Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Quest

Bimabet
Semangat suhu.ane tggu apdatenya bsk
 
Suhu emang mantap nih akhirnya selesai didunia peri..sebenernya ane menikmati cerita didunia peri ini jadi berhayal tinggi
 
Ane aja yg baca masih susah bayangin tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, saling banyaknya. Lah ente yang nulis kok kayaknya lancar jaya nulis alur ceritanya.
Mungkin perlu dibuat semacam ilustrasi/diagram tentang tokoh dan deskripsinya...
 
hehehe aku sneng virgo dh didpatkan..brlnjt ke libra suhu..biar gak pusing mikir 8ribu plus peri bikin cpek ngitung..ùntng pny power kalo gak bisa b0ny0k dh ngent0t bgtu bnyknya
 
panjangin dikit lagi dong bro
mm...
Selesai virgo ny yah suhu,walaupun dicerita salam perpisahn dengan peri ga ada kaya msh ada yg kurang suhu,g ada efek baper,kaya kisah april,jessie,silva-silvi,apa cuma berlaku buat ladies, smangat yah suhu,walaupun berebut kuota ma jagoanya.
makasih updatanya malam ini

kasihan loh Satria klo baper trus. dia cuma pemuda kesepian yg hnya punya dukungan dari keluarga besarnya utk mencoba mengusahakan sst yg dianggapnya sbg cinta sejatinya. virgo trll luas klo mau dikembangin lg. takut melebar kemana" jd gak terkendali. ini aja udah cukup lebar.
 
Semangat suhu.ane tggu apdatenya bsk
ya. makasih sudah rela menunggu.
Suhu emang mantap nih akhirnya selesai didunia peri..sebenernya ane menikmati cerita didunia peri ini jadi berhayal tinggi

terima kasih juga. kerja keras ane memeras imajinasi ada gunanya juga. :beer: gak sia-sia rambut mulai menipis. kkk
 
Ane aja yg baca masih susah bayangin tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, saling banyaknya. Lah ente yang nulis kok kayaknya lancar jaya nulis alur ceritanya.
Mungkin perlu dibuat semacam ilustrasi/diagram tentang tokoh dan deskripsinya...

mmg itu kesulitan klo nulis tanpa proof reader dan editor dan perangkat lainnya. penulis cm ngandelin diri sendiri yg dhoif. penulis kira udah cukup krn ide ada di kepala tanpa bisa tau apakah pembaca mengerti ide kita ato fantasy kita. :ampun:
 
hehehe aku sneng virgo dh didpatkan..brlnjt ke libra suhu..biar gak pusing mikir 8ribu plus peri bikin cpek ngitung..ùntng pny power kalo gak bisa b0ny0k dh ngent0t bgtu bnyknya

iya nih. utk memperkenalkan kekuatan baru, Crave ini, hrs make 8 rban peri. gila aja 8 rban peri. ane harus ngitung pake kalkulator tuh. ciyus!
 
ini dia penulis produktif yang gue kenal selama baca ni forum

gak perlu nunggu pej ini lah apa lah tapi bisa menyajikan cerita yang seru dan gak melulu ss

awesome bro lanjutkan sampe akhir cerita
:D
 
iya nih. utk memperkenalkan kekuatan baru, Crave ini, hrs make 8 rban peri. gila aja 8 rban peri. ane harus ngitung pake kalkulator tuh. ciyus!

salah sendiri hu kok Ampe segitu banyaknya :semangat: , minta ginesbuuk recot hu rekor dunia tu 8rb pasang :D
 
QUEST # 07
LIBRA

Sekarang baru tanggal 01 September. 22 hari lagi aku bisa memulai pencarian ZODIAC CORE ke-7. LIBRA. 23 September – 23 Oktober.
Aku tidak begitu bersemangat...
Entah kenapa?
Di sekolah aku juga malas-malasan.
Tak ada yang bisa menghiburku lagi.
Apa yang bisa membuatku senang? Apa yang bisa membuatku gembira? Apa yang bisa membuatku bersemangat?
--------​
Aku tak perduli pandangan melongo Andrew, teman sebangkuku.
Foto Carrie kupandangi lekat-lekat.
Carrie... Carrie... Carrie...
Kau pasti sudah bertambah berkembang sekarang. Sudah dua bulan sejak terakhir kali aku mengunjungimu. Kau dalam kondisi umur 8 tahun sekarang. (Sori aku bukan pedo, ya...)

Semua usaha dan tenaga kukerahkan agar kau menjadi normal kembali. Mengumpulkan 12 ZODIAC CORE agar aku bisa memanggil GOD MAESTER CORE yang dapat mengabulkan satu permohonanku. Mengembalikan ingatanmu... Segala macam petualangan dan kesukaran kutempuh.
Dari April yang maniak seks... Aku mendapatkan ZODIAC CORE pertama, ARIES.
Kedua, aku mendapatkan TAURUS dari Jessie, seorang assisten sekretaris di kantor Papaku,
Dua gadis kembar pemilik ZODIAC CORE ketiga GEMINI, Silva dan Silvi.
Kemudian, seorang gadis penggemar BDSM. Synvany memberiku CANCER.
Aku harus rela menjadi kucing jantan untuk mendapatkan LEO dari seekor kucing siam betina bernama Leonny.
Lagi-lagi aku harus berpetualang di dunia asing; MYTHRAL, untuk memperoleh VIRGO dari Vlasq, ratu peri pohon VERBRANCHT.
Entah apa yang akan terjadi dengan ZODIAC CORE ke-7 ini. Petualangan dan cerita apa lagi yang akan aku alami. Moga-moga sebuah kisah normal dengan petualangan yang normal pula. Semoga aja.

“Ooi... Satria...” sapa Putri.
Aku tak menoleh.
“Elo gak mau nyobain mobil barumu?” kata Putri.
“Mobil baru apa? Hegh...” ia melemparkan sesuatu padaku.
“Itu kuncinya...” sahut Putri langsung ngibrit pergi.
Mobil baru? Aku kan gak minta mobil baru sama Papa atau Mama?... Kerjaan siapa ini?

Kudatangi garasi mobil di basement rumah. Di sana banyak mobil-mobil yang diparkir. Kebanyakan milik Papaku. Segala macam merek dan tipe ada di sana. Ada yang klasik juga, tapi tidak terlalu banyak.
Yang mana mobil baruku?
Aku mencari di sekitar mobil convertible Putri dan Dewi diparkir.
Ada sebuah mobil di belakangnya. Mobil sport! Jaguar...
Berwarna hitam dengan plat SA 72 IA. SA kan bukan kode plat kendaraan daerah ini?
Walah... Itu namaku...
Mobil sport dengan kap terbuka itu masih mulus. Dua jok kulitnya saja masih dibungkus plastik. Kurobek... pelan-pelan banget.
Kucoba duduk di dalamnya... Empuk. Bahan kulit joknya sepertinya mahal punya.
Interiornya bagus sekali... Dengan berbagai instrumen tercanggih. Aku aja takut-takut mencobai beberapa fiturnya. Salah pencet takutnya mobil ini berubah jadi Transformer. Kalau Autobot mending, ini jadi Decepticon. Kan berabe, tuh.
Trrrriiiiiiiiittttttttt...
Papa...
“Halo, pa?” jawabku.
“Bagaimana mobilnya... sudah dicobain, kan?” tanya Papa di sana.
“Baru aja duduk, pa,” jawabku.
“Oo... Itu baru Papa beli khusus untukmu... Itu lebih bagus dari punya Putri atau Dewi... Keluaran terbaru Jaguar... Papa lupa tipe serinya... Papa cuma minta sama dealernya di Eropa sana untuk ngirim produk terbaru mereka... Mereka bilang ini baru aja di launching di Abu Dhabi minggu lalu... Pokoknya yang paling top...” kata Papa semangat sekali.
“Makasih, pa...” kataku.
“Masa kamu gak semangat gitu?...” tanya Papa.
Sepertinya Papa mengetahui masalahku ini. Kurang semangat yang menggangguku saat ini.
“...” aku diam saja.
“Sebentar...” katanya.
Dalam sekejab saja, Papa telah berada di sampingku. Duduk di jok penumpang. Ia memakai ilmu proyeksi diri itu lagi.
“Pa...” sapaku. Ia memakai pakaian kerjanya berupa kemeja lengan panjang dan dasi, celana panjang hitam dan sepatu. Biasa yang ia pakai setiap harinya.
“Papa sangat menyesal tidak bisa bersama kalian setiap waktu kalian membutuhkan Papa atau Mama... Kebebasan dan uang yang kami berikan juga tidak akan banyak membantu...” kata Papa.
“Papa juga tidak begitu bijaksana untuk membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga... Papa juga tidak mau memberi alasan yang terlalu muluk-muluk tentang alasan keadaan ini...”
“Yang Papa ingin tekankan bahwa... Papa bangga mempunyai anak-anak seperti kalian... Putri, Dewi dan kamu... Kalianlah harta yang paling berharga bagi Papa dan Mama...”
“Berjuanglah... Jangan pernah menyerah dan putus asa... Kita sama saja dengan mati kalau tidak mempunyai harapan dan impian...”
Harapan dan impian.
Apa harapanku? Apa impianku?
Harapanku... Carrie kembali menjadi seperti dulu lagi... Carrie yang mencintaiku dengan caranya yang membuatku nyaman. Carrie yang tidak membebaniku dengan cintanya.
Impianku... Dapat kembali bersama Carrie.
“Nah... begitu... Semangatmu mulai kembali, kan?” kata Papa. Ia bisa tau apa yang kupikirkan.
“Jangan bingung... Papa juga pernah seperti Satria sekarang ini... Tetapi saat itu Papa lebih beruntung dari pada Satria sekarang... karena Mamamu selalu bersama Papa...” jelas Papa. “Tapi Satria jauh-jauh-jauh... lebih beruntung dari pada Papa saat itu karena kau punya saudara-saudaramu... Ingat itu...”
“Makasih, Pa...” jawabku lebih tegas kali ini.
“Bagus... Anak Papa seharusnya memang seperti itu... Ayo kita coba mobil barumu ini...” kata Papa. “Secepat apa, sih? Jangan sampe kita dikibulin, loh...”
“Ya, Pa...” jawabku men-starter Jaguar ini.
Suaranya halus sekali dan Papa mulai memuji mobil ini.
Kukeluarkan mobil sport hitam ini dari garasi perlahan saja lalu keluar dari rumah dan melaju di kawasan perumahan jalan Merak yang lengang ini.
Papa memintaku membawa mobil ini ke jalan tol agar bisa memacu lajunya hingga maksimal. Papa memberiku semangat untuk mencapai top speed maksimal mobil ini... Tiap naik satu gear seolah mobil meningkat satu Mach kecepatannya. Kaki lumayan gemeter juga mengendalikan monster ceper ini. Semuanya menjadi buram saat ia melibas tikungan. Untunglah teknologi canggih kendaraan hi-tech ini banyak membantu gaya berkendaraku yang masih kacangan.
--------​
“Woooo... Kencang sekali, Pa...” seruku saat hampir mencapai pintu terakhir dan mobilku melambat.
“Pa...?” ternyata Papa telah pergi.
“Makasih, Pa... Atas semuanya...” gumamku.
--------​
Aku masih kurang begitu pede membawa mobil mewah berwarna hitam pekat ini keliling kota sendirian hingga aku menutup kap mobil hingga tertutup. Tiap mata yang melirik yang membuatku tak pede.
Tetapi tetap saja mata-mata penduduk kota melirik mobil baruku ini dengan berbagai ekspresi. Ada iri, kagum, kaget, senang dan macem-macem lainnya. Mungkin saja ini jenis mobil yang pertama yang melaju di kotaku ini. Lah ini baru di-lauching di sana. Papa aja yang ngotot harus dikirim segera kemari. Entah indent punya siapa yang diserobotnya.
Memang warnanya tidak se-ngejreng seperti milik Putri yang merah menyala dan Dewi yang berwarna kuning mengkilap itu. Papa memang tau seleraku.
Aku berkeliling kota dengan semangat baru mencari jejak ZODIAC CORE ke-7. LIBRA. Gadget Coremeter ditangkringkan di craddle dan sinkron dengan in flight control mobil ini.
Trrrrrrrrriiiiiiiiiiiiitttt
“Halo, bang? Ada apa?” bang Eros meneleponku. Kudengarkan suaranya dari speaker mobil.
“Satria... Ada sesuatu yang menempel pada boneka peri-mu ini... Apa kau mau melihatnya? Abang ada di rumahmu...” kata abang sepupuku itu.
“Sesuatu menempel di boneka peri-ku? Benda apa, bang?” tanyaku heran.
“Abang juga gak ngerti... benda apa ini...? Cepat kemari, ya? Mungkin kalau kau lihat... kau bisa tau...?” kata bang Eros.
“Ok... Ok... Aku pulang, bang... Tunggu, ya?” aku lalu putar arah dan kembali pulang.
Ada sesuatu benda yang menempel di boneka peri yang kupakai di dunia dimensi itu... Benda apa yang bisa menempel dan ikut terbawa kemari? Apa sampah? Kenapa aku bisa tidak tau dan menyadarinya?
--------​
Segera aku tiba di rumahku. Kata para pembantu, bang Eros sedang ada di kamarku. Aku langsung ke sana.
“Mana, bang?” begitu aku masuk dan menemukan bang Eros sedang memperhatikan punggung boneka peri-ku.
Boneka setinggi 5 cm itu diletakkan di atas meja belajarku dan diterangi lampu belajar.
“Ini... Lihat ini... Apa kau tau benda apa ini?” tunjuknya dengan sebuah pinset.
“Tidak jelas, bang...” jawabku. Ia lalu menghadapkan sebuah kaca pembesar yang sengaja dibawanya.
“Seperti bentuk cicak mikro atau semacamnya, kan?” kata bang Eros.
“Cicak?” ulangku.
“Dan ini organik... Tapi benda organik ini tidak bisa dilepaskan... Melekat dengan sangat erat ke serat Kevlar ini...” jelasnya.
“Apa itu kau, L’Blenc?” tebakku.
Benda itu melompat melenting seperti kutu ke arah belakang kami. Kami dengan refleks mengikuti gerakannya itu.
“Ternyata benar... Kau L'Blenc?... Kenapa kau mengikutiku kemari... Kau kuperintahkan untuk menjaga VANGUARZH...” kagetku.
Penyamaran Rustra itu hanya menyimpuh bersujud padaku.
“Siapa ini, Satria... Temanmu dari dunia peri itu, ya?” tanya bang Eros.
“Iya, bang... Namanya L'Blenc... Dia ini sebenarnya ras naga Rustra terakhir yang masih ada di dunia itu... Ia bersumpah untuk melayani Raja Agung yang dipercayanya akan datang...” jelasku.
“Dan Raja Agung itu adalah kau sendiri, kan?” simpul bang Eros tepat.
“Itu aku sendiri tidak yakin, bang... Tapi aku sudah memerintahkan padanya untuk menjaga kerajaan itu...” sergahku.
“Dia mungkin mengabaikan perintahmu itu... Dia hanya mengikuti sumpahnya untuk melayanimu... Benar begitu, kan , L'Blenc?” sapa bang Eros.
Leezaa yang menyamar itu hanya mengangguk. Aku menjelaskan pada bang Eros kalau ia bisu karena lidahnya ditato untuk dapat hidup lama menunggu kedatanganku yang baru ribuan tahun kemudian terpenuhi. Penuh dedikasi banget.
Bang Eros berspekulasi kalau ia mengubah dirinya menjadi benda asing yang menempel tadi untuk mengikutiku ke dunia ini agar tidak ketahuan dan disadari siapapun. Terutama olehku sendiri. Sekecil itu, siapa yang bisa sadar?
Kembali L'Blenc mengangguk membenarkan teori bang Eros.
--------​
“L'Blenc... kalau kau mau melayani dan melindungi tuan rajamu... kau tidak bisa berpenampilan seperti ini... Lebih baik kau mengubah dirimu menjadi bentuk lain... Kau kan bisa merubah dirimu... Jadi boneka seperti ini misalnya...” usul bang Eros menunjukkan salah satu boneka buatannya.
Ia menggeleng.
“Atau kau rebutan sama XOXAM dan VOXA di dalam dadanya...” katanya ngelantur.
Ia menggeleng lagi.
“... Yang paling praktis... kau menjadi aksesoris seperti gelang atau cincin atau semacamnya yang bisa dipakai tuan rajamu ini...” usulnya lagi. Ini lebih masuk akal.
Ia berpikir sebentar dan melentingkan tubuhnya dan berubah menjadi seuntai gelang di pergelangan tangan kiriku.
“Nah... begitu lebih pantas, L'Blenc... Tidak terlalu menyolok dan keren...” puji bang Eros.
Gelang yang melingkari pergelangan tangan kiriku ini bermotif kadal bersayap dan berekor panjang. Lebih mirip naga, deh. Pada ujung runcing ekornya ia meletakkan mainan gelang; plastik hijau muda itu, pemicu TRIGGENCE-ku.
“Dengan naga L'Blenc itu... semoga perjuanganmu bisa lebih mudah dan berhasil...” kata bang Eros.
“O iya... Hampir aja abang lupa... Ada daftar baru yang harus abang berikan padamu... Kali ini bukan sisa-sisa abang... Masih segel... belum abang apa-apain... Sumpah...” katanya membuka HP-nya dan mengirim file itu lewat e-mail.
Ia cengar-cengir melihatku menerima dan membuka file data itu di HP-ku.
24 orang? Ini lebih sedikit dari kejadian bulan lalu.
“Kenapa? Sedikit, ya? Ini karena kau pulang terlalu cepat... Waktu kau jadi kucing kemarin... kau pergi selama 9 hari... dan abang dapat 45 cewek... Kemarin, kan Satria pergi cuma seminggu...” jelas bang Eros.
“Sebentar lagi... paling-paling mereka akan menelepon atau meng-SMS-mu... abang sudah SMS... memberitahu mereka kalau abang ganti nomor dengan nomor HP Satria...” jelasnya.
Benar saja... beberapa SMS dan telepon silih berganti masuk dari berbagai cewek dari dalam daftar yang diberikan bang Eros.
Ada yang ngajak ngedate, makan, nonton, jalan, kesana, kemari... Habis mau dibagaimanakan lagi... Ini resiko yang harus kutanggung. Itung-itung upah untuk bang Eros-lah.
“Bang... kalau jadi diri abang sendiri... sebulan abang bisa dapat berapa cewek?” tanyaku setelah menjawab SMS terakhir.
“... Gak ada...” jawabnya lebih mirip lugu. Tiba-tiba mukanya jadi culun banget. Kayak lagi sakau lem aibon.
“Gak ada? Bagaimana mungkin? 9 hari jadi aku abang dapat 45 cewek... seminggu lagi jadi aku... abang dapat 24 cewek lagi... Gimana ceritanya?” heranku. Memang tak masuk akal.
“Kalau menjadi diri abang sendiri... abang malu... Tapi sewaktu memakai boneka Satria... abang jadi berani...” jawabnya.
“Jadi abang dapat kak Isabel itu gimana ceritanya?” penasaranku tentang pacar cantiknya yang sedang kuliah di luar negeri.
“... Itu... Isabel-nya yang ngejar-ngejar abang... Ya... abang sebenarnya juga sudah lama suka dengannya... Jadi... ya... cocok...” jawabnya seadanya. Ia masih malu.
“Oo... begitu... Kalau pake badan orang baru berani...” sindirku.
“Ya... begitu, deh... Abang masih belajar... Tapi kalau Satria gak ada lawannya, deh... Nomor satu...” ia mengancungkan kedua jempolnya.
Aku hanya bisa mesem.

========
QUEST#07
========​

Beberapa hari ini kerjaanku hanyalah membiasakan diri dengan mobil baruku ini.
Mobil Honda City lamaku sudah tidak kelihatan lagi. Kata si Dewi dijual murah karena menghabiskan ruang di garasi.
Kencan dengan 24 cewek tambahan dalam daftar pemberian bang Eros. Banyaknya waktu yang tersisa itu kuhabiskan bersama cewek-cewek cantik dan manis itu.
Kali ini, kebanyakan cewek dalam daftar bang Eros adalah cewek yang lebih tua dariku. Anak mahasiswa seperti April dan pekerja kantoran seperti Jessie. Tapi semua itu tidak terlalu kupusingkan karena mereka juga tidak begitu perduli.
Mobil sport-ku sudah beberapa kali menerima dosa menjadi tempat hilangnya perawan cewek-cewek itu. Tapi aku tidak begitu suka bercinta di mobil ini karena terlalu sempit. Lain ceritanya dengan mobil Honda City-ku dulu yang lebih lega ukurannya.
Apa boleh buat, cewek-cewek itu menginginkannya di atas mobil mahal itu. (Gengsi mungkin atau mungkin juga kenangannya)
--------​
Pada masa luangku, kusempatkan datang pada Hellen untuk meminta bantuan EBRO membacakan lembaran keenam buku ZODIAC CORE ini.

IMPIAN ADALAH PIKIRAN YANG MENYAKITKAN, PIKIR VIRGO. IA SELALU MEMANDANG KE UTARA. AKANKAH IA DATANG DARI DINGINNYA DUNIA YANG BEKU.​

Tetap gelap...
Perkembangan Versemeter juga tidak begitu banyak kemajuan yang berarti. Hellen dan Tommy masih menjalankan berbagai jenis dan seri percobaan untuk menyempurnakan alat deteksi canggih itu. Versemeter secara optimal baru akan bisa digunakan sebulan lagi, janji mereka berdua.
Aku hanya bisa terima pasrah saja.
--------​
Hari ini aku ada janji dengan seorang cewek bernama Linda. Dia bekerja di sebuah mall pada counter video game.
Hari ini ia off hingga ia mengajakku jalan.
Cewek ini manis sekali dari foto yang terdapat dalam daftar pemberian bang Eros.
Data-data pribadi yang juga termasuk didalamnya lengkap dengan 3 ukuran. Dada, pinggul dan pinggang. Nomor baju, celana, BH dan celana dalam. (Dari mana bang Eros tau ini semua?)
Hal-hal yang disukainya, hal-hal yang dibencinya. Cita-cita, hobby, binatang peliharan. Tanggal periode bulanannya... We O We.
--------​
“Jadi kalau kerja di FAN’S STATION itu... Linda bisa maen games terus, ya?” tanyaku basa-basi.
“Ya... paling juga kalau toko sedang sepi pengunjung... Kalau lagi rame... ya harus melayani pelanggan yang datang, dong” jawabnya.
“Kalau Satria... suka maen game juga?” tanya cewek manis berambut panjang itu.
“Dulu suka juga... Waktu SD... aku punya PS... Tapi selalu rebutan dengan saudaraku... Karena aku laki-laki sendiri... aku terpaksa ngalah, deh...” jawabku mengenang masa kecilku.
“Wah... sama, dong... Aku juga harus selalu mengalah sama adikku... Console game yang kubeli dengan uang tabunganku bekerja... dia terus yang ‘make...” katanya.
“Tapi... ngomong-ngomong... Kita kok mesti jalan kemari, sih?... Apa Linda gak bosan tiap hari di sini... Itu counter-mu kelihatan dari sini...” tanyaku.
“He...he... Gak pa-pa, kan? Soalnya aku mo beli game baru di counter-ku sendiri... Temenin, ya?” manjanya bergayut di lenganku. Kerasa yang menul-menul.
“Apa gak bisa beli waktu kerja?” heranku.
“Gak boleh... Nah kalau waktu off... baru bisa...” ia lalu menarik tanganku. Menuju counter FAN’S STATION tempatnya bekerja selama ini.
Dia mengintip-intip sebentar ke dalam...
“Bagus... Kita bisa masuk... Manager-nya sedang gak ada...” tariknya lagi.
Teman-temannya segera menyapanya.
“Eh... aman, kan?” tanyanya pada teman sesama pekerja di situ. Temannya itu menjawab aman dengan jempol disodor. Ia lalu mengajakku ke rak-rak software game yang tentunya sangat ia hapal.
“Ini dia... Aku mo beli game yang ini...” serunya berbinar-binar. Ia terlihat senang sekali.
“Game apa, sih Linda? Kamu semangat banget?” tanyaku.
“Ini, loh... Liat... QUEST FOR FUTURE XII...” katanya menyodorkan kover DVD game itu ke mukaku.
“QUEST FOR FUTURE XII? Aku gak ngerti game seperti ini...” jawabku. “Emang game-nya bagus?” tanyaku.
“Wuihh... Ini game terhebat yang pernah dibuat Publisher ini... Nama Publisher-nya BRASSWOOD SOFT. Publisher lokal Indonesia sini... Jaminan mutu untuk game-game RPG keren...” ia bersemangat sekali.
“Aku sudah memainkan game ini sejak seri pertamanya...” katanya lagi.
“Jadi ini seri yang ke-12-nya? Banyak sekali, ya?” kataku.
“Ya... Makanya aku sangat suka game ini...” katanya lagi dan membalik-balik kover software itu.
“Kalau gitu... aku akan membelikan game ini untukmu... Bagaimana?” tawarku.
“Jangan, Satria... Ini game asli... Hargaya lumayan mahal... 450 ribu, loh... Aku ada duit sendiri yang udah kutabung, kok...” katanya menolak.
“Gak pa-pa... Anggap aja ini hadiah dariku... Kulihat Linda senang sekali... Ya? Kubelikan untuk Linda pokoknya...” desakku.
Kuambil DVD itu dari tangannya dan serta merta membawanya ke kasir. Mau tak mau Linda mengikutiku. Kasir teman Linda itu memperhatikan kami berdua sambil tersenyum-senyum penuh arti.
Aku membayar DVD itu dengan kartu kredit. (Kartu ini juga baru diberikan padaku. Putri baru menyerahkannya padaku 5 hari lalu setelah puas belanja dengan kartu milikku itu. Padahal Putri dan Dewi sudah punya kartu sendiri)
Setelah membeli game itu kami lalu keluar.
“Satria... kamu baik banget sama aku... Makasih, ya?” ucapnya menggandeng tanganku. Royal dikit untuk cewek cantik gak akan rugi, deh.
“Aku jadi penasaran... dengan game QUEST FOR FUTURE XII ini... Aku boleh liat, kan?” pintaku.
“Boleh... Aku malah senang... tapi maennya di rumahku... Mau?” tawarnya berbinar-binar.
“Tapi katanya adikmu terus yang menguasai console-mu itu?” ingatku.
“Hari ini dia sedang les Bahasa Inggris... Jadi kalau kita langsung memakainya tanpa ia ada di rumah... akulah yang berkuasa... Bagaimana?” jelasnya.
“Kalau begitu... ayo...!” setujuku.
Kami segera menuju rumah Linda.
--------​
Rumahnya tidak terlalu besar dan terletak agak masuk ke jalan kecil yang tidak terlalu ramai. Linda menyuruh untuk memarkir mobil baruku ke dalam halaman saja. Takut ada orang iseng yang mencolek katanya. Siang ini, hanya ada ibunya saja yang sedang memasak di dapur.
“Lha... Kamu ini bagaimana, sih, Lin? Bawa teman kok dibawa maen game, sih?” protes ibunya.
“Orang dia yang mau, kok, bu...” belanya.
Aku cuma bisa cengengesan membenarkan.
Console itu terhubung dengan TV keluarga di ruang tamu. Dengan sigap dan lincah ia memasukkan DVD baru itu ke console-nya dan memulai game itu.
JREEEENG...
Mimik wajah Linda yang cantik itu begitu gembira. Matanya berbinar-binar dan senang memelototi layar TV 29 inchi ini.
FMV pembuka QUEST FOR FUTURE XII ini memang menakjubkan dan gemerlapan efek spesial. Ini tentang usaha sekelompok tokoh untuk memperbaiki dunia mereka yang rusak oleh perbuatan serakah para mahluk asing yang baru saja menginvasi dunia itu.
--------​
“Bagus, kan?” kata Linda sebelum ia memencet tombol start.
“Bagus... bagus sekali... Kamu senang, kan?” jawabku.
Ia mengangguk.
“Eh... Tunggu sebentar... Aku ambil makanan dan minuman dulu...” ia bangkit dan buru-buru menuju dapur. Untung saja ia masih mengingat sopan santun menerima tamu.
Iseng-iseng aku memulai game itu.
Pemain dibebaskan untuk memilih karakter yang akan menjadi tokoh utama game ini. Ada berbagai pilihan job (kelas) dan jenis kelamin. Pemain juga bebas menamai karakter tersebut.
Ada job Fighter, Monk, Scout, Mage dan Summoner sebagai awal pilihan. Aku pilih job Fighter karena bisa memakai pedang. Serangan dan pertahanannya yang paling seimbang. Kunamai karakter ini dengan namaku sendiri. Satria.
Pada awal cerita, tokoh utama dihadapkan pada masalah di desanya yang semakin kekurangan bahan makanan. Ia diberi tugas untuk mencari bantuan sembako ke desa lain.
Ia pergi menuju selatan, desa terdekat. Ada peta mini yang terlihat di sudut kanan atas layar TV untuk melihat arahku.
Sepanjang rute perjalanan, tokoh bertemu dengan berbagai musuh berbentuk monster berbagai jenis dan jumlah.
Hanya saja karena ini masih level awal, monster-monster itu masih lemah dan mudah ditaklukkan.
“Eh... Kau sudah mulai, Satria...?” Linda datang membawa sepiring bakwan dan sebotol air es lengkap dengan dua buah gelas.
“Iya... Aku milih jadi fighter... Boleh, kan?” tanyaku terus bermain. Seru juga.
“Tentu boleh... Nanti kalau udah sampai level 40... bisa berubah jadi Warrior... trus kalau level 80 bakal jadi Knight...” jelas Linda tentang gameplay singkat game ini.
“Oo... Bisa berubah seperti itu... Hebat sekali, ya?” kataku terus mencet-mencet tombol stick console ini.
“Kalau job lain... berubah jobnya jadi apa?” tanyaku lagi.
“Nah... kalau Monk... cuma berubah sekali waktu level 75 menjadi Master... Kalau Scout... saat level 35 menjadi Ranger... dan level 75 menjadi Commander... Lalu kalau pake Mage waktu level 50 menjadi Wizard dan level 85 menjadi Sorcerer... Dan Summoner akan menjadi Caller pada level 75...” jelasnya terperinci.
“Linda tau itu semua... tapi belum maen game-nya, kan?” heranku.
“Memang belon... Linda tau itu semua dari internet dan majalah game...” jawabnya.
“Berita tentang game ini juga Linda tau dari internet... Kabarnya... sebelum QUEST FOR FUTURE pertama dibuat... game orisinilnya sebenarnya adalah game hentai...” celotehnya sambil mengunyah bakwan.
“Hentai? Apa itu hentai?” tanyaku tak mengerti istilah yang dipakai Linda tentang game.
“Hentai itu maksudnya porno dalam bahasa Jepang... Bukan cuma di game... Aslinya istilah itu dipakai di manga atau anime...” jelasnya lagi tanpa sungkan.
“Game porno? Memang ada game seperti itu? Apa tidak dilarang diedarkan?” tanyaku lagi.
“Ya... Namanya juga kabarnya... Game hentai kan banyak juga... Kalau yang beredar di negara kita... kebanyakan adalah game underground... BRASSWOOD SOFT juga dulunya publisher underground sebelum menciptakan QUEST FOR FUTURE... Jadi mungkin saja mereka juga membuat game hentai...” jelas Linda.
“Hmm... Aku mengerti... Kalau begitu... game asli QUEST FOR FUTURE ini awalnya adalah game hentai... Begitu, kan?” simpulku.
“Itu juga masih isu... BRASSWOOD SOFT tidak pernah mau mengkonfirmasi masalah ini...” kata Linda lagi. “Lagian tidak bagus untuk reputasi mereka juga, kan?”
“Wah... Dunia game memang menarik, ya?” kataku.
“Memang... Apalagi produksi BRASSWOOD SOFT tidak pernah mengecewakan, kok...” katanya.
Kami terus bermain game terbaru, QUEST FOR FUTURE XII sampai malam. Adik Linda yang sudah pulang-pun tak bisa berkutik.
--------​
Keesokan harinya, aku ikut-ikutan membeli console serta DVD QUEST FOR FUTURE XII itu.
Putri dan Dewi terheran-heran melihat kegemaran baruku terhadap game. Mereka yang dulu sering rebutan game denganku, kini menertawakanku. Katanya seperti anak kecil.
--------​
“Eh... Satria... Besok udah tanggal 23 September... Apa kau mau terus memainkan game itu?” tegur Putri suatu kali.
“Iya... aku tau... Besok aku akan memulai mencari ZODIAC CORE LIBRA itu...” jawabku terus bermain QUEST FOR FUTURE XII ini di TV di kamarku. Pulang sekolah langsung ngidupin console dan TV, lanjut maen game sampe lupa makan.
“Si Satria udah gak tertarik sama cewek lagi nampaknya...” cetus Dewi pada Putri.
“Mungkin juga...” sahut Putri.
“Eh... Jangan asal bicara kalian... Kalian mau kuubah jadi DUSK dan DAWN itu lagi?” ancamku terus main.
“Mau!... Mau!... Aku mau diperkosa!” seru mereka berdua langsung saja menelanjangi diri sendiri.
“Diperkosa kok buka baju sendiri...” gumamku mesem. Suara ledakan dan teriakan masih terdengar dari TV-ku.

========
QUEST#07
========​

Triiiiiiit
“Hellen?... Ada apa?” jawabku pada telepon genggam ini.
“Ada kabar bagus, mas...” katanya di sana. “Aku menemukan jejak core istimewa... Panjang gelombangnya 1728 Hz... Ini mungkin ZODIAC CORE yang mas cari-cari... LIBRA...” katanya.
“Benar, Len? Lokasinya di mana?” tanyaku antusias. Versemeter itu mulai berfungsi rupanya.
“Ada di Jalan Lembah Merapi no. 204, mas...” jawab Hellen.
“Bagus... Aku akan satroni tempat itu...” jawabku senang. Aku langsung mengambil jalan yang terdekat yang bisa membawaku ke daerah itu.
“Tapi mas... Versemeter tidak bisa menemukan bentuk hologram dari cewek itu... Jadinya aku gak bisa melacak data-datanya... Sepertinya terhalang oleh sesuatu di bangunan itu...” jelas Hellen lebih lanjut.
“Gak pa-pa... Nanti aku akan mengambil foto atau apanya untuk bisa Hellen lacak...” jawabku. “Pokoknya terima kasih banyak, Len...” seruku.
“Tapi mas... Ada satu lagi... Sepertinya cewek itu tidak bergerak-gerak dari tadi... Sejak kutemukan sampai sekarang ini tetap saja berada di tempatnya... Seperti benda mati saja...” ungkap Hellen lagi.
Ciiiit!
Aku mengerem mendadak mobilku. Untungnya pake ABS.
“Benda mati? Maksud Hellen... gimana?” bimbangku.
“Hellen juga gak ngerti... Tapi pemilik core istimewa ini... tidak bergerak sama sekali... Seperti benda mati saja...” jelasnya.
... Apa lagi ini? Keanehan macam apa lagi yang akan kuhadapi kali ini?
Apa aku harus mengentoti benda mati kali ini?
--------​
“Len... Tempat itu bukan rumah mayat, kan?” pastiku.
“Bukan, mas... Ini rumah biasa saja... Hanya saja... rumah itu sedang kosong... Hellen tidak menemukan adanya manusia di sana...” jawabnya. “Apa yang mas Satria pikirkan? Apa mas mengira kalau itu cewek yang sudah mati, ya?” tanyanya penasaran dengan jalan pikiranku.
“Ya... enggak juga... Soalnya kalau mayat, kan benda mati... Benda mati tidak mempunyai core lagi...” jelasku.
“Benar juga... Tetapi pemilik core ini tidak beranjak dari tempatnya sudah 15 menit ini... Kalau tidur tidak sebegini diam...” kata Hellen.
“Ok-lah... Dari pada pusing-pusing... Aku mau melihat ke sana saja... Kita lihat seperti apa rupa pemilik core istimewa ini...” kataku memutuskan untuk langsung ke Jalan Lembah Merapi No. 204 itu.
“Ok... mas... Aku akan terus memonitor core istimewa itu...” kata Hellen juga. Dan hubungan telepon berakhir.
--------​
Jalan Lembah Merapi termasuk merupakan bagian kota lama yang banyak dijadikan masyarakat sebagai tempat tinggal karena tenang dan banyak sekolah bagus di sekitar sini.
Itu rumah bernomor 204 sudah terlihat.
Memang benar, di Coremeter-ku terlihat panjang gelombang 1728 Hz. Tidak bergerak sama sekali?
Posisi-nya tetap pada tempat itu saja. Tidak bergeming persis seperti benda mati. Apa ini?
Aku akan masuk saja ke rumah ini...
Rumah ini benar-benar kosong kala kucoba menurunkan pencarian panjang gelombang ke kisaran 500 Hz. (Manusia biasa) Tidak ada jejak manusia di dalamnya.
--------​
Aku memasuki rumah itu dengan menggunakan tangan sulur ROSE DROP. Cara ini terbukti efektif untuk membuka pintu seperti yang pernah kulakukan untuk membuka pintu kamar Vany dalam pencarian ZODIAC CORE CANCER beberapa bulan lalu. Tidak ada CCTV dipasang di rumah ini dan itu artinya aman.
Walau kosong, rumah ini lumayan bersih karena tidak ada debu di semua furnitur. Mungkin ada yang membersihkannya secara berkala. Menuju lantai dua dimana core buruanku berada. Perlahan saja. Siapa tahu kalau pemilik core istimewa itu memang tidur...
Di dalam kamar sinyal itu berakhir... Kembali aku memakai ROSE DROP untuk membuka pintu ini...
Perlahan kubuka pintunya agar tidak berderit. Kuintip sebentar... Tak terlihat satu orang-pun.
Aku masuk dan bersiap-siap menghadapi apapun...
Memang tak ada siapa-siapa...
Kamar yang jendelanya ditutup ini seperti kamar milik tipikal laki-laki. Ada banyak poster wanita seksi dan berbikini. Poster rocker juga ada tapi tak sebanyak poster cewek.
Sepertinya kamar ini sudah lama tidak ditempati. Karena debu mulai menutupi meja belajar dan CPU komputer. Pengurus rumah tidak bisa memasuki kamar ini ternyata.
Berbagai buku tentang komputer dan matematika terlihat bertumpuk di atas meja dan rak-rak buku di sampingnya.
Core istimewa-nya masih ada terdiam di dalam kamar ini.
Aku mulai mencari detail posisi sinyal core yang kucari ini.
Mengarah ke rak kumpulan CD yang menempel di dinding dekat jendela itu.
“Apa punya semut atau serangga kecil lainnya, ya?” pikiranku mulai kacau. Gila aja kalau aku harus berubah menjadi protozoa semacamnya.
CD-CD yang disusun rapi di raknya itu juga sudah mulai ditutupi debu. Hampir semuanya CD burning-an sendiri dilihat dari label yang ditulis tangan.
Tidak ada semut atau mahluk apapun di balik CD-CD ini.
Aku mengeluarkan satu CD dari raknya untuk mencoba ada reaksi atau tidak dan sinyalnya tetap berada di tumpukan CD ini.
Apa serangga itu bersembunyi di dalam cover CD ini, ya?
Satu persatu aku mengeluarkan CD itu dari raknya dan mengetes sinyalnya.
Beep!
Di dalam CD yang satu ini!
Dengan buru-buru aku mengeluarkan CD itu hingga hampir terjatuh. Untung aku sigap menangkapnya.
Aku memeriksa kalau-kalau ada serangga di dalam cover CD ini. Bersih... Menempel di CD-nya?
Beep!
Benar di CD ini!
Aku membolak-balik CD tipis ini kalau-kalau ada serangga yang terlihat. Serangga mikroskopis?
Tidak ada juga...
--------​
Sialan!
Core istimewa dengan panjang gelombang 1728 Hz itu ada di CD ini! Masa benda mati bisa mempunyai core selayaknya mahluk hidup?
CD apa ini? Ada label dengan tulisan tangan...

FINAL MASTER PROPOSAL QUEST FOR LOVE BY FP...

QUEST FOR LOVE? Mirip dengan QUEST FOR FUTURE XII. Game yang beberapa minggu ini kumainkan.
Ada beberapa stiker berbagai bentuk dengan tulisan... BRASSWOOD di kamar ini? Stikernya masih tidak konsisten bentuknya karena didesain sendiri seadanya.
BRASSWOOD SOFT? Bukannya itu publisher yang menciptakan seri game QUEST FOR FUTURE itu.
Apa ini kamar pencipta game itu...? FP?
--------​
“Halo, Linda? Sudah berangkat kerja belon?” teleponku pada cewek penggemar QUEST FOR FUTURE itu.
“Belum... Kenapa? Mo ngajak jalan lagi, ya?” jawabnya.
“Nggak... Aku cuma mo nanya... Siapa sih... nama pencipta QUEST FOR FUTURE itu?” tanyaku langsung.
“Namanya... Felix Pratama... Kan ada di setiap Opening Tittle QUEST FOR FUTURE... Written and Concepted by Felix Pratama... Ingat, gak?” kata Linda.
“Ngg... Aku gak ‘meratiin itu... Eh... Makasih, ya?” seruku.
“Masa gitu aja? Kapan kita jalan lagi?” todongnya.
“Ya... Nanti kita jalan lagi, deh” jawabku. Dari daftar berisi 24 cewek yang diberikan bang Eros hanya tinggal Linda yang belum kuapa-apain karena keasikan maen game. Kelak aku akan mendapatkannya.
--------​
Felix Pratama? FP... Tepat sekali.
Jadi kamar ini memang milik pencipta QUEST FOR FUTURE itu... Lalu QUEST FOR LOVE? Terdengar mencurigakan. Ini mungkin game hentai yang diceritakan Linda waktu itu.
Tapi bagaimana mungkin CD master ini memiliki core istimewa di dalamnya?
Apa CD ini yang kukentot dari lubang di tengahnya ini? Kan gak muat... Bisa-bisa pecah. Aku juga gak tau hari ulang tahunnya. Gila aja... Masa harus melacak sampai ke pabrik pembuat CD Writable ini dan mencari tau tanggal produksinya. Ngelantur kemana-mana...
--------​
Bagaimana kalau CD ini kucoba mainkan... Di kamar ini tidak ada console game seperti milikku...
Katrok... QUEST FOR FUTURE pertama aja tidak memakai console itu. Game pertama itu dibuat 12 tahun lalu... Dan console yang baru kubeli itu baru diproduksi 2 tahun ini. Ini game master... Berarti dibuat di komputer... Kucoba di komputer ini aja...
--------​
Pake password?
Buntu... password sebanyak 10 digit itu membuat langkahku surut.
Lebih baik ini kubawa pada Hellen saja...
Triiiittt...
“Ya, Halo, Len? Kenapa?” tanyaku.
“Barusan... core itu bergerak... Mas sudah menemukannya?” tanya Hellen dari depan layar Versemeter-nya.
“Mas yang gerakin... Udah ketemu... core istimewa itu ternyata ada dalam CD, Len...” kataku.
“CD? Maksudnya... Celana Dalam?” tanyanya lebih membingungkan lagi.
“Bukan... CD... Compact Disc, loh...” jelasku.
“Oo... Compact Disc... Tapi bagaimana mungkin core ada di dalam CD... CD, kan benda mati?”[/i] tanya Hellen.
“Ya... Mana mas tau... Yang penting ini adalah CD game... diprotect pake password 10 digit...” jelasku.
“CD game yang diprotect password 10 digit itu hal yang biasa dalam industri game... Biasanya game masternya... Apa itu game master, mas?” kata Hellen.
“Ditulis di labelnya FINAL MASTER PROPOSAL QUEST FOR LOVE...” bacaku pada label di kovernya lagi.
“QUEST FOR LOVE? Yakin itu memang QUEST FOR LOVE, mas?” sepertinya ia antusias sekali mendengar kata itu.
“Ya iya... Ditulis tangan begitu... FINAL MASTER PROPOSAL QUEST FOR LOVE BY FP... Ditulis pake spidol permanen...” kataku.
“Tidak salah lagi! Itu memang game legendaris itu! Mas Satria udah nemuin harta karun!” seru Hellen terdengar antusias.
“Game legendaris?” ulangku.
“FP itu adalah Felix Pratama... pendiri BRASSWOOD SOFT yang super jenius itu...” seru Hellen.
“Kau kenal Felix Pratama itu?” tanyaku. Sepertinya ia orang yang terkenal.
“Tentu aja aku kenal... Ia mendirikan BRASSWOOD SOFT sewaktu umurnya baru 15 tahun bersama teman-temannya... Ia menciptakan berbagai game dan program yang keren sekali... Sekarang ia memimpin BRASSWOOD INC. yang berbasis pada pengembangan software... Ia saingan perusahan Papa dalam bisnis software...” jelas Hellen panjang lebar.
“Eng... Aku belum pernah dengar, Len... Tapi masa game hentai dibilang game legendaris, sih?” tanyaku.
“Dikatakan legendaris karena... versi yang beredar luas sekarang adalah versi hentai yang tak lengkap dan diberi judul QUEST FOR WAY OF LOVE... Ending-nya tidak jelas dan kurang memuaskan... Para penggemarnya percaya kalau Felix pernah membuat versi komplit dari game itu... Komplit dari cerita, konflik, ending dan sebagainya... Yang menjadi masalah adalah versi komplit itu tidak pernah dipublikasikan...” jelas Hellen.
“Mungkin karena ini game hentai... dan ia sudah mulai memproduksi game resmi... jadinya ia tidak mau melanggar hukum dengan memproduksi game porno seperti QUEST FOR WAY OF LOVE itu...” tebakku.
“Kalau secara underground... Hal itu tidak akan apa-apa... Apalagi kalau di game hentai... para pembuatnya biasanya hanya mencantumkan inisial namanya saja atau samaran... Bukan nama aslinya... Jadi lebih sulit untuk terjerat hukum...” jelas Hellen.
“Oh... begitu, ya? Aku tidak begitu paham...” jawabku.
“Kalau begitu... Mas bawa CD master itu padaku... Kita akan selidiki... bagaimana core bisa ada di dalam CD itu...” kata Hellen lagi.
“Itu berarti aku mencuri CD ini, kan?” kilahku.
“Ya... Mau bagaimana lagi... Mas Satria itu masuk ke rumah itu dengan cara apa? Maling, kan?” sergahnya.
“OK lah... Jangan kemana-mana... Mas langsung ke sana...” jawabku dan bersiap untuk keluar.
--------​
Setelah aku sampai di kamar Hellen ia sedang melakukan sesuatu dengan tumpukan CD lamanya.
“Tommy mana, Len? Gak kelihatan?” tanyaku.
“Sedang mengambil makanan ke dapur... Katanya lapar...” ia lalu mengambil CD master game itu dari tanganku.
“Hellen lagi nyari apa?” tanyaku terus mengikutinya mencari sesuatu dari tumpukan CD itu. Hellen sampe harus nungging-nungging mencari benda itu.
“Dulu data QUEST FOR WAY OF LOVE itu Hellen copy ke CD... juga ada data-data penting di dalamnya...” jelasnya terus membalik-balik.
“Ini dia...” ia mengambil sebuah kotak berisi CD yang dimaksudnya itu.
“Secara underground game ini bisa di-download secara gratis dari situs game underground... Sampai sekarang situs itu masih ada dan menyediakan game-game underground lainnya... Sering kena blokir juga tetapi tetap survive...” jelas Hellen memasukkan CD itu ke DVD-ROM komputernya dan meng-copy kembali isi CD itu.
“Dari sana juga ada data-data game itu... seperti walkthrough-nya, hal-hal yang harus dilakukan untuk install dan patch-patch khusus agar game berjalan dengan lancar...” ia membuka file dari copy-an CD itu.
“QUEST FOR WAY OF LOVE itu tentang usaha seorang pangeran untuk menemukan seorang putri yang dikutuk tidur abadi di puncak tertinggi sebuah gunung... Putri ini bisa bangun bila ada pangeran yang tulus mencium bibirnya...” jelas Hellen.
“Terdengar sangat akrab, kan? Karena ini seperti cerita dongeng Putri Tidur yang terkena jarum pemintal benang... Disebut game legenda karena luasnya cerita dan konflik yang terjadi di dalam game ini... Gameplay-nya juga merupakan cikal bakal QUEST FOR FUTURE pertama sampai ke seri 12 sekarang...” jelas Hellen.
“Mas tau QUEST FOR FUTURE XII... Mas sedang maen game itu juga...” kataku.
“Nah... tau, kan kenapa dikatakan si Felix Pratama itu jenius... Hanya saja... Felix sekarang tidak langsung turun tangan mengerjakan seri QUEST FOR FUTURE sejak seri ke-7... Karena ia terlalu sibuk mengurus perusahaannya...” kata Hellen.
“Ini dia Putri yang harus diselamatkan dari kutukan tidur abadi itu... Ada data-data pribadinya agar pemain lebih menjiwai permainan ini... Namanya Bernadette Queffill Srefakova...” kata Hellen membaca data itu.

Putri Bernadete Srevakova
“Len... Tanggal lahirnya... 14 Oktober... Itu LIBRA!” seruku saat ikut-ikutan membaca data itu.
 
Mesti jadi tokoh game yah.....
 
Beuh kocak bener bang ryu. Imajinasinya kemana2 sampe masukin ***** ke cd bener2 deh wakakakakaka
 
sex dlm video game..satrio msuk kedlm dunia game..jdi pangeran lalu nyelametin tuh putri tdur
 
setelah 4x dunia manusia, 1x dunia hewan, 1x dunia peri, sekarang merambah dunia game, cerita nya bener" worth to wait deh
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd