Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Pool nikmat

inez53k51

Tukang Semprot
Daftar
19 Mar 2012
Post
1.356
Like diterima
743
Lokasi
Diatas suka, dibawah suka juga
Bimabet
Lanjutan dari BANDUNG NIKMAT EUY.

Sehabis "pertempuran subuh" tadi kami bangun agak siang, ampir jam 7, lemes tapi nikmat masi terasa ketika aku terbangun. "Nyenyak banget tidurnya Din". "Abis subuh2 dah bapak kasi nikmat lagi". Dia sudah mandi dan mngenakan pakean kerjanya. "Dah mandi dulu sana, trus kita makan dibawah". Maksudnya sarapan di resto d lobby. Buru2 aku bangun, ke kamar mandi, gosok gigi dan mandi. Selesai mandi aku mengenakan pakean santai aja, celpen selutut dan kaos gombrong. "Jangan pake pakean santai dong, yang formal dikit, biar gak beda ma aku", katanya. Memang dia pake dasi, maklum mo ngasi training di cabang, jadi harus jaim. Aku mengganti pakeanku dengan jins dan kemeja. "Nah gitu dong, kan serasi ma suami kamu", katanya sambil ketawa. "Iya semalem bapak dah jadi suami yang baek skali, sangat memuaskan istrinya", aku menimpali dengan becanda juga. Sambil ketawa2, kami keluar kamar, menuju lift dan turun ke G floor. Resto nya rame juga karena tamunya banyak, Lokasi restonya diseblah pool, ada beberapa bule lagi berjemur disitu. Kami sarapan dengan santai. "Din, kamu bisa nyetir gak, anterin aku ke kancab dong". "Wah Dina gak bisa nyetir pak, tapi lokasi kancabnya gampang nyarinya kok". aku menjelaskan dengan detil dia harus liwat jalan mana saja menuju ke kancab. Karena jalannya lurus2 aja jadi mudah dimengerti. "Terus kamu mo ngapain seharian". "Santai ja pak, ada pool tuh, tapi Dina gak bawa baju renang". "Beli ja, tadi di toko aku liat ada jual bikini". "Kan beli di hotel mahal pak". "Masak mo ke mangga 2 dulu", sahutnya sambil tertawa. Sehabis makan kita menuju ke toko, dia milihin bikini yang seksi yang cocok buat ukuran tubuhku. "Nanti kalo mo makan ke rsto aja, tanda tangan ja billnya biar aku yang bayar waktu kita cek out, have fun ya". "Bapak jelas ya jalannya", kataku sambil ngulangi arahan menuju ke kancab. "Beres Yang", dia mencium pipiku. Aku sampe tersipu. "Kan pamit ma istri kudu cium pipi". Aku tertawa mendengarnya, "Dina mau kok jadi istri bapak". "Dia terbelalak mendengar ucapanku barusan., "Ntar deh diomongin lagi, dah sayang". Dia meninggalkanku menuju ke mobil.

Aku santai menuju ke pool, masi ada beberapa bule, lelaki dan prempuan yang berjemur di pool, yang prempuan pake bikini walaupun badannya penuh tonjolan lemak disana sini, maklum deh dah pada estewe. Enak ya jadi bule, bisa jalan2 ke negri orang, banyak dolarnya si ya. Aku menuju ke kamar ganti, mengenakan bikini yang baru dibeliin, warnanya biru muda, warna kegemaranku. memang bentuknya ditaliin semuanya, maksudnya branya ditaliin dibelakang, dipunggung maksudku, cdnya ditaliin dipinggul kiri kanan. Aku menenteng bajuku dan menuju salah satu dipan yang masi kosong dibawah payung. Aku mo tidur2an dulu ja, nanti baru brenang, maklum masi kekenyangan. Pertempuran semalem ngabisin banyak kalori, makanya diganti dengan sarapan yang banyak. Tiduran dibawah payung besar gitu nyaman sekali walaupun panasnya mulai terik, ditambah angin sepoi2 sejuk membuat mataku berat, sehingga aku kembali terlelap. Gak tau brapa lama aku terlelap, ketika aku terbangun kulihat ada bule disebelah dipanku, dia tersenyum ketika aku membuka mata. "Ngantuk banget ya, ampe lelap skali bobonya", katanya dengan bahasa indonesia yang fasih tapi masi ada logat bulenya, biar gak kaya cinta laura ngomongnya pake bechek2 gitu. Itu si mo nunjukkin kalo dia blasteran jerman, herder kali kalo blasteran hi hi.

"Wah pinter bahsa indonesia ya". "Iya aku dah 5 taon di indonesia, aku Edward, panggi aja Edo", katanya sambil menjulurkan tangannya yang buluan, Aku menjabat tangannya yang keker, "Dina". "Kamu cantik sekali Din, tipikal prempuan indonesia banget, kecil langsing tapi masi sexy kalo pake bikini". "Edo bisa aja", aku tersipu mendengar sanjungannya. setau aku bule mah jarang basa basi, gak kaya lelaki kita yang banyak gombalnya, jadi kalo mreka bilang cantik ya memang bener aku cantik, pede banget aku ya. "Edo kerja disini". "Iya", dia menyebutkan nama perusahaannya, katanya dia salah satu direkturnya. "Aku ke bandung ada urusan bisnis, sudah selesai tapi aku extend sehari lagi, mo santai. Untung sekali aku ketemu kamu Din". "Kita pindah ke private pool yuk". "Dimana, mangnya ada private pool dihotel ini". "ada di penthouseku". Rupanya dia ngebook penthouse hotel selama di bandung. "Skalian buat aku miting ma klien perusahaan, jadi gak usah nyari tempat lagi, makanan tinggal pesen dari room service kan. Jadi aku gak ribet nyari kendaraan buat kesana kemari, belum macetnya kan". Prkatis banget cara berpikirnya. Dia berdiri dan menarik tanganku. Aku menutupi badanku dengan kemejaku aja, dan ikut digandeng dia yang hanya pake celpen gombrong selutut, dada bidangnya yang berbulu dibiarkan terbuka. aku suka liat dia, gantengnya gak kalah ma tom krus atawa bred pit. Di lift dia memijit top floor, dan lift meluncur keatas. Sampe diatas, langsung masuk ke penthousenya. Rupanya hanya yang nginep di penthouse yang bisa akses langsung ke top floor, pantes tadi di lift dia masukin kunci kamarnya seblon mijit liftnya. "Wah kaya rumah aja ya. Maklum satu lantai dipake buat pent house, ada kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, pantri, dan diluar ada pool kecil yang syahdu karena tertutup saung dan tanaman merambat.

Dia menyediakan juga minuman dan makanan kecil di meja disebelah dipan kembar yang ada disamping pool. Aku melepaskan kemejaku dan berbaring dengan berbikini aja. "Din kamu sungguh sexy hanya memakai bikini. Bruntung skali aku ktemu kamu pagi ini ya". "Ah biasa aja, toked Dina kan gak besar". "tapi proporsioanal kan ma postur badan kamu, makanya aku bilang kamu sexy". Wah naga2nya tercium bau berahi neh diucapannya, gak apalah, aku seumur2 blon perna pacaran ma bule, palagi maen. Aku hanya tersenyum mendengar pujiannya. Aku berbaring di dipan sambil minum minuman non alkohol yang sudah disediakan. Dia minum bir sambil berbaring disebelahku. memang dipannya cukup untuk 2 orang berbaring bersebelahan.

"Romantis skali pagi ini ya Din, aku seneng kenalan ma kamu, palagi skarang kamu berbaring diseblahku, cuma berdua lagi". "Mangnya napa kalo berdua", pancingku. "Ya gak terganggu ma orang laen kan." "Mangnya kita mo ngapain, kok kamu maunya berdua ja ma Dina". "Ya have fun aja. Kamu tadi ma sapa ketika sarapan". Wah, rupanya dia memperhatikan aku sejak aku sarapan ma si bapak. "tu bos Dina". "O gitu, bos dikantor apa...." dia gak menyelesaikan ucapannya, membuat aku penasaran. "Kok ngomongnya gak dislesaiin, ntar sakit tenggorokan lo". "Kalo pnasaran ya pnasaran aja, gak usah pake nyumpain sakit tenggorokan sgala", diia tertawa, aku mencubit pinggangnya. "Kok nyubit cuma di pinggang". "Trus maunya dimana nyubitnya". "Disini dong", sambil menunjuk slangkangannya sambil tertawa. "Maunya, tadi mo ngomong bos apa". "Iya bos kantor apa bos diranjang semalem". "Dua2 nya". "Asik dong kamu semaleman ma bos, brapa ronde". "Ngapain nanya2, katanya bule gak suka usil ma urusan orang laen". "wah jangan marah dong, iya deh aku gak nanya2 lagi, tapi semalem kamu puas kan". "Bangetz". "Trus os kemana pagi ini". "Ngurus kerjaannya, sore baru balik". "Wah kamu ksepian dong seharian di tinggal". "Gak lah, kan ada kamu". "Iya ya, mau gak have fun ma aku sampe sore". "Maksudnya?" "Berbagi kenikmatan ma aku". to the point banget ya, aku diem aja.

Bir sudah mempengaruhi dia, dia langsung memeluk dan mencium bibirku. Aku kaget dengan serangannya yang tiba2, tapi aku gak menolak malah merespon ciumannya. Segera bibir kami saling memagut, sementara itu tangannya mulai mengeksplorasi toketku, diremasnya pelan2, sehingga menimbulkan desiran birahi, makin lama remasannya makin ganas sementara dia masi terus memagut bibirku. "Kamu punya besar ya", kataku ketika dia melepaskan pagutannya, tapi tangannya masi terus meremas2 toketku dibalik bra. "Kalau kamu pengen tahu, kamu lihat saja", katanya sambil tersenyum. "Tidak apa-apa kok.." Dia lalu melepas celana gombrangnya, dia sudah tidak mengenakan cd lagi. Kontolnya besar tapi dalam keadaan belum ngaceng sekali. "Hai..lihat ini", katanya sambil tangan kirinya memegang kontolnya sendiri dan tangan kanannya memegang tangan kiriku. Aku melihat kontolnya yang besar berwarna putih seperti warna kulitnya dengan kepala kon tol seperti topi baja. "Kamu lihat ini dan pegang saja!" katanya. "Wihh takut akhh.." desahku dengan suara serak. "Tidak apa-apa biar kamu tidak penasaran lagi", katanya. Aku masih terpaku melihat kontolnya. Dia mencium pipiku perlahan. Karena aku masih diam saja maka wajah aku dipegangnya dan kembali dia mencium bibirku. Aku membalas ciuman itu dengan membuka bibirku, serta merta dia melumat bibirku dan memasukkan lidahnya. "Emmhh.." desahku perlahan. "Kamu suka kan Din ngeliat aku punya" bisiknya di kupingku. Aku hanya mengangguk. Melihat reaksi positif dari aku, tangan kiriku diarahkan untuk memegang kontolnya. Walaupun belum keras tapi sudah berdiri tegak, kon tol itu berikut biji pelernya yang ditutupi jembut lebat. Aku mulai memegang kontolnya dan ternyata walaupun masih lemas jari telunjuk dan ibu jariku tidak dapat bersentuhan (membuat bentuk huruf O). Hal ini membuat aku penasaran ingin melihat secara jelas bentuk kontolnya kalo udah ngaceng, "Aakkhh gedee bangeet.." desahku dengan suara parau. Kemudian dia sambil mencium telingaku berbisik, "Kamu kocokin dong.." desahnya. Aku menuruti permintaannya dan perlahan jariku mulai mengurut ke atas dan ke bawah, dan dalam relatif singkat kontolnya tersebut ngaceng dengan kerasnya di tangan aku. Panjang dan besar. "Emmhh..akhh.." desahnya.

Sementara aku terus mengocok kontolnya, dia pun dengan nafsunya mengulum bibirku dan jemarinya dengan cepat membuka ikatan braku. Dengan sigap dia langsung meremas toketku yang telah mengeras. "Akhh enak Edo", desahku menggelinjang. Bibirku dilepasnya dan mulutnya langsung mendekat ke dadaku sambil terus meremas perlahan. Pentilku dihisap sambil dijilat, toketku berganti-ganti diremasnya sehingga, "Akhh.uuff.." erangku keenakan. Wajahku sudah menengadah ke atas dengan posisi pasrah, sementara tangan kiriku terus mengocok kontolnya yang besar dengan makin cepat, kadang-kadang kuremas kon tol itu dengan kuat karena aku sudah tidak bisa menahan rangsangan yang ada pada sekujur tubuhku. "Ooohh..." desahku keenakan. Tangan kananku menekan kepalanya ke dadaku sementara tangan kiriku sudah tidak beraturan mengocok kon tol besarnya.

Dia segera membuka ikatan cdku sehingga menyembullah pahaku dan gundukan memekku yang ditutupi oleh jembut hitamt. "Kamu mulus sekali Din, bulu kamu lebat .." bisiknya sambil tangannya mengusap pahaku. "Ahh kamuu.." aku tersenyum keenakan. Aku hanya mendesah dan menggelinjangkan pinggulku sambil merenggangkan pahaku ketika jari-jarinya mulai merayap perlahan, mengelus dan menekan sekitar atas memekku yang ditumbuhi jembut dan menyebarkan aroma yang khas. Kami sama-sama mendesah dan mengerang perlahan. "Ini yang aku suka dari perempuan Indonesia.." desahnya. "Wanginya sangat merangsang", katanya sambil mendesah. "Emmhh.." desahku sambil mengerakkan pinggulku ke kiri dan ke kanan. Jarinya mulai menyentuh belahan memekku dan mengusap perlahan terus dari atas ke bawah. Belahan memekku sudah terlihat basah dan menjadi licin dan makin menyebarkan aroma yang membuatnya makin terangsang. Aku sudah melepaskan kontolnya dan kedua tanganku terkulai lemas meremas kepalanya, kadang-kadang mengusap punggungnya. Dia sabar sekali, sementara tangan kiri terus membelai belahan memekku, tangan kanannya meremas toketku, sementara itu mulutnya menghisap pentilku yang telah mengeras serta menjilati permukaan toketku atau mengulum bibirku. Kurang lebih 20 menit dia telah merangsang sekujur tubuhku. Dia dengan leluasa menggerayangi sekujur tubuhku. Aku hanya tersenyum puas dan pasrah diraba dan diremasnya. Diapun menciumi seluruh tubuhku yang telah polos, bahkan sampai ke punggung pun dia ciumi dengan penuh gairah. Sungguh sensasi luar biasa. Dia terus membelai belahan memekku tanpa dia berusaha memasukkan jari tengahnya ke dalam memekku yang telah terpampang dengan pasrah. Sementara aku telah dalam posisi setengah rebahan dengan kaki terbuka mengangkang. Dia melihat aku sudah pasrah dan seluruh badanku bergetar menahan napsuku yang berkobar2.

Segera dia merubah posisi badannya menghadap ke aku. Dia berlutut di depanku yang telah mengangkangkan kakiku sehingga posisi badannya sekarang telah berada di antara kedua kakiku yang mengangkang lebar dan memekku yang telah terlihat jelas telah basah. kontolnya yang benar-benar luar biasa besarnya telah berada di depan permukaan nonokku. "Pelan2 Edo", bisikku. "Ya, aku akan pelan2, kamu harus mencobanya", desahnya sambil mulai mengarahkan kontolnya ke memekku yang telah terbuka sedikit akibat jari-jarinya yang terus membelai belahan memekku. "Aku tempelkan saja dahulu kontolku sampai kamu siap.." katanya sambil lidahnya menjilati sekitar kupingku. Aku yang keenakan lalu membiarkan dia melanjutkan aksinya, dengan menjepit pinggangnya dengan kedua kakiku, aku melihat kontolnya yang besar itu ditempelkan tepat di belahan memekku yang telah basah. Aku merasa kontolnya mulai secara perlahan menggeser di belahan memekku. "Oohh..Edo.. enaakk.. " erangku. "Uuuff.." desahnya keenakan, "Yaa enakk Din..". "Teruss digesek dan ditekan Edo.." pintaku. "Ya sayang.." katanya mulai mempercepat gesekan di belahan memekku. "Tekan teruuss Edo.." erangku yang makin lama semakin keenakan. "Enaakk..oohh..puasin Dina", desahku dengan suara yang telah parau. Posisi kakiku telah mengangkang dengan lebar membuat dia lebih leluasa menggerakkan dan kadang mendorong kontolnya ke depan sehingga lebih menekan dan menggesek belahan memekku. Kulihat memekku telah terbelah bibirnya karena tekanan dan gesekan kontolnya, kepala kontolnya mulai secara beraturan menyentuh dan mendorong itilku. "Aahh.. aduuhh..ennaakk", desahku sementara tanganku telah berada di belakang punggungnya dan sambil menekan pantatnya. "Emh.. " erangnya menahan sesuatu. Aku tahu dia sudah ingin menerobos masuk ke dalam memekku tapi karena aku tidak mengatakannya dia berusaha menahan keinginannya. "Edo.. eeng.." aku bergumam, aku telah siap dimasuki oleh kon tol besar itu.

Aku mendorong dan menarik pantatnya sedangkan posisi kepala kontolnya melewati itilku. Terlihat kontolnya mulai bergerak mengikuti arahanku, mencoba untuk terus menerobos liang memekku yang akan terasa sempit sekali untuk ukuran kontolnya yang besar. Kepalaku sudah menengadah ke atas dengan mata terbelalak tinggal putihnya, sementara mulutku terbuka mengerang, "Ahh.." "Din..akhh", desahnya meminta kepastian kesiapan aku apakah seluruh kontolnya dapat menerobos masuk ke dalam memekku. Tapi aku sudah tidak dapat berkata-kata karena mulutku hanya dapat menganga terbuka. Julius terus melanjutkan aksinya dengan posisi sama seperti sebelumnya. Terlihat kontolnya terus berusaha menekan memekku dengan kepala kontolnya yang besar itu, tapi dia menarik kembali ketika aku mulai seperti orang tercekik. "Uuff.. " desahnya sambil terus memajukan dan menarik pantatnya dan makin lama semakin cepat. Kepala kontolnya terus menekan itilku berulang-ulang kadang masuk kadang di luar bibir memekku. "Akhh.. engg..aakhh" aku mencengkeram pantatnya kuat-kuat dan akibat sundulan kepala kontolnya, hingga akhirnya "Oohh..Dina..nyampe Edo.. uuff..aahh.. enaak.." erangku kelonjotan dan bergetar seluruh badanku di dalam pelukannya. Dia merasakan siraman cairan hangat dari dalam memekku yang terus mengalir membasahi batang dan kepala kontolnya, membuat kon tol itu menjadi mengkilap dan basah. "Kamuu..nyampe ya Din" desahnya dengan nafas berirama, nafasnya terdengar keras. "Eeennakk.. oohh Dina.. puaass", aku terus mengerang karena terus merasakan sundulan kepala kontolnya di dalam memekku . Ternyata hanya sebatas leher kepala kontolnya yang dapat terbenam di dalam memekku dan terasa terus menggesek dinding memekku. "Teruss.. Edo..tekan teruuss.. oohh.. benar enak.. ahh.." aku tersenyum puas melihat dia masih terus berusaha memberikan rangsangan di sekitar dinding memeku. Dia melihat aku tersenyum dan ikut tersenyum puas. "Kamu puass..Din. enak.. kan.." senyumnya sambil menjilat bibirnya sendiri.

"Biar kamuu.. lebih puaas Din.." katanya sambil terus menghujamkan sepertiga kontolnya ke dalam liang memekku. Terdengar bunyi, "Sleepp..ahhkk.. brreet.." rupanya memekku terus semakin basah dan semakin licin untuk kontolnya yang terjepit di memekku. "Gilaa.. kamuu rapat sekali lubangnya.. uuffhh.. susah.. Din.. untuk masuk.." dia penasaran sekali dengan memekku yang terlalu sempit untuk kontolnya yang besar. Gila memang, kontolnya akhirnya berhasil menggelosor keluar masuk di memekku. Posisiku sudah ditindih oleh badannya. Sementara dia menaik-turunkan pantatnya berirama. kontolnya yang besar dan panjang itu sebagian telah keluar masuk di dalam memekku, sementara gerakannya makin lama semakin lincah karena memekku terus mengeluarkan cairan yang membuat kontolnya terus dapat menerobos memekku.

"Aakkhh..eennak..teruuss..tekan..sayang...Dina mau kon tol gedee.. ahh enaaknya kon tol kamu.." aku kelojotan dihunjami kontolnya walaupun belum semua kontolnya masuk menembus memekku. Aku terus meremas pantatnya dan kadang menekan pantat itu ke bawah. "Kamuu kuat..me mek kamu masih sempit.. sayang..oohh..nikmatnya..me mek.. kamuu.. enak..adduuhh kontolku..dijepit aah enak..haa.. haa.. mhh.. ennak.." dia merem-melek keenakan. "Sleep..poof..breett.. aahh.." gerakan pantatnya menekan dua kali dan memutar dua kali, dia terus menekan agar kontolnya lebih masuk lagi ke dalam memekku. Setelah 2 sampai 3 kali menekan kontolnya ke dalam, pada saat menekan terakhir pantatnya memutar ke kiri dua dan ke kanan dua kali. Aku sudah tidak sempat lagi bergerak, posisiku hanya mengangkangkan kaki lebar-lebar dan tanganku hanya dapat memegang punggungnya dan sesekali menjambak rambutnya. Sementara nafasku tidak beraturan, yang ada hanya lenguhan disertai erangan panjang. Dengan gerakan itu dia telah melakukan gerakan menghujamkan memekku yang sempit dan basah. Terlihat bibir memekku tertarik keluar dan terdorong masuk mengikuti gerakan kontolnya. Tiga puluh menit sudah lewat, keringat telah membasahi badan kami berdua.

"Kamuu berbalik." desahnya, lalu dia menarik kontolnya, terdengar bunyi "Plooff.." dan aku mengambil posisi menungging. Bibir memekku dengan jelas telah terbuka sehingga terlihat cairan di pinggirannya. Dia mengambil posisi tepat di belakang pantatku. Setelah lima kali meremas bongkahan pantatku dengan penuh nafsu, sedikit demi sedikit dia mulai menempelkan kepala kontolnya dibelahan memekku dan terus menggesekkan kepala kontolnya ke atas dan ke bawah belahan memekku. "Aahh.. ennaak...." desahku terpejam. "Nikmatnya kon tol kamuu.. enak.. Edo.." setelah delapan gesekan naik turun, aku makin mendesah. "Masukin Edo.. Dina mau dientot.. yang enak.. aahhk", dengan sedikit hentakan kepala kontolnya mulai menerobos memekku. Perlahan melakukan gerakan maju mundur dan makin lama semakin cepat. kontolnya sebagian sudah tenggelam di dalam memekku. "Ahhk.. uuff..enaak.. oohhkk.. yaa..teruus..haak!"

Dia mengeram dengan nafas yang memburu, begitu juga aku. Dia memegang pinggulku sambil mendorong kontolnya yang menghujam semakin dalam memekku. "Hee.. aakhh.. okh.." nafasnya memburu dengan cepat sementara gerakan kontolnya di dalam memekku terus keluar masuk dan kadang berputar seperti mengebor memekku. "Akhh.. eennak..giila..aduh....kon tol kamu mentook..mmffhh..yaa terus.." erangku. "Din.. enak.. gilaa.. masuk.. semuaa..mmffhh..puas, kamu..kuat aakh.." Dia terus menghujamkan kontolnya dalam-dalam ke memekku. Sementara aku hanya bisa mengerang dan menjerit ketika kepala kontolnya mentok di dinding rahimku. "Dina keluarr lagi.. Edo.. aahk enak.." erangku terpejam.

Telah 20 menit dia memainkan kontolnya di dalam memekku, keringatnya telah menetes ke punggungku. Sementara dipunggungku telah terdapat lima bekas gigitannya, tiga di pundak dua di leher belakang aku. Sungguh buas dia ini kalau sedang ngen tot, kadang-kadang tangannya meremas toketku dan menariknya ke bawah untuk memberikan memperkeras dorongan kontolnya. Aku benar-benar sudah lemas dan tidak bertenaga lagi. Kepalaku sudah rebah ke matras, sementara tangan terkulai lemas, rambut telah basah semua dan badanku telah bermandikan keringat. "Aahk Edo, Dina..lemes.. gila..keluarin Edo.." pintaku memelas. "Yaa.. akh yak.. duh..Din.. aku keluarin.. huu.. enaak me mek kamu.. aku mau keluarr.. gila! Enaak.. aku mau keluaar.. aahh.. hak.. uuff.. oohk.. kamu hebat Din.." Dia melakukan gerakan sangat cepat menghentakkan kontolnya sampai berbunyi, "Cepaak.. cepakk.." supaya kontolnya masuk lebih dalam. Aku melakukan gerakan liar memutar dan menghisap serta memijat kontolnya dengan dinding memekku. "Dina juga.. mau keluar.. ahh.. lagi.. Edo". "Gila..aahh.. aku juga..keluaar.. haa.. enak.." Kami berdua nyampe bareng, terasa sekali semburan keras pejunya yang hangat dimemekku. Dia tersenyum puas sambil tangannya meremas toketku dan mulutnya mencium bibirku yang telah terkulai lemas di matras. Dia tetap dalam posisi memeluk aku dari belakang sementara kontolnya yang sudah mengeluarkan pejunya di dalam memekku, masih berada di dalam memekku, belum menyusut mengecil dan terlepas. Lemas sekali, tapi nikmat.

Setelah semuanya reda, dia mengajakku masuk ke rumah dan menuju kamar mandi. Setelah selesai membersihkan badan, kami berpakaian kembali. "Din, kamu malem ini nemani aku saja ya". "Aku mesti bilang apa bosku, gak mungkin kali". "Ya udah, gak apa, ni kartu namaku, kalo ada waktu kamu kontak aku aja, nanti kita kencan lagi ya. Skarang makan yuk". Aku melihat jam, dah deket waktu makan siang rupanya. "Kita makan di resto dibawah aja ya". Aku ngangguk, make mapekanku kembali dan ikutd ia makan di resto. Sayang ada bos, kalo gak aku bisa mereguk kenikmatan bersama kon tol bule yang sangat nikmat itu, hihi serakah ya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd