Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Quest

Update suhu... Udah nungguin dari 15 menit yg lalu nih :kpenuh:
 
========
QUEST#06
========​

Malam sudah pekat dengan berhiaskan bintang-bintang. Api unggun mulai menyala tinggi, memercikkan bunga-bunga api yang membumbung bergabung dengan gemerlapnya bintang. Bulan purnama muncul di timur.
Yang paling gembira pada menyalanya api ini adalah peri api. Mereka menari-nari gembira mendahului yang lainnya. 8 peri api itu yang pertama sekali memulai meriahnya Perayaan Upacara Terang Bulan malam ini.
Kemudian diikuti oleh penduduk lain dan akhirnya ke 62 penduduk desa DESTAS ini berpesta pora, menari dan menyanyi mengelilingi api unggun.
Aku dan Neirant hanya bisa memandangi dengan takjub dada-dada yang berguncang, pantat-pantat yang beradu, kaki-kaki jenjang yang berlompatan...
Kami yang hanya menonton, disuguhi makanan berupa rumput laut berbagai rasa dan air segar danau MIRAKE SOUJE.
Vlasq yang juga menonton acara ini juga makan dan minum. Ia tidak bisa protes apapun kecuali ikut menyaksikan acara ini dengan jaminan keamanan dari sesamanya sendiri; sang kepala desa DESTAS; Verdla.
Tradisi desa ini melakukan tarian yang agak tidak beraturan. Mungkin karena baru memulai tradisi. Jadi sepertinya tidak terencana. Mereka hanya mengikuti gerakan Verdla yang juga mungkin lupa-lupa ingat urutannya.
Jadinya mereka malah tertawa-tawa. Menyenangkan...
Lalu bagian akhir tarian ini, mereka menanggalkan semua pakaian dari bahan kulit kayu itu.
Ke-62 berbagai peri itu telanjang bulat di depan mata kami dengan indahnya. Cahaya biru bulan dan jingganya api unggun sangat sempurna memberikan pemandangan indah di lekuk tubuh peri-peri cantik ini.
Mereka secara hikmad berkeliling perlahan searah jarum jam dengan kepala mendongak ke atas.
“HHUWWEEEIIII!” lalu bersamaan berteriak.
Upacara itu berakhir dengan mereka saling peluk dan tertawa-tawa.
--------​
“Itu tadi gabungan banyak tarian dari berbagai jenis peri...” kata Verdla yang menghampiri kami.
“Semua jenis tarian peri laut, air, api, gunung, malam dan pohon menjadi satu di dalamnya... Menarik, kan?” katanya duduk di depan kami berselonjor.
“Lebih menarik yang ini...” gumam Neirant. Ia memelototi dada Verdla yang membusung besar. Ia sama sekali belum memakai pakaian yang tadi ditanggalkan saat akhir tarian. Seperti juga peri-peri lainnya. Hanya Vlasq peri yang masih berpakaian di sini. Ia tersenyum saja. Lalu memberi kode pada beberapa peri laut untuk mendekat.
Empat peri laut bugil itu mendatangi Verdla. Lalu dengan kode anggukan saja, keempatnya langsung mengerubungi Neirant. Semut itu segera kelabakan dengan empat pasang dada mancung yang mendesak padanya.
“Aku tau kau ada maksud untukku, Satria...” Verdla merangkak mendekatiku. Dadanya yang besar itu, menggantung dengan indah. Bergoyang-goyang karena gravitasi massa gumpalan kenyalnya.
Ia langsung saja menindihku... mencium bibiku dan meraba punggungku. Dadanya yang besar mendesak perutku. Empuk sekali.
Sekilas aku melihat Vlasq memperhatikan kami yang sedang bergumul dengan mata terbelalak. Tapi tak kunjung melepaskan pandangannya.
Kusibak rambut pink gelapnya dan kukulum kuping runcing panjangnya itu. Ia melenguh keenakan. Mungkin juga karena putingnya kupilin.
Jariku lalu beralih ke belahan vaginanya. Klitoris gemuk itu kugosok-gosok hingga makin bengkak. Terasa lembab...
Neirant disampingku, sudah ditunggangi satu peri laut sementara mukanya terbenam di dada peri laut satunya. Tangan-tangannya meremas dada dua peri lainnya. Sepertinya mimpinya menjadi kenyataan. Bercinta dengan banyak peri sekaligus.
Keempatnya melenguh keenakan.
Tonjolan penisku sudah mengacung dari celana bonekaku ini. Menonjol menekan paha Verdla dengan keras.
Segera saja Verdla mengeluarkannya dari tempat persembunyian itu. Sambil terus mencium bibirku, ia mengocok penisku agar lebih tegang.
Ia melihat sebentar ke bawah dan aku melepaskan jariku yang berlepotan cairan vaginanya. Kemudian ia mengarahkan penisku ke liangnya dengan membuka kaki sedikit lebih lebar.
Kepala penisku terasa memasuki mulut vaginanya yang hangat. Verdla lebih menurunkan badannya dengan mulut mendesis. Perlahan-lahan semakin turun.
“Ooouuuhhh...” keluhnya saat semua batangku memenuhi liang vaginanya yang berdenyut meremas.
Tidak ada lampu yang menyala di hidungku. Berarti bukan Verdla pemilik ZODIAC CORE VIRGO sebesar 1619 Hz yang sedang kucari.
“Enak sekali... Aahhh... hhsssttt... Oh... oh...” kepala desa DESTAS ini lalu menaik turunkan badannya.
Nikmat sekali. Dadanya yang besar itu kuremas dan kukulum putingnya. Ia semakin menggila menggoyang badannya.
Badannya tegak hingga aku hanya bisa memegangi pinggulnya agar tidak terlepas dari kocokan vaginanya.
Cairan vaginanya sudah menodai kakinya dan juga kakiku. Baunya harum sekali...
“Verdla... Panggil Vlasq kemari... Ajak ia bergabung dengan kita...” usulku berbisik diantara genjotannya.
“Vlasq... Saudaraku... Ayo kemari... Ini sangat menyenangkan... Ayolah...” bujuk Verdla melambai memanggil Vlasq, Ratu VERBRANCHT.
“Kau tidak akan apa-apa... Kau sudah meminum air MIRAKE SOUJE... Ayo... Tidak usah malu-malu... Jangan takut...” bujuknya terus juga terus menggenjot naik turun di penisku.
Vlasq terlihat bimbang. Mungkin ia sudah kepingin melakukan ini sejak pertama kali melihat seks massal di DOFRAJ kemarin malam.
Ia beberapa kali berpaling melihat ke tempat lain, tetapi ia kembali melihat persetubuhanku dengan Verdla.
Verdla tidak putus asa membujuk Vlaq agar mau bergabung dan melunakkan hatinya. Suara desahan Verdla sangat seksi sekali saat memanggil saudaranya itu. Seperti mengandung magis tingkat tinggi yang membius dan memabukkan. Suaranya manis seperti juga cairan vaginanya yang manis seperti madu.
Suasana semakin panas karena Neirant sudah dikerumuni banyak peri lain dan karena mereka terlalu banyak, peri-peri ini bercumbu sendiri dengan sesamanya.
Vlasq juga tak luput dari serangan cumbuan mereka. Dua peri malam menariknya dan mengulum dadanya yang besar setelah menelanjangi Ratu itu tanpa segan. Mereka tak mau tau jabatan Vlasq yang seorang ratu di VERBRANCHT. Di sini ia tidak lebih seperti kepala desa mereka yang juga sedang menikmati kenikmatan pesta ini.
Dada besar itu diremas dan dijilati hingga ia tak bisa lagi menolak atau menghindar.
Peri malam ketiga datang dan menjilati vaginanya yang masih perawan itu hingga ia berkelojotan menerima perlakuan seperti itu.
“AAhh... Aku... Aku geliiii... Jangaann... Jangan disiiituu... Ohhmm... Aduuhh... Mmm...” keluhnya berulang-ulang.
Ia juga berteriak-teriak kecil saat rasa nikmat itu tak bisa lagi ditahannya. Tubuhnya bergetar dan kadang menggelinjang liar menghadapi tiga serangan di dua dada dan vaginanya.
Vlasq bahkan kini terpancing untuk meremas dada sekal peri malam yang sedang menjilati dada kanan dan kirinya. Kakinya kini dikangkangkan lebar-lebar.
--------​
“Aaaggghhhh...” jerit Verdla kala ia mendapatkan kenikmatan orgasme.
Aku menurunkan tubuhnya yang lemas dari pangkuanku... Aku harus mendapatkan Vlasq saat begini...
Verdla kutinggalkan berbaring di tikar kulit kayu dan menuju Vlasq yang sedang dikerjai tiga peri malam ini. Tubuh Verdla masih berkelojotan sesekali menikmati sisa orgasmenya.
Peri malam yang sedang menungging menjilati vagina Vlasq, langsung kusodok dengan penisku.
Tanpa ampun, penisku bercokol dalam. (lampu Coremeter-ku tetap tidak hidup) Ia mendesah keenakan dan melepas mulutnya dari vagina Vlasq.
Aku mendorong kepalanya agar tetap menjilati vagina itu. Ia untungnya menurut. Dadanya juga kuremas-remas agar ia cepat orgasme. Aku memandangi vagina menggoda Vlasq dan kemudian wajahnya.
Dari punggung peri malam ini, mataku dan mata Vlasq berpandangan. Dari tatapan matanya yang penuh nafsu aku melihat ia seperti memintaku untuk melakukannya padanya. Mulutnya yang membuka seakan hendak berkata ‘Lakukan padaku! Cepat!’ diantara desahan kegeliannya.
Segera saja kusudahi permainanku dengan peri malam itu. Ia sepertinya kecewa karena kusisihkan ke samping.
Penisku yang tegang dan licin itu segera kuarahkan ke bukaan vagina Vlasq yang menganga karena ‘ulah’ peri malam ini. Ludah peri malam itu membasahi kemaluannya.
Penisku menemui liang kecil yang sulit ditembus. Ini perawan keduaku di dunia fantasi ini.
Dua peri malam itu tetap mempermainkan dada Vlasq dengan rakusnya. Seakan gemas dengan ukurannya yang besar.
Kudorong-dorong perlahan hingga sedikit demi sedikit, batang penisku bergeser masuk ke vagina perawan Vlasq.
Kepala Vlasq mendongak ke atas. Mulutnya menganga mencari nafas. Sesekali ia melihat kembali pada vaginanya yang berusaha dimasuki benda asing itu dengan pandangan tak percaya.
Akhirnya penisku bisa mencapai kedalaman dan panjang maksimal... Cahaya merah apa ini?
Hidungku! Hidungku menyala merah!
Ternyata dugaanku memang benar... Vlasq-lah pemilik ZODIAC CORE ke-6 buruanku, VIRGO! Yuhuuu... Ketemu! ZODIAC CORE VIRGO sudah ketemu. Ternyata selama ini, Vlasq-lah yang kucari. Seharusnya ini mudah karena jejak awal core ini kutemukan di sekitar VERBRANCHT yang simultan dengan pohon besar di taman Asri. Itu adalah wilayah peri pohon dan peri pohonlah TO-ku. Dan jawabannya adalah ratu kerajaan itu sendiri; Ratu Vlasq. Mungkin ia sedang berjalan-jalan saat itu dan dalam arah pulang ke pohon VANGUARZH saat aku mendapati jejak ZODIAC CORE-nya.
Aku semakin semangat. Penisku lalu kukocokkan dengan perlahan awalnya lalu semakin cepat seiring dengan semakin lancarnya liang vagina Vlasq.
Cairannya yang harum seperti wangi madu itu memperlancar gerakan keluar masuk penisku di vaginanya yang baru kuperawani itu.
Aku menyisihkan dua peri malam yang mempermainkan dadanya itu untuk menyingkir. Biar saja mereka keberatan. Aku memberi kode untuk bersabar karena nanti dapat giliran. Mereka setuju.
Dada Vlasq kini dalam genggamanku. Kuremas sepuasnya. Ia mendesah-desah keenakan. Badannya menggeliat-geliat seksi. Pantatnya juga naik tiap kali kudorong penisku dengan dalam, menerima tiap kenikmatan yang kuberi.
Aku lalu merapatkan tubuhku hingga dada kami bertemu. Empuk sekali. Aku menciumi leher dan kupingnya.
“AAAHH! AAHH! AAHH!” teriaknya orgasme.
Aku melepas dekapanku perlahan. Vlasq bernafas satu-satu.
“Satria... Satria... Enak sekali... Ini pengalaman paling mengesankan dalam hidupku... Aku baru tau... kalau seks itu enak sekali... Oohh...” desahnya.
Para peri malam itu menjawilku meminta bagian yang sudah kujanjikan tadi.
“Permisi, Vlasq... Aku masih banyak pekerjaan lain, ya...” kataku mencabut penisku yang masih tegang perkasa dari vaginanya yang becek.
Salah satu dari tiga peri malam itu segera menerima penisku di dalam vaginanya yang sudah haus sentuhan benda panjang ini.
Aku sempat melihat Vlasq dihampiri Verdla dan mereka melanjutkan dengan cumbuan kembali.
Setelah tiga peri malam berkulit mulus ungu muda itu selesai kugarap. Kini giliran enam peri gunung. Lalu kelompok peri laut dan api.
Aku tanpa bosan-bosannya menggenjotkan penisku pada semua peri apapun yang mendekatiku. Mungkin saja peri yang sama sudah kembali sampai beberapa kali.
Peri-peri cantik, imut dan seksi ini sungguh-sungguh membuatku blingsatan. Setelah satu selesai mencapai orgasme puncaknya, segera peri lain menyerahkan liangnya untuk digilir.
Liang-liang vagina ketat ini seperti tak kunjung habis mendatangiku. Tanpa memberi jeda sedikitpun, aku tidak pernah lepas dari kangkangan, tunggingan, pangkuan peri-peri berbagai jenis ini.
Blas, Phemy, Verdla dan Vlasq juga sudah beberapa kali lagi kugenjot sampai orgasme. Apalagi ke-59 peri lainnya.
Sampai pagi, aku menemukan diriku berdiri di antara gelimpangan peri-peri berbagai jenis. Peri laut yang berambut biru muda, peri gunung yang berambut coklat muda, peri malam yang berambut hitam pekat, peri api yang berambut merah menyala, peri air yang berambut putih mengkilat dan dua Ratu peri pohon yang berambut pink tua dan muda, saling silang di sekitar bara api unggun yang mendekati padam. Di bawah tenda yang diterangi matahari pagi.
Bulan telah menghilang... Perayaan Upacara Terang Bulan malam ini telah selesai...
Dengan gontai, aku berjalan kembali ke tempat dudukku semula. Masih ada air di sana. Aku haus sekali. Aku sama sekali tidak bisa ejakulasi karena tubuh boneka peri ini tidak menghasilkan cairan apapun karena terbuat bahan anorganik. Tapi aku bisa merasakan kenikmatan orgasme tanpa harus ejakulasi. (Kalo para para bro, master dan suhu sekalian dulu masih kecil dan belum baligh pernah coli, pasti juga ngerasain enaknya walau tak ada sperma yang keluar karena memang belum masanya. Belum ada sperma yang diproduksi dari pelir)
Gluk...gluk...gluk... air segar membasahi mulutku. Aku baru ingat... kalau aku tidak bisa minum atau makan.
Neirant, semut itu terkapar menelentang. Entah sudah berapa peri yang sempat dientotnya malam tadi, sampai ia tidur tak sadarkan diri seperti peri-peri ini.
Segar dan sejuknya udara pagi membuatku mengantuk ingin tidur juga... Tidur, ah...

========
QUEST#06
========​

Tengah hari aku baru terbangun. Aku memandangi tubuh-tubuh peri telanjang yang tadi malam sangat menggiurkan nafsuku.
Totalnya 63 peri dari berbagai jenis telah kuentoti sampai berulang-ulang. Aku benar-benar sangat puas. Kalau ditarik bayaran, 50 Geri kayaknya kurang. Aku yang harus bayar sepertinya...
Angin laut mulai membangunkan para nelayan-nelayan ini.
Satu persatu bangun dan menguap. Membentangkan tangan dan meregangkan otot.
Indah sekali, seperti menyaksikan mekarnya bunga di musim semi di tepi pantai. Tubuh-tubuh seksi bersayap beraneka warna itu mulai berdiri.
Hal yang pertama kali mereka lakukan adalah... mengerumuniku... Semuanya, termasuk Blas, Phemy, Verdla dan Vlasq sendiri.
Mau apa lagi peri-peri menggemaskan ini? Masih mau lagi?
“Kau sudah seperti raja, ksatria...” kata Blas.
“Dia memang raja kita...” sahut Phemy.
“Kau dengar itu? Kami mengerumunimu seperti seorang raja... Kau memang pantas menjadi raja...” kata Verdla, sang kepala desa.
“... Raja agung...” gumam Vlasq.
“Kalian jangan bercanda...” tolakku.
Apa ini?
“Hei... hei... Kalian jangan begini...” seruku. Bagaimana aku tidak kheki melihat semua peri ini menyembahku.
“Vlasq... Kenapa jadi begini?... Kenapa kau jadi ikut-ikutan menyembahku? Kau kan seorang Ratu?” tolakku. Apa maksud mereka semua ini?
“Pada legenda peri... Raja Agung kami menyatukan semua jenis peri pada satu kerajaan terbesar... Kami, para peri menguasai dunia ini di bawah kekuasaan Raja Agung kami... Ras-ras mahluk lain tunduk di bawah kekuasaan dan kekuatannya...” kisah Vlasq tetap bersujud.
“Pada Perayaan Upacara Terang Bulan... tiap ulang Lunar hari keenam... Raja Agung menyetubuhi seluruh peri yang ada di kerajaannya... Begitulah menurut legendanya...” tutur Vlasq.
“Jadi... yang kau lakukan tadi malam pada kami... hampir sama seperti yang telah dilakukan Raja Agung kami tersebut...” lanjut Verdla.
“Apa kalian yakin dengan legenda itu? Nama Raja Agung itu siapa aja, kalian tidak tau...” kilahku. Enak saja...
“Tidak ada peri yang akan sanggup mengatakan namanya... Karena menurut legenda juga... sang Raja yang akan menyebutkan namanya sendiri...” kata Vlasq lagi.
“Hei... kalau begitu kalian salah... Namaku Satria... Nama Raja Agung kalian itu LAILEB, kan?” kataku agak lega.
Mereka semakin dalam menunduk melingkar.
“Sang Raja Agung akan mengatakan namanya sendiri?... Berarti aku LAILEB?” gumamku sendiri.
Wah?
--------​
Mereka terus berusaha meyakinkanku bahwa aku adalah LAILEB. Aku tetap bersikeras kalau aku Satria... bukan LAILEB!
Apa ini karena aku memakai alat milik Raja Agung itu, ya? Tiga air mata dari helm BELIAL kupakai sebagai alat komunikasi dengan dunia ini. Sehingga aku seolah-olah mempunyai aura dan kharisma LAILEB.
Serba salah juga.
Para peri ini mengetahui nama Raja Agung mereka LAILEB. Tapi mereka tidak sanggup mengatakannya, sehingga hanya diri mereka dan jenis peri yang mengetahuinya. Semua peri tanpa kecuali.
Dan pemenuhan legenda padaku terpenuhi dengan Upacara Terang Bulan tadi malam dan pengungkapan nama LAILEB.
Aku tidak bisa menolak keyakinan mereka.
Mereka yakin kalau Raja Agung telah kembali.
Para peri-peri ini melayaniku layaknya seorang Raja...
--------​
“Satria... Apa yang terjadi? Sudah sore...” Neirant baru bangun dari tidurnya. Mungkin lelah sekali.
“Hei... Baru bangun... Memangnya kau main sampai berapa kali?” sapaku pada semut itu.
“Empat kali... keempat-empatnya bisa kulayani... Enak sekali... Aku puas sekali... Wah... ini mimpiku sejak lama... Dibayar pula...” kenangnya.
“Kalau kau... dapat berapa peri?” tanyanya penasaran.
“... Ya... semuanya...” jawabku sekenanya.
“Semuanya? Becanda kau... Mana mungkin kau sanggup mengentoti semua peri itu... 62 peri...” serunya tak percaya.
“63... Termasuk Vlasq...” koreksiku.
“Vlasq juga kau entot? Yang benar?” ia makin tak percaya.
Satu peri api mengantarkan minuman pada Neirant. Ia bersujud sebelum dan sesudahnya.
Neirant memandanginya dengan aneh.
“Kenapa dia? Kenapa pakai sembah-sembahan segala...?” tanyanya setelah peri api itu pergi.
“Aku juga tidak tau... Para peri itu menganggapku sebagai Raja Agung mereka...” jawabku malas. Aku tak ingin membicarakan masalah ini lagi.
BROOOONNNKKK!
Suara ledakan!
Buru-buru aku keluar dari bangunan terbesar ini...
Ledakan apa itu? Kulihat asap mengepul di pasir pantai.
Para penduduk desa menunjuk-nunjuk ke atas. Vlasq dan Verdla juga ikut menunjuk ke atas. Apa itu?
Sebuah benda dari batu berbentuk peri yang gemuk terbuat dari batu melayang di angkasa... Ada apa ini?
“Itu QLON!” teriak Vlasq.
QLON?
“12 menteri tetua pasti membangkitkan GOLEM itu untuk mencari aku dan menangkap kalian... QLON itu digerakkan oleh Dhrasti dan yang lainnya...” seru Vlasq lagi.
“Ini pasti senjata kuno VANGUARZH...” gumam Neirant.
Senjata? Kalau begitu... Berbahaya!
Dari bukaan yang terdapat di bagian mulut peri gemuk dari batu itu, melesat sinar hijau... Menyerangku!
“Awas!” teriakku menyambar Neirant yang dekat denganku. Bisa-bisa semut ini mati terkena serangan nyasar. Kami bergulingan di pasir setelah ledakan sinar hijau itu. Sebuah lubang menganga berasap di pasir yang hangus.
“Gawat! Satria... Kita tidak bisa lolos dari QLON itu!” gusar Neirant. “QLON itu besar sekali!” takutnya. Ia sampai menggigil/
Perkiraanku... bila dalam ukuran normal... QLON itu akan setinggi 5 meter dan beratnya sekitar 2 ton...
Bagaimana kalau kucoba...
“GIGA FORM!” tubuh mungilku berkembang besar hingga semaksimal mungkin dengan kekuatan TAURUS! Ini seperti jurus Wira dengan GIANT POTION SHINY GEM-nya. Aku mendapat ide ini dari kekuatan Wira itu juga sedikit clue dari kata-kata di buku tembaga tipis; halaman TAURUS.
TAURUS BERDIRI DI HEMBUSAN ANGIN. MENCARI DIANTARA GUNUNG DAN BUKIT. KEMUDIAN IA BERTANYA PADA BUMI, DIMANAKAH HARAPAN BERADA?​
Diantara Gunung dan Bukit. Ukurannya pasti besar sekali, ya kan?
Dengan tubuh seukuran QLON itu, dengan cepat aku memukulkan tanganku sekuat-kuatnya tepat telak di kepalanya.
GOLEM peri gemuk itu terhempas ke bukit-bukit karang di pantai sana. Beberapa bagian tubuhnya ada yang patah. Kepalanya berlubang bekas tinjuku. Mudah-mudahan tidak bisa bergerak lagi...
Bagus... para peri pengawal yang menggerakkan QLON itu terlihat keluar... Diantaranya ada Dhrasti. Aku sudah bisa kembali ke ukuran normal kalau begitu...
“Raja Agung... Jangan lukai mereka... Mereka tidak mengerti... Mereka hanya menjalankan perintah... Hamba mohon...” sembah Vlasq. Ia menjura di pasir. Tak perduli kalau kotor akan menodai status royalnya.
Vlasq takut aku membalas serangan mereka... Ia mengetahui kekuatanku. Apalagi ia menganggapku sebagai raja yang sangat kuat dan berkuasa.
Hanya saja Dhrasti dan para pengawal itu, tidak akan mengerti saat ini.
“Neirant! Ayo pergi!” langsung saja kusambar semut itu dan terbang menjauh dengan menggunakan sayap hitam XOXAM dan MARVELOCITY ARIES.
Tidak ada yang bisa mengejarku dengan kecepatan ini dan sebentar saja kami sudah jauh sekali dari desa DESTAS itu.
--------​
“Satria... Satria... Kenapa kita harus lari? Kau kan bisa mengatasi mereka semuanya... Si Dhrasti itu tidak apa-apanya dibandingkan dengan kau...” protes Neirant.
“Aku tidak mau melukai siapa-siapa lagi... Sudah cukup aku membunuh Borw-Borw di LAVOZE itu... Aku tidak sanggup melakukannya lagi...” jawabku.
“Kau menyesal...? Aneh sekali kau ini... Para Borw itu tidak akan menyesal kalau mereka membunuhmu...” heran Neirant.
“Terserah apa katamu... Aku tidak mau memakai kekuatan ini untuk melukai apapun lagi... Setiap nyawa itu berharga... Seburuk atau sejahat apapun mahluk itu... Itu sudah menjadi prinsipku sekarang...” tegasku.
“... Baiklah... Kalau itu prinsipmu... Sekarang kita mau kemana...? Kita tak ada tujuan lain...” kata Neirant.
Aku dan Neirant masih melayang di atas pepohonan hutan ini. Tak tau harus pergi kemana...
“Kita ke Barat... Menuju danau MIRAKE SOUJE... Kita akan menemukan semua jawabannya disana...” putusku. Insting-ku mengatakan kalau aku harus ke sana.
“OK... Kita ke Barat... Aku sudah bilang... aku ikut kemana pun kau pergi...” kata semut itu.
“Pegangan yang kuat...” ia kembali ke punggungku, lalu tangan-tangannya memeluk bahu dan badanku.
Sejurus kemudian kami kembali meluncur terbang menuju danau MIRAKE SOUJE. Danau ajaib yang bisa menyembuhkan MROW.
--------​
Di sepanjang perjalanan kami hanya terdiam. Neirant terbenam dalam khayalannya dan diriku sendiri di dalam pikiranku.
“Tempat apa itu...?” tanyaku pada Neirant. Dari kejauhan terlihat sebuah tempat mirip kota dengan bangunan-bangunan.
Lebih maju dari LAVOZE karena bangunannya terbuat dari batu dan persegi berwarna putih kapur.
“Mungkin itu yang disebut dengan reruntuhan kota VASTEYPOLIS...” jelas Neirant.
“Reruntuhan...?” gumamku.
“Sudah tidak dihuni lagi sejak ratusan tahun lalu... Kini bangsa Vastey sama terbelakangnya dengan ras-ras peri, serangga, Borw dan Leezaa... Mereka tersebar dalam koloni-koloni kecil..” jelas semut itu lagi.
“Kalau peri, serangga dan Borw aku sudah pernah lihat dan mengerti... tetapi Vastey dan Leezaa baru kudengar... mereka itu seperti apa?” tanyaku penasaran.
“Vastey itu hampir mirip dengan peri... Hanya mereka tidak memiliki sayap dan mempunyai ekor seperti Leezaa... Mereka seperti kami serangga dan Borw yang terdiri dari jantan dan betina... Vastey ada tiga jenis... Vastey berwarna kuning yang tinggal di padang rumput... disebut Grawe Vastey... Yang bertempat tinggal di hutan disebut Moor Vastey... berwarna hijau tua... Lalu Ovel Vastey... berwarna biru yang tinggal di tepi laut...” jelas Neirant.
“Kalau Leezaa itu adalah ras kadal... Mereka jarang sekali berkelompok... Biasanya hanya terdiri dari keluarga-keluarga kecil saja... Keluarga terbesar adalah kadal gurun GROM HEUBER dan kadal bukit HILD BILD...” sambungnya.
“Hm... begitu... Ras-ras dunia MYTHRAL ini banyak sekali, ya?” gumamku kagum.
Semua jenis ras ini mengisi dunia dan saling berbagi. Sedangkan di duniaku... seluruh dunia hanya dikuasai oleh manusia yang serakah dan tamak... Mahluk lain seperti hewan dan tumbuhan hanya sebagai alat bagi manusia yang superior dibanding ras yang lain...
“... Aku sudah lama penasaran, Satria... Siapa kau dan dari mana asalmu? Kau sangat asing di sini dan kau juga tidak tau apa-apa tentang dunia ini... Seolah-olah kau datang dari dunia lain saja...” cetus Neirant.
“... Baiklah, teman... Aku memanggilmu teman... karena aku mempercayaimu... Tapi mendengar ceritaku ini... kau mungkin tidak akan percaya... Aku memang dari dunia lain...” ungkapku.
“Ternyata memang benar... Kau dari dunia lain... Ceritakan tentang duniamu...” ia tertarik sekali.
“Tubuh yang kupakai ini... sebenarnya bukan tubuh asliku... Tubuh ini hanyalah sebuah boneka yang dimasuki jiwaku selama aku di sini... Aku seorang manusia...” mulaiku.
“Manusia di duniaku adalah satu-satunya ras yang menguasai dunia... Mahluk lain tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kecerdasan dan kepandaian manusia...”
“Di duniaku... mahluk seperti kau dan Leezaa juga ada... Juga ada burung, ikan dan hewan-hewan buas. Tetapi mereka dapat dikendalikan manusia... Dengan kata lain... duniaku dikuasai manusia...” jelasku.
“Manusia sepertimu... bentuknya seperti apa?” tanya Neirant.
“Bentuknya... ya... seperti aku ini... Hanya saja ukurannya lebih besar... Tinggi tubuhku... 175 centimeter... kira-kira setinggi pohon itu...” jelasku dengan menunjuk sebatang pohon yang kira-kira setinggi tubuhku.
“Wah... besar sekali...” serunya tercengang.
“Kau jangan marah, ya?... Di duniaku... semut jenismu ini... ukurannya hanya... segini...” aku menjentikkan jariku menggambarkan ukuran semut.
“Kecil sekali...” sadarnya.
“Hanya saja ras peri, Borw dan Vastey tidak ada di sana... Bisa dikatakan mereka itu adalah mahluk fantasi...” sambungku.
“Apa di sana juga ada raja dan ratunya? Siapa yang memimpin kalian?” tanyanya tentang sistem pemerintahan.
“Kurang lebih sama dengan di sini... Hanya saja sistem kerajaan tinggal sedikit saja dipakai... Kebanyakan pemerintahan di duniaku memakai sistem demokrasi... Itu seperti sistem di desa DESTAS... Pemimpin bukan ditentukan dari keturunan kerajaan... melainkan dari orang yang dipilih langsung oleh penduduk... Ia akan menjadi presiden... Lalu ada kabinet yang terdiri dari menteri-menteri yang mengatur berbagai bidang...” jelasku.
Terus... Neirant menanyaiku berbagai macam hal tentang duniaku yang dianggapnya maju itu. Aku berpesan agar tidak memberi tahu siapapun tentang duniaku. Ia berjanji.
Aku terus terbang menuju merahnya barat. Matahari semakin tenggelam. Hari sudah gelap ketika Terang Bulan malam ini menerangi dua gunung karang yang diceritakan Verdla di kejauhan.
Benar saja... Danau itu tepat berada di antara gunung karang yang tidak terlalu tinggi.
Kabut mulai menutupi permukaan air danau yang katanya bisa membuat peri siang dapat menikmati seks tanpa takut menjadi MROW dan mati.

“Apa rencanamu dengan danau ini, Satria?” tanya Neirant begitu kami mendarat di tepi danau.
Aku tidak menjawab. Aku memberi kode padanya agar diam dahulu...
Kulangkahkan kaki memasuki air danau MIRAKE SOUJE.
Sejuk... (Perasaan sejuk bukan kurasakan dari indra kulitku. Melainkan dari perasaanku...)
Terus melangkah... semakin dalam... dalam hingga aku tenggelam.
Memang ada rasa yang berbeda dengan air ini... Tapi aku tak tau apa ini... Apa yang membuatnya berbeda?
Aku menenggelamkan diri dan berenang mengarungi danau ini untuk beberapa lama... Memang terasa berbeda tetapi entah apa? Aku yang tak perlu bernafas bisa berlama-lama di dalam air sesukanya.
Sepertinya terasa nyaman dan aman. Seperti aku sedang berada di rumah saja... Di kamarku... Di tempat tidurku...
Rasa rinduku pada tempat tidurku tergantikan dengan rasa nyaman yang tak terkira ini...
--------​
“Neirant... Dimana kau?” seruku saat aku sudah keluar dari danau MIRAKE SOUJE ini. Dimana semut itu? Padahal sudah kusuruh menunggu di sini saja.
“Apa yang kalian lakukan di tempat suci ini?” ada suara.
Ada dua mahluk di sana... Tetapi karena gelap, aku tidak bisa mengenali mereka. Hanya yang pasti ini mahluk jantan dan berekor dari bentuk siluetnya... Antara Vastey atau Leezaa... Yang belum pernah kutemui sama sekali. Mereka berdua maju... Terlihat bentuknya kerena cahaya bulan.
Yang pertama seperti kadal. Ekor panjang menjuntai. Yang kedua seperti peri dengan telinga panjang dan runcing seperti kelinci. Kulit tubuhnya berwarna hijau tua dan berekor gemuk panjang. Ini pasti salah satu contoh Leeza dan Vastey.
“Sekali lagi kutanya... apa yang kalian lakukan di tempat suci ini?” seru Vastey itu.
“Tidak kau lihat? Aku baru saja berenang di dalam danau ini...” jelasku tidak merasa bersalah. Bebas-bebas aja dong kalau mau berenang di danau malam-malam.
“Kau telah mengotori tempat suci ini... Kau harus menerima hukumannya...” seru Vastey itu.
“Hei! Tunggu dulu... Mana temanku?” potongku. Gak boleh, ya? Gak ada bacaan larangannya, deh tadi. Kalau adapun, apa aku bisa ngerti tulisannya.
Leezaa itu menunjuk ke suatu arah.
Neirant terikat di satu pohon. Mulutnya disumpal. Ini berbahaya. Mereka serius.
“Oo... Tenang-tenang... aku bisa menjelaskannya...” kataku bergerak menghindari teduhnya rindang pohon-pohon ini agar aku dapat dilihat mereka dengan jelas di bawah sinar purnama.
“Maafkan kami, Raja Agung!” sembah mereka berlutut tiba-tiba.
“Apa lagi ini?” Masalah Raja Agung ini lagi.
“Kalian salah orang... aku bukan Raja kalian... Namaku Satria...” seruku. Aku menuju ke arah Neirant yang disumpal dan diikat lalu melepaskannya.
“Maafkan kami telah lancang mengikat teman tuanku Raja...” kata Vastey itu.
“Berdiri...” kataku pendek.
Mereka berdua berpandangan.
“Ya... Kalian berdua... berdiri... Aku memerintahkan kalian untuk berdiri...” seruku kesal.
Dengan sigap keduanya berdiri tetapi masih dengan kepala menunduk.
“Dari mana kalian tau... kalau aku ini raja kalian yang agung itu... Apa kalian mempunyai buktinya?” tantangku. Pasti mereka tidak tau kejadian di DESTAS dan masalah nama LAILEB itu. Mereka, kan bukan peri.
“Kilauan cahaya Anda Yang Mulia...” jawab Vastey itu.
“Iya, Satria... badanmu bercahaya... Tadi cahaya ini tidak ada...” kata Neirant juga membenarkan. Semut itu memperhatikan sekujur tubuhku.
Apa karena mandi di danau ini lalu terkena sinar bulan... badanku jadi bercahaya begini? Kaya’ lampu aja.
“Kalau begitu... kunang-kunang juga raja kalian juga, dong?” kilahku.
“Kunang-kunang bercahaya kuning, Yang Mulia... Tapi anda bercahaya biru...” jelas Vastey itu lagi.
“Hanya Raja Agung yang bisa bercahaya seperti itu setelah mandi di danau suci ini...” tambahnya.
“Dengar, ya... Aku tidak suka orang-orang memanggilku raja saat ini... Jadi tolong jangan sebut-sebut Raja Agung lagi... Kalian mengerti?” ancamku. Tanganku kulingkarkan di bahu kedua mahluk ini.
“Ini salah satu perintahku! Kalian harus mematuhi perintahku, kan?” kataku lagi bergantian di bagian telinga mereka.
“Katakan sesuatu! Jawab!” bentakku.
“Baik!... Baik!” jawabnya.
“Kau tadi kenapa tidak menjawab? Apa kau bisu?” kadal itu hanya mengangguk-angguk saja.
“Dia memang bisu, Raja Agung... Lidahnya ditato untuk menjadi L’BLENC... Tunggangan Raja...” kata Vastey.
“Jadi namamu L’Blenc..?” tanyaku pada kadal itu. Ia hanya mengangguk saja.
“Bagaimana caramu menjadi tunggangan raja... kalau ukuran badan kita saja sama...” tanyaku ingin tahu.
“Tunjukkan caranya, L’Blenc...” seru Vastey itu.
Kadal itu lalu mencari tempat yang agak luas. Apa dia membawa semacam kereta kuda atau gerobak, ya?
Leezaa itu mengencangkan semua otot-ototnya...
Ekornya membengkak... Badannya membengkak... Tangannya membengkak... Kakinya membengkak... Kepalanya membengkak...
Semua bagian tubuhnya membengkak dan bertambah besar... Muncul sayap lebar di punggungnya... Ukuran tinggi tubuhnya menjadi 8 meteran... Besar sekali... Naga?
“Leezaa itu berubah menjadi RUSTRA... Ras terkuat yang sudah punah...” seru Neirant terkagum.
“Ia memang Rustra terakhir yang masih hidup... Bentuk Leezaa itu hanya penyamarannya saja... Ia bersumpah untuk tetap hidup sampai Raja Agung kembali... Untuk itu ia kehilangan suaranya dengan tato di lidah...” jelas si Vastey.
“Jadi apa yang kalian lakukan di MIRAKE SOUJE ini? Kalian penunggu danau ini?” tanyaku.
“Ee... Begini... ra.. ee...” ragunya. Ia bingung harus memanggilku apa karena sudah kuperintahkan.
“Kau panggil aku Satria saja... Neirant juga memanggilku begitu... Namamu siapa?” suruhku.
“Nama saya Worf... Satria... kami menunggu di danau ini... karena dulu... Anda berjanji untuk kembali ke danau ini... dari perjalanan panjang Anda...” jelasnya.
“Banyak generasi Vastey dan si Rustra terakhir itu sudah menunggu ratusan mungkin ribuan tahun sampai saat ini... Ini keberuntungan pada saya... karena pada giliran saya yang hina ini... Kami dapat menyambut kedatangan Anda di tempat Pemandian Suci ini...” jelasnya.
“Wah... Kalau begitu... terima kasih banyak... Kalian sudah repot-repot menungguku... Sebenarnya aku tidak sengaja datang kemari... Hanya kebetulan takdir yang harus membuatku datang kemari...” aku menepuk-nepuk bahu si Worf ini. Ia sampai menunduk-nunduk.
Lalu aku mendekati L’Blenc. Pada bagian kakinya yang gede banget seperti pohon Seqoia.
“Kira-kira... berapa banyak naga ini minumnya, ya?” gumamku...
 
Terasa dikit banget update nya suhu..
Apa karna cerita nya yg amazing jd gk sadar. Ente emang master suhu :sembah:
 
Terasa dikit banget update nya suhu..
Apa karna cerita nya yg amazing jd gk sadar. Ente emang master suhu :sembah:
 
semoga satria cepat jadi manusia lagi supaya bisa ngentot dengan guru gurunya
 
lengkap banget hu nyeritain dunia peri y
kaya y satria g cuma nyari core virgo aja berhubungan dengan dunia peri y
fantasi ente emang amazing hu :mantap:
 
Bimabet
Dibikin film animasi keren nih.....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd