Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Putri's Incestuous Family


Chapter 1.Discovery




POV Putri




“gini caranya” ucap Tania.

Tania adalah teman sebangku sekaligus sahabat terdekatku. Sebagai gadis keturunan padang dia terlihat sangat cantik dengan kulit hitam-manis. Dia memang lebih tinggi dari aku, tingginya 158 cm sedangkan aku hanya 155 cm, tapi tubuhnya sedikit kurus. Hal yang paling menarik perhatian dari tubuhnya adalah bokongnya, bulat dan padat. Aku saja sering meremas bokongnya saat kami sedang berganti pakaian olahraga atau sedang bercanda. Sebagai gantinya dia sering meremas dadaku “toket lu gede amat sih Put” ucapnya setiap melihat ku melepas seragamku. Dadaku memang lebih besar dari miliknya. Bra yang kukenakan berukuran 34C. kadang aku malu jika Tania mulai meledek ukuran dadaku didepan teman-teman.

Tapi soal wajah, teman-temanku bilang aku masih lebih cantik. Kulitku lebih putih dan mulus kalau dibandingkan dengan Tania. Selain aku rajin merawat tubuhku, mamaku juga sering membawaku ke salon untuk sekedar luluran atau perawatan yang lain. Banyak sekali pujian yang kudapat karena dua buah bibir tipis kemerahan dan hidung mancung yang kumiliki walaupun sebenarnya aku sedikit sipit. Tapi fitur tubuh yang paling kusukai adalah rambut hitam panjangku. Aku suka sekali menghias rambut hitamku yang sepinggang dengan berbagai aksesoris. Terkadang aku bersekolah dengan model rambut yang berubah-ubah, kadang tergerai bebas, kadang dikepang, kadang dikuncir kuda sehingga makin banyak perhatian yang tertuju padaku.

“lu harus ngangkang biar memeklu mudah dipegang” terusnya.

“hihihihi” aku tertawa geli “ihh malu ah Tan”.

“elah lo mau enak gak, diajarin enak malah malu-malu” ucap Tania sedikit kesal.

“iya ya, lo sih nyebutnya memek, namanyakan vagina” bantahku.

“hehhh, sama aja Putri oon, sama-sama bisa bikin enak” jawabnya.

“Ya udah terusin” perintahku. Tania yang sedang duduk diatas kloset kamar mandi lalu mengangkangkan kakinya hingga terlihat CD putih polos berendanya. Dikesampingkannya kain yang menutupi selangkangannya hingga tampaklah gundukan daging terbelah dipangkal pahanya, lengkap dengan bulu-bulu halus disekitarnya.

“mirip burger ya kalo diperhatiin, hihihi” ujarku sambil tertawa geli.

“tuh kan mulai lagi, kalo lu gak serius udahan aja ah” ucap Tania marah.

“ya ampun, becanda Tan, begitu aja marah, tapi kok bulu kemaluan lu udah banyak sih Tan?

“bulu kemaluan? Hahahah” dia tertawa “ini namanya Jembut, dongo”.

“iya, iya jembut, punya gwa baru dikit banget lho” ucapku sedikit iri.

“mungkin pertumbuhan jembutlu terhambat Put, belajar mulu sih lu sampe memek sendiri lupa di manja, hahaha” ucapnya sambil tertawa.

“sekarang lu tinggal elus-elus aja memeklu pake jari” ucapnya sambil mempraktekkan.

“tapi pastiin dulu memeklu udah basah atau belum” lanjut Tania.

“basah? Kita pipis dulu gitu” tanyaku tak mengerti.

“hadehh, ini bocah dongo banget” ucapnya kesal “ memek lu nanti basah kalo lagi sange’, ada cairan pelumas yang keluar dari lubangnya”.

“ohh gitu” ucapku sambil mengangguk.

“kalo misalnya lu belum basah, lu bisa pake sabun atau lotion biar licin” tambahnya.

Kemudian Tania mulai menggesek-gesekkan jarinya di tengah belahan vaginanya. Sambil sesekali di arahkannya jarinya kedalam lubang vaginanya seperti gerakan menusuk.

Ya, Tania saat ini memang sedang mengajariku cara masturbasi. Tania langsung mengajakku ke WC putri di ujung lantai 3 tempat kelasku berada setelah kuceritakan apa yang kulihat semalam.

Tadi malam memang ada kejadian aneh yang kulihat. Sekitar pukul 12 malam aku terbangun karena kebelet ingin buang air kecil. Untuk tiba di kamar kecil aku harus melewati kamar kakakku. Saat aku berjalan kulihat ada sesosok bayangan yang berdiri didepan pintu kamar kakakku. Gerakannya aneh seperti sedang mengelus bagian tubuh daerah pahanya. Saat aku mendekat pemilik bayangan tersebut kaget dan tanpa bersuara langsung berlari naik kelantai 2, ke kamar orang tuaku lebih tepatnya. Kondisi rumah yang gelap dan keadaanku yang masih mengantuk membuatku tak mampu mengenali orang itu, mungkin dia ibuku atau bisa saja ayahku. Karena sudah sangat kebelet kulupakan kejadian barusan dan segera bergegas menuju kamar kecil.

Sekembalinya dari kamar kecil kulalui lagi kamar kakakku. Baru kusadari ternyata pintu kamarnya sedikit terbuka, saat kutengok kedalam langkahku langsung terhenti. Kulihat kakakku sedang dalam posisi tengkurap dengan bokong naik keatas, mirip seperti orang yang sedang bersujud. Yang lebih aneh lagi kakakku tidak mengenakan bawahan apapun, dia hanya mengenakan tanktop berwarna kuning. Dapat kulihat bongkahan bokong kakakku dengan jelas. Vaginanya sama denganku hampir mulus tanpa bulu.

“shhhh, ouhhhh..ahhhh” sayup-sayup dapat kudengar suara desahan kakakku saat jari-jari tangan nya dengan liar menggosok area selangkangannya.

Aku bingung sekali apa yang sedang dilakukan kakakku. Jari-jari kakakku berhenti sejenak di bagian atas vaginanya, kemudian desahannya semakin keras saat jari telunjuk dan jempol kakakku membuat gerakan seperti memencet dan menyubit.

“ahhh itilkuuu..ahhh..ahhh” ucap kakakku sambil mendesah ‘’ahhh…ngentot..ahhh” desahannya semakin kuat.

Setelah beberapa saat kakakku berganti posisi, sekarang dia telentang di atas kasur. Tangannya kembali menggapai vaginanya dan dengan gerakan sedikit cepat ia gosok jari-jari tangannya disepanjang belahan vaginanya. Sesekali dua jarinya di masukkan kedalam lubang vaginanya. Dia menusuk vaginanya beberapa kali sebelum kembali menyapu sepanjang celah vaginanya. Kali ini gerakan sapuan tangannya terhenti di area atas vaginanya yang terdapat daging kecil yang sedikit menonjol. Usapannya sekarang berfokus hanya pada satu titik. Gerakan jarinya semakin cepat dan tidak lama kemudian “achhhh..achhh..aku sampeee..achh akuuuu sampeee” tubuh kakakku menegang hebat sampai jari-jari kakinya tertekuk, setelah beberapa detik tubuhnya bergetar beberapa saat lalu lemas.

Aku masih tertegun melihat adegan yang baru saja kulihat. Apa yang sebenarnya dilakukan kakakku. Bukannya vagina itu daerah special yang tidak boleh di pegang sembarangan apalagi dimainkan dengan kasar begitu. Aku teringat pesan mama kalau vagina itu tidak boleh dipegang kecuali saat mandi atau dibersihkan sehabis buang air. Tetapi kenapa kak Pita sampai menggosok dengan cepat seperti tadi?

Ditengah kebingunganku dan didorong rasa kantuk akupun pergi menuju kamar tidurku. “besok saja aku tanya sama Tania” pikirku.

Dan disinilah kami berdua di dalam kamar mandi sekolah kami. Tania tadi bilang kalau apa yang kulihat semalam disebut masturbasi. Dan yang membuatku kaget ternyata Tania sudah sering melakukannya. Menurutnya masturbasi itu nikmat sekali rasanya, bikin ketagihan.

“shhhh…ini namanyaa..itil, Put” ucapnya sambil memainkan daging kecil dibagian atas celah vaginanya.

“klitoris kali Tan” ucapku sambil bengong melihat jari-jari Tania menari di atas klitorisnya.

“serah lu aja Put,,hahh,..hahh” jawabnya nafas memburu.

“lu ko jadi ngos-ngosan gitu Tan?” tanyaku bingung.

“shhhh..gw lllaaggiii keenakann..shhh…dongo” jawabnya sambil mendesah.

“sekarang lu praktekin kaya gw” perintah Tania padaku “ sana duduk di lantai”.

Akupun mengikuti perintahnya. Aku memang sudah merasakan keanehan di area selangkanganku. Kurasakan sejak tadi vaginaku berkedut-kedut karena melihat aksi Tania. Ingin sekali rasanya vaginaku kuelus-elus tapi aku malu sama Tania.

Aku duduk dilantai dengan kaki mengangkang. Lalu kusampingkan CD motif garis-garis berwarna ungu yang kukenakan hingga terlihat daging vaginaku yang menggunung. Ternyata vaginaku sudah basah, sampai membasahi kain bagian depan CD ku.

Vaginaku sedikit berbeda dari milik Tania. Selain buluku yang masih sedikit, hanya beberapa helai di bagian atas belahan vaginaku, bentuk dan warnanya pun berbeda. Tidak seperti Tania yang bibir vaginanya tebal dan terlihat menjuntai kalau dia berdiri dan warnanyapun sedikit kehitaman. Berbeda dengan vaginaku, bibir vaginaku sangat pendek dan tipis sehingga tidak akan terlihat jika tidak ku buka paksa dengan jari. Warnanyapun agak kemerahan.

Saat aku akan mulai menyapukan jari-jariku tiba-tiba TETTT, TETTT, TETTTT.

“ah sialan udah bel masuk…shhhh” Ucap Tania kesal “hahhh nanggung banget, gw belum nyampe” makinya sambil terus menggosok-gosok vaginanya.

“ayuk ah Tan, Udah masuk” ajakku sambil berdiri “nanti dimarahin bu Susi” tambahku.

“yahhh…gw belum ngecrit” ucapnya kesal namun dia tetap mengikutiku berdiri dan merapihkan rok yang dikenakannya.

Akupun sebenarnya masih sangat penasaran tentang masturbasi. Aku ingin membuktikan apakah rasanya benar-benar enak seperti yang Tania ceritakan. “nanti aja dirumah kucoba lagi” pikirku.

Saat hendak melangkah keluar dari kamar mandi Tania memanggilku “Put, kok bibir lu ada kotorannya, sini deh gw bersihin”

“mana?”tanyaku bingung.

Tania lalu menaikkan tangannya seolah-olah mau menghapus kotoran di bibirku, tapi tiba-tiba CLEBBB..!! Tania memasukkan jari tengan dan telunjukknya kedalam mulutku. Aku kaget sekali, lalu sambil tertawa Tania cepat-cepat meninggalkanku di kamar mandi.

Setelah beberapa detik akupun sadar “lohh, itukan jari yang dipakai Tania tadi buat……ihhhh Tania!!” aku teriak “awas ya gw bales!” kemudian aku berlari menyusul Tania ke kelas.

Sementara itu di dalam kamar mandi disebelah yang tadi digunakan Putri dan Tania terdengar tawa terkekeh “hehehehe,” kemudian sesosok tubuh asal suara tersebut bangkit dan keluar meninggalkan kamar mandi. (bersambung).



Siapakah dia??? Tunggu kelanjutannya

Sekian dulu suhu-suhu semua semoga terhibur
 
Suhu yg di KM sebelah ya? Menang banyak nih langsung pegang kartu as 2org
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Perlu dilanjutkan sampe tamaaat
Semoga ga berhenti bikin cenggur :D
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Pokonya harus panjang dan tamat nih cerita gan. Kalo ga nanti bakal ada demo aksi damai :Peace::p
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd