Masih perlu kurang lebih seminggu lagi untuk rawat inap di sini kata ibu..hmm yahh mau bagaimana lagi biar lekas sembuh.
Sepertinya ada yang kurang, tapi apa ya. Aku coba mengingat ingatnya..oh iya ..project v ku..terakhir aku ingat di dalam tas ku saat berangkat ke sekolah.
" ibu tas sekolahku masih ada tidak? "
" itu, ada diatas lemari kecil di samping tas ibu..kemaren waktu warga yang mengantarmu ke rumah sakit juga membawanya, kenapa malah nanyain tas lagi sakit begini.."
" nggak buk, di situ ada alat yang aku kerjakan untuk lomba sains..mudah mudahan tidak rusak.."
Selang tak berapa lama kak nisa muncul sambil membawa tas, mungkin berisi pakaian ganti ibu.
" hey adhek ganteng..udah makan belom? nih mbak beliin baso kesukaanmu..buat ibu juga.." foto copy ibuku ini memang pengertian..
Sikap dan wataknya seperti ibu..wajahnya pun juga..tapi untuk body, mungkin hanya bokongnya saja yang diwarisi, besar padat dan masih kencang. Lima tahun menikah tapi belum dikaruniai buah hati..tapi tetap terlihat ceria seperti biasanya.
" ibu maghriban dulu gihh abis itu mandi makan, biar ryan ganti aku yang jagain " kata kak nisa.
Kami pun sambil ngobrol, mengenang masa lalu serta cerita cerita tentang masa sekolahnya dulu.
Masih ingat saat kecil dulu aku dimandikan kak nisa saat ibu sibuk memasak, tak jarang dia juga ikut mandi saat memandikanku. Kasih sayang seorang kakak.
Aku sendiri pantang menanyakan sudah mau punya momongan apa belum pada kakak ku, aku tak mau membuatnya bersedih dengan hal itu.
Justru dia dengan antusias menanyakan sylvia, gadis yang sering menjengukku...dari a sampai z dia tanyakan. Tapi aku patahkan argumen nya bahwa kami hanya sebatas teman biasa.
" suatu hari teman yang seperti itu yang mampu menguatkan hidup mu dhek, teman tapi mesra khan..hehe bisa jadi teman hidup mu kelak, hmmff jadi sylvia ya...kakak mempunyai feeling yang kuat akan hal itu " tiba tiba ocehan ngelantur kakak muncul lagi.
Jam menunjukkan pukul 02.45 pagi saat aku terbangun..ibu dan kakak tidur beralas kasur lipat disamping ranjangku. Rasa ingin pipis tak bisa kutahan, kupanggil panggil ibu untuk mengantarku ke kamar kecil.
Dengan hati hati ibu memapahku, sampai di kamar mandi dengan telaten dan mau tak mau dia membukakan celanaku. Karena cukup lama menahan kencing dari tadi, burungku sedikit mengeras tapi belum sempurna..
Besar..itulah punyaku. Dulu aku kira memiliki kelainan, tapi setelah aku baca baca di internet..punyaku ini memang lain dari kebanyakan ukuran yang dimiliki orang asia..lebih tepatnya oversize.
Saat membuka celanaku ibu diam beberapa detik seperti orang melamun..tangan halus nya sedikit bergetar saat memegang kontolku.
" ibu di luar, kamu pipis dulu..nanti kalau sudah kasih tau ibu " katanya..
mungkin beliau malu atau risih karena baru kali ini melihat burungku setelah dewasa.
Tidak benar benar di luar..ibu hanya mundur beberapa langkah dibelakangku.
" sudah bu, maaf udah nyusahin ibu" ucapku.
" nggak boleh ngomong seperti itu, aku ini ibumu ryan..akan ibu lakukan apa saja demi kamu..sudah pipis nya ?"
Dengan telaten dia membersih burungku..membasuhnya mencucinya.
Karena sentuhan tangan ibu kini kontolku jadi membesar..kutahan sekuat mungkin agar tidak ereksi tetapi tetap saja membesar dan mengeras. Aku sangat malu,,kulihat di bawah sana ibu malah diam mematung agak lama,, aku yang jadi bingung mendehm agak keras supaya beliau bergerak.
" ehhm...sudah bu.."
" eh...e..iya iya..sekarang kamu tidur lagi.
Tik tok..tik tok..tik tok..sepertinya waktu ini tak mau beranjak..aku melirik kesebelah kakak sudah pules tidur, sementara ibu masih kasak kusuk gerak terus susah tidur kelihatanya.
Aku sendiri entah apa yang aku pikirkan menerawang jauh..ada perasaan gelisah..semakin lama semakin berat nafasku. Dalam bingung aku memanggil manggil ibu.." ibu..ibu..ibu.." nafasku tersengal sengal.
" ya tuhan.." hanya itu yang ia ucapkan.
Mengerti akan kondisiku segera ia membuka bajuku mengusap usap dadaku. Tidak ada perubahan, beliau makin cepat memberi usapan hingga sampai perut,,kembali ke dada dan begitu seterus nya.
Aku yang hampir putus nafasku terus memanggil ibu. Kekhawatiran yang penuh terpancar di wajahnya. Aku hanya bisa melihatnya sambil mencoba menahan sakit di dada ini.
Sejurus kemudian aku melihat beliau mencopot beberapa kancing baju nya yang hanya ada beberapa biji saja di bagian atas baju model terusan yang ia pakai. Kemudian beliau mengangkat baju terusan tersebut hingga lepas hingga menyisakan bh dan celana dalam yang melekat ditubuh nya.
Setelah naik ke ranjang disampingku, pelukan ibu mendekapku erat. Hangat tubuhnya perlahan aku rasakan menjalar menghangtkan ku. Entah berapa menit ibu memelukku, 10 menit ? mungkin..., tidak, ... Sepertinya 15 menitan.. Tapi entah lah tubuhku menghangat, nafasku mulai lega kurasa.
" ibu ..." kataku lirih
" iya nak..?"
" terimakasih banyak.."
Tak menjawab..beliau malah mempererat pelukanya padaku.
Yang terjadi padaku selanjutnya adalah dilema..ackward..
Bagaimana tidak..setelah nafas ku kembali normal kini justru burungku dihimpit memek ibu yang hanya berbalut celana dalam tipis nya kini mengeras. Kontol ini seakan menekan nekan kemaluan ibu dari luar..besar..panjang..keras dan sedang menempel pada ibuku sendiri. Terserah beliau mau marah atau tidak..yang pasti aku sudah tidak bisa menahan gairah lagi kalau sudah dibeginikan.
Payudara super besarnya menempel di dadaku tergencet oleh dada bidangku..aku masih bisa merasakan tekstur bahan bh yang dipakai ibu.
Kudiamkan saja momen seperti ini, sejujurnya aku ingin lebih lama dan lebih sering seperti ini dengan ibu. Pelan tapi pasti kudengar hembusan nafas nya yang kini tidak teratur..sekarang ganti ibuku yang nafasnya memberat. Aku hanya diam dan pura pura tidur dipelukkanya.
Kini hal yang yang sangat mengejutkanku adalah gerakan pinggul beliau yang maju mundur,,menggesek gesekan kelamin nya yang masih terlapisi celana dalam ke kontolku yang ngaceng maksimal.
"ahhh...eemmhhh...ahhh..iihhh.." desahanya lirih dapat kudengar karena kami masih dalam posisi berpelukan.
Jika hal itu sedikit lebih lama lagi..aku pastikan mani ku akan muncrat banyak dalam celanaku.
Ibu kemudian menarik pelukanya dan menatapku..mungkin dikira aku sudah tidur, akhirnya dia bangkit dari ranjang dan memunguti pakaianya. Sebelum beranjak pergi ke kamar mandi. Aku rasakan tangan beliau mengelus elus sebentar kontol ku yang tegang dari luar celana.
Yaa tuhaaan...ini musibah atau berkah..