Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Petualangan si Bunga Kampus "Nadia Assyifa"

enaknya nadia diapain aja nih ?

  • diperkosa orang jelek rendahan

    Votes: 287 33,7%
  • digangbang rame-rame

    Votes: 380 44,7%
  • dibukkake masal

    Votes: 192 22,6%
  • diperlakukan selayaknya hewan

    Votes: 233 27,4%

  • Total voters
    851
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Selamat ya hu.. :tepuktangan:
KisahBB nya dah TAMAT.
 
Sidestory Neng Fithri 1 : Perpustakaan oh perpustakaan

Sebagai seorang mahasiswi, walaupun aku menggemari yang namanya futsal aku selalu berhubungan dengan buku, apalagi ketika tugas menumpuk dan menjelang ujian. Ada yg kubeli sendiri dan ada juga yang dipinjam dari perpustakaantakaan. Untuk buku-buku teks aku selalu meminjam dari perpustakaan karena lengkap. Suatu saat aku diberi tugas oleh dosen ku untuk me-resume sebuah buku, aku paling benci ketika menerima tugas yang seperti ini karena aku paling malas duduk lama-lama diperpustakaan hanya untuk baca buku atau mencatat.

Sebelumnya perkenankan aku untuk memperkenalkan diri dulu. Namaku Fithri syamsu. Umurku baru menginjak 22 tahun. Aku dikarunia wajah yang cantik. Aku tidak sombong tapi demikianlah pendapat orang-orang terhadapku. tubuhku putih langsing dengan perut rata, rambutku juga hitam panjang seperti layaknya model iklan shampo. Selain itu aku dikarunia tubuh yang sexy. Dengan kulitku yang putih mulus, ditambah lagi bulatan payudaraku yang cukup besar namun indah bentuknya, dan juga betisku yg bak pualam menjadikanku `incaran` cowo-cowo.
Oke deh, kembali ke cerita.

Hari itu hari jumat, perpustakaantakaan tutup jam 4 sore. Aku sengaja datang tepat jam 4 (jadi sebelum perpustakaan tutup). Kulihat lampu perpustakaan sudah sebagian dimatikan dan monitor komputer juga. Di dalam perpustakaan tinggal 1 orang lagi petugas sedangkan yang lain sudah pulang. Petugas itu Pak Yadi, Usianya sekitar 50-an lebih, tubuhnya tambun dengan kulit hitam terbakar matahari. dia sedang membereskan buku-buku yang berserakan dimeja.


mulustrasi pak Yadi

“Eh..mau tutup ya,Pak?”Tanyaku mengagetkannya.

Dia menatapku lalu berkata “Ya, iya atuh neng, kan sudah jam empat...”.

“Aya naon?” katanya sambil mencuri-curi melihat ketubuhku.

Sore itu aku memang memakai tanktop hitam ketat dan celana jeans panjang, sehingga lekuk tubuhku tercetak. Aku agak grogi juga dilihatin seperti itu.


mulustrasi neng Fithri

“Ngggak, Pak….. mau minta tolong aja. Mau minjam buku. Masih bisa ga?” ujarku.

“Ya gak bisa lah neng, Bapak udah mau pulang ini!”

“Tapi pak saya mau minjam 1 buku aja tentang apa kek gitu. Bisa ga,pak? Bisa yahh?" tanyaku memelas kepadanya.

“Yah, ga bisa atuh neng.. Kan ada peraturannya dari ketua jurusan ga bisa masuk perpustakaan kalau udah lebih dari jam 4 sore. Ntar kalo ketahuan saya dimarahin atuh..” Ujarnya dengan logat sunda yang khas.

“Iya tapi gimana dong Pak. Ada tugas yang mau dikumpulin besok dan bahannya dari sana. Kalo ga ngumpulin nilai tugas saya bisa nol. Bisa ya pak” Rengakku manja sambil menarik-narik tangannya.

Dia tetap menolak dengan tegas. Akhirnya aku utarakan bahwa ntar aku kasih rokok agar dia mau. Tapi dia tetap menolak.

Wah.. Harus cara lain nih. Maka timbul ide gilaku. Gimana seandainya kuberikan tubuhku untuk dinikmatinya sehingga aku dapat meminjam buku maha penting itu. Aku yakin dia tidak menolak. Masa sih ada orang yang menolak bercinta dengan gadis muda dan cantik. Dan aku memang sudah lama ingin menggodanya.

“Pak ada ga cara lain agar neng bisa pinjam buku itu?” tanyaku sambil lurus menatap matanya.

“Maksud neng naon?” tanyanya sambil duduk disebuah kursi.

“Bagaimana dengan ini?” tanyaku sambil melepaskan tanktop ku.

Aku nekat melepaskan tanktop ku dihadapannya. Dia terkejut bukan main. Matanya hampir copot ketika memandang payudaraku yang masih ditutupi bra hitam tersebut.

“Ayolah Pak. Masa tidak bisa” Tanyaku sambil meremas payudaraku.

“Neng fitri.. ke..a……..” katanya terpatah-patah karena gugup.

Kemudian aku mendekat, kubuka kacamatanya. Wajahku mendekati wajahnya dan berbisik pelan setengah mendesah,

“Ayolah Pak, masa bapak tidak mau meminjamkan sebuah buku. Bagaimana kalo saya tukar dengan dada saya ini?”.

Tanyaku makin membuatnya gemetaran. Dia mencoba meminum air putih yang ada dimeja didepannya.

Dia makin terperangah apalagi ketika aku mulai mencari kait bra hitamku dipunggung untuk melepaskannya. Kulepas braku sehingga payudaraku seperti mau meloncat keluar, karena tertahan BH yang kekecilan. Matanya melotot mengamat-ngamati payudaraku. Kemudian kugenggam tangannya dan kuarahkan kedadaku.

Perlahan-lahan dielusnya dada montokku yang berukuran 34, dengan puting kemerahan serta kulitnya yang putih mulus.

“Nnngghhh… Pak” desahku menggodanya.

Tangannya yang kasar sangat kontras dengan payudaraku yang halus,namun terasa nikmat.

“Tetekmu bagus juga yah Neng, indah dan montok,” pujinya.

“Ayo pak, nikmati saja selagi bisa. Asal bapak mau minjamin buku itu, apa aja yang bapak minta akan saya berkan” bisikku lirih ditelinganya.

Mendengar itu dia lalu mendudukanku di meja perpustakaan itu. Posisiku menghadap kearahanya dengan payudaraku tepat didepan wajahnya. Dia lalu mendekatkan mulutnya ke arah payudaraku, sebuah jilatan menyapu putingku disusul dengan gigitan ringan menyebabkan benda itu mengeras dan tubuhku bergetar.

“Nnngghhh…ayo pak nikmatin sepuasmu..oh..oh…”

Puas menjilati dadaku, dia kemudian memelukku, sambil berpelukan mulut kami mulai saling memagut, lidah bertemu lidah, saling jilat dan saling belit, kuremas-remas penisnya dari balik celana hitamnya. Elusannya mulai turun dari punggungku ke bongkahan pantatku yang lalu dia remasi.
Sambil berciuman tanganku mulai melepas kancing-kancing kemejanya. Walaupun perutnya agak tambun tapi remasan di dadaku membuatku makin bernafsu saja. Dia membantuku melepaskan ikat pinggang dan celananya. Segera kumasukkan tanganku kedalam celana dalamnya. Batanganya lumayan besar dan cukup kokoh dengan dihiasi sedikit urat. Kukocok-kocok dan keremas-remas benda itu. Tidak lama kemudian dia melepaskan CD nya sehingga terpampanglah kemalauannnya yang besar dan panjang itu. Penisnya mengingatkanku pada penis pak udin seorang ob mall yang pernah merasakan tubuhku saat ku kesana Bersama nadia. Besar dan kokoh walau tidak begitu panjang.

Aku sudah tidak sabar untuk mengoralnya. Maka kuturunkan badanku perlahan-lahan hingga berlutut di hadapannya. Penis dalam genggamanku itu kucium dan kujilat disertai sedikit kocokan. Batang hitam itu bergetar hebat diiringi desahan pemiliknya setiap kali lidahku menyapunya. Sekarang kubuka mulutku untuk memasukkan penis itu.

Hhmm.. nikmat sekali rasanya batang tuanya. hampir sedikit lagi masuk seluruhnya kemulutku tapi tidak kupaksakan karena sudah mentok di tenggorokanku. Dalam mulutku penis itu kukulum dan kuhisap, kugerakkan lidahku memutar mengitari kepala penisnya. Sesekali aku melirik ke atas melihat ekspresi wajah dia menikmati seponganku. Dia menikmati sekali permainan lidahku , dia terus merem-melek dan mendesah tak henti-hentinya saat penisnya kukulum dan kuhisap-hisap. Lama juga aku mengkaraokenya, sampai mulutku pegal, akhirnya dia suruh aku berhenti agar tidak cepat-cepat keluar.

Dia lalu mengendongku keatas meja besar di perpustakaan itu. Dipelorotkannya celana jeans yang kugunakan berikut CD ku. Matanya tidak berkedip menatap tubuh telanjang seorang gadis cantik yang masih sangat muda.

Tiba-tiba dengan bernafsu dia bentangkan lebar-lebar kedua pahaku. Matanya seperti mau copot memandangi kemaluanku yang merah merekah diantara bulu-bulu hitam yang lebat. Sebentar kemudian lidahnya mulai menjilati bibir kemaluanku dengan rakusnya. Lidahnya ditekan masuk ke dalam kemaluanku dengan satu jarinya mempermainkan klitorisku, tangannya yang lain dijulurkan ke atas meremasi payudaraku.

“Uhhh.. .!” aku benar-benar menikmatinya, mataku terpejam sambil menggigit bibir bawah, tubuhku juga menggelinjang oleh sensasi permainan lidah dia.

Aku mengerang pelan meremas rambutnya yang tipis, kedua paha mulusku mengapit erat kepalanya seolah tidak menginginkannya lepas. Lidah itu bergerak semakin liar menyapu dinding-dinding kemaluanku, yang paling enak adalah ketika ujung lidahnya beradu dengan klitorisku, duhh.. rasanya geli seperti mau ngompol. Butir-butir keringat mulai keluar seperti embun pada sekujur tubuhku.

Ruangan perpustakaan itu semakin panas saja, dimana pak Yadi sang Penjaga perpustakaan sedang menikmati kemulusan tubuhku.

“Aku sudah tidak tahan lagi. Ayo pak, entot aku”Pintaku sambil menarik kepalanya dari vaginaku.

Kudorong tubuhnya untuk telentang diatas meja perpustakaan itu. Aku ingin aku yang memegang kendali dengan gaya woman on top. Perlahan-lahan kuangkat tubuhku dan kududuki perutnya. Kemudian kuangkat pantatku dan mengarahkan vaginaku kepenisnya. Kuturunkan tubuhku perlahan-lahan kearah batangnya yang sudah sangat tegang. Dia memegang penisnya siap menerima jepitan vaginaku.

Penisnya kesulitan menerobos vaginaku yang masih sempit. Kepala penisnya yang besar itu mencoba menggesek clitoris di liang senggamaku hingga aku merintih kenikmatan. aku terus berusaha menekankan vaginaku yang memang sudah sangat basah ke dalam miliknya. Sedikit demi sedikit aku merasakan ruang vaginaku terisi Dan ketika dengan kasar dia tiba-tiba menekankan miliknya seluruhnya amblas ke dalam diriku.

“Pak…aakkhh!” desahku dengan tubuh menegang.

Aku tak kuasa menahan diri untuk tidak memekik. Perasaan luar biasa bercampur sedikit pedih menguasai diriku, hingga badanku mengejang beberapa detik. Sama sepertiku dia juga mendesah menyebut namaku saat penisnya amblas ditelan vaginaku.

“neng fithriii……ii…….nikmat sekali….” dia mendesah nikmat.

Lambat laun rasa nikmat mulai menjalar tubuhku. secara perlahan-lahan aku lalu menaik-turunkan tubuhku diatas penisnya. Kupacu kejantannya dengan goyanganku. Kadang cepat kadang lambat. Aku meliuk-liuk diatas batangnya yang besar itu. Ntah kenapa aku menjadi gadis yang liar saat iu. Biasanya aku hanya pasrah dan lawan mainku yang banyak `bekerja`, tapi sekarang aku yang aktif memcu kenikmatan diatas penis pak yadi.

Pak Yadi memperhatikan penisnya sedang keluar masuk di vagina seorang gadis 22 tahun, mahasiswi dikampusnya, sepertinya dia tak habis pikir betapa untungnya berkesempatan menikmati tubuh seorang gadis muda.

Tubuhku terlonjak-lonjak menahan persetubuhan yang sensasional ini. Badanku tertekuk sehingga membuat payudaraku semakin membusung ke depan. Kesempatan ini dimanfaatkan dia dengan baik. Sambil ikut mengoyangkan pantatnya dia juga meraih kedua payudaraku. Diremas dan dipilinnya benda kenyal itu hingga makin membusung tegak.

“Aaaahhkkkk…!”Aku semakin menjerit keras. remasannya membuatku merinding dan makin terbakar birahi.

Desahan-desahan nikmat menandai keluar masuknya batangnya. Penis itu terasa menyodok semakin dalam bahkan sepertinya menyentuh dasar rahimku. aku tak rela kalau sensasi ini cepat-cepat berlalu

“Aahh..ahhh…tersus pak….puaskan aku……ahhh……” jeritku seiring dengan naik-turunnya tubuhku.

Sambil terus membantu menyodok-nyodok penisnya, dia juga terus memilin dadaku yang kanan sehingga kenikmatan yang kurasakan semakin bertambah.

Sekitar 15 menit lamanya kami berpacu dalam gaya demikian. Saling berlomba-lomba mencapai puncak. Sodokan-sodokannya makin lama makin cepat dan makin berirama. Tangannya yang tadi lembut mengerayangi dadaku sekarang cenderung kasar. Tapi aku tidak memeprdulikan kekasarnya Yang kurasakan hanya nikmat dan nikmat. Gesekan-gesekan diliang kewanitaanku serta remasan - remasan di dadaku membuat pertahananku sebentar lagi akan jebol.
Pandanganku kabur dan kurasakan lorong vaginaku mulai berkedut keras tanda aku mulai orgasme.

“Aaaahhkkkk…!” jeritku histeris, bersamaan dengan derasnya cairan cintaku mengalir diatas penisnya hingga habis.

Aku lalu rubuh ditas tubuhnya yang tambun. Mataku sayu dan tenagaku lemas. Dia masih dibawahku dengan penis yg masih tegang.

Kemudian dia melepaskan penisnya. Aku rebahan diatas meja menatapnya yang sudah siap-siap melanjutkan ronde selanjutnya. Dielus-elusnya pahaku sambil matanya menatap wajahku. Puas merabai pahaku tangannya kini beralih kedadaku.

“kalo dari dulu saya tahu neng mau dientot seperti ini, sudah saya nikmati terus tubuh neng ini” Katanya sambil meremas-remas dadaku

“Berarti bisakan Pak, aku minjam buku itu” Tanyaku sambil bergetar menahan ransangangnya.

“Oh..bisa…bisa….jangankan 1, 10 buku juga bapak kasih. Asal neng mau bapak entot. He..he..” Katanya cengengesan.

Kurang ajar pikirku emang aku pelacur murahan yang bisa dibayar, apalagi dibayar dengan buku. Ga sudi lah yauw. Ini juga gara-gara kepepet. Kalo ga gara-gara tugas dikumpul besok, mana mungkin aku mau.

“Neng bapak entot sekarang ya. Udah ga tahan pengen ngeluarin peju bapak di memek neng” katannya sambil merenggangkan kedua belah pahaku lebar-lebar.

“Tapi pelan-pelan ya, pak. fitri masih lemas nih. Tapi kunci dulu pintunya. Ntar ada yang masuk bisa berabe” Ujarku saat menyadari pintu perpustakaan masih terbuka.

Setelah mengunci pintu itu dari dalam dia lalu mengambil ancang-ancang. Dia berdiri didapanku, Paha kiriku diangkatnya dan disangkutkan ke pundaknya. Lalu dengan tangannya yang sebelah lagi memegangi batang kejantanannya dan diusap-usapkan ke permukaan bibir vaginaku yang sudah sangat basah. Ada rasa geli menyerang di situ hingga aku menggelinjang dan memejamkan mata.

Sedetik kemudian, aku merasakan penisnya mulai menyeruak ke dalam liang vaginaku. Aku menahan nafas ketika benda panjang itu kembali masuk kerongga kenikmatanku.

“Aaakkhh…!” erangku lirih sambil menggigit bibirku saat penisnya melesak masuk ke dalamku.

Sesak. Penuh. Tak ada ruang dan celah yang tersisa. Daging panas itu terus mendesak masuk. Dia lalu menggerakkan pinggangnya naik-turun. Penisnya menggesek-gesek vaginaku dengan pelan dan lambat. Ditariknya pelan kemudian didorongnya. Ditariknya pelan kembali dan kembali didorongnya. Begitu dia ulang-ulangi dengan frekewnsi yang makin sering dan makin cepat. Pak Yadi makin cepat dan makin keras mengocok vaginaku, aku sendiri sudah merem-melek tidak tahan merasakan nikmat yang terus-terusan mengalir dari dalam vaginaku. Payudaraku bergoncang-goncang, rambutku terburai, keringatku, keringatnya mengalir dan berjatuhan di tubuh masing-masing.

Kepalaku kugeleng-gelengkan ke kiri dan kekanan. Tangannya meraih kedua payudaraku dan diremas-remasnya dengan brutal. Keringatku bercucuran akibat sensasi nikmat.

Pak yadi menggerak-gerakkan pinggulnya dengan kencang dan kasar menghunjam-hunjam ke dalam tubuhku hingga aku memekik keras setiap kali kejantanannya menyentak ke dalam. Sungguh nimat yang kurasakan. Aku sudah bisa menerima permaianan kasarnya.

“Oooh… Terus Pak , enak banget… Yahhh!” aku tak kuasa untuk tidak mengekspresikan kenikmatan yang kurasakan dengan leguhan dan desahan.

Tidak sampai di situ, beberapa menit kemudian dia membalik tubuhku. Tubuhku dibalikkan telungkup diatas meja dan kakiku ditarik hingga terjuntai menyentuh lantai, sehingga kini pantatku pun menungging ke arahnya. Ia ingin pakai doggy style rupanya. Aku yang masih lemas hanya bisa mngangkat pinggulku sedikit ,sedangkan kepalaku tetap tertunduk dimeja. Sambil meremas pantatku dia mendorongkan penisnya itu ke vaginaku. ia menyetubuhiku dari belakang.

Dalam posisi seperti ini sodokannya terasa semakin keras dan dalam, badanku pun ikut tergoncang hebat, payudaraku serasa tertekan dan bergesekan di meja perpustakaan. Dia menggenjotku semakin cepat, dengusan nafasnya bercampur dengan desahanku memenuhi ruangan ini. Mulutku mengap-mengap dan mataku menatap kosong ketumpukan buku-buku dilemari. Beberapa menit kemudian dia menarik tubuh kami mundur beberapa langkah sehingga payudaraku yang tadinya menempel di meja kini menggantung bebas. Dengan begitu tangannya bisa menggerayangi payudaraku.

Tangannya kini dengan leluasa berpindah-pindah dari pinggang, meremas pantat dan meremas payudaraku yang menggelantung berat ke bawah. Bahkan sesekali ditamparnya pantatku,sehingga aku tak kuasa untuk tidak mengerang. 10 menit kemudian dia bahkan lebih memperhebat serangannya. Ia bisa dengan leluasa menggoyangkan tubuhnya dengan cepat dan semakin kasar.

“Paakk…, aakkhh…!”, aku mengerang nikmat, tubuhku mengejang hebat dan kedua tanganku mencengkram kuat pinggir meja itu.

Ya…aku telah orgasme. Cairan orgasmeku rasanya tertumpah semua membasahi selangkangan dan sebagian meleleh di pahaku. Lemas sekali rasanya, nafasku terputus-putus dengan posisi tubuh bagian rebahan di meja itu. Namun si penjaga perpustakaan itu masih bersemangat menggenjotku, tenaganya lumayan juga pikirku. Baru sekitar lima menit kemudian ia melenguh mencapai orgasemenya. Ia mencabut penisnya dari vaginaku dan cret…cret, kurasakan cairan hangat tertumpah di pantat dan punggungku.

“Uuuhh…puas Neng…memek Neng emang yahud euy!” ceracaunya sambil mengocok penisnya mengeluarkan sisa spermanya.

“Ini Neng…ditelen biar ga mubazir, enak deh!” katanya sambil menyodorkan jarinya yang belepotan sperma.

Aku membuka mulut serta-merta mengulum jarinya dengan gaya yang nakal. Kami berpelukan sejenak sambil sesekali berciuman sebelum akhirnya berpakaian kembali dan pria itu menyerahkan buku yang kubutuhkan padaku.

“Pokoknya Neng, kalau mau pinjem apa aja tinggal bilang ke Bapak, pasti Bapak usahain” katanya mengobral janji.

“Huuu… Dikasih daging mentah aja lu baru baik, dasar mental pejabat!” omelku dalam hati.

“Iya, makasih ya Pak, fitri pulang dulu yah!” aku pamitan dengan memasang senyum manis padanya.

huftt, untungnya dihari esok aku berhasil mengerjakan tugas meresume buku itu, begitu Lelah yang kurasakan entah itu ditangan atau di memek, yah mau gimana lagi nasib kalau jadi gadis cantic kalau udah kepepet ya kasih memek aja toh aku juga suka hihihi,


Begitu lah kisah ku dengan pak yadi setelah kejadian itu aku dan pak yadi semakin akrab bahkan sering bermain di tempat lain, entah itu di kos ku, kamar staff perpustkaan atau bahkan di toilet kampus, saking gila nya pak yadi pernah menggarapku dengan salah satu dosen yang pernah ku suap supaya aku bisa ikut ujian atau memperbaiki nilai, hhihihi


Nantikan kisah dariku di kesempatann lainnya yah, salam manis dari ku neng fithri

terima kasih sudah membaca sidestory dari ane, kalau suhu butuh referensi baru silahkan kunjungi thread terbaru ane nih hu judulnya
Derita sasa gadis jilbab binal yang malang (versi ane) : https://www.semprot.com/threads/derita-sasa-gadis-jilbab-binal-yang-malang-versi-ane.1260248/
semoga sesuai dengan sensasi suhu yah, semakin ramai thread ane nanti ane semakin cepet updatenya hu hehe
Kenapa cerit neng fitri gk bkin cerbung aja om?
Pdhala bagus klo di perluas lgi crta nya
 
Hehe..neng fitri...
SS nya memang toppp
Mau juga kerja di kampus..
 
Wah hot banget neng fithri ngegoda penjaga perpus. hehe.
Next boleh ni lanjutannya cerita neng fithri ngegoda yg lain lg.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd