Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Rapsodi [Latest Update : Part 05]

Status
Please reply by conversation.
akhirnya lanjut ni cerita hahaha

jinan nya dong huuu dia lagi hot banget akhir akhir ini
 
Terakhir diubah:
Part 05 - Bad Romance

Langit cerah setelah hujan reda menyisakan bulir-bulir air berukuran kecil yang masih menempel di kaca apartemen Shani.

"selamat pagi" ucapnya kepada diri sendiri sambil merentangkan kedua tangannya dan menguap untuk melepas rasa kantuk.

"Jam 10 ya" ucapnya sambil menatap layar handphone dan memicingkan matanya karena layar yang terlalu terang.

"aku udah bangun" tulisnya di chat whatsapp kepada nino, lalu mematikan kembali handphonenya dan berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air putih.

EJ9CogWUYAI2md1


Shani merasa lelah karena kegiatannya yang padat seharian kemarin, ia tidak ingin kemana mana, hanya ingin beristirahat di apartemen nya hari ini.

"Good morning princess, mau kemana hari ini?" balas nino
"mau tidur aja seharian" balas shani
"have a great time kalau begitu" ucapnya
"kamu udah di studio? semangat ya" ucap shani
"iya, udah nih, siap boss" jawab Nino

Shani menutup layar handphone nya, lalu menonton serial tv yang sedang ia sukai.
sesekali ia membaca ulang chat dia dengan Nino.

"apakah kita memang sudah sedekat ini? apa gak terlalu cepat?" ucapnya dalam hati.
ia memejamkan matanya, merasa malu karena ia merespon pria itu, tetapi ia tidak bisa berbohong jika ia merasa nyaman berada didekatnya, atau berinteraksi dengannya.

15 menit kemudian, telepon apartemen Shani berdering. Shani berjalan ke telepon tersebut lalu mengangkatnya.

"Pagi, kediaman ibu Shani?" ucap seseorang di telepon
"iya benar, ada apa ya pak?" jawab Shani
"ini bu, ada kiriman dari gojek, bisa diambil kebawah?" ucap orang tersebut
"oke sebentar pak" ucap shani lalu menutup teleponnya.

shani langsung bergegas menuju lift, dengan tanktop biru muda dan celana pendek yang ia kenakan. Ia kebingungan karena ia merasa tidak memesan apapun.

pintu lift tertutup, ac yang dingin meniup lengan shani yang mulus, tak lama kemudian ia sampai di lantai dasar, lalu menghampiri resepsionis apartemen.

"ini bu" ucap seorang driver ojek online sambil memberikan paket
"iya pak, terimakasih" ucap shani kebingungan sambil menerima paket tersebut.

Shani kemudian melempar senyum kepada resepsionis kemudian berjalan menuju lift, sesampainya diatas ia membuka paket tersebut, isinya adalah satu porsi salad buah yang terlihat sangat segar.

"Live well, from your producer" tulisnya diatas box salad tersebut.
shani tersenyum, ia tau paket itu dari Nino.

ia kemudian menelpon nino

"Hey, how do you know my address?" ucap shani
"haha ada gracia disini, aku nanya dia, termasuk kamu suka salad buah tapi ngga suka buah pear"
"haha dasaaar, loh dia belum pulang?"
"hmm belum, nginep dia, makan yang banyak ya" ucap Nino
"siap boss, btw thankyou ya, my producer" ucap shani sambil tertawa kecil
"my pleasure, princess" ucap Nino

"Cieeeeee princess princess aja nih!" ucap gracia di ujung telepon dan terdengar oleh shani

wajah shani memerah, ia membayangkan wajah gracia yang pasti tertawa puas kearahnya. Lalu shani mematikan telepon itu.

------------

"Ci shaniiiiii, ci shaniiiii" ucap seseorang sambil mengetuk pintu apartemen shani

Shani berjalan untuk membuka pintu tersebut, wajah gracia terlihat dari lubang intip di pintu itu.

"Lama banget lagi ngapain sih? ini udah jam 2 siang sih, pasti waktunya princess tidur siang ya" ucap gracia sambil melempar tas kecilnya ke sofa di ruang tengah, lalu merebahkan tubuhnya di sofa.

"Ci shani tau ngga, aku naik gojek loh" lanjutnya
shani kemudian duduk di ujung sofa, sambil melihat gracia yang sedang mengipas wajahnya dengan telapak tangan.

"Kamu kenapa ngga pulang, tadi papa telepon loh" ucap Shani
"Iya, aku bilangnya nginep ditempat ci shani"
"kenapa ngga jujur aja bilang nginep di studio?"
"engga ah, ribet papa mama nanti" ucap Gracia sambil melepas jaketnya.

Shani kemudian terdiam sejenak, menghela nafasnya

"Eh gre, aku mau cerita deh"
"Kak nino?" ucap Gracia
Shani mengangguk, gracia kemudian mendekatkan tempat duduknya ke arah Shani

"Ada apa sih princess" ledek gracia sambil mendekatkan wajahnya kearah shani
"Greee, serius dong, tapi aku tuh beneran bingung" ucap Shani sambil berdiri dan berjalan kearah pintu kaca di ujung ruangan.

"Aku tuh udah lama banget ngga pacaran, udah lupa rasanya dideketin cowok, aku takutnya ngerasa dideketin, eh dia nya cuma nganggep temen doang" ucap Shani

"Tapi ci shani udah suka?" tanya Gracia dengan wajah polosnya
Shani mendekatkan ibu jari dan dan telunjuknya, "sedikit" ucapnya.

"Ci shani sih nggapernah pacaran" ucap Gracia
"Yaa gimana, kita kan idol, kalo nanti....." ucap Shani
"hmmmm, ya berarti jangan sampe ketauan, bukan jangan pacaran" ledek Gracia

"Kayaknya dia suka deh sama ci shani, dia tadi ngirim salad itu sambil senyum-senyum sendiri, kocak deh. Udah ci ladenin aja, kak nino ganteng, musisi terkenal, pinter lagi, semuanya tipe cici kan?" lanjut Gracia.

Shani menghela nafasnya, "Ya nggatau deh, jalanin aja" ucap Shani
"Nikmati aja dulu, princess" ledek Gracia

"Greee" ucap shani kesal
Lalu mereka berdua pun saling tertawa.

Siang berganti malam, Shani sedang merapikan kameranya yang sudah selesai ia gunakan membuat konten youtube bersama Gracia untuk channel youtube mereka berdua.

------
Malam pun datang, Gracia menatap shani yang sudah tertidur disebelahnya, dibalut bed cover putih untuk melindungi dari suhu dingin di kamar Shani.

Gracia menatap langit-langit ruangan yang hanya diisi sedikit cahaya dari lampu tidur berwarna jingga diatas meja komputer Shani.

"Gre, sorry for last night, i'm over control" baca Gracia di layar handphonenya.
Chat dari Lale beberapa jam yang lalu, yang tidak kunjung ia balas, di layar tersebut terlihat lale masih online seakan menunggu balasan chat tersebut.

Tak lama kemudian handphone Gracia berdering, tertulis nama "Emerency Buddy" di layar handphone itu., ya, Gracia menamai kontak Lale sama dengan namanya yang ia tuliskan di handphone Lale.

Gracia tersenyum kearah layar itu, ia menurunkan suara handphone, lalu mendiamkannya cukup lama sambil keluar dari kamar menuju ruang santai di depan kamar apartemen Shani, ia kemudian mengangkat teleponnya.

"Gre, are you okay?" ucap Lale di ujung telepon

"Kak, bisa ngga kalo kita nggausah ngobrol atau ketemu lagi?" balas Gracia

Lale tertunduk di meja kerjanya, kemudian menghela nafasnya
"iya okay, aku bakal usahain buat ngga ketemu kamu sekali lagi aku minta maaf ya gre" balasnya

Lale kemudian terdiam, begitu pula Gracia, sekitar 15 detik telepon itu berjalan tanpa kata.

"HAHAHAHAHAHAHA" Gracia kemudian tertawa terbahak-bahak
"SIalan, kamu ngerjain aku ya!" ucap Lale sambil tertawa
"Ciee panik, ciee cieee" ledek Gracia

"Tenang aja kak, aku ngga marah, yaudah ya, aku ngantuk nih, semalem ada yang gangguin jam tidur aku soalnya, haha, goodnight" ucap Gracia sambil menutup teleponnya.

Lale kemudian menyandarkan kepalanya ke sofa, sambil menyilangkan kedua tangan dibelakang kepalanya.

"Dasar cewek aneh" batinnya.

----------

14 hari berlalu,

Shani yang masih terus bimbang akan perasaannya kepada Nino, yang setiap hari selalu bisa membuatnya tersenyum.

Lalu Gracia yang sedang menikmati hubungan anehnya dengan Lale, hubungan yang tidak mempedulikan personal satu-sama-lain, Gracia tidak pernah bertanya tentang kehidupan percintaan Lale, begitu pula sebaliknya, seakan mereka hanya teman, tapi lebih dari sekedar teman di saat-saat tertentu.

Lalu Jinan....

"Aku duluan ya" ucap Jinan sambil mengambil tas ranselnya dan keluar dengan terburu-buru dari pintu merah di theater.

EFyjHVQU0AAoPIP


Jinan berlari seakan mengejar sesuatu, sambil menenteng handphonenya ia memasuki lift yang baru saja terbuka, diikuti beberapa orang dibelakangnya.

"Langsung pulang, Jinan?" ucap seseorang di lift, sambil beberapa orang disekitarnya seakan menahan tawa.

"Iya kak, kakak juga?" jawab Jinan sambil tersenyum

Pria itu kemudian mengangguk dengan wajah yang mulai memerah, tak lama kemudian pintu lift itu pun terbuka, lalu Jinan keluar dari lift itu.

"Duluan ya kak, hati hati pulangnya" ucap Jinan sambil kembali tersenyum
Pria itu pun mengangguk, "Kamu Juga" ucapnya, sambil teman teman dari pria itu meledeknya.

Jinan melanjutkan langkahnya menuju ke lobby FX Sudirman, kemudian berjalan ke mobil yang berhenti tepat didepan lobby, sambil membalas beberapa senyuman dari fans kearahnya.

mobil itupun berjalan ke arah jalan asia afrika, lalu berbelok ke sebuah jalanan kecil.

"Kiri pak, dibelakang mobil itu ya" ucap jinan
"loh kita kan belum sampai mba" ucap driver
"nggapapa, ini ya pak uangnya" ucap Jinan sambil turun dari mobil, lalu masuk kedalam mobil mercedes yang ada didepannya

"capek?" ucap seseorang yang ada di kursi kemudi mobil itu
"iya nihh" jawab jinan sambil memeluk pria yang ada disebelahnya.

"kamu jadi nginep kan?" ucap Ilman
"Jadi dong" jawab jinan sambil menatap mata Ilman dengan tatapan yang tajam

Ilman lalu memacu mobilnya menuju apartemennya di daerah gandaria, jakarta selatan.

Setelah sampai, Ilman lalu memarkirkan mobilnya dan berjalan menuju lobi apartemen, jinan merangkul tangan Ilman seakan tidak ingin melepaskannya.

mereka menaiki lift menuju lantai 23 lalu memasuki kamar ukuran studio milik Ilman, Jinan melangkahkan kakinya untuk masuk, ia sadar hal ini mungkin akan berujung penyesalan untuknya, tetapi langkah kakinya tidak terhentikan, seakan hati dan pikirannya yang menggerakan tubuhnya.

Jinan melihat interior kamar tersebut lalu merebahkan tubuhnya di sofa yang ada di pojok ruangan.

"Mau mandi dulu ngga?" ucap Ilman.
Jinan menganggukkan kepalanya, Ilman lalu tersenyum dan berjalan kearahnya, lalu mencium kening Jinan.

Jinan lalu bangun dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi, sementara Ilman menuju ke piano yang ada di dekat sofa, lalu memainkan beberapa sonata sambil menunggu jinan membersihkan tubuhnya.

Air hangat mengalir di tubuh Jinan, bercampur dengan airmata nya yang mengucur, ia sadar bahwa hubungan ini adalah hubungan yang sangat salah, ia sadar Ilman sudah memiliki seseorang di sisinya, tetapi ia terlalu menginginkan ilman sampai hal itu mengalahkan logikanya.

Sudah beberapa minggu belakangan, Ilman dan Jinan beberapa kali melakukan hubungan intim, hubungannya seakan begitu gelap, Ilman seakan memperkenalkannya kepada dunia gelap yang selama ini hanya menjadi buah bibir banyak orang.

Seakan memiliki 2 kepribadian, ia terlihat begitu nakal didepan Ilman, sampai terkadang ilman tak memperhatikan perasaannya, tetepi jika sendiri, ia menangis karena keadaan yang begitu menyakitinya, jatuh cinta kepada orang yang sudah mengikat janji kepada wanita lain.

suara gemericik air dari kamar mandi seakan bersatu dengan sonata minor yang dimainkan Ilman, sonata yang penuh penyesalan, airmata, tetapi bahagia walaupun hanya sesaat.

Jinan membuka pintu itu setelah ia selesai mengeringkan rambutnya, tubuhnya hanya tertutup kimono berbahan handuk yang tidak ia ikat.

ia berjalan menuju Ilman, lalu melepaskan kimono berwarna putih itu, tubuhnya yang mulus terpampang jelas di ruangan itu, ia melanjutkan langkahnya sambil menyeka airmata yang tersisa ke belakang ilman yang masih memainkan sonatanya.

Jinan memeluk tubuh Ilman, Ilman menghentikan permainan pianonya, menggenggam lengan jinan yang melingkar di pundaknya rambutnya yang setengah kering menjuntai di pundak dan dada Ilman.

Ilman mencium pipi Jinan, lalu mulai mencium bibirnya, Jinan kemudian memejamkan kedua matanya, mendominasi ciuman itu, tangannya langsung bergerak kaus Ilman, dan mengangkatnya, meminta ilman segera melepaskan kaus itu.

Ilman langsung bangun dari tempat duduknya dan melepaskan kausnya, lalu menggenggam leher jinan dengan kedua tangannya, dan mencium bibir jinan sekali lagi, Jinan kembali mendominasi. Libidonya naik, dari ujung kaki hingga ujung kepala, Jinan memang cukup mudah terangsang, kepuasan seksual menjadi salah satu alasan ia tetap ingin berhubungan dengan Ilman.

Jinan melingkarkan tangannya di leher Ilman, mereka berciuman sambil berdiri, saling melumat bibir masing2, sesekali tangan ilman menjelajahi setiap lekuk tubuh jinan yang sudah telanjang bulat.

Ilman mendorong tubuh jinan ke tembok disamping piano, tangan jinan menyentuh tuts piano nada tinggi untuk menahannya agar tidak terjatuh, Ilman tidak mempedulikannya, ia terus mencium bibir jinan sambil meremas payudaranya dengan kuat.

Jinan tidak melawan, ia merasa mendapatkan yang ia inginkan, membuang jauh segala ragu dan tanya yang beberapa menit lalu menyelimuti hati dan pikirannya, ia hanya ingin menikmati malam ini.

Jinan meraih kancing celana ilman, lalu membukanya, sambil sedikit mendesah karena ilman sudah menjilati lehernya, sesekali lidahnya masuk ke telinga jinan, dan membuat dirinya begitu tak berdaya, rasa merinding menyelimuti tubuhnya yang dingin namun berkeringat.

Jinan menarik kepala Ilman, lalu menciumi dadanya yang ada didepan wajah jinan, karena Ilman yang memiliki postur lebih tinggi.

ciumannya menjelajahi dada Ilman, membuat ilman sesekali mengerang ketika jinan mengulum putingnya.

Jinan lalu menatap Ilman, lalu menggigit bibirnya sendiri, jari telunjuk jinan menempel di dada Ilman, lalu mendorongnya, ilman berjalan mundur seakan didorong oleh Jinan, ia kemudian didorong oleh jinan untuk duduk di sofa.

EL9U_U-UwAA6iFQ


Jinan menatap Ilman, lalu mundur beberapa langkah, lekuk tubunnya begitu indah, lalu Jinan menggoyangkan tubuhnya dengan nakal, jinan memberikan "appetizer" berupa striptease kepada Ilman, Ilman menelan ludahnya ketika Jinan membasahi kedua payudaranya sendiri dengan air liur lalu meremasnya, sambil menggoyangkan tubuhnya secara sensual.

sesekali jinan membelakangi Ilman untuk mengekspos anal dan vaginanya, sambil menyentuhnya dengan jari, Ilman meremas handrest sofa untuk menahan libidonya.

Sekitar 10 menit Jinan melakukan aksinya di depan Ilman, lalu iya kemudian berjongkok dan merangkak menuju kearah Ilman, sambil menatapnya dan menggigit bibirnya sendiri, perlahan ia maju hingga tepat diantara kedua kaki ilman yang direnggangkan.

Jinan mengigit celana Ilman lalu menurunkannya, Ilman membantunya, lalu Jinan melempar celana jeans Ilman ke arah dinding, Ilman saat ini hanya mengenakan celana dalam berwarna hitam sambil menikmati permainan jinan.

Jinan menjilat paha hingga selangkangan ilman, tanpa ada satu sentipun terlewatkan, jilatannya kemudian naik ke perut, dada, ketiak, leher, hingga sampai di telinga Ilman, jinan memasukkan lidahnya ke rongga telinga Ilman, Tubuh ilman bergetar sambil meraba punggung Jinan dengan tangannya, tangan kanan jinan menopang pada handrest sofa, sementara tangan kirinya meremas penis Ilman dari luar celana dalam.

"Aku bisa striptis kan?" bisik jinan
"pantes senbatsu, jogetnya jago banget" jawab Ilman meledek.

Ilman lalu mencoba mencium bibir jinan, jinan mendekatkan bibirnya, tetapi memundurkan kembali kepalanya, seakan meledek ilman sambil menantangnya.

jinan kemudian bersimpuh didepan ilman, menciumi pangkal paha ilman, lalu ia mengeluarkan penis ilman dari celana dalam, penis ilman berukuran cukup besar, keluar dari celana itu, penis yang sudah beberapa kali memuaskan birahi jinan.

Jinan kemudian melepaskan celana dalam ilman, lalu menjilat batang penis ilman sambil sesekali menggodanya dengan tatapan yang nakal.

jilatan jinan menjelajahi dari ujung penis hingga ke biji kemaluan ilman, mengulumnya dan sesekali meludahinya.

jinan kemudian memberikan deep throath kepada ilman, hingga seluruh bagian penis ilman masuk ke rongga tenggorokannya, jinan tidak bisa bernafas lalu melepaskannya untuk mengambil nafas panjang, sebelum ia beberapa kali lagi "tenggelam" di selangkangan ilman.

Jinan menjilati penis ilman, lalu turun ke anal, ia menjilatinya, melakukan "rimming" yang hebat, Ilman mengerang menahan nikmat di bagian sensitifnya, bagian yang jarang disentuh oleh wanita siapapun, jinan adalah wanita pertama yang berani melakukan rimming kepadanya.

"FFFFUUUCCKKK" ilman mengerang
"Kenapa?" Jinan bertanya sambil terus menjilati anal Ilman
Ilman tidak menjawab ia hanya menikmatinya, sambil batang memaluannya ia kocok dengan tangannya sendiri.

Jinan melakukan aksinya beberapa menit, ia begitu kuat dengan foreplay yang hebat. Jinan kemudian bangkit dari posisinya dan berjalan ke kasur, Ilman mengikutinya.

Ilman mendorong tubuh jinan, lalu menjilati setiap jengkal tubuhnya diatas kasur sambil menindihnya.

Jinan memejamkan matanya, ia menikmati perlakuan Ilman yang saat ini telah sampai ke vaginanya, dengan cepat bibir ilman menyentuh klitoris Jinan di vaginanya yang masih terasa sangat sempit.

Jinan mengerang ketika Ilman melumat dan menjilatnya, Ilman meneruskannya sampai jinan semakin keras mendesah, cairan kemudian mengalir dari vagina Jinan, orgasme hebat ia rasakan hanya dari bibir ilman di vaginanya.

Ilman langsung melepaskan bibirnya, dan mengarahkan penis kedepan vagina Jinan, Jinan mengangguk seakan memberikan lampu hijau, vaginanya yang masih berkedut seusai orgasme mendapatkan "makanan utama" di malam itu.

Perlahan penis ilman masuk ke rongga vaginanya

"Ahhhh" jinan menggigit bibirnya sambil mendesah, kedua tangannya meremas bedcover yang mulai basah karena keringat.

jinan memejamkan matanya, menahan rasa sakit di vaginanya, tetapi ia membiarkan penis itu masuk lebih dalam.

"mmmmhhhh" Ilman mengerang ketika seluruh penisnya masuk ke vagina jinan.

Ilman mulai memaju mundurkan penisnya, memainkan tempo yang membuat jinan semakin gila.

jinan mengalungkan tangannya di leher Ilman, sambil memainkan pinggangnya mengimbangi gerakan Ilman.

Ilman mendesah ketika vagina jinan seakan menjepit penisnya karena ruang yang terlalu sempit.

"gila, kayak perawan kamu" ucap Ilman
"eman perawan" ledek jinan
"huh dasar" ucap ilman sambil terus menggerakan penisnya.

jinan sesekali merintih kesakitan, namun lebih sering mendesah nikmat.

Ilman kemudian mengganti gayanya, ia mengangkat tubuh jinan dan memainkan gaya sambil berdiri.

tangan jinan bertumpu pada bahu ilman sambil memutar pinggangnya untuk memberikan rasa nikmat yang lebih kepada pria yang ada didepannya.

ilman melakukannya sambil mengulum payudara jinan, menjilat dan sesekali menggigit putingnya, tubuh jinan melengkung menahan rasa ngilu hebat di vaginanya, ia kemudian mengerang keras, orgasme kedua kembali ia rasakan.

jinan menjatuhkan tubuhnya ke pundak ilman, ilman masih terus menggoyangkan penisnya, walaupun cairan keluar dari vagina jinan.

ilman kemudian meminta berganti gaya, woman on top.

Jinan menunggangi penis ilman lalu memutar pinggangnya, mempercepat gerakannya agar ilman lebih menikmati tubuhnya lagi dan lagi.

jinan mencium bibir ilman lalu menjilat lehernya, sambil terus mempercepat gerakan vaginanya.

ilman mulai memejamkan matanya, ia sadar jinan adalah yang terbaik di gaya ini, sesekali jinan merapikan rambutnya dan membuat pemandangan tubuh jinan semakin jelas dan menantang.

ilman mencengkram bokong jinan dan memaju mundurkannya, seakan memberikan tanda untuk jinan agar bergerak lebih liar.

jinan bak seorang penari striptease diatas penis ilman, gerakannya dapat ia atur menyesuaikan ekspresi ilman, memberikan segala yang ilman butuhkan, kepuasan seksual.

DqlPY0OUUAEeHMW


ilman mengerang semakin keras, begitupun jinan.

"aku mau keluar" ucap ilman
"tunggu sebentar, aku dulu ya" ucap jinan

ilman mengangguk, jinan mempercepat gerakannya.

"SSSSHHHHHH" Jinan mendesah di telinga ilman, orgasme ketiganya ia rasakan kali ini.

Ilman langsung mendorong tubuh jinan, jinan langsung mengerti maksudnya, ia menyibakkan rambutnya dan langsung mengulum penis ilman.

"ayo" ucap jinan di sela-sela oral seksnya
"Mmmmmmmhhhh tiduran cepet" ilman mengerang sekali lagi

ilman langsung menyodorkan penisnya ke wajah jinan yang langsung tertidur disebelahnya, ilman mengocoknya, jinan tidur sambil menyilangkan kedua tangan dibawah kepalanya.

Crottttt.....

jinan memejamkan matanya sambil menikmati semburan sperma di wajahnya, jinan menjilati sisa sperma di penis ilman, lalu membersihkan sperma itu dengan telunjuknya dan memasukkan kedalam mulutnya.

Ilman langsung merebahkan tubuhnya persis disamping jinan, menarik bantal dan menarik wanita itu untuk bersandar diatas dadanya.
Ilman mengelus rambut jinan, lalu mencium kepalanya.

"Good sex" ucap Ilman
"always" jawab Jinan sambil mengecup bibir Ilman

5 menit mereka mengobrol, jinan masih memeluk ilman dan menciumi tubuh ilman yang berkeringat.

Ilman mengambil handphonenya di meja samping kasur lalu mengangkat telepon yang berdering,

"Halo sayang?"
"Iya, aku nginep ya malam ini di studio, masih ada lagu yang belum selesai"
"Iya sayang, love you too" lalu menutup teleponnya

Jinan menjilati puting ilman untuk membuatnya tidak berkonsentrasi,

"Dasar nakal ya kamu" ucap Ilman kepada jinan
"Kamu tuh yang nakal, malem malem bukannya pulang malah selingkuh" ucap Jinan
"Siapa sih yang nggamau selingkuh sama cewek kayak kamu?" ucap Ilman

Jinan dan ilman pun tertawa diatas kasur, tawa yang penuh nuansa gelap dibalik hubungan yang salah.

"mungkin mudah untukmu mendapatkanku, tetapi aku tidak akan semudah itu kau lepaskan" ucap Jinan dalam hati lalu mengecup bibir Ilman sekali lagi.

To Be Continued.....
 
Nice update hu :beer:

Tapi kok kayaknya jauh ya lompatnya kemaren jinannya masih pdkt tau tau udah jadi selingkuhan :hammer:
 
Terima kasih updatenya hu... Selalu mantap ss nya wkwkwk....
 
Dahsyat updatenya hu alias bener nih tiba tiba progres plotnya signifikan yah
 
Bimabet
Terimakasih tanggapannya, btw maaf timejumpnya terlalu jauh 🙏

episode jinan harus dibuat seperti itu, memang agak terlalu cepat, itu untuk memperkuat karakter jinan di part part selanjutnya :Peace:
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd