Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Quest

========
QUEST#11
========​

Setelah tidur yang nyenyak. Aku bangun dengan segar sekali pagi ini. Padahal aku hanya tidur 3 jam. Wah?
Selesai membereskan kerjaanku tadi malam dengan para satpam, ketiga guru wanita dan pak Bagas, aku mengimplan memori palsu kepada keenam satpam dan pak Bagas menggunakan VENOM dan SHADOW MIND. Kalau mereka benar-benar telah berpesta seks dini hari itu dengan bu Mimi, bu Mita dan bu Endang sampai puas. Semua yang penggandaanku lakukan mereka masing-masing ingat sesuai karakter mereka sendiri.
Ketiga wanita gila seks itu pulang dengan gontai bak mabuk lem Aibon. Tubuh lemas dan tak bertenaga. Untung saja Muksin, Masno dan Suparmin menemani ketiganya, mengantar pulang ke kamar di belakang kompleks sekolah.
--------​
Meregangkan tubuh sebentar di atas ranjang, kulihat Hera dan Meisya sudah bangun dari tadi. Meisya sedang melipat pakaian di atas ranjangnya dan Hera memasukkan pakaian yang sudah dilipat ke dalam lemari Meisya. Mesra sekali mereka.
“Pagi, lovebirds?” sapaku pada sepasang kekasih itu.
“Oh... Pagi Tria... Jam berapa elu kembali? Dari kamar Maria, kan?” kata Hera.
“Nggak... Aku balik jam 3-an gitu... Aku cuma keliling sekolah ini aja...” jawabku bohong.
“Cuma keliling? Elu punya teman baru di sini?” tanya Hera malah menyelidik. Ditutup kembali lemari Meisya yang sudah selesai diisinya.
“Bukan sama teman... Sendirian aja...” kataku santai.
“Kemarin Tria seharian ada di kamar Marisa...” kata Meisya perlahan lalu menunduk. Kok mereka bisa tahu?
“Di kamar Marisa? Marisa yang teteknya paling gede itu?” ingat Hera. Ia membuat lingkaran di depan dadanya dengan kedua tangannya.
Meisya mengangguk. “Iya... Marisa yang itu...”
“Elu suka sama yang teteknya gede segitu?” langsung Hera menuduh begitu.
“Hah? Suka? Apa kalian pikir aku ini lesbi seperti kalian? Apa salahnya aku main ke kamar temanku? Kalian ini aneh, ih?” ketusnya bernada tidak suka.
“Sori-sori... Bukan begitu maksudku... Aa... Apa, ya? Mes?” bingung Hera yang takut aku jadi tersinggung. Ia minta dukungan pada Meisya.
“Maksud Hera... Kenapa kau tidak menemui Maria... Maria sudah menunggumu dua hari, loh...” kata Meisya mencoba mencairkan suasana. Suara merdunya sangat menyenangkan didengarkan.
“Mungkin nanti malam aja habis latihan klub... Sore ini latihannya, kan?” kataku mencoba mengelak. Hari ini hari Selasa. Hari pertama latihan klub renang semester ini.
“Bagus...” kata Hera cukup puas dengan jawabanku. “Elu mau mandi duluan atau bagaimana?” tawarnya. Ia mengambil handuk dari dalam lemarinya.
“Kalian duluan aja, deh... Kalian mandinya barengan, kan? Aku mah mandinya cepet...” kataku mengucek-ucek mata yang masih belekan.
Hera nyengir aja dan Meisya menunduk malu. Pipinya yang putih jadi bersemu. Keduanya lalu masuk kamar mandi bersamaan. Terdengar suara pancaran air shower begitu pintu ditutup.
Aku rebahan lagi di ranjangku. Mencoba mereka-reka rencanaku hari ini. Apa langkahku kali ini? Bagaimana bila begini? Dan bagaimana jika tidak berhasil. Rencana cadangan harus disiapkan kalau rencana awal gagal. Punya banyak rencana alternatif akan selalu berguna.
--------​
Kelas hari kedua hari ini berjalan biasa saja. Tidak ada yang terlalu istimewa ataupun luar biasa. Aku bertemu Maria di lorong saat pergantian kelas sebelum makan siang. Ia malah berbalik arah dan memilih tidak berpapasan denganku. Maria menghindariku?
Anggota klub renang yang kukenal juga menghindariku. Semua kecuali Hera dan Meisya. Tetapi mereka berubah agak canggung. Apa Maria merencanakan sesuatu padaku hari ini? Sarapan pagi tadi berjalan tanpa insiden. Apa akan terjadi saat makan siang? Atau malah bubaran sekolah? Atau saat latihan klub renang nanti?
Mungkin ini imbas dengan insiden di balkon gedung kemarin, ya? Para penyerangku malah keok.
Makan siang. Semua penghuni meja eksklusif milik klub renang ini-pun sepi. Mereka semua menikmati makanan dengan bungkam. Seingatku ada saja yang akan selalu mereka bicarakan. Apalagi rencana latihan fisik di gunung beberapa minggu lagi yang sempat kudengar dilontarkan beberapa anggota.
Aku makan ayam semur-ku dengan ketularan bungkam juga. Beberapa siswi melirikku saat kutaburi banyak garam ke kuah kental semur yang kurasa manis seperti kolak ini. Kucicipi setelah kuaduk sebentar. Setelah cukup asin aku baru mulai makan dengan lahap.
Hera yang duduk disampingku mungkin sudah tidak tahan untuk mengomentari tingkah anehku tapi ditahannya sekuat tenaga. Beberapa kali Meisya menarik-narik lengan bajunya agar tidak bersuara.
Sambil makan, kulirik Maria yang bungkam seperti yang lainnya. Mungkin mereka sedang melakukan protes tutup mulut seperti demonstran di luar sana. Protes kenapa semur ayam rasanya manis. Ah! Itu tidak akan mungkin. Mimpi!
Di kelas Biologi, aku bertemu kembali dengan Marisa. Tergopoh-gopoh ia menghampiriku. Tetek supernya kembali berayun. Beberapa siswi minggir memberinya jalan. Kami berbincang sebentar sebelum kelas mulai. Kelas bu Mita; guru wanita yang tadi malam itu, loh.
Marisa mengajakku ngobrol di kamarnya lagi selepas jam pelajaran. Tapi kutolak karena sore ini aku akan mulai latihan di klub renang. Aku kembali mengajaknya bergabung. Tapi tetap keukeuh menolak. Kuolok-olok lagi tentang pelampungnya dan hasilnya tanganku dicubitnya kesal.
--------​
Dengan santai aku berjalan ke kolam renang indoor yang ada di basement gedung sekolah ini. Seragam klub renang sudah kupakai dibalik kaos T-shirt dan jeans selutut-ku.
Beberapa anggota klub dari kelas junior kulihat sudah masuk. Mereka masuk bergerombol ke gerbang menuju tangga turun ke lapangan renang indoor kebanggan sekolah Hati Murni dan klub renangnya.
Merry dan Gladys berdiri di depan gerbang mengawasi siapa saja yang masuk melewati gerbang. Saat keduanya melihatku, keduanya pura-pura acuh dan membuang muka.
Merry memang tidak ikut menyerangku kemarin tetapi Gladys iya. Ia sudah kuhajar sampai keok beserta empat siswi lainnya. Kuyakin kalau tulang kering kaki kanannya masih sakit.
“Merry... Gladys...” sapaku bersahabat begitu aku sampai di depan keduanya. Mereka malah menyuruhku cepat-cepat masuk dengan kibasan tangan. Oo? OK?
Di dalam lapangan sudah banyak siswi lain yang bersiap. Beberapa bahkan sudah memakai seragam renang one piece kuning itu dan melakukan peregangan. Yang lainnya ngobrol sambil berganti pakaian dengan santainya di sembarang tempat. Padahal di sini ada fasilitas ruang gantinya, loh?

Melihat puluhan remaja wanita dalam seragam renang klub Hati Murni lumayan menarik juga. Apalagi ada banyak pemandangan bentuk segitiga terbalik itu sejauh mata memandang. Ada yang tebal, tipis, lebar, kecil dan berbagai rupa. Apalagi tonjolan dada yang juga berbagai ukuran. Kalau Marisa jadi bisa masuk kemari, akan sangat heboh mungkin, ya?
Sepertinya semua anggota klub renang sudah masuk karena kulihat Merry dan Gladys sudah di dalam ruangan kolam renang dan berganti pakaian. Gerbang sudah ditutup.
PPPRRRRRIIITTTT!
“Perhatian semuanya!” seru Merry setelah meniup pluit yang digantung di lehernya.
Semua anggota berhenti dari semua aktifitas mereka. Berdiri memperhatikan Merry yang mulai berbicara.
“Saya sebagai wakil ketua klub renang periode tahun ini... mewakili seluruh pengurus... mengucapkan selamat bergabung bagi para anggota baru...” lalu terdengar suara tepuk tangan dari semua orang.
“... dan berjuang lagi bagi anggota lama...” lanjutnya dan disambut tepuk tangan kembali. “Hari ini adalah latihan pertama klub renang Hati Murni semester ini... Jadi... mari sama-sama berlatih keras bersama!” seru Merry berapi-api.
“Silahkan, Maria...” pembukaan Merry diserahkan pada sang Ketua yang maju dari belakang barisan Gladys, Ambar, Hera dan Meisya.
Wow! Sosok Maria dalam balutan seragam renangnya sangat mempesona. Lengannya yang kuat terlihat bulat dan padat. Bahunya terlihat berisi dan liat. Dadanya lebar dan perutnya langsing. Pahanya membulat kokoh seperti lengannya dan betisnya penuh berisi otot tangguh. Aku tidak bisa melihat ini di balik seragam sekolahnya.
Tapi, sepertinya ia membuat trend yang mencengangkan ini dan diikuti oleh teman-teman dalam lingkungan dalam klub inti. Kedua puting susunya menyembul jelas mengecap di bagian dadanya. Ia tidak memakai bra ataupun breast-pad (pelapis dada yang lazim digunakan pada bikini ataupun pakaian renang standar). Apalagi pada bagian selangkangannya. Terlihat jelas belahan kemaluannya (camel toe) tercetak di seragam ketatnya. Ia lagi-lagi tidak berusaha menyembunyikannya dengan memakai CD di baliknya atau apapun.
Beberapa siswi anggota baru juga menyadari hal ini dan mengernyit risih melihatnya. Tetapi yang sudah terbiasa diam saja dan menganggapnya lumrah. Anggota senior klub renang semua berpenampilan seperti itu. Bahkan Meisya yang paling sopan menurutku juga sama saja. Puting susunya samar-samar mengecap di depan dadanya.
“Sekali lagi selamat bergabung bagi anggota baru... dan selamat berjuang bagi anggota lama...” sambut Maria penuh wibawa seorang ketua. “Tahun lalu... kita sudah membukukan beberapa prestasi gemilang di beberapa kejuaraan... Bulan Maret 3 medali Emas... Bulan Mei 2 medali emas dan 1 medali perunggu... Bulan Agustus 1 medali emas... 2 perak dan 3 perunggu... Dan Desember kemarin 2 emas dan 6 perunggu...” rinci Maria tentang prestasi klub renang dalam berbagai kejuaran dan pencapaiannya.
“Tahun ini... Target kita... Target klub renang Hati Murni adalah Juara Umum di Kejuaran antar klub tingkat Regional yang akan berlangsung bulat Maret nanti... Ingat itu! Juara Umum!” tegas Maria tentang rencana jangka pendek klub renang yang dipimpinnya.
“Kita semua harus berusaha keras! Lebih keras! Lebih keras lagi!” serunya penuh semangat.
“Kalian... para senior... Kalian juga harus berlatih lebih keras lagi dari biasanya... Begitu juga yang lainnya... Yang baru bergabung... Tirulah senior-senior kalian ini... Yang sudah beberapa tahun bergabung tetapi belum masuk taraf senior... Berusahalah lebih keras lagi... Jangan puas dengan hasil kalian sekarang... Kita semua bisa berprestasi... Berhasil! Itu semua karena berusaha keras! Mengerti semua??!” seru Maria.
“Mengerti!” jawab semuanya.
“OK... Kita mulai latihan... Pemanasan!” seru Maria menutup pidato singkatnya. Merry maju lagi untuk memimpin pemanasan.
Semua anggota klub tanpa kecuali melakukan pemanasan bersama. Termasuk Maria dan kroni-kroninya. Pemanasan dilakukan agar otot renggang dan bersiap untuk aktifitas fisik berikutnya. Termasuk berlari-lari kecil mengitari kolam renang sebanyak lima putaran.
Lalu latihan dibagi-bagi berdasarkan tingkatannya di klub; pemula, menengah dan senior. Seksi pelatihan mengambil alih di sini. Seksi yang terdiri dari para senior ini melatih tingkatan pemula dan menengah di bagian tersendiri.
Aku yang tergabung dalam tingkat senior berlatih dengan senior yang sudah tahunan di klub ini. Bersama Maria dan lainnya. Kali ini mereka berlatih renang gaya andalan masing-masing. Sepertinya Maria kuat di gaya bebas dan dada. Ia meminta Merry untuk menghitung waktunya saat melakukan dua gaya itu.
Maria berenang dengan sangat cepat. Ia beradu cepat dengan Gladys dan Ambar yang menjadi lawan latih tandingnya di gaya bebas. Kedua lawannya tertinggal sekitar 00:20-an detik menurut stop watch yang dipegang Merry. Lalu giliran Merry yang melawan Maria di renang gaya dada. Hanya mereka berdua. Stop watch dipegang Ambar. Merry kalah sekitar 00:18-an detik.
Saat Maria keluar kolam bersama Merry, mata kami bertemu sejenak dan ia membuang muka dan mengeringkan diri dengan duduk di pinggiran kolam menonton yang lainnya latihan.
“Tria... Giliranmu!” seru Merry yang kembali memegang stop watch. Ada satu jalur kosong di sudut kanan kolam. Ini latih tanding gaya bebas 100 meter.
Aku bersiap dan berdiri di atas platform loncat di tepi kolam. Ini latih tanding pertamaku melawan 9 perenang senior lain di renang gaya bebas. Gaya yang lumayan kukuasai.
PRIITT!
Peluit dibunyikan dan sepuluh tubuh berpakaian renang one piece ketat melompat sejauhnya ke depan dengan kekuatan daya pejal masing-masing.
Tak lama kami sudah tercebur di dalam air kolam dan melakukan stretching untuk memanfaatkan momentum lompatan untuk menambah jarak lalu muncul ke permukaan untuk Free Style Stroke!
Kedua lenganku mengayun secepat-cepatnya dengan kepala terbenam. Mengambil nafas ke samping bila perlu dan menghembuskannya kembali ke air saat sudah berubah menjadi CO2. Tak kuperdulikan semua lawanku yang ada di sebelah kiri.
Begitu menyentuh dinding 50 meter didepanku, aku berputar di dalam air, menendang dinding kolam dan mengayuh lagi dengan cepat.
“Fuah!” seruku begitu menyentuh dinding 100 meter. Aku mengambil nafas banyak-banyak dan membuka kaca mata renangku untuk melihat siapa yang sudah sampai duluan. Satu-dua perenang di sampingku kemudian baru sampai menyentuh dinding.
“Satu menit dua detik!” seru Merry. 01:02
“Apa itu cepat?” tanyaku sendiri. Pelan saja.
“Rekor olimpiade renang wanita 100 meter adalah 00:53.00 detik...” ujar seorang perenang senior di sampingku. “Sedang rekor tercepat Maria adalah 01:05 saat kejuaran di Bali kemarin... Kau bahkan lebih cepat dari Maria sekarang...” lanjutnya.
Sebelum keluar dari kolam dengan melompat, disekanya muka basahnya. Dia Meisya rupanya. Aku tidak mengenalinya dengan topi penutup kepala dan kaca mata renang kecil itu. Aku hanya memandangi pantat putihnya melambung di udara. Ia disambut Hera yang menyeka tubuh basahnya dengan handuk tebal. Sayup-sayup kudengar kalau ia posisi kedua setelahku.

Dan saat itulah semua kekacauan ini dimulai.​

Yang paling kuingat adalah wajah Maria yang merah padam menahan amarah. Beberapa perenang senior yang melepas pembatas jalur renang mengapung itu dan menggulungnya keluar kolam. Sisa perenang yang masih berada di dalam kolam ditarik keluar—kecuali aku.
Aku ditinggalkan sendirian di dalam kolam. Ada apa?
Saat aku berusaha memanjat keluar kolam, sebatang kayu pel menahan bahuku. Menghentikanku keluar dari kolam ini.
“Elu tetap di dalam kolam aja...” seru Ambar datar. Beberapa perenang senior lain juga memegang batang kayu pel dan sapu. Bersiap menghentikan usahaku keluar dari kolam.
Para anggota klub pemula dan menengah yang tak mengerti permasalahannya digiring seksi pelatihan menjauh dari kolam. Hanya anggota senior yang boleh mendekati kolam dan bersenjata batang kayu.
“Ada apa ini? Kenapa aku tidak boleh keluar kolam?” tanyaku berusaha tenang. Setenang mungkin. Skenario ini memang tidak pernah terlintas di benakku. Akupun tak tahu bagaimana mengantisipasinya.
“Ini hukuman untukmu...” kata Gladys mengayunkan sapunya ke arahku. Kuhindari dan berenang menjauh hingga berada di tengah kolam.
“Jadi begini cara kalian?? PENGECUT!” makiku pada mereka semua. Suaraku nyaring terdengar di lapangan renang indoor ini.
“Maria! Ini maumu, kan? Kau mau main dengan cara ini?” ketusku pada Maria yang masih uring-uringan dengan melipat tangannya di depan dada.
“Kau yang memaksaku! Kau yang memaksaku berbuat begini!” serunya berang. Ia menuding-nudingku dengan beringas. “Kau rasakan itu! Liat seberapa kuat kau bisa bertahan di dalam air?? Kalau kau coba-coba keluar dari sana... mereka akan memukulmu dengan kayu!” serunya menjadi-jadi.
“Apa kau mencoba untuk membunuhku??” seruku kaget.
“Itu! Itu adalah hukuman untuk orang songong-bodoh-idiot yang coba main-main denganku! Kalau kau mati malah lebih baik!” serunya histeris.
“Kau tidak bisa lari dari pembunuhan, Maria... Ada begitu banyak saksi yang melihat dan mendengar apa yang kau katakan tadi...” seruku malah menantang.
“FINE!” teriaknya tak perduli. (Terserah!)
“FINE!” jawabku mengikuti permainannya.
“Kalau aku bisa bertahan di kolam dingin ini sampai besok pagi... apa yang akan kau lakukan?” tantanganku meningkat. Aku memancing ego perempuan muda berzodiak Aquarius ini sampai mana batasnya.
“Aku akan menyembahmu di depan semua orang kalau kau bisa bertahan!” jawabnya cepat tanpa pikir panjang.
“DEAL! (setuju)” seruku kuat agar semua anggota klub renang Hati Murni mendengar pertaruhan kami ini.
“Aku akan bertahan di dalam kolam ini sampai besok jam tujuh pagi dan besok kau akan menyembahku di kantin saat makan siang... DEAL??” seruku mempertegas pertaruhan berat ini.
“DEAL!” jawab Maria cepat.
--------​
He... he... he... Kena kau Maria. Kena perangkap PROVOKE CAPRICORN. Ini kemampuan baruku dan korban pertama kalinya kemampuan provokasi CORE istimewa yang memperkuat rasa egosentris target-ku. Semakin egois target semakin efektif kekuatan CAPRICORN ini. Jiwa kompetisi target akan ditantang untuk tidak mau kalah dan selalu menang.
Tapi karenanya aku juga akan selalu terkena imbas jeleknya. Memprovokasi seseorang untuk dibenturkan pada pihak lain akan menimbulkan gesekan yang biasanya akan menimbulkan persaingan. Yang paling dahsyat dimana aku harus bersaing melawan Mikael Studrod–bintang bokep Unisex; pemegang rekor ratusan jam ngeseks tanpa henti dan mengalahkan rekornya dengan fantastis. Seks seminggu penuh!
Dan sekarang... Aku harus bertahan di kolam renang indoor sekolah Hati Murni sampai besok jam 7 pagi. Wah... Bakalan dingin banget, nih? Yang pasti, minimal akan terkena flu. Maksimalnya, kena pnemonia (radang paru-paru), paru-paru basah, kejang otot, kelelahan sampai tenggelam. Mokat...
Sebenarnya bisa saja aku memaksa keluar dari kolam ini dan menghadapi pukulan kayu para perenang senior ini. Tapi ada keuntungan besar yang kudapat kalau rencana alternatif berbahaya ini berhasil.
Aku menaklukkan Maria!
Apa aku bisa bertahan sampai pagi?
Kalau mengandalkan kekuatan fisik normalku, gak yakin sanggup bisa bertahan. Maksimal aku bisa tahan 3-4 jam hanya untuk menahan dingin saja di air kolam. Apalagi sebentar lagi malam dan suhu bisa jatuh lebih cepat mencapai 15-18°C. Sampai pagi menahan suhu sedingin itu jelas sangat tersiksa. Opsi ini kutolak mentah-mentah.
Dari beberapa CORE yang kukoleksi sekarang, kekuatan apa yang bisa kumanfaatkan? Menebalkan kulit untuk menahan dingin dengan ADJUSTABILITY ARIES. Masuk akal tetapi penampilanku bisa berubah drastis dan terlalu banyak orang yang melihat perubahanku. Tubuhku akan membengkak karena penebalan kulit.
Mempekeras kulit dengan HARD SHELL SKIN TAURUS. Benturan akan tak terasa sakit karena kulit menjadi keras seperti lempengan baja tetapi sensitifitas indra kulitku tidak berubah karena aku bisa merasakan semua benturan yang terjadi termasuk rasa dingin atau panas.
SHAPE SHIFTING atau mode ASSASIN juga bukan opsi tepat karena alasan yang sama dengan ADJUSTABILITY di atas. Begitu juga injeksi racun atau serum untuk merubah struktur tubuhku dengan TOXICATE, VENOM ataupun THIRD STING sekalipun.
Kalau aku ikan atau mahluk air, pasti berada di lingkungan seperti ini tidak akan menjadi masalah. Mungkin salah satu kemampuan khusus AQUARIUS atau PISCES nanti akan mengakomodir kebutuhan ini. Kedua ZODIAC CORE itu berunsur air.
Ikan, buaya, kura-kura, paus, lumba-lumba, ikan yang banyak–diserbu dan dikerumuni banyak pemangsanya, ikan hiu, paus Orca, burung laut meluncur masuk ke dalam air dan menangkap ikan, burung laut? Camar, angsa. Angsa hitam! BLACK SWAN!
Bego banget! Padahal baru dua hari lalu aku mendapatkan CORE istimewa bertema burung air ini. Angsa bisa berenang di air, tepatnya mengapung dengan mudah di atas air. Hanya bagian bawah tubuh dan kakinya yang terendam air. Itupun tetap dalam keadaan kering berkat sejenis minyak yang keluar dari tungir/kelenjar minyak sekresi di atas ekornya dan dibalurkan kesekujur bulu-bulunya. Minyak spesial ini kalis air dan melapisi bulu angsa (dan sebangsanya; mis: bebek, pelikan dll.) agar bisa berada di lingkungan itu dalam waktu lama.
INSULATION nama yang kuberi pada kemampuan pertama yang kutemukan dari CORE istimewa BLACK SWAN milik bu Yuni, salah satu guru disini.
Tiba-tiba kulitku menjadi kalis dan tahan air. Suhu air dingin tidak terasa lagi dan aku mengapung di permukaan air dengan mudah bak seekor unggas air bentuk CREATURE FORM sesuai nama CORE istimewa ini. Angsa besar bermahkota emas dan berbulu hitam mengkilat.
Wah... Aku seperti punya sebuah pelampung alami dan mengambang mudah di permukaan air dan tak terasa dingin berkat insulasi ajaib kemampuan angsa hitam ini dengan pemaksimalan penggunaan cadangan lemak tubuh yang melapisi kulitku. Kalau begini, aku yakin bisa memenangkan pertaruhanku dengan Maria.
Kolam renang indoor ini sudah sepi. Semua anggota klub pemula dan menengah disuruh keluar dan yang tertinggal hanya anggota senior yang ditugaskan Maria untuk menjagaku agar tidak keluar dari dalam kolam. Kalau aku mencoba keluar, batang kayu itu akan dipukulkan padaku. Ada sekitar 12 orang yang duduk mengelilingi kolam dengan senjata di tangan. Rencananya mereka akan bergantian dengan shift tengah malam nanti.
Terserah kalian, deh... Aku mau tidur. Lupakan makan malam. Aktifitas brilianku kemarin sekarang mulai membuatku ngantuk. Apalagi rasa empuk kasur air alami ini sungguh melenakan. Gelombang perlahan air di kolam ini membuaiku. Tangan terbentang dan kaki mengangkang aku tidur masih dengan seragam renang one piece klub berwarna kuning ini.
--------​
Saat bangun dan meregangkan tubuh, yang pertama kali kuperiksa adalah jam digital berwarna merah di dinding atas kolam renang. Sudah jam 05:32 pagi. Wah... Nyenyak sekali tidurku. Lalu kusapukan pandanganku pada ke-12 para penjagaku yang duduk dengan kursi plastik di sekitar kolam. Mereka semua memakai jaket tebal untuk mengusir hawa dingin dan meringkuk kedinginan. Beberapa siswi malah bersin-bersin dan batuk.
“Kalian tidak apa-apa?” tanyaku masih di tengah kolam, mengapung tanpa banyak usaha.
Tidak ada yang menjawab. Semuanya bungkam berusaha tetap cool walaupun hidung meler karena flu. Mata merah berair karena meriang dan sendi ngilu karena kesehatan menurun.
“Tinggal satu setengah jam lagi saja... Kita semua akan bebas... Aku bisa keluar kolam dan kalian bisa kembali ke kamar masing-masing...” kataku memberikan bayangan indah pada mereka semua. Kehangatan rangkulan selimut dan empuknya kasur bersprei lembut.
Aku berenang bermain-main di kolam ini. Berkeliling kolam dengan gaya kodok. Menyelam mengukur ke kedalaman dasar. Berhitung berapa lama aku bisa menahan nafas. Membuat suara-suara tepukan dengan memukul air. Macam-macam kegiatan kekanakan agar tidak bosan satu setengah jam ini.
Pukul 06:30 menurut jam digital, Maria muncul bersama Merry, Gladys dan Ambar.
Bukan main pucat muka Maria melihatku yang sedang bermain-main di air dengan riangnya. Begitu juga dengan ketiga temannya yang memakai jaket tebal karena mendadak terserang flu seperti penjaga lainnya.
“Maria... Ayo main air sini... Airnya segar, loh...” kataku riang melihatnya muncul.
Ketat muka dan rahangnya melihatku sehat wal afiat di dalam kolam. Padahal harapannya aku mengambang membengkak menjadi mayat. Tapi tak ada yang bisa dilakukannya selain pasrah.
Dengan cepat ia menaiki tangga kembali dan keluar dari tempat ini.
“Maria... Satu hal... Sepertinya air kolam ini kurang Khlorin (kaporit)...” kataku mengacungkan tangan.
Ia berhenti sebentar dan lanjut lagi karena yang kukatakan memang sesuatu yang tidak begitu penting. Aku memang sedang mengerjainya sedikit.
--------​
Tepat jam tujuh pagi, aku segera keluar dari kolam itu tanpa halangan dari ke-12 penjaga. Mereka membiarkanku melompat keluar dan menjejak tepian kolam dengan hanya sedikit air karena efek INSULATION BLACK SWAN-ku masih berlangsung, hingga tubuhku tidak basah oleh air.
Kubilas tubuhku di shower setelah menghentikan INSULATION. Air shower dingin memancar ini terasa lebih hangat dari air kolam dan terasa sangat segar. Kupakai kembali pakaianku yang kemarin dari loker dan kembali ke kamar untuk berganti seragam sekolah dan sarapan. Aku kelaparan; dari kemarin belum makan malam. Ini hari ke-3 kelasku dan ke-4 keberadaanku di sini.
Para anggota pemula dan menengah yang bertemu di lorong kelas dan asrama kaget melihatku berjalan santai tanpa kurang satu apapun. Mereka pasti bergunjing di belakangku begitu aku melewati mereka. Terserah kalian mau berpikir apa. Pokoknya aku menang besar hari ini.
Tak kurang kaget Hera dan Meisya melihatku masuk kamar. “Pagi, lovebirds? Hari Rabu yang cerah... Sayangnya ada PR yang tidak kukerjakan tadi malam karena aku tidur cepat di dalam kolam...” kataku membuka lemari pakaian dan mengeluarkan seragam sekolahku untuk hari ini. BH dan CD ganti baru juga dong. Anak cewek harus wangi dan cantik...
“Elu tidak pa-pa, Tria?” tanya Hera mendekatiku dan memeriksa dahiku kalau-kalau aku terkena demam atau flu.
“Sehat... Tidur di dalam kolam cukup nyaman... Kalian harus coba kapan-kapan...” kataku. Tangan Hera yang meraba dahiku lepas karena suhu tubuhku memang normal. Ia melirik pada Meisya.
“Sepertinya akan ada revolusi di klub renang kita...” kata Meisya perlahan tetapi jelas terdengar dan merdu. Meisya jarang berkata-kata, tapi ucapannya layak dirindukan dan ditunggu. Hera beruntung bisa mendengar suaranya setiap saat dan waktu. Ia mendekat pada kami.
“Revolusi?” kaget Hera. “Apa perlu, Meis?” sepertinya mereka pernah membicarakan masalah ini.
Meisya hanya mengangguk.
“Revolusi itu?... Apakah klub renang ini mau dirombak habis-habisan?” kataku sambil mengancing kemeja lengan pendekku.
“Kalau keberhasilan klub dinilai dari prestasi yang diraih klub raih per periode-nya... Prestasi klub renang kita ini menurun di bawah pimpinan Maria tahun ini... Bahkan terus menurun selama 3 tahun terakhir ini...” jelas Hera yang berdiri dekat dengan Meisya yang sudah duduk di tepi ranjangku.
“Menurun? Bukannya medali-medali yang didapatkan klub tahun lalu itu bagus... Banyak medali emas-nya?” kataku ingat dengan penyampaian Maria saat pembukaan latihan kemarin.
“Semua medali emas itu Maria yang memenangkannya... Tetapi kami... anggota yang lain... paling banter mendapatkan perak dan perunggu... Lebih banyak lagi peringkat di bawah tiga besar...” jawab Hera lugas dan terang.
“Hng? Maria semua?” heranku.
“Kemampuan Maria tidak diragukan lagi... Tiap pertandingan yang diikutinya... selalu ia menangi... Selalu medali emas... Tetapi kami tidak bisa menyamainya... Kami seperti bayang-bayangnya saja... Mengikuti tetapi tidak bisa setara dengannya...” jelas Hera tentang pernyataannya barusan.
“Jadi target juara umum itu tidak akan bisa dicapai kalau kami-pun tidak bisa memenangkan medali emas...” Meisya ikut menimpali. “Walau-pun Tria sekarang menambah kekuatan klub kita dengan kecepatanmu... pencapaian medali emas terbanyak sebagai syarat juara umum itu sangat jauh dari target...” lanjut Meisya.
“Aku tidak tau ada masalah seperti ini?” kataku tak mengerti. “Jadi apa yang akan direvolusi?” tanyaku.
“Struktur kepengurusan dan status klub renang harus dirubah...” ujar Meisya dingin.
Dirubah? Bukannya mereka berdua ini teman baiknya Maria? Mereka berdua punya agenda tersembunyi rupanya. Apa yang mereka inginkan?
“Aku tau apa yang kau pikirkan, Tria... Ini bukan seperti itu... Aku sudah lama memikirkan ini... Pertama... eksklusivitas klub ini sangat menggangguku... Apa kau tau kalau guru-guru Hati Murni cenderung tidak mau mengganggu anggota klub renang? Kita selalu diberi nilai bagus sejelek atau sebodoh apapun kau di kelas... Minimal nilai B minus... Tanpa berusaha keras anggota klub renang selalu mendapat nilai memuaskan... Untuk apa semua itu? Mendapat nilai bagus bukan karena usaha yang sesuai dan pantas... Disini kita hanya tinggal beberapa bulan lagi... Lalu memasuki jenjang pendidikan tinggi... Kita tidak punya kompetensi dan kemampuan cukup kalau bersaing di luar sana karena sudah dibuai selama ini di sekolah dengan status kita sebagai anggota klub renang...” jelas Meisya panjang lebar.
“Kedua... Ini juga berimbas pada kinerja para anggota klub renang... Kita terlalu tergantung dan mengandalkan satu orang yang juga kita angkat sebagai ketua... yaitu Maria sendiri... Untuk kelangsungan klub keadaan ini sudah dalam taraf berbahaya... Selain Maria tidak ada yang dapat meraih medali emas... Maria sama dengan kita bertiga... sebentar lagi tamat dan meninggalkan klub... Setelah itu apa? Klub akan berantakan karena akan kehilangan satu-satunya penghasil medali emas... Penerus kita tidak mampu bersaing dan mencapai kemenangan yang berarti medali emas... Ini semua karena kita terlalu membangga-banggakan Maria seorang... Silau dan terpukau akan kemampuannya dan akhirnya melupakan regenerasi...” lanjut Meisya mengungkapkan isi pemikirannya.
“Wow?” hanya itu yang terucap dariku. Semua yang dikatakan Meisya benar. Tidak ada yang salah sama sekali.
“Wow... wow... wow... Itu berbahaya sekali... Kau benar sekali, Meisya... Walau aku baru sebentar bergabung di klub ini... tapi aku tak ingin klub kita berakhir menyedihkan seperti itu...” ungkapku setuju 100% dengan pendapatnya.
“Apa memang begitu keadaanya, Her?” tanyaku memastikan pada sang ketua OSIS yang mungkin juga diangkat memegang jabatan ini berkat pengaruh Maria di sekolah.
“Ya... Begitulah...” kata Hera menggenapkan semuanya.
“Terus kenapa tidak kalian ungkapkan ini semua pada Maria atau rapat klub atau sama siapa aja?” tanyaku.
“Kami mau... Tria yang mengatakan ini semua pada Maria... Sebagai revolusi...” kata Meisya mengulang kata revolusi-nya kembali.
“Apa? Jadi itu revolusi-nya?” kagetku.
--------​
Percakapan penting ini harus berakhir sampai di situ karena bel pelajaran sekolah berbunyi dan aku sama sekali belum sarapan...
Benar juga, walau di sekolah ini anggota klub renang dikaruniai keuntungan mendapat nilai bagus dengan mudah, di luar institusi ini–bahkan di dunia nyata, previlege atau status ini tidaklah berlaku lagi. Bagaimana mana mantan/lulusan/jebolan Hati Murni yang berasal dari klub renang bisa bersaing di luar sana? Selama ini sudah dimanjakan dan dianak emaskan oleh status berbahaya ini.
Lebih jauh lagi, apakah mereka mau merubah kebiasaan ini? Relakah mereka? Bagi yang terbuka hatinya bila ini terungkap, akan sangat bagus. Tetapi akan ada saja individu-individu yang merasa sudah cukup begini. Puas dengan keadaan ini.
Ini yang berkecamuk di kepalaku selama jam pelajaran dari pagi sampai siang. Dan kembali aku menyusun dan mereka rencana-rencana kembali. Langkah-langkah yang harus kulakukan mengenai ini. Status klub renang dan kepengurusan organisasi. Revolusi!
 
Terakhir diubah:
Pertamaxxxx...;)

wihh dah update :semangat:
thanks om ryu keep semprot
 
Terakhir diubah:
Lanjutin suhu
udah update...
kalau menurutku lebih baik satria menyingkirkan semua guru laki laki disitu biar tidak ada korban lagi
baik! kita habisin mereka semuaaaa! Ciaaaattt! He he he
mantaaaaaaap suhuuu, tapi harus nunggu 2 hari, terasa lama untuk updateberikut y.
semangat suhu........
udah hari Kamis. harus update demia kalian semua... silahkan :baca:
masih setia nunggu update nya gan
thx udah setia menanti...
 
Theme lesbian yg dilakukan oleh tokoh utama yg straight orientasi seksualnya memang susah.

Namun di satu sisi, gangbang di dunia peri lebih mudah dibayangkan dibandingkan dgn scene trakhir ini...

Memang agak blibet bahasa pnyampaiannya, tp masih bs sngt dimengerti maksudnya kalau baca pelan2 atau bs jg baca 2 kali, para suhu semua...

IMHO, buat suhu Ryu, hati2 dgn pilihan diksi yg bragam n kurang tanda jeda titik koma.mungkin itu yg bikin readers agak pusing memahami penggalannya.

Tpi sya bs mengerti jika sesuatu yg mengalir dr otak n sense of sex scene hrus sgera dituangkan dlm tulisan sblum menguap.makanya terkesan blibet pnjang n ada kesan keburu2..tetep keren suhu :beer:
Enak tu pas scene jd pornstar...mantap jali n pas porsinya waktu di dunia game n peri utk adegan gangbang...

Smngat suhu :jempol:

makasih kripiknya... kerasa banget ya buru-burunya? Gak sempat ngecek lagi... :ampun: deh.
 
Gk sabar nunggu Kamis
udah update ya bro...
Up up up, tunggu updatenya selalu..
thx udah nungguin cerita ane
sungguh menarik suhu alur cerita y, jadi makin penasaran. update lagi suhu. jangan kelamaan bikin kentang.
siap! sudah update
Up dulu ah biar di pejwan....
thx udah nyundulin...
Sebentar lagi Kamisss..up dulu sambil :mancing: biar ga klelep...
dapet ikannya?
Udah Kamis aja nih :hore:
Moga aja khilaf di update sekarang :pandaketawa:
udah Kamis! Yeee... Udah update juga...
 
Mana nih suhu ryu dah hari kamis :mancing:
udah berhasil pancingannya...
Yeeee kamis lagiii
sesuai jadwal, sudah di-update
Misi ya suhu2 semua. Ane mo ikutan ngantri.
:sendiri:
makasih udah ikut antri dengan teratur, gan.
Yee...akhirnya kamis :hore:
hore Kamis

Update berikut berarti hari Senin (29 Agustus 2016)

Ketiduran kyknya suhu ryu
malam bobok dong gan. nge-bobok lantai tuh... pada ambrol lantainya. he he he
 
hore maria kalah taruhan sama tria... :pandajahat:
berarti maria harus nurut/jd budak tria dong :pandajahat:
wah jadi g sabar nunggu lanjutanya :ngiler:
 
tanks suhu ryu update y. d tunggu hari senin. tapi terasa lama. heduuuuh gak sabar nih suhu
 
Da kek puasa aja up date ny.... senin - kamis....
wkwkwk
hore maria kalah taruhan sama tria... :pandajahat:
berarti maria harus nurut/jd budak tria dong :pandajahat:
wah jadi g sabar nunggu lanjutanya :ngiler:
Maria-nya bakal diikat... dikasi rante... digiring kemana-mana... :pandajahat: lah malah ngangon Maria.
Itu... bukan begitu fantasi ane. Sumpah deh...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd