Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Quest

RyuzakiKen

Tukang Semprot
Daftar
13 Mar 2015
Post
1.422
Like diterima
24.586
Lokasi
Pillow Man
Bimabet
Helo semuanya. kali ini saya akan mencoba menuliskan sebuah cerita baru, yg sebenarnya adalah sequel dari cerita perdana saya di forum ini; Quint.

Cerita ini merupakan usaha Satria untuk memulihkan keadaan Carrie yang mengalami amnesia akut sehabis insiden dengan para iblis pimpinan Lucifer dan masalah Unholy Light di dalam dirinya beserta kebenciannya pada dunia.
Hampir semuanya memakai POV orang pertama; yaitu Satria.
Ok deh. Cekidot aja ya.
 
Terakhir diubah:
Prolog


Sore itu, seperti biasa kedua rumah yang saling menyambung itu tampak lengang. Hanya ada beberapa pembantu yang tampak sedang menyelesaikan tugas rutinnya.
Bila sore begini, dari siang, sepulang sekolah, kelima gadis remaja kembar itu pasti akan sibuk dengan kelas tambahan mereka.
Tapi bisa dipastikan setelah itu mereka tidak akan langsung pulang. Melainkan pergi bersama pacar mereka masing-masing.
Diva melakukan kegiatannya bersama Rio, teman sekelasnya yang juga sama pintarnya.
Athena mengikuti kegiatan Steven yang seorang artis terkenal.
Venus pasti berada di usaha tanaman hiasnya yang dikelola Teo dan teman-temannya.
Aphrodite sedang bermain dengan anak-anak Playgroup yang dibimbing Galang, mahasiswa dan guru TK part time.
Hellen mengajak Tommy yang tubuhnya semakin sehat untuk berolah raga.

Dua kembar wanita Putri dan Dewi pergi entah kemana. Kemungkinan besar berbelanja baju di beberapa mall.
Sedang Satria... Ia tidur di kamarnya.

Susunan kamar Satria dikembalikan seperti dulu. Seperti saat belum mengenal Carrie.
Kamarnya yang sangat kecil untuk ukuran keluarganya, berukuran 3 x 4 m, hanya berisi beberapa perabot sederhana. Sebuah single bed dari kayu, sebuah lemari pakaian, sebuah meja belajar dan sebuah kursi.
Beberapa poster musik tertempel di dinding kamar yang berwarna putih menjadi hiasan khas anak muda. Juga ada sebuah gitar tergantung di samping pintu.
Lemari pakaian itu tidak terlalu besar. Kemungkinan besar, semua barang-barang pribadinya tersimpan di dalamnya. Di atasnya juga terletak begitu saja sebuah bola basket dan sebuah bola kaki.
Di atas mejanya belajarnya tersusun beberapa buku pelajaran SMA kelas 2-nya. Alat tulis dikumpulkan di dalam sebuah cangkir keramik.
Ada sebuah foto terbingkai dengan frame berwarna perak. Foto seorang gadis bule. Carrie.
Satria masih tertidur di single bed-nya dengan lelap. Ia kelihatan sangat lelah. Ia masih memakai seragam sekolahnya.
Nafasnya teratur berhembus satu-satu seirama dengan degup jantungnya.
Perlahan, keringat menitik di keningnya dan jatuh kebawah. Ia mulai gelisah.
Ia mulai mengeluarkan suara igauan yang meracau. Nafasnya mulai tidak teratur. Jantung berdebar kencang.
“Carrie..!” serunya tiba-tiba bangkit.

Satria

Hah... hah... hah... Mimpi itu lagi... Sudah sebulan ini aku terus memimpikan itu... Selalu mimpi yang sama...
Mimpi tentang kejadian sebulan yang lalu... Mimpi saat Carrie jatuh dari tebing ke lembah yang dalam. Tubuhnya dilibat kain-kain panjang disekujur anggota badannya. Itu adalah bentuk UNHOLY LIGHT-nya yang telah dinodai kegelapan kebenciannya pada dunia. Tidur di siang hari... Tidur di malam hari... Tidur di kelas... Selalu mimpi yang sama.
Yang anehnya aku selalu ingin memimpikan itu... Karena hanya dengan cara itu aku bisa melihat... dan menyentuh–hampir menyentuh Carrie... Walau hanya dalam mimpi.
Aduh... Lapar... Sekarang udah jam berapa? Setengah lima sore...? Sudah lama juga aku tidur. Sejak pulang sekolah jam satu siang tadi aku langsung terlelap dan lupa makan.

“Mau makan, nak Satria?” tanya bu Warni, pembantu bagian dapur.
“Iya, bu... Ada makanan apa?” tanyaku langsung duduk di kursi yang sering kududuki.
“Ada semur ayam kesukaan Satria dan salad... Tadi juga ada sisa sup non Dewi... Mau dipanaskan, nak?” tanya bu Warni.
“Hmm... Supnya masih banyak, nggak, bu?” tanyaku lagi. Sepertinya aku harus makan yang banyak, nih. Ia mengangguk.
Aku memintanya mengeluarkan semua yang dikatakannya ada tadi. Setelah menunggu sebentar aku mulai makan.
“Aduh, nak Satria... Makannya, kok begini? Masa’ nasi dicampur sup dan semur ayam seperti ini... Rasanya jadi aneh, kan?” heran bu Warni melihat cara makanku. Salad-nya gak kusentuh.
“Gak, pa-pa, bu... Rasanya jadi enak... dan banyak yang masuk ke perut... Tuh, ada telepon, bu...” alasanku dan mengalihkan perhatiannya pada telepon yang berdering.
Ia tidak mau pergi mengangkat telepon itu, karena ia harus terus menemaniku makan. Juga karena akan ada orang lain yang bertugas mengangkatnya.
“Dik Satria... ada telepon dari Putri...” kata seseorang yang mengangkat telepon itu padaku. Orang itu adalah pengurus rumah ini dan ia membawahi enam pembantu, tiga tukang kebun dan empat supir.
“Ya...“ jawabku malas.
“Eh... kau baru bangun, ya? Kau juga pasti masih pake’ baju sekolah juga, kan? Kau sudah gosok gigi apa... langsung makan begitu aja...” cerewetnya Putri nggak berkurang.
“Hng...” jawabku lagi lebih malas.
“Kau masih mimpi itu lagi, ya?” tanya Putri ingin tahu lagi.
“Hng...” jawabku.
“Ha.. hng... Jawaban macam apa itu? Yang benar, dong?” marahnya.
“Iya... iya... Aku baru bangun... Aku masih pake’ baju sekolah... Aku belon gosok gigi... Aku sedang makan... Jangan ganggu... Ya... aku mimpi itu lagi...” jawabku sekaligus.
“Eh... Lo masih ingat semua pertanyaanku... Berarti lo masih waras, dong...” ejeknya.
“Hng...” jawabku kembali seperti semula.
“Yee... Balik lagi seperti tadi... Udah, ah... ‘Gini, Sat... Tadi papa nelpon aku... Tadinya papa mo ngomong sama ‘elo langsung... Cuma tadi ‘lo masih tidur... Papa pesan, nanti malam dia mau memberikan sesuatu padamu... N’tah apa yang mau diberikannya aku tidak tau... Hei... lo dengar, nggak?” teriaknya pada mic HP-nya disana.
“Hng...” kembali jawabku.
“Udah, ah... Dah...” serunya dan memutuskan hubungan. Mungkin karena marah dan kesal.
 
QUEST # 00: Preparation


“Ini... coba lihat buku ini...” kata Papa sambil menyerahkan padaku sebuah benda dibungkus kain putih.
“Buku apa itu, Pa?” tanya Dewi ingin tahu.
“Buka, aja, Sat” minta Papa.
Benda yang dikatakan Papa, buku ini, lumayan berat. Sekitar dua kiloan. Padahal benda seperti ini tidak seharusnya seberat ini. Apa lagi cuma buku.
Aku membuka kain putih yang membungkus benda itu dan melihat isinya dengan heran.
Isinya berupa buku yang sangat tua sekali tetapi masih tetap kuat.
“Satria... Itu seperti buku punya XOXAM, ya?” ingat Putri. Buku milik XOXAM sampulnya terbuat dari kulit kayu dan halamannya terbuat dari lembaran tembaga tipis, tempat tulisan bangsa Hyperios dipahat.
“Ya... tapi buku ini ada kuncinya...” kataku karena tidak bisa membuka halaman pertamanya.
“Ini buku apa, Pa? Kenapa diberikan padaku..?” tanyaku pada Papa.
“Buku ini dulunya diberikan oleh Manayasa... Ia juga tidak bisa membuka buku ini... Yang ia ketahui adalah buku ini berhubungan dengan core yang legendaris...” jelas Papa.
“Karena kau tau cara mengendalikan core... bahkan memanggil semua core yang ada di bumi ini untuk membantumu... Makanya Papa pikir... kau akan bisa membukanya...” lanjutnya.
“Manayasa itu... siapa, Pa?” tanya Dewi yang rupanya menyimak sekali penjelasan Papa tadi.
“Aa... ng... Dia... sudah meninggal... hng... baru-baru ini saja... Ceritanya panjang... Nanti kalian bosan mendengarnya... Lain kali Papa ceritakan...” elak Papa.
Aku terus memperhatikan buku berat ini. Pada sampulnya terdapat sebuah segel yang berlubang kecil sebesar korek api untuk membuka sampul halamannya.
“Apa segel ini yang tidak bisa dibuka, Pa?” tanya Dewi ikut memperhatikan buku itu.
“Sudah banyak cara untuk membukanya... Ada cara yang masuk akal... ada cara yang aneh... Juga ada cara yang luar biasa gila...” kenang Papa.
“Sudah diapain aja, Pa? Sepertinya segel ini belum tersentuh apapun...” tanya Dewi lagi.
“Yang paling biasa... digetok pakai martil... dikampak... dibor... dilaser... dibom... Pernah juga pake’ nuklir..” mendengar yang terakhir itu kontan aku membuang buku itu.
“He... he... bercanda, Sat... Masa pake nuklir, sih... Bisa mati kita semua kena radiasinya...” canda Papa. Ia memungut kembali buku itu dan mengembalikannya padaku.
“Pokoknya semua cara sudah Papa coba... Tak ada yang berhasil...” lanjutnya.
“Apa juga sudah memakai kekuatan formasi Papa dengan Oom Ron itu..?” tanya Putri.
“O, sudah tentu... Oom Iqbal... Tante Elisa juga sudah coba... tapi tidak bisa juga... Makanya karena rasanya tidak mungkin terbuka... kami simpan saja...” jawab Papa.
Tsng!
Aku memakai cakar XOXAM di tangan kananku untuk mencoba mencongkel segel itu.
Trek!
Terbuka?
“Wah... segelnya terbuka...” seru Putri gembira.
“Hmm... Benar, kan apa yang Papa bilang... Pasti ini bisa dibuka Satria... Jawabannya adalah core...” ujar Papa Buana.
“Yang ada tulisannya... hanya halaman pertama ini...” kataku setelah membalik-balik semua halaman tembaga tipisnya.
Buku ini seperti buku milik XOXAM yang lembarannya dari tembaga tipis. Tepatnya ada 14 lembar halaman.
“Hanya halaman pertama...? Buku macam apa itu...? Apa belum sempat ditulis?” heran Dewi.
“Sebaiknya halaman yang ada tulisan itu dibaca dulu...” kata Mama mulai bicara.
Benar... Supaya kita tahu apa maksud dari buku ini. “Yang bisa membaca tulisan bangsa Hyperios ini... cuma EBRO... core punya Hellen, Ma?” terangku.
“Minta tolong sama Hellen untuk meminjamkan EBRO-nya untuk membaca tulisan ini...” usul Mama masuk akal. “Biar Mama yang bicara dengannya... Dia gak akan menolak...”
Putri lalu mencari nomer HP Hellen dan langsung menghubunginya...
“Halo... Hellen..? Ini Tante Tami... Ya... Baik, Len... Ini... Tante mau minta tolong dipinjami core EBRO kamu... Karena cuma dia, kan yang bisa membaca tulisan bangsa Hyperios di buku tua itu... Boleh, ya...?” minta Mama. Tentu saja Hellen tidak bisa menolak permintaan Mamaku.
“Sudah... Dia akan menyuruh EBRO untuk datang kemari... Dia tidak bisa datang sendiri karena sedang olahraga dengan temannya...” kata Mama setelah hubungan berakhir.
“Hellen dengan pacarnya, tuh, Ma...” cetus Dewi.
“Pacarnya...? O... Jadi dia udah punya pacar...? Kalian... ‘Gimana? Udah ada pacar juga, dong?” tanya Mama.
“He-he-he... Sedang ‘gak ada, nih, Ma...” jawab Dewi malu-malu kucing.
Lalu sambil menunggu datangnya EBRO yang dikirim Hellen, kami berbincang-bincang lagi tentang buku core legendaris ini. Tapi aku kebanyakan diam. Hanya menjawab bila ditanya.
“Selamat sore...” sapa seseorang dengan suaranya yang lucu dan unyu.
“Sore, EBRO... Sini... Sini, BRO...” ajak Putri agar core tua yang berbentuk boneka lucu ini mendekat.
EBRO muncul dari balik tirai jendela. Sepertinya ia terbang dari tempat Hellen berada hingga kemari dengan sayap kupingnya.
“Ih... lucu, ya?” gemas Mama melihat core milik Hellen ini. Core yang mirip dengan boneka ini memiliki kuping yang lebar berbentuk sayap. Badannya bulat seperti balon berwarna kuning. Matanya juga bulat dan hitam. Sepasang tangannya juga mungil. Tapi ia tidak memiliki kaki melainkan ekor yang ujungnya seperti ekor ikan.
“Ini, EBRO... Kami mau kamu membaca tulisan di halaman pertama buku ini...” minta Dewi padanya.
“Buku ini...?” gumam EBRO membacanya pelan.
Setelah beberapa saat...
“APA!” lonjak EBRO terkejut membaca tulisan yang terpahat di halaman pertama lembaran tembaga tipis buku ini.
“Ada apa, EBRO? Berbahaya, ya?” tanya Putri menarik EBRO yang melompat menjauhi buku itu.
“Buku ini... tentang GOD MAESTER CORE...” gumam EBRO pendek.
“GOD MAESTER CORE? Apa itu... ? Core yang legendaris, ya, EBRO?” tanya Putri.
“GOD MAESTER CORE itu adalah core tertinggi di bumi ini... Dengan kata lain... dialah yang melindungi para core... Bahkan termasuk kami core lima bintang dan core tiga sinar...” jelas EBRO.
“Wah... Hebat...” kagum Dewi.
“Lalu apa bagusnya dia...? Apa waktu kemarin Satria memanggil semua core itu... dia juga ikut keluar?” tanya Papa.
“Tidak... Dia tidak akan bisa diperintah oleh siapapun...” jelas EBRO lagi.
“Kekuatan GOD MAESTER CORE tidak diketahui dengan pasti... Tetapi di buku ini dijelaskan... bila kita bisa memanggilnya... Ia akan mengabulkan satu permintaan pemanggilnya tersebut...” lanjutnya.
Semua lalu terdiam...
“Seperti jin Aladdin, ya?” canda Putri.
Lalu kami semua terdiam lagi.
“... Jika aku bisa memanggil GOD MAESTER CORE itu... aku bisa memintanya agar membuat... Carrie kembali ingat padaku...” cetusku perlahan.
Semua memandangiku... Papa, Mama, Putri, Dewi dan EBRO...
“Kalau begitu... Panggillah GOD MAESTER CORE itu...” dukung Papa.
“Ya... Panggillah GOD MAESTER CORE itu, Satria...” dukung Mama juga.
“Ya... Betul...” Putri juga mendukungku.
“Betul... Kau harus memanggilnya!” Dewi juga begitu.
“Tapi tidak semudah itu memanggil GOD MAESTER CORE... Kau harus lengkap mengumpulkan 12 ZODIAC CORE... baru ia akan muncul...” terang EBRO.
“Ya... Tinggal mengumpulkan 12 core itu saja, kan? Satria pasti bisa, deh...” yakin Putri.
“Maka itu kukatakan tidak mudah... satu ZODIAC CORE itu hanya muncul setahun sekali... yaitu pada bulan zodiak itu saja...” jelas EBRO.
“Misalnya...?” tanya Dewi mulai mengerti maksud EBRO.
“Misalnya... Ini bulan apa?... Maret, ya? Pada jangka waktu ini adalah zodiak PISCES... Maka pada bulan ini hanya core PISCES yang bisa didapatkan...” terang EBRO lagi.
“Oo... Begitu...” tanggap Dewi.
“Berarti untuk mengumpulkan ke-12 core itu... Perlu waktu 12 bulan? Satu tahun, dong?” simpul Putri.
“Tepat sekali...” kata EBRO.
“Satu tahun tidak masalah bagiku...” cetusku. Kembali mereka semua melihatku.
“Ya... tidak masalah...” Putri kembali semangat.
“Kami akan bantu... Tenang saja, Satria...” dukung Dewi.
“Bagus... Kalian memang harus bersemangat...” kata Papa. Mama juga mendukung.
“Ingat satu hal ini... Papa selalu mendukung apapun yang kalian lakukan... Apapun yang kalian pikir baik dan pantas untuk diperjuangkan... Apapun itu... Papa akan dukung... Ya, kan, Ma?” kata Papa.
“Ya... Mama juga begitu... Tapi ingat... Sekolah kalian jangan sampai berantakan... Awas kalau sampai berantakan... Kalian tidak akan bisa membayangkan hukuman yang Mama bisa berikan pada kalian...” kata Mama.
“Kalian sebaiknya percaya itu... Papa sudah pernah merasakannya...” bisik Papa yang kemudian mendapat sikutan di perutnya.
========
Quest#00
========​

Papa dan Mama lalu pergi meninggalkan kami. Katanya, sih mau pergi kemana, gitu...
“Lalu bagaimana cara mendapatkan ZODIAC CORE itu?” tanyaku lebih lanjut.
“Iya, ya... Baru terpikir... Core itu, kan ada pada mahluk hidup... Seperti manusia... hewan... dan tumbuhan...” ingat Dewi.
“ZODIAC CORE berada di dalam inti manusia pilihan... Sehingga hanya ada satu manusia yang memiliki tiap-tiap ZODIAC CORE itu...” jelas EBRO.
“ZODIAC CORE ini waktu itu juga ikut keluar dan membantai iblis-iblis... Tapi karena tempatnya tidak diketahui dan siapa orangnya... Kita tidak punya petunjuk sama sekali tentang keberadaannya...” lanjut EBRO.
“Cara mengambil ZODIAC CORE dari orang itu?” tanyaku lebih lanjut.
“Untung kau menanyakannya... Karena kau laki-laki... hal ini akan menjadi mudah... karena ke-12 manusia pilihan pemilik ZODIAC CORE itu adalah perempuan...” kata EBRO.
“Maksudmu apa? Jadi cuma laki-laki yang bisa mengumpulkan ZODIAC CORE?” Dewi jadi tersinggung.
“Bukan aku yang bilang begitu... Di buku ini tertulis... satu-satunya cara aman mengambil ZODIAC CORE dari pemiliknya adalah dengan menggunakan CHARM...” jelas EBRO.
“CHARM? Apa lagi itu?” tanya Putri.
“Di sini tidak dijelaskan apa CHARM itu... Tapi aku tahu apa maksudnya... CHARM adalah nama tipe VIOLENCE... Jenis VIOLENCE ini tidak seperti tipe milik kalian yang sangat brutal itu... Tidak seperti RAGE dan BEAST yang berdasarkan kemarahan... DUSK yang berdasarkan ketakutan dan DAWN yang berdasarkan kesedihan...”
“CHARM didapat dengan memakai sebuah alat yang penuh dengan kenangan dan cinta... Aku rasa kalian bertiga bahkan Hellen dan saudaranya yang lain juga bisa melakukannya... Ini adalah tipe VIOLENCE yang lembut dan jauh dari kekerasan... Hanya saja karena kalian masing-masing sudah mempunyai VIOLENCE sendiri... ini tidak bisa dilakukan lagi... Kecuali Satria sendiri...” terang EBRO panjang lebar.
“Alat yang penuh dengan kenangan dan cinta? Apa maksudnya...?” tanya Putri.
“Aku tidak tahu... Aku, kan tidak bisa menjadi VIOLENCE...” seru EBRO.
“Bagaimana kalau memiliki alat itu?... Kita meresapi... dan membayangkan kenangan dan cinta di dalamnya...” khayal Dewi.
Membayangkan kenangan dan cinta...?
Tiba-tiba aku kembali teringat pada kenangan saat-saat aku bersama Carrie... Saat-saat indah waktu kami bersama...
SHHHHHRRRRR...
Rasanya sejuk sekali mengingat semua itu...

“Satria! Lihat kau berubah!” seru Putri dan Dewi kaget sekali.
“I... Ini... Ini... CHARM...” kaget EBRO juga.
“?”

Aku juga heran sekali kenapa aku bisa berubah menjadi CHARM begitu mudah.
Bentuk CHARM-ku ini sangat sejuk. Beda sekali dengan yang kurasakan saat menjadi RAGE, BEAST bahkan LORD sekalipun. VIOLENCE ini sangat lembut dan lebih manusiawi.
Wajahku jadi sedikit berubah, rambut juga fisikku. Tubuhku jadi lebih tinggi dan berisi. Semua panca indraku bekerja lebih optimal.

“Wah... Aku jadi jatuh cinta padamu, Satria...” kata Putri lirih. Ia merapatkan badannya padaku.
“Aku juga jatuh cinta padamu...” kata Dewi juga dengan penuh nafsu.
Selanjutnya aku membiarkan mereka membawaku ke kamar Putri yang luas.
Dengan tenang aku melihat bagaimana dengan tergesa-gesanya kedua saudari kembarku itu membuka semua baju mereka dan melemparkannya ke segala arah. Dan mulai menindihku.
Aku seperti mempunyai dorongan untuk meladeni semua kemauan mereka.
Satu persatu bibir mereka kukulum dan kulumat. Juga dada mereka mendapat perhatianku.
Mereka sudah meraba-raba selangkanganku yang mulai menggembung besar karena rangsangan mereka.
Baju kausku sudah entah kemana ketika aku melihat badanku yang baru. Sangat sempurna! Juga otot-otot tanganku.
Bagaimana dengan penisku, ya?
Segera itu terjawab karena tangan-tangan mereka sudah membuka celana panjangku... dan melompatlah dia!
Wah... Hebat sekali...
Bila dalam keadaan normal... Penisku akan sepanjang 20 cm dan berdiameter 3 cm. Tapi sekarang sudah menjadi 25 cm meter dan berdiameter 5 cm!
Dengan rakus keduanya melahap penisku berebutan. Keduanya menjilati masing-masing sisi penisku.
Aku sudah bisa mencium aroma birahi mereka yang pasti sudah membanjiri liang sempit itu.
Aku menarik Dewi dengan lembut hingga vaginanya bisa kujangkau dengan mulutku. Sedang Putri kubimbing agar mengarahkan liangnya ke batang penisku.
“OOOAAaaaahhhhhHHHH...” jerit keduanya bersamaan merasakan kenikmatan yang kuberikan.
Saat aku mempermainkan bibir vagina dan klitoris Dewi dengan lidahku, aku juga merojokkan batang penisku ke liang Putri dengan cepat.
Keduanya bergelinjang keenakan mendapat seks dariku. Suara-suara mereka yang keras memenuhi kamar yang luas ini.



“Hah... hah... Enak sekali... Satria...” desah Putri setelah dia mencapai orgasmenya. Begitu juga dengan Dewi yang terlentang dengan puas.
Aku sudah kembali menjadi normal. Manusia biasa kembali...

“Apa kau mempunyai benda kenangan dan cinta itu, Satria?” tanya Putri setelah ia memakai kembali pakaiannya.
“Nggak ada... Aku tidak punya benda itu...” jawabku... Tunggu dulu...
“Apa... ini, ya?” tanyaku sendiri.
Kami bertiga memandangi gelang yang kubuat dari jalinan beberapa helai benang hitam berhiaskan plastik bulat kecil berwarna hijau muda yang berlubang di tengahnya.
“Bukannya ini kalungnya Carrie, Sat?” tanya Putri. Ia mengenali benda milik temannya itu.
“Ya... Ini milik Carrie... Adiknya; Nicole yang memberikannya padaku saat mereka akan berangkat ke Australia waktu itu...” jelasku.
“Pasti ini dia bendanya... Kau tau... sudah berapa lama ia memakai kalung ini... Kami dulu membelinya di emperan jalan... Harganya murah, sih... Tapi kau, kan tau... Ia sudah banyak menyaksikan hubungan kalian berdua... Pasti ini menjadi benda penuh kenangan dan cinta kalian berdua...” simpul Putri.
“Ya... benda itulah yang membuat Satria bisa berubah menjadi CHARM tadi...” kata EBRO yang rupanya tetap memperhatikan kami.
Aku menatap gelang buatanku ini lekat-lekat. Benda kenangan dan cintaku dengan Carrie?
“Bila kau menjadi CHARM... Setiap lawan jenis yang melihatmu akan terpesona dan akhirnya terangsang... Karena itu CHARM diperlukan untuk mengambil ZODIAC CORE dari manusia-manusia pemiliknya...”
“Iya... Seperti kami tadi... Sangat terangsang melihat CHARM Satria tadi... Hmm... Begitu...” cenung Dewi.
“Mereka, kan semua wanita... Jika sudah tertarik padamu dan terangsang... kau akan dengan mudah mengambil ZODIAC CORE tersebut dengan TRIGGENCE...” jelas EBRO panjang lebar.
“TRIGGENCE?Aku masih belum paham... Bagaimana caranya...? Apa maksudnya TRIGGENCE...?” tanyaku bingung.
“Kasarnya... Kau harus menggauli pemilik ZODIAC CORE itu... Seperti yang kau lakukan tadi... dengan mereka berdua... Yang perlu kau lakukan lagi kemudian adalah TRIGGENCE tersebut... “
“TRIGGENCE adalah sebuah klimaks penutup yang sangat dahsyat sekali... Hanya CHARM yang mampu melakukan ini... “
“Tapi kau jangan sekali-kali menggunakannya pada manusia biasa yang mempunyai core biasa juga... Ia bisa kehilangan nyawanya karena core-nya diambil...” jelas EBRO lagi.
“Wah... Kenapa begitu, EBRO?” tanya Putri takut.
“Karena TRIGGENCE hanya digunakan untuk mengambil core istimewa seseorang...” jelas EBRO lagi.
“Apa kalau ZODIAC CORE itu diambil... pemiliknya ‘gak akan mati?” tanya Putri lagi.
“Itu karena core istimewa... Bila ZODIAC CORE sudah diambil... di dalam diri pemiliknya akan tertinggal core biasa yang umum dimiliki manusia biasa juga... Jadi TRIGGENCE itu hanya mengambil keistimewaan core tersebut... Dalam hal ini ZODIAC CORE...” tambahnya.
“Aku sudah ngerti... Pertama sekali... Satria harus membuat cewe’ itu suka dan terangsang dengannya lalu... ‘ngentot dengan pemilik ZODIAC CORE itu dalam bentuk CHARM tadi... lalu Satria melakukan TRIGGENCE untuk mengambil core itu... dan selesai!” simpul Dewi.
“Ya... Kurang lebih begitulah...” setuju EBRO.
“Tapi... TRIGGENCE itu ‘gimana caranya...? Kan, tidak seperti ‘nembak biasa, ya?” tanyaku ragu.
“Aku juga kurang tau pasti caranya... Tapi nanti kau pasti tau sendiri... caranya...” jawab EBRO.
“Tidak sulit, Satria... Santai aja... Kau pasti bisa...” ujar Putri menenangkanku.
“Gimana mau santai... TRIGGENCE itu ‘gimana aja aku ‘gak tau. Bagaimana nanti kalau aku ‘gak bisa TRIGGENCE juga?”
“O, ya... Aku hampir lupa mengatakannya... Kalau ZODIAC CORE itu hanya bisa diambil pada hari ulang tahun pemiliknya itu... Ulang tahun wanita itu...” tambah EBRO.
“Apa?” seru kami berbarengan. (Kompak karena kembar, kah?)
“Jadi cuma satu hari saja??!” tanyaku lagi.
“Iya... Sori... Aku kelupaan memberi tahu ini... Mmm... Misalnya... ulang tahunnya besok... Jadi dari... jam 12 tengah malam nanti... sampai 12 tengah malam besok adalah rentang waktu kesempatan untuk mendapatkan ZODIAC CORE itu...” jelas EBRO.
“Apa...?” kompak kami lagi.
“Hei... Aku tidak pernah bilang kalau ini mudah...” kata EBRO lagi membela diri atas kealpaannya.
========
Quest#00
========​

GOD MAESTER CORE...? Begitu hebatkah pelindung semua core di bumi ini...? Sampai-sampai bisa mengabulkan satu permintaanku—apapun itu?
Semoga saja begitu... Dengan demikian aku bisa memintanya agar membuat Carrie ke keadaannya semula. Setidaknya mengingat aku...
Harus mengumpulkan 12 ZODIAC CORE? Masalahnya... satu ZODIAC CORE itu hanya muncul satu hari dalam satu tahun. Yaitu tepat pada hari ulang tahun perempuan pilihan pemilik ZODIAC CORE tersebut.
Aku terus berjalan perlahan sehabis sekolah. Aku tidak ikut mobil Putri kali ini karena aku lagi pengen jalan kaki pulang sekarang.
Masalah terbesar yang kini kuhadapi adalah bagaimana menemukan seseorang yang mempunyai ZODIAC CORE tersebut. Hal ini tidak dijelaskan sama sekali di dalam buku itu. Juga EBRO tidak mengetahui caranya.
Apa sebaiknya kulupakan saja cara ini... Sayang sekali...
“Satria...” sapa seseorang di belakangku.
“Ya...” jawabku mencari asal suara itu. Suara wanita.
“Kita ketemu lagi...” lanjutnya.
“Suster Susan...?” seruku.


Susan

Suster Susan menemaniku berjalan menuju pulang. Kami berjalan dengan langkah-langkah perlahan.
Ia tentunya tidak memakai seragam perawat seperti yang dulu ia lakukan sewaktu bekerja di rumah sakit dimana aku dirawat. Ia berpakaian seperti orang-orang lain dan masih sangat seksi.
Aku masih ingat bagaimana ia memberiku susu dari dadanya juga cairan kemaluannya langsung ke mulutku.

“Ini...” katanya memberiku sesuatu.
“Apa ini...?” tanyaku menerima benda bulat seperti kelereng besar berwarna-warni.
“Itu core-ku...” jawabnya.
“Core kepunyaan suster Susan?” kagetku. Bagaimana ia bisa mengeluarkan core-nya sendiri? Apa dia tidak dalam bahaya melakukan ini?
“Iya benar... Tapi tolong jangan panggil saya suster... Panggil mbak Susan saja... OK?” jawabnya.
“Tapi... Untuk apa core ini diberikan padaku?” tanyaku.
“Hmm... Ini tidak diberikan padamu... Aku hanya meminjamkan core istimewa ini padamu... Bila sudah selesai... kau boleh mengembalikannya padaku...” jelasnya.
“Dipinjamkan...? Tapi untuk apa?” tanyaku tidak mengerti.
“Core ini hampir sama persis dengan 12 ZODIAC CORE yang sedang kau cari...” jawabnya mengejutkanku.
“Mbak Susan tau... aku sedang mencari ZODIAC CORE?” heranku.
“Ya... Tau sedikit saja... Benar, kan?” jawabnya.
Misterius sekali wanita ini. Dari mana ia tahu kalau aku sedang mencari ZODIAC CORE? Tidak ada yang mengenal persis wanita ini selain aku sendiri. Dan keluargaku tidak akan mau buka mulut pada orang yang tidak mereka kenal sembarangan.
Sejauh ini yang mengetahui masalah ZODIAC CORE ini hanya aku, Putri, Dewi, Papa, Mama dan EBRO. Mungkin juga core itu sudah cerita pada kembar lima tapi itu juga tidak mungkin.
“Karena core milikku ini hampir sejenis dengan ZODIAC CORE itu–yaitu keistimewaannya, kamu bisa memanfaatkannya... Caranya terserah kamu... Mengerti, kan?” ujarnya.
“Karena sementara ini... core ini milikmu... kau juga bisa memakainya bila perlu...” lanjutnya.
“Memakainya?... Ini kan bukan kepunyaanku... Bagaimana aku bisa memakainya?” heranku.
“Apa Satria lupa... kalau Satria bisa memakai core milik saudaramu... waktu itu?” Susan balik bertanya.
“Waktu itu...?” ingatku. Aku pernah memanggil XOTA milik Putri dan XOLA milik Dewi saat aku menjadi LORD. Jadi setelah kejadian itu... aku bisa memakai core-core milik orang lain?
“Ingat, kan?... Maka... pergunakanlah dengan baik, ya?” serunya sambil menepuk punggungku dengan lembut. “Saya pergi dulu, ya...?” katanya pamit dan melambaikan tangan pada sebuah taksi yang lewat.
Aku melihatnya mulai dari membuka pintu sampai memasuki taksi. Ia menurunkan kaca jendela seperti ingin mengatakan sesuatu...
“Oh, ya... Kau pasti lupa menanyakan bagaimana cara memakainya... Begini... Genggam saja yang kuat sampai ia masuk ke tanganmu... Mengerti, kan?” jelasnya memperagakan dengan menggenggam tangannya membentuk tinju lalu menyuruh supir agar mulai jalan.
Aku melihatnya melambaikan tangan lalu taksi itu melaju dan hilang di keramaian jalan.
“Genggam yang kuat? “ pikirku menggenggam core ini dengan kuat.
Perlahan terasa hangat yang menyebar dari benda berbentuk bulat itu.
Stop! Aku ini sedang di jalan. Aku tidak tahu akan jadi seperti apa aku jika memakai core baru ini. Lebih baik aku pulang saja.

__________________________________________
 
Terakhir diubah:
Ijin baca dulu suhu:baca:
 
Duh siapa sih sebenarnya Susan itu?
 
========
Quest#00
========​


Putri

Dewi

“Jadi core ini hampir sama persis dengan ke-12 ZODIAC CORE itu?” tanya Putri sambil memperhatikan core pemberian suster Susan di tangannya.
“He-eh... Itu yang dikatakannya... Tepatnya sejenis karena termasuk CORE istimewa... Tapi bagaimana cara menggunakannya untuk mencari 12 ZODIAC CORE itu, ya?” jawabku dan balik bertanya.
“Apa tidak ada suatu tanda khusus pada core ini?” tanya Dewi.
“Kalau diperhatikan betul-betul... Kelereng ini bersinar dan berkilauan... Betul, ‘gak?” ujar Putri.
“Tapi kita, kan nggak bisa melihatnya di dalam tubuh setiap orang... Kak Sheila aja ‘gak bisa membedakan satu core itu istimewa atau tidak...” kata Dewi.
“Halo... Apa kalian membutuhkan bantuanku lagi?” seru seseorang.
“EBRO?” sapa kami bertiga. Siapa yang memanggilnya?
“Aku datang bersama Hellen dan Tommy... Itu mereka..” katanya menjawab pertanyaan itu.

Hellen

Tommy
“Halo mas Satria... mbak Putri... mbak Dewi...” sapa Hellen dengan penuh semangat. Ia bersama dengan Tommy, pacarnya. Anak itu sekarang sudah tidak terlihat lemah lagi. Badannya keliatan lebih berisi sekarang.
“Ini core istimewa? Apanya yang istimewa, mas?” tanya Hellen menimang-nimang benda bulat itu.
“Tidak tau... Kita tidak tau bagaimana memanfaatkannya untuk menemukan 12 ZODIAC CORE itu...” jawabku.
“Apa dia tidak punya energi yang lain dari pada core biasa?” tanya Tommy ikut bicara.
“O.. iya... Kita, kan tau... kalau core ini istimewa... Pasti kekuatannya... atau gelombang energinya akan berbeda dengan core manusia biasa..” cetus Hellen mendapat ide brilian.
“Gelombang energi? Apa itu?” tanya Putri.
“Begini... Setiap benda mempunyai massa jenis dan energi... Seperti... TV ini... Kita bisa mengetahui gelombang energinya dari frekwensi yang tercantum di labelnya... 60 Hz... Juga manusia mempunyai frekwensi sendiri... Sekitar 500 Hz... Begitu...” jelas Hellen.
“Aku mengerti sekarang... Kalau kita mengetahui panjang gelombang atau frekwensi core istimewa ini... Kita bisa menggunakannya untuk mencari ZODIAC CORE, kan?” simpul Dewi.
“Tepat sekali, mbak Dewi...” jawab Hellen.
“Apa kau mempunyai alat untuk mencari panjang gelombang itu, Len?” tanyaku. Ini seperti pertanyaan bodoh dariku karena Hellen itu paling mengerti soal teknologi canggih. Pasti dia punya.
“Ada di kamarku... Ayo kita ke sana..” ajaknya.
Berbondong-bondong kami menuju kamar Hellen yang berada di ruang bundar. Kami naik satu persatu dengan tangga anehnya yang mirip dongkrak untuk satu orang itu.
Kami diajaknya memasuki ruangan kecil di dalam kamarnya dimana ia biasa bermain dengan teknologinya. Ia menyebut tempat itu sebagai SPACE CENTER.
“Hmm... Dimana, ya...?” gumamnya sambil mencari-cari sesuatu dari tumpukan kotak kardus. Tempat itu malah seperti gudang penimbunan berbagai proyeknya.
“Kamu lagi cari apa, Len?” tanya Tommy ingin membantu.
“Namanya Multimeter... Alatnya mirip speedo meter motor... Coba kau cari di kardus ini...” jawabnya.
Kami bertiga menunggu mereka mengaduk-aduk isi kardus untuk mencari Multimeter itu.
“Ini, Len?” tanya Tommy memegang sebuah kotak kecil dengan dua kabel merah dan hitam menjuntai.
“Ya... itu dia...” seru Hellen senang melihat alat yang dicarinya.
Kami menyaksikan bagaimana Hellen mencium pipi Tommy hingga mukanya memerah karena malu kami lihat. (
Di meja kerjanya, dengan lampu menerangi core istimewa itu, Hellen memberi sebuah tegangan listrik pada benda bulat itu lalu mencoba mengukur frekuensinya dengan Multimeter.
“Dapat...!” seru Tommy senang.
“Bukan... Itu bukan frekuensi core... Itu cuma gelombang listrik... Semuanya mundur... Kita akan segera melihat frekuensi yang sebenarnya...” ujar Hellen membingungkan.
Kami menuruti perintahnya dan mundur sampai jarak yang dikatakan aman oleh Hellen. Sedang anak tomboy itu memakai helm las.
Ia mengarahkan sebuah transformator untuk meningkatkan tegangan listrik, pada core istimewa itu.
“Semuanya!... Berhati-hatilah!... Ini mungkin akan meledak!” seru Hellen.
“Apa?!” teriak kami buru-buru keluar dari ruangan kecil itu.
BUBS!
Terdengar suara ledakan kecil dari dalam SPACE CENTER Hellen. Lalu sama sekali hening.
“Eh... Tommy tidak ikut keluar dengan kita?” tanya Putri mencari-cari anak cowok, pacar Hellen itu.
“Sepertinya dia masih di dalam, deh,” jawab Dewi.
Perlahan kami membuka pintu SPACE CENTER dan tercium bau alat elektronika yang terbakar.
“Len...? Tommy? Apa kalian baik-baik saja?” tanya Putri. Kami mengibas-ngibaskan tangan untuk menghalau asap.
“Sudah dapat, mas!” tiba-tiba Hellen muncul dihadapanku dengan muka belepotan jelaga hitam.
“Kau tidak apa-apa, Len?” tanyaku khawatir.
“Tidak apa-apa... Kalau kami berdua... Tidak akan terjadi apa-apa pada kami...” Dari balik asap hitam, Tommy muncul dalam keadaan yang sama, penuh jelaga hitam dan tersenyum lebar.
“Rupanya kalian sudah sehati, ya?” komentar Dewi.
“Kalian sudah sangat mirip, ya?” kata Putri.
“Apa yang kalian dapat, Len?” tanyaku karena Multimeter dan transformator miliknya pasti sudah hangus terbakar.
“Jangan khawatir... Semua data sudah kurekam di server-ku... Kita tinggal menghitung panjang gelombangnya di komputerku... Ayo... kita keluar sekarang...” ajaknya.
Setelah menunggu Hellen dan Tommy membersihkan diri mereka, kini kami menghadapi komputer.
“Ini adalah panjang gelombang core itu dengan distorsi-distorsi kecil dari gelombang listrik... Sebentar... aku akan memisahkan dua gelombang ini... Ini dia...” kata Hellen sambil terus memainkan jarinya di keyboard komputer dengan lincah.
Kami melihat gelombang core istimewa itu di layar komputer.
“Maksudnya apa ini, Len? Aku ‘gak ‘ngerti...” tanya Putri.
“Begini, mbak... Panjang gelombang core ini sangat khas... Tepatnya 1532 Hz... Panjang gelombang core manusia biasa itu hanya 500 Hz... Sebenarnya ini adalah perbesaran dari yang aslinya... Garis-garis melengkung ini adalah zoom 125% dari gelombang aslinya... dan bisa kita dengar suaranya...” jelas Hellen sambil menyambungkan sebuah loudspeaker.
Ngggggggiiiiiiiiinggggggggg!
Terdengar sebuah suara tajam melengking tipis dan BUST! Loudspeaker itu meletus rusak.
“Kenapa kalian harus keluar?” tanya Dewi.
Aku baru sadar kalau semua core yang ada pada kami berempat, keluar dalam keadaan siap tempur.
“Kami mendengar suara core yang sangat kuat dari sekitar sini..” jawab XOTA.
“Tidak ada apa-apa, BRO... Semuanya aman, kok,” kata Hellen menenangkan core manusia robot miliknya hingga berdiri dengan tegak kembali.
“Suara siapa itu, Satria?” tanya VOXA padaku.
“Ini... suara core yang dipinjamkan padaku... Aku tidak tau siapa namanya... Ia ada di dalam ini...” tunjukku pada benda bulat berwarna-warni itu.
“Kau bisa mengeluarkannya...” kata XOXAM.
“Aku belum pernah melakukannya... Bisa?” tanyaku.

Selanjutnya aku mencoba sesuatu yang belum pernah kucoba... Memanggil core ini keluar.
Aku berkonsentrasi dan menggenggam benda bulat berwarna-warni itu dengan kuat.
“Core yang berada dalam genggamanku... Keluarlah...!” perintahku dalam hati.
Terasa kembali rasa hangat menjalari tanganku. Bersumber dari benda bulat itu.
Lalu kemudian ada sinar berwarna-warni seperti motifnya dan...
Ia berdiri di sana, di depanku.

Rose Drop
“Anda memanggilku?” tanya core berbentuk wanita berkulit hijau muda itu.
Ia memakai pakaian dari kumpulan kuntum bunga dan dedaunan yang dijalin sulur tanaman berduri tapi masih menunjukkan beberapa bagian tubuh kewanitaannya terbuka. Sebuah bunga mawar besar menutupi mata dan sebagian besar rambutnya. Berbagai jenis bunga dan daun ada di sekujur tubuhnya.
“Kau siapa?” tanyaku memberanikan diri.
“Namaku ROSE DROP... Salam kenal, tuan baruku...” sapanya sopan sekali. Mirip seperti pemiliknya, Suster Susan.
“Kau ini core istimewa, kan?” tanya Dewi.
“Ya... Aku adalah core istimewa... Seperti juga ZODIAC CORE yang kalian cari... Bedanya... aku tidak bisa memanggil GOD MAESTER CORE seperti mereka. Aku disebut core penyeimbang antara dua alam manusia dan tumbuhan...” jelas core ini.
“Aku dan saudara-saudaraku yang lain mempunyai tiga bentuk yang berbeda. INITIATE FORM adalah bentuk dasar kami... Itu adalah seperti benda yang kau pegang itu...” lanjutnya. Jadi benda bulat berwarna-warni ini bentuk dasarnya. INITIATE FORM.
“Dan wujudku sekarang ini adalah SUB-HUMAN FORM... Bentuk kedua... Ini juga sama seperti bentuk core kalian sekarang ini...”
“Ketiga adalah bentuk ini... CREATURE FORM!” Dengan instan ia merubah bentuk manusianya menjadi bentuk mahluk monster berbentuk tanaman pemakan serangga dengan banyak sulur.
“Wah... Hebat sekali... Ada tiga bentuk...” gumam Hellen.
“Kembalilah pada bentuk SUB-HUMAN-mu, ROSE DROP!” perintahku. Rasanya tidak enak melihat bentuk monster itu.
Dengan patuh ia mengembalikan wujud manusianya itu. Memang ternyata lebih enak melihat sesuatu yang indah seperti ini.
“Tadi kau katakan... kau dan saudara-saudaramu yang lain... Apa masih ada yang lain di samping 12 ZODIAC CORE itu?” tanya Putri.
“Tentu... Kalian sendiri tau... Ada berapa banyak manusia yang ada di bumi ini... Dan kalian juga tau kalau semua core saat dipanggil LORD OF MIGHTY... keluar dan menampakkan dirinya... Aku sempat melihat beberapa saudaraku juga dua ZODIAC CORE bertempur melawan iblis di sekitarku saat itu...” jelas ROSE DROP.
“Kalau begitu... walaupun bukan ZODIAC CORE... Satria bisa bertambah kuat dengan mengambil core-core istimewa itu, dong?” simpul Putri.
Benar juga... Ada berapa banyak core istimewa yang ada di bumi ini... Core istimewa yang berbeda dari core biasa milik manusia... Manusia di bumi ini ada lebih dari 5-6 milyar orang... Bayangkan saja... Bila dalam 1000 orang saja ada 1... Berapa besar kesempatanku untuk mendapatkan semuanya...
Untungnya aku bukan orang yang suka terlalu berambisi besar... dan gila-gilaan seperti itu... Aku hanya ingin mengumpulkan 12 ZODIAC CORE... dan memanggil GOD MAESTER CORE untuk pemulihan Carrie. Demi Carrie.

========
Quest#00
========​
Bungkusan apa ini?
Aku menemukan sebuah benda dibungkus kertas koran di atas meja belajarku setelah pulang sekolah beberapa hari setelah pertemuan pertama dengan ROSE DROP. Dari siapa?
Dari Hellen...
Apa isinya?
Handphone? Untuk apa dia memberikan HP mungil tipe candy bar berlayar 3.5 inchi ini padaku... Hadiah ulang tahun? Ulang tahunku... sudah lama lewat...
Ada buku manualnya...
Ini... Buku manual ini dibuat Hellen sendiri...?
Apa dia sendiri yang membuat HP ini?
Aku mengaktifkan tombol powernya dan software-nya mulai bekerja. Ada tulisan MICRO CHIC ver. 1.0 tertera di layarnya. CHIC itu, kan program canggih kepunyaan Oom Ron yang hanya diberikan ¼ bagiannya saja pada Hellen? Dia berhasil mengembangkannya.
Ini seperti HP biasa. Ada fitur untuk menelepon, Phone Book, menulis pesan, Internet Browser, dan lain-lain... Eh? Apa ini? Aplikasi baru? Coremeter?
Apa itu yang kemarin dipakai Hellen untuk mengukur panjang gelombang core istimewa?
Triiiiiiittt!...
“Halo...? Ya, betul... Hellen?” jawabku.
“Gimana mas? Sudah lihat, kan? HP model baru buatanku? Itu masih versi 1.0... Yang khusus adalah Coremeter itu... Ia bisa menghitung panjang gelombang core istimewa yang ada di depan mas Satria dalam jarak sekitar 50 meter...” kata Hellen.
“Kalau dia mendeteksi ada panjang gelombang core istimewa dalam jangkauannya... Ia akan memberi tanda... Hebat, kan?” lanjut Hellen.
“50 meter? Jadi mas Satria harus mencarinya dalam jarak 50 meter, ya?” tanyaku.
“Iya... Mas Satria harus sering-sering jalan dan mencarinya di tempat banyak orang... Coba mas Satria mulai hari ini, deh... Supaya lebih cepat mendapatkan ZODIAC CORE pertama... Bulan ini masih zodiak PISCES sampai tanggal 20 Maret nanti... Tinggal 5 hari lagi, lho” jelas Hellen lebih rinci.
“Ini jadi seperti radar, ya, Len?” tanyaku.
“Tepat sekali... Memang itu konsep dasarnya... Nanti akan aku tingkatkan lagi jangkauannya hingga lebih luas pada versi berikutnya, mas...” janjinya.
OK... Aku harus mulai bekerja sekarang... Tidak boleh membuang-buang waktu... Aku harus mulai mencari ZODIAC CORE pertamaku... PISCES!
Segera aku mengaktifkan fitur Coremeter pada HP buatan Hellen ini. Muncul sebuah meter digital yang segera menghitung panjang gelombang tiap core yang ditangkapnya.
Aku akan mulai dari isi rumah ini... 506 Hz... 497 Hz... 503 Hz... 500-an Hz... Itu pasti core milik para asisten rumah ini... Kalau milik Putri sama Dewi berapa, ya?
Aku segera menuju kamar Putri dimana mereka berdua berada sekarang. Aku hanya berdiri di depan pintu dan membaca Coremeter. 2500 Hz... 2500 Hz... Tentu saja... Core mereka berdua itu termasuk istimewa...
Kalau core punyaku? XOXAM dan VOXA berapa, ya?
Aku mengarahkan HP ini padaku sendiri dan membaca hasilnya. 2500 Hz dan 2500 Hz juga... Berarti sama dengan mereka berdua.
Saat aku mencoba menghitung kembali panjang gelombang core ROSE DROP, tertera angka 1532 Hz.
Berarti... core istimewa yang harus kucari adalah berkisar 1500-an Hz. OK... Aku tahu ini tidak akan mudah... Tapi tetap harus aku lakukan.
Aku harus tetap bergerak dan membaca meter yang terbaca oleh Coremeter ini. Aku harus ke tempat ramai agar lebih banyak membaca panjang gelombang. Tempat berkumpulnya orang banyak. Mall!
Wah... Coremeter berganti-ganti menampilkan panjang gelombang core yang dimiliki tiap orang di mall ini. Tapi rata-rata masih 500 Hz... Yang tertinggi adalah 520 Hz dan terendah 480 Hz. Itupun masih bercampur antara pria dan wanita...
Benar juga... Aku harus mengusulkan pada Hellen agar pada upgrade versi berikutnya, Coremeter ini bisa memisahkan panjang gelombang core pria dan wanita... Karena aku harus fokus pada pencarian panjang gelombang core istimewa wanita saja.
Sejauh ini sudah lumayan bagus sebagai awal.
Aku akan tetap mencari.
========
Quest#00
========​
Sudah 4 hari penuh aku mencari dengan cara begini tapi aku tidak menemukan tanda-tanda ZODIAC CORE PISCES. Padahal aku sudah menelusuri seluruh penjuru kota.
Tinggal satu hari ini lagi yang tersisa. Kalau hari ini pun aku tidak berhasil menemukannya, aku harus menunggu tahun depan untuk kembali menemukannya.
Lalu mencari ZODIAC CORE berikutnya, ARIES. Ternyata semua pencarian ini tidak semudah yang kukira. Apa aku sanggup, ya... Menghadapi semua tantangan ini?
“Satria... Sedang apa di sini?” sapa seseorang.
“Mbak Susan?” sahutku mengetahui siapa yang menegurku.
“Sedang apa Satria di jalan seperti ini? Oh iya... Sedang mencari ZODIAC CORE itu, ya?” tebaknya.
“Iya, mbak Susan...” jawabku sekenanya.
“Oo... Dengan memakai ini, ya? Bagus juga... Bagaimana hasilnya?” tanya wanita itu lagi setelah melihat gadget yang kugunakan untuk mencari ZODIAC CORE ini.
“Belum ada tanda-tandanya sama sekali, mbak... ZODIAC CORE PISCES tidak dapat kutemukan sampai hari terakhir masa munculnya...” jawabku.
“Hm... Jangan putus asa, ya? Ini memang bukan pekerjaan yang mudah... Akan ada banyak tantangan dan cobaan yang akan kamu hadapi dalam pencarian ini... Yang penting kalau kamu sudah bertekad... Jangan pernah menghilangkan semangat itu dari dirimu...” nasehatnya.
“Tetaplah berjuang... Dan ingat... Kamu mampu untuk itu... Kalau kamu... pasti bisa...” sambungnya. Ia tersenyum manis. Kata-katanya memberiku semangat baru.
Ia lalu pergi lagi dengan menaiki sebuah taksi dan menghilang.
Kalau aku... pasti bisa..? Apa maksudnya itu? Kalau aku mampu... itu aku sendiri mengakui kalau aku mempunyai kemampuan untuk itu.
Tetapi kalau pasti bisa? Bahkan aku sendiri ragu, apa aku bisa mencari ke-12 ZODIAC CORE tersebut dalam waktu 12 bulan dan memanggil GOD MAESTER CORE?
Ini semua demi Carrie... Huh... Aku jadi ragu... Apakah ia memang mencintaiku seperti aku mencintainya... Apakah ini semua layak untuk diperjuangkan.
Aku harus introspeksi diri lagi, nih...
 
Terakhir diubah:
masih gagal paham suhu :D
mungkin bisa di jelasin arti2 nya suhu hehehe :ngeteh:
 
masih gagal paham suhu :D
mungkin bisa di jelasin arti2 nya suhu hehehe :ngeteh:

informasi sama istilahnya kebanyakan ya, gan?
-core: inti terdalam tiap jiwa mahluk hidup.
-violence: kekuatan khusus yg muncul dari pengendalian core yg sangat fokus.
-god maester core: core tertinggi di bumi; pelindung semua core.
-zodiac core: 12 core sesuai urutan horoskop bintang, dari aries ke pisces.
-charm: salah satu violence bertipe lembut. menyebabkan lawan jenis sangat bergairah.
-triggence: kekuatan andalan charm untuk mengambil keistimewaan core istimewa yg ditarget.
-coremeter v1.0: gadget buatan Hellen berbentuk hp, untuk menemukan panjang gelombang core. jangkauan masih 50mtr dan belum bisa membedakan core laki2 atau perempuan.

semoga istilah2 ini membantu, gan.
 
QUEST # 01
ARIES


Beep! Beep! Beep! Begitu bunyinya berulang-ulang. HP buatan Hellen ini terus-menerus memberikan alarm saat Coremeter-nya menemukan sebuah panjang gelombang atau frekwensi core istimewa.
Pada meter digitalnya aku membaca angka 1542 Hz. Kuat sekali. Ini memang core istimewa. Mudah-mudahan ini ZODIAC CORE ARIES yang kucari.
Wah... Ternyata susah juga mencari orang yang memiliki core istimewa ini diantara orang banyak di mall ini.
Catatan: Aku harus meminta Hellen agar Coremeter berikutnya harus bisa menunjukkan arah.
Aku harus bolak-balik lantai dua dan tiga karena di dua lantai inilah sinyalnya paling kuat.
Aku menyodorkan HP ini pada setiap orang yang kulewati agar terbaca jelas apakah dia pemilik core istimewa itu.
Segerombolan ABG cewek memperhatikanku mondar-mandir di sekitar mereka. Mungkin mereka pikir aku sedang mencari perhatian mereka. Biar saja.
Dua wanita dewasa juga melintas di depanku. Tidak juga.
Seorang wanita yang sedang menggandeng pasangannya juga jadi sasaranku. Beeeeepppp! Dapat!
Meter digital Coremeter menunjukkan tanda OK dengan warna hijau. Wanita ini orangnya! Bagus...
Aku lalu terus mengikuti pasangan itu dari jarak yang aman. Mereka berkali-kali keluar masuk toko dan butik yang ada di mall ini. Mereka membawa banyak sekali belanjaan. Sepertinya wanita itu suka sekali shopping.
Wanita itu, yang menjadi sasaranku, berumur sekitar 20-an tahun. Tingginya sekitar 162 cm. Berat 45 kg. Cantik banget dengan rambut yang dipotong sampai pangkal leher. Penampilannya seperti kebanyakan gadis usia kuliahan biasa yang sering memakai baju ketat dan celana jeans.
Pasangannya masih sekitar 30-an. Sudah bekerja dan sudah mapan dilihat dari penampilannya yang rapi dengan aksesoris yang lumayan berkelas.
Wah aku seperti jadi pengamat orang saja... Bagaimana kalau pengamatanku salah... Tidak apa-apa. Tidak merugikan orang lain, kan. Ini semua kulakukan hanya sebagai bahan referensi bagaimana tindakanku selanjutnya.
Keduanya telah keluar dari mall ini dan aku tetap mengikuti mereka. Ketika mereka meninggalkan lokasi itu dengan mobil si pria, aku membuntuti mereka dengan taksi.
Mereka ternyata singgah lagi di sebuah taman dan berada di sana hampir 1½ jam lalu pergi lagi ke tempat-tempat lain.
Sepertinya ini acara kencan mereka berdua karena aku terus mengikuti mereka hingga sore dan akhirnya gelap.
Sialan! Uangku sudah hampir habis hanya untuk membayar ongkos taksi.
Catatan lagi: Aku harus punya kendaraan sendiri untuk setiap misi-misi ini. Ini suatu keharusan untuk kelancaran kegiatanku.
Akhirnya mereka masuk ke sebuah apartemen. Wah... Aku tidak bisa ikut masuk karena hanya pemilik dan tamu penghuni apartemen yang diperbolehkan masuk.
Bagaimana aku bisa tau apartemennya yang sebelah mana? Aku hanya bisa memandangi keduanya masuk lobi apartemen dan menghilang.
Sial!... Sial!... Jika saja aku bisa naik ke apartemen itu dan mencari di mana mereka. Tunggu dulu... Aku, kan memang bisa... Aku punya core sendiri... Dua core milikku pribadi dan satu core pinjaman.
“XOXAM... Pinjamkan aku sayapmu...” Dan secara ghaib, sepasang sayap runcing XOXAM telah berada di punggungku.
“Bagus...” cengirku sendiri. Kenapa aku tidak dari tadi memikirkan hal ini.
Dengan mudah dan tenang aku melayang dan mendekati tiap jendela yang ada di apartemen ini.
Beberapa lampu apartemen yang dari tadi telah menyala tidak menjadi tujuanku. Aku mencari lampu yang baru dinyalakan. Juga melihat dari sinyal Coremeter-ku.
Itu dia! Di lantai lima...
Dari jarak yang aman aku merapatkan diri ke jendela untuk memastikan kalau itu apartemen dimana kedua buruanku masuk.
Dari jendela balkon aku melihat keduanya sedang berada di ruang utama apartemen ini. Lalu berpindah ke sebuah ruangan.
Wah... Kalau aku tetap melayang di udara seperti ini terus, akan ada orang di bawah yang akan melihatku.
Ah, iya... Ada akal... Dengan menggunakan kekuatan ROSE DROP aku menyamarkan diriku dengan tanaman menjalar di balkon apartemen itu. ROSE DROP yang merupakan core tanaman dengan sempurna menyelubungi tubuhku dengan dedaunan hingga menyatu dengan hijaunya tumbuhan yang tumbuh di balkon ini.
Wah... Pria itu tampaknya sudah sangat bernafsu hingga dia langsung saja menyerbu sang wanita pemilik core istimewa itu. Tetapi nampaknya si wanita itu juga tidak kalah ganas. Hot sekali.
Berikutnya di depan mataku, aku menyaksikan pergumulan seks yang liar itu. Baru kali ini aku menyaksikan seks yang dilakukan orang lain. Selama ini aku sendiri yang melakukannya dengan wanita-wanita itu.
Aku baru ingat, kalau untuk memperoleh ZODIAC CORE itu harus menggunakan TRIGGENCE yang dilakukan saat seks begini. Aku rasa... untuk sekedar seks dengan wanita ini bisa kulakukan... Tapi TRIGGENCE itu... bagaimana?... Aku sendiri belum paham.
Mereka masih saja bergumul di sana dengan liarnya. Aku sama sekali tidak mendengar suara-suara erangan atau teriakan mereka. Mungkin apartemen ini sudah sangat diisolasi dengan baik hingga suara dari dalam tidak akan terdengar oleh orang luar.
Sekitar satu jam kemudian, sang pria sepertinya sudah mencapai batasnya dan terkulai lelah. Si wanita sepertinya masih mau lagi. Sepertinya si pria itu sudah tidak sanggup lagi.
Kalau kuhitung, ia sudah tiga kali ejakulasi. Pantas saja ia lelah. Wah... Ini bagian yang menariknya. Si wanita menuding-nuding pria itu. Ada apa, ya? Apa ia mengejek si pria karena terlalu lemah atau ada sesuatu yang lain. Sepertinya cuma itu yang mungkin. (Cuma itu yang muncul di pikiranku ( )
Si pria sepertinya tersinggung dituding-tuding seperti itu. Ia segera memakai kembali semua pakaiannya dan cabut dari apartemen itu. Bagaimana kalau aku masuk menggantikannya, ya? He... he... Gak usah, deh...
Si wanita pemilik core istimewa itu lalu menjatuhkan tubuhnya di ranjangnya yang empuk dan mulai menelepon. Anehnya ia ngobrol di telepon sambil mempermainkan kemaluannya dengan dildo. Apa dia menelepon teman prianya yang lain. Wah... hebat.
Tak sampai setengah jam kemudian aku melihat wanita itu membukakan pintu untuk seorang pria lain setelah ia memakai piyama untuk sekedar menutupi tubuh telanjangnya.
Dan tak lama kemudian, aku disuguhi kembali oleh permainan seks liar mereka. Sepertinya wanita itu sungguh sangat menyukai seks yang hebat.
Dengan begitu total dua pria yang dikencaninya malam ini berturut-turut. Apa yang dicarinya. Seks yang bagaimana yang bisa membuatnya puas?
Apa dengan versi VIOLENCE CHARM-ku bisa memuaskannya? Atau dengan diri biasaku saja bisa?
Wah... Masih banyak hal yang belum aku ketahui tentang dunia ini.
Sialan... Pagi ini aku, kan harus sekolah! Kenapa aku begadang di depan apartemen orang dan menonton seks yang begitu-begitu saja. Lebih baik aku pulang.
Besok akan aku menyelidiki perempuan itu lebih jauh.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd