Ketika lidah kita bertemu dengan Miss v dapat dibayangkan seberapa jelas mata kita bisa memandang bagian v sebuah wanita. Itulah yang kurasakan ketika aku melihat Miss v putri, kulit putih mulus disekitar Miss v nya dan bulu halus ikut menghiasi ciptaan tuhan itu.
Kumainkan lidahku dengan ritme lambat di mis v. Kulihat dari pangkal paling bawah dan kutarik sampai klitorisnya.
Ketika ujung lidahku menyentuh klitoris yg sedikit mengeras itu erangan dari mulut Putri pun ikut menyertai kesemarakan aktifitas ku.
Aku semakin bernafsu dan langsung tanpa aba-aba aku buka celana dan CD ku. Kini aku sudah telanjang 100% tanpa penghalang sedikitpun.
Kulihat putri melirik ke arahku dan dia seolah pasrah dengan apa yang terjadi berikutnya padanya.
Kudekatkan titit ku yang sudah tegang sedari tadi ke mulutnya.
Kulihat ada sedikit penolakan dari putri.
Kulihat dia memundurkan kepalanya saat tititku menghampiri mulutnya.
"Jilat put..!!" Kataku sambil mengentikan gerak kepalanya dengan tanganku.
Dia melirik mataku, dan berkata.
"Puput ga bisa kak!!"
Luar biasa ini artinya aku mendapat mulut perawan yang belum pernah menyelingi kontingen siapapun.
"Gapapa, pelan pelan aja!" Kataku memaksa putri agar mau menghisap atau menjilat konti ku.
Perlahan dibukanya mulut kecilnya sambil menjulurkan lidah nya. Begitu lidahnya menjulur, langsung kutempelkan kepala kontolku di lidahnya.
Kuoles-oles kepala konti ku di lidahnya dengan perlahan, kulihat dia semakin lama semakin menikmati adegan itu.
Karena kulihat dia semakin bisa beradaptasi dengan konti ku kini perlahan coba aku memasukkan kontolku ke mulutnya. Seperti sebelumnya sedikit penolakan terjadi tapi itu tak berarti apa-apa bagiku.
Dan kini kontinu pun berhasil masuk walau tak sepenuhnya.
Kepalanya hanya diam, jadi aku yang harus aktif memajukan dan memundurkan pinggulku, sehingga gerakan erotis itu terjadi.
Tak lupa sewaktu putri mengoralku, aku pun sibuk memainkan putingnya kembali sampai kulihat putri kembali bernafsu setelah orgasme pertamanya tadi.
Kurebahkan kepalanya sambil tetap membenamkan kontolku di mulutnya dan kini kami berada dalam posisi 69.
Dia terlihat semakin terbiasa dengan kontolku yg berada di mulutnya dan aku pun sibuk dengan menikmati memek indahnya tanpa letih.
Hingga erangan keras keluar dari mulut putri dan kuhentikan jilatanku.
Aku tak mau membiarkan nya orgasme lagi, karena aku takut dia kembali lemas dan tak bertenaga saat adegan puncak berlangsung.
Dengan cepat kutarik kontolku dari mulutnya dan kini kuarahkan ke lobang memek milik putri yang sudah sangat basah itu.
Kini kontolku sudah menempel digaris vagina indah miliknya, kumaju mundurkan kontolku mengikuti garis vaginanya.
Setelah beberapakali memaju mundurkan kontolku, lama kelamaan daging itu ikut terbelah dan terbuka.
Kuperhatikan setiap momen indah dari memek putri.
Kini kepala kontolku sudah menempel tepat di lubang vagina itu, hanya saja belum masuk sedikitpun.
Kepala kontolku hanya terjepit sedikit dari daging labia miliknya.
Kutatap mata putri, tak bisa dipungkiri wajah innocent itu memancarkan raut yang sedikit ketakutan.
"Kakak masukin yah!" Tanyaku sambil terus menstimulasi vaginanya dengan gerakan halus dari kontolku.
"Takut kak, aku blom pernah." Jawabnya membuat ku kaget sekaligus senang bukan kepalang karena mendapatkan perawan putri seperti ketiban durian runtuh.
"Ga sakit kok!! Kamu tenang aja." Jawabku meyakinkannya.
Dipalingkan nya wajahnya seperti sebelumnya.
Dan dengan perlahan tapi pasti aku memasukkan kontolku mulai dari bagian kepalanya saja.
Bles... Kepalaku kontolku kini sudah ambles di memeknya, tapi aku belom merasakan ada sesuatu yang robek dari vaginanya. Tp ketika aku majukan kontolku kembali, putri meringis, dan aku berfikir kalau ini lah perawan itu.
Satu kutarik, dua kumasukkan kembali dengan perlahan, tiga kutarik kembali dan empat, kutekan dengan sedikit tenaga tambahan agar bisa masuk lebih dalam dari yang sebelumnya.
Rintihan kecil keluar dari mulutnya disertai dengan gerakan reflek memundurkan badan nya agar menjauh dari kontolku yang sudah masuk kedalam memek putri.
Tapi gerakan reflek itu tetap tak berarti apa-apa bagiku.
Aku kembali memasukkan dengan sedikit paksaan Keluang surgawi miliknya.
Dan kini setengah kontolku ada didalam tubuh putri. Kulihat air mata mengalir di ujung mata putri. Kubelai rambutnya dan kurang bibir imut itu untuk kucumbui sambil membiarkan kontolku terdiam didalam tubuhnya. Kubiarkan memek itu beradaptasi dengan alami dengan kontolku.
Kami saling berpandangan satu sama lain, perlahan nafsu putri mulai muncul dan perlahan pula aku mulai memainkan aksi kontolku didalam memeknya.
Maju-mundur-maju-mundur sampai erangan keluar dari mulut putri pertanda dia sudah merasakan nikmatnya persetubuhan itu.
Kulirik ke batang kontolku ketika keluar, terlihat sedikit bercak darah berwarna merah menandakan perawannya telah tiada.
Kembali kulirik wajah putri yang lugu, dia menutup matanya dan ketika kontolku keluar dua dua memembuka matanya sedikit sambil menggigit bibir bawahnya.
Air mata yang mengalir di sisi matanya sudah tak ada lagi. Kini kami semakin terhanyut dalam nafsu dan kenikmatan.
Mengingat kembali dituangkan ini hanya ada kami berdua, itu membuat aku semakin leluasa mengeksplor setiap ilmu pengetahuan sex yang pernah kudapat baik dari film ataupun dari pengalaman ku dengan pacarku dahulu.
Saat ini putri terduduk bersandar di sofa dengan kaki mengangkang, sedang aku asik dengan terpedokh yang keluar masuk perlahan karena memang masih sempit dan tanganku asik menari-nari diseluruh tubuh Putri. Tak ada bagian yang tak tersentuh, sesekali badanku mendekat dan melumat habis bibir mungil miliknya.
Putri semakin pasrah ketika memeknya semakin lama semakin bisa beradaptasi dengan kerasnya kontolku.
Erangan demi erangan tercipta harmony walau tanpa nada yang beraturan, tapi sumpah semua lelaki pasti suka dengan lantunan erangan serirang wanita.
"Kakak....!!"
"Ahhh......"
"Hmmmm....."
Hanya tiga kata itu yang terurai dari bibir nya tapi sangatlah indah didengar telinga.
Tak terasa 15 menit sudah aku menggempur habis memek milik putri, gerakan lambat sedang dan cepat sudah terkerahkan semua.
Ingin rasanya berlama-lama, tapi aku tak tahan akibat himpitan memeknya yang dahsyat.
Kupercepat gerakan ku dan aku merasakan remasan dibayangkan kontolku yang spontanitas dan aku beraturan. Sepertinya putri hendak klimaks, semakin melaju cepat gerakan terpedokh ku. Sampai tak tertahan mukin baginya, dia menjerit merintih sambil mencakar tubuh dan menjambak rambutku.
Putri orgasme squirt kembali. Tubuhnya kejang-kejang seperti orang kesurupan. Melihat tingkah nya yang seperti itu aku pun tak mau kalah, kuhujam dalam-dalam sedalam-dalamnya kontolku di memek nya sambil merasakan keuangan otot vagina putri.
Kurasakan seluruh amunisi sudah berada didepan lobang tempat air kencingku keluar.
Dan kutarik secepat mungkin dan akhirnya..
"Argh.....arghhh..ah......!" Tubuhku seperti kesetrum dan melayang ke langit ketujuh diiringi hentak kan kontol ku sambil menyemprotkan sperma kental ku di ptuvuh putri. Tanpa kusadari semprotan spermaku hampir mengenai wajahnya
Itu adalah semprotan terjauh yang pernah kudapatkan.
Tubuh kami ambruk di sofa dan tetap tak membiarkan kain menutupi tubuh kami.
Kami duduk berdampingan, putri duduk menyandar di bahuku sambil memegang tanganku.
"Maafkan kakak yah!" Seperti orang berdosa lainnya, hanya maaf yang bisa diutarakan saat ini.
"Gapapa kak, aku juga senang kok bisa kaya gini,!" Jawabnya.
Obraln singkat sehabis bertempur terjadi, dan baru kutahu ternyata putri sebenarnya menyukai aku, tapi tak berani berbuat apa-apa karena dia adalah anak buahnya. Dan kuketahui juga ternyata dia sering jadi bahan olok-olokan oleh teman-temannya yang sekaligus karyawan ku yaitu Lisa dan Fani.
Itu artinya mereka Parak pekerja yang ikut denganku adalah para ABG yang doyan sex. Duh.. jadi ga sabar menyusun rencana untuk bisa menggarap mereka semua.
To be continued