sifat bapak mengalir di darahmu.”

“omong kosong,”

“Kamu kira apa yang terjadi pada kontol kamu itu, ereksi? Keluarkan saja dengan coli lalu lihat sampai berapa lama akan bertahan tidak akan tegang lagi” kata Bapak. “Kamu itu sakit kayak bapak, sakit ini” kata Bapak sambil menunjuk kepalanya. “Kamu kira bapak begini karena apa, karena ini,” bapak menunjuk selangkangannya.

“saya beda dengan bapak,”

“Persis sama apa yang bapak bilang kepada almarhum kakekmu. Tapi sekarang bapak persis sama dengan apa yang kakekmu lakukan.” kata bapak. “kamu itu penerus bapak, dan akan sama dengan bapak,” kata bapak budi.

“Persetan.” Budi lalu pergi masuk kedalam kamar.

“jangan terlalu keras sama dirimu sendiri Budi, hidup ini sudah cukup keras.”

Malam datang, nenek Budi pulang dari pelabuhan untuk berjualan. Budi tampak duduk di kursi kayu sambil berfikir apa yang dikatakan bapaknya. Setelah bapaknya pergi Budi pergi kemar mandi untuk menyalurkan nafsunya sendiri dengan tangan. Ia bisa membuat pusakanya berhenti tegang namun perasaan dan fikirannya masih terasa tak terpuaskan. Budi merasa takut.

“Bapakmu tadi kesini?” tanya Nenek.

“Ya nek,”

“Dia masih seperti biasa?”

“Ya masih dengan wajah menyebalkan dan mulut bau alkohol,” jawab Budi. “kenapa Dia masih sering ke sini Nek, bukannya dia hanya menantu nenek bukan anak kandung nenek,” Protes Budi.

“Mungkin dia kangen kamu dan juga ibumu,” kata Nenek.

“kangen? tumben dia tidak bawa masalah Nek. Biasanya selalu saja masalah yang ditimbulkan. mana mungkin alasannya kangen.” Kata budi. “kenapa nenek bisa menerima bapak jadi menantu Nenek?” Lanjut budi.

“Dulu dia tidak seperti ini, dia sangat sayang sama ibumu. Tapi setelah ibumu meninggal, dia seolah berubah seperti sekarang, tidak terkendali.” Jawab nenek, “Bapakmu seperti orang sakit jiwa yang tidak bisa menahan amarah dan keinginannya,” Jelas nenek.

Budi langsung terfikir, apakah dia akan mejadi seperti bapaknya. Dia mengutuk fikiran itu.
******************************

Sepulang sekolah Budi berjalan pulang dengan Siti. Setelah kejadian ciuman itu Budi sering sekali hilang Fokus. Dia susah untuk berkonsentrasi. Seolah ada hal yang menghambat kepalanya untuk berfikir.

“nanti sore Kakak ke pelabuhan?”tanya Siti.

“Ya, mau bantuin Bang jali pindahkan barang ke kapal,” jawab Budi.

“kakak yang semangat ya,” kata siti sambil tersenyum. Gadis manis berhijab ini memang primadona di sekolahnya. Badannya kurus dengan wajah putih tak tersentuh make up. Hijabnya adalah hijab anak sekolah biasa. Cantiknya benar benar natural.

“Ya dek,”

“Jangan lirik cewek lain ya di sana,”

“Siapa yang mau dilirik di pelabuhan dek, Mbok Imok penjual es,” Canda Budi.

Siti terlihat celingak celinguk saat sampai di depan gedung kosong bekas gudang beras yang tidak dipakai. Siti menarik Budi ke dalam lalu mereka berada di gedung kosong yang tidak tampak dari luar.

“Siti mau kasih ciuman semangat,”

Siti lalu mendekatkan wajahnya ke Budi lalu dengan cepat ia menyentuh bibir budi dengan bibirnya namun aksinya itu membuat Budi tak ingin mengakhiri ciuman itu hanya dengan kecupan. ia mendorong bibir lembut Siti dengan bibirnya dan mencium Siti lebih dalam sambil memainkan bibirnya dengan menggigit lembut bibir siti. Siti awalnya kaget namun ciuman panas itu juga membuatnya terlena.
Budi tak sampai disana, ia memainkan lidahnya sehingga lidah mereka beradu dalam cumbuan basah yang sangat panas. Tangan Budi menyentuh leher Siti yang masih tertutup Jilbab. lalu dengan lembut meraba leher itu sambil bibirnya tak lepas dari kuluman yang makin lama makin panas.

Tangan Budi turun dari leher menuju bawah sampai tangan itu menyentuh daging besar siti yang masih tertutup baju sekolah dan BH. Sentuhan itu sontak membuat Siti kaget dan menghentikan ciumannya.

“kak!” kata Siti kaget. namun Budi tak peduli. Ia kembali dengan ganas mencium bibir Siti dan tangannya meremas Dada siti yang masih terlapis kain. Siti mencoba menarik tangan Budi namun tenaga siti tak kuat melawan tangan Budi yang kekar dengan otot yang tampak menonjol.

“Mhhh,,,” Rasa geli itu membuat Siti tak bisa menahan untuk tidak mengeluarkan suara namun Siti tiba tiba menarik tangan kananya lalu dengan cepat melayangkan tamparan keras ke wajah Budi.

Plaaak...

Budi terdiam dan melepas perlakukannya kepada Siti. Ia termangu, ia baru saja memaksa siti melakukan hal yang yang gadis itu tidak mau lakukan. “Sial! apa gua sebejat bapak,” kata Budi dalam hati.

Siti terdiam, tiba tiba airnya matanya menetes.

Budi menunduk lalu ia berbalik.

“Maafkan kakak, kamu boleh benci kakak” Budi lalu pergi meninggalkan Siti.

Siti terdiam melihat melihat kekasihnya pergi.​


************************​



Kembali ke masa kini

“Ahhhhhh”

Peju kental terbang lalu hinggap di tembok toilet sekolah. Peju yang cukup banyak hingga terlihat seperti lelehan susu fullcream yang sangat kental. Tangan budi terasa pegal dan penisnya agak sakit karena terlalu lama di kocok. Ia tak tahu harus bagaimana lagi, harus ada solusi untuk masalah yang ia hadapi sekarang. Solusinya cuma 1 dia harus menyalurkan hasyatnya dengan cara apapun.
Budi mengutuk dirinya, dia tidak membayangkan dia harus memuskan dirinya sendiri di toilet kampus.

“Lo lama banget bud,” tanya Farhan saat Budi kembali ke kelas.

“Perut gua kayaknya gak bersahabat sekarang,” jawab Budi pura pura.

“Gua ada obat di mobil nanti gua ambilkan,”

“Oke makasih Han,” jawab Budi.

“Gimana anisa kemarin?”

“Berhasil, ee lo inget bu Aulia? bu Aulia pelanggan pertama gua itu kakaknya Anisa,” jawab Budi.

“Apaa!” Farhan teriak kaget.

“Budi, farhan! kalau ngobrol di luar saja!” peringat Dosen.

“Maaf pak,” kata farhan. Farhan berpuran pura kembali mendengarkan dosen. “Jadi kemarin lo kesana?” bisik Farhan.

Budi mengangguk.​

***********************************

Saat kuliah selesai Farhan langsung pulang, alasannya ada rapat mendadak sama klien. Budi langsung menuju gazebo karena berencana untuk menghabiskan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas yang ada.

empat sekawan, Geng amelia tampak sedang berjalan menuju kantin melewati gazebo tempat Budi belajar. Anisa yang melihat Budi disana langsung berjalan berpisah dari ketiga cewek lain lalu lagi lagi dihalangi oleh amelia.

“Lo mau kemana? tanya Amelia. Rara dan Hana melihat mereka berdua bingung.

“Mel, lo kenapa lagi sih? gua mau nyapa budi dulu,” Kata Anisa. Amelia dengan sangat terpaksa melepas Anisa. Anisa lalu berjalan menuju tempat budi duduk.

“Lo Kenapa sih Mel?” Tanya Hana.

“Gua gak suka aja Anisa gaul sama Budi,” jawab Amel.

“Bukannya lo dulu sering muji Budi ya, kok sekarang malah takut? Anisa juga habis minta bantuan sama Budi jadi wajar dia mau berterima kasih,” kata Hana.

“Lo gak cemburu kan Mel,?” Tanya Rara.

Amelia terdiam.
“Sendiri aja bud” tanya Anisa yang datang lalu duduk di depan Budi.

“Hai nis, Ya, mau selesaikan tugas dulu,” balas Budi.

“By The way, thanks bantuannya,”

“Sama sama Nis, gua gak banyak membantu. lo yang menyelesaikan masalah lo sendiri. Lo harus kasih apresiasi lebih sama usaha yang lo lakukan” jawab Budi.

“Ya budi, terima kasih, senang bisa kenal dengan orang baik kayak lo,” Kata Anisa. “Gua ke kantin dulu ya, sampai jumpa besok,”

Budi hanya tersenyum.​



Kembali ke masa Budi kelas 2 SMA

“Siti? kenapa status facebookmu berubah jadi lajang?” Mar’atun, sahabat Siti langsung mencecar Siti saat baru masuk kelas. “Jangan bilang kamu putus sama kak Budi?” tanya Atun.

Siti mengangguk. Mata Atun melotot seperti mau keluar karena kaget.

“Kenapa kok bisa? Kak Budi nyakitin kamu? kenapa?” Tanya Atun penasaran.

“ini salah siti tun, harusnya Siti gak memulai,” kata Siti.

“Memulai apa?”

“Nanti dah Siti cerita, ya jangan sekarang,”

“ya siti, kamu jangan sedih ya,” kata Atun. Sahabat Siti ini adalah seorang gadis berbadan gempal. Dari kecil berat badannya memang sudah over. Namun banyak orang yang juga tertarik dengan Atun karena pribadinya yang ramah dan tentu karena dia sahabat Siti. Ia juga tidak jelek, badannya yang oversize membuat pinggul dan dadanya juga cukup besar untuk ditutupi hijab yang dia kenakan.

Teman teman kelas Siti memandang kedua sahabat itu dengan serius. Selama Siti pacaran dengan Budi, tak ada yang berani mendekati Siti namun kalau sekarang tentu semua orang merasa punya kesempatan.​



Kembali ke masa kini

“Jadi Budi, Anisa dan kamu teman sekelas,” tanya Aulia.

“Begitulah” jawab Farhan.

“Bukannya itu malah jadi jaminan kalau Budi adalah cowok baik baik,” kata Mirna.

“Betul sekali,” Sambut Farhan.

“Jadi saya harus selingkuh dengan temannya adik saya? Kalian gila? Ide berselingkuh saja sudah cukup gila, apalagi seperti ini. Saya tidak seperti kalian berdua yang gila,” Aulia berbicara sambil geleng geleng tidak percaya dengan fakta yang ada.

“Saya juga tidak memaksa, Budi itu sahabat saya, saya hanya ingin masa depannya terjamin,” Kata Farhan.

“Kamu memang teman yang baik sayang,” Mirna mengecup pipi Farhan.

“Teman kok malah menjerumuskan,” Sindir Aulia.

“Lalu apa yang harus saya lakukan? saya gak bisa selamanya membantu Budi, toko bunga tempat budi bekerja sekarang juga akan diakusisi orang berapa bulan lagi. Dia itu terlalu baik dan pintar, dan saya gak ingin melihat dia gagal. dia butuh jaminan. Saya gak bisa jadi jaminan.” Kata Farhan. farhan mengeluarkan unek uneknya dengan jujur. Mirna mengelus Dada Farhan agar menenagkan dirinya.

“Sudah sudah sayang” kata Mirna Kepada farhan. “mungkin menurut Bu Aulia kami ini salah tapi ingat kami bukan orang jahat yang tega menyakiti orang lain. Saya disini hanya mencoba mendukung ide Farhan saja. Bila Ibu tidak mau saya akan mencari orang lain yang bisa cocok dengan Budi,” Lanjut Mirna.

“Saya akan mempekerjakan Budi, tapi tidak dengan membuatnya menjadi selingkuhan saya”

“Bagaimana caranya? Janji manis tak akan manjamin masa depan Budi tapi ikatan perasaan adalah jaminan yang paling kuat.” Kata Farhan.

“Akan saya fikirkan, saya juga gak ingin anak malang itu salah jalan,”

“Haha? Salah jalan? saya kasih waktu satu minggu, kalau tidak ada solusi, saya akan kenalkan Budi ke orang lain.” Kata Farhan.
Woo.. woo.. woo... Updatenya lancar jaya!!!
Terima kasih Master :beer: :beer:

Ada beberapa hal yang jadi perhatian ane

Pertama, ayah Budi perangainya menjadi buruk semenjak ditinggal oleh ibu Budi. Tapi itu juga belum bisa jadi alesan. Anak, fisik pasti ikut orang tua. Namun sikap dan kepribadian, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat sangatlah berpengaruh. Tapi ane rasa, kalo yang bilang itu ayahnya Budi, wajar sih. Orang gak berpendidikan, mabuk²an, pasti yang dia tau hanya, kebiasaan pasti nurun ke anak.:kretek:

Kedua, tentang Siti. Dia cinta pertama Budi, itu pun cuma cinta anak SMA dan sekarang sudah putus. Jadi harusnya gak masalah kalo Budi dekat dengan siapa aja. :norose:

Ketiga, Budi jika kamu sering bergaul dengan Farhan, lanjutin Bud. Itu temen bisa aja jadi jalan rezekimu. Jika besok Farhan dalam kondisi susah, gantian bantuin balik. :shakehand

Keempat, Amelia.. ini cewek kayaknya otak sama perasaannya kagak nyambung. Bingung² sendiri. Di satu sisi, takut sama Budi. Di satu sisi, dulu nyanjung Budi. Di sisi yang lain, mencegah temene deket dengan Budi.. lama² jadi paranoid ni cewek:getok::hammer:o_O
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd