- Daftar
- 11 May 2017
- Post
- 1.025
- Like diterima
- 1.766
Ijin nitip sandal
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
CERBUNG [Real Story] GAIRAH TABU
- Thread starter Ksatriabatangireng
- Start date
- Status
SimoneT
Semprot Baru
Siap nunggu update nya ... 
kontolayan
Guru Semprot
- Daftar
- 25 May 2017
- Post
- 698
- Like diterima
- 295
Mdh2an ceritanya tamat
afrialcool
Semprot Baru
- Daftar
- 21 Jun 2016
- Post
- 26
- Like diterima
- 9
ditunggu updatenya ya hu. bakalan seru kayaknya nih
- Daftar
- 7 Feb 2013
- Post
- 242
- Like diterima
- 232
jejak dulu om
mandala234
Guru Semprot
- Daftar
- 17 Oct 2010
- Post
- 536
- Like diterima
- 964
Cerita ini sepertinya bakalan seru.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
User is banned, content is deleted automatically.
semprotku_hotmail
Senpai Semprot
- Daftar
- 5 Nov 2020
- Post
- 870
- Like diterima
- 1.001
masih mereka-reka
Ksatriabatangireng
Semprot Kecil
- Daftar
- 29 Jul 2019
- Post
- 99
- Like diterima
- 1.246
PRESTASI PENGANTAR TABU PART 2
Semua sudah siap, berkas fotocopy sudah ku kantongi dalam sebuah map, kumasukan dalam tas gendong hitam yang sudah menemaniku selama mencari ilmu kurang lebih 2 tahun terakhir ini. Aku memang orangnya paling apik dalam menjaga barang apapun. Sangat mendukung sekali dengan kondisi keluargaku ttg sikap bersahaja. Apalagi aku dari keluarga yang sederhana, gak kaya, namun gak juga kekurangan. Semua serba cukup. Jadi keperluan uang untuk membeli tas baru pun bisa disimpan untuk keperluan lainnya.
Hatiku sangat cerah sekali siang Itu, terlebih karna hasil ujiannya. Namun gak semurung cuaca pada waktu Itu. Baru aja keluar pintu rumah, gemuruh hujan mulai berdatangan kian menyambut. Semesta memang sedang tidak berpihak fikirku. Aku melihat jam dinding diruang tamu. Waktu sdh menunjukan pukul 1 siang. Lebih baik aku tunggu hujan reda.
Detik demi detik, menit demi menit hingga jam demi jam, hujan semakin tidak mereda.
"Sial !!!!", Lirih batinku.
Tak terasa waktu ashar pun tiba.
"Sudah, ashar aja dlu dirumah, mudah2an setelahnya hujan mereda, Ayo cepet sana ambil wudhu dlu, bu Dedeh jg pasti ngertiin kok", ucap ibuku.
"Tapi bu, ga enak jg, sudah janji secepatnya sama bu Dedeh,,,", aku mengeluh seolah merasa bersalah.
"Ya mau gimana lagi, salahmu sendiri Loh,pake acara lupa segala, Padahal Itu untuk beasiswamu buat masuk SMA, kan lumayan buat meringankan bapakmu juga, buat biaya masuknya, apalagi daftarnya barengan sama adekmu mau masuk SMP"
"Iya bu, namanya jg lupa, Yaudah aku ashar dlu"
"Iya sok,,trus entar kalo kamu sepulang dari rumah bu Dedeh jangan lupa nyimpang dlu ke rumahnya si Ucep, temen ekskul pramuka mu Itu, kemarin pas pagi2 datang kesini nyamper, takutnya penting, lagian ibu jg heran kenapa ga langsung ketemu di sekolah aja,kan kamu kemarin ada disekolah", sambung ibu ku.
"Masa bu, kok aku baru tau,,Iya ntar aku samperin ke rumahnya".
Akupun bergegas segera ke kamar Mandi setelah menaruh tas yang mau kubawa tadi di kursi sofa ruang tamu.
*****
Waktu sudah menunjukan pukul 4 sore, namun hujan Masih tak kunjung berhenti Meskipun sudah mulai mereda.
"Bu, aku berangkat dulu deh, gak bakal berangkat kalo nungguin hujan reda".
"Yaudah bawa payung", ucap ibuku.
"Gak usah bu, ribet, aku lari aja ke depan sambil nunggu angkot".
"Plastikin atuh tasnya,ntar berkas fotocopy nya basah"
"Gak apa-apa bu aku masukin ke dalam jacket, pamit dulu, assalamualaikum"
"Walaikumsalam,, Hati-hati dijalan"
Aku pun segera bergegas berlari keluar rumah demi menghindari hujan, sengaja celana jeans ku lipat sampe lutut dan tas aku masukin ke dalam jacket hoodie yg ku pakai dan ku pasang tudung jacketnya supaya ga kena langsung kepala air hujannya.
******
Akhirnya tiba juga. Disambut dengan gapura bertuliskan "Selamat datang di komplek Griya Indah", Hatiku serasa berdebar, ada perasaan was-was, takut Karna sudah ngaret sama bu Dedeh, Padahal bu Dedeh sudah Bantu aku untuk mengajukan beasiswa prestasi untuk melanjutkan pendidikan sekolah. Aku seolah merasa tidak tau terima kasih. Ingin rasanya aku memaki diriku sendri.
Di pos Satpam tampak terlihat wajah jam dinding menunjukan pukul 5 kurang 15 menit. Aku memasuki ruang pos dan tak ada siapa2 hanya ada suara Tape yang menyuarakan kaset pita lagunya Kumbang-kumbang miliknya Ade Irma".
"Neang naon jang?" (Nyari apa dek)
Aku seketika kaget, Karna tiba-tiba dibelakangku ada yg nepuk pundak. Tampak seseorang berseragamkan Satpam berdiri tegap dihadapanku. Diseragamnya tertulis sebuah nama OCIM.
"Duh kaget mang, punten bade tumaros,bade ka bu Dedeh, bumina palih Mana nya".
(Duh kaget om, maaf numpang Tanya,mau ke bu Dedeh, rumahnya sebelah Mana ya)
"Oh, bade ka bu guru, meni sore2 atuh, aya naon, hayu ku mamang dianter", jawab mang Ocim,,
(Oh, mau ke bu guru,kok sore2 banget, ada apa,Ayo sama om dianter)
"Oh iya mang, nuhun sateuacana"
(Oh iya om, makasih sebelumnya)
Aku dianterin sama mang Ocim sambil pakai payung hingga gerbang rumah bu Dedeh. Aku sempat kagum dengan rumahnya yang bertingkat 2 dan lumayan besar. Tampak digarasi terparkir sedan Toyota Camry berwarna silver.
Setelah mang Ocim berkali2 menekan tombol bel, tampak wanita separuh baya mengenakan kaos polos kuning dengan Celana katun berlari kedepan gerbang rumah.
"Aya naon mang?", Sapa wanita Itu.
(Ada apa mang)
"Ieu aya budak rek ka bu Dedeh ceunah",jawab mang Ocim
(Ini ada anak mau ketemu bu Dedeh)
"Sahanya?", Heran wanita Itu (Siapa ya)
"Riyan bu". Jawab diriku.
"Oh sok kaleubeut",pungkasnya
(Oh silakan masuk)
Aku dan mang Ocim segera masuk stelah gerbangnya dibuka oleh wanita Itu. Aku kemudian sama mang Ocim dipersilahkan untuk duduk dikursi beranda luar rumah.
"Ngke antosan heula sakedapnya didieu nyak", ungkap wanita Itu.
(Ntar tunggu dulu sebentar disini yah)
Aku dan mang Ocim hanya diam.
Selang wanita Itu belum beranjak pergi, Tiba-tiba ada suara setengah berteriak dari dalem rumah.
"Bi,,aya saha?, (Bi ada siapa)
"Ieu aya murangkalih bade ka ibu saurna"
(Ini ada anak nyari ibu Dedeh katanya)
Selang beberapa saat tampak lah bu Dedeh dibibir pintu rumah.
Foto hanya ilustrasi
"Eh Riyan,kirain ibu teh ga jadi kesini", ucap bu Dedeh, sambil menatapku.
"Mang Ocim, nuhun atuh tos nganter murangkalih kadieu, jadi ngarepotkeun, Bi Eha pangdameulkeun kopi atuh kanggo mang Ocim, sakantenan teh anget kanggo Riyan", lanjut bu Dedeh.
(Mang Ocim,makasih sudah anterin ini anak, jadi ngerepotin, Bi Eha bikinin kopi buat mang Ocim,sekalian teh anget buat Riyan)
"Wios bu teu keudah,moal lami da,ieu ge bade lanjut jaga ka payun, mangga atuh dikantun,,nuhun bu,abdi bade pamit heula", ucap mang Ocim sambil berlalu pergi sambil membawa payungnya.
(Gak usah bu,gak akan lama2 kok,ini jg mau lanjut jaga ke depan,permisi bu,sy mau pamit)
Kini hanya aku dan Bu Dedeh setelah mang Ocim pamit dan bi Eha pergi ngeloyor ke dapur buat bikin air teh anget. Entah kenapa aku rasanya pengen cepet2 pulang, Padahal tadi pas berangkat pengen cepet2 sampe ke rumah Bu Dedeh. Ada perasaan tak menentu dan malu yg ga jelas.
Di rumahnya aku seperti tidak mengenalnya. Mungkin dari penampilannya yg gak seperti biasanya yg selalu aku lihat disekolah. Waktu Itu dia mengenakan daster lengkap dengan kimononya berwarna dusty pink. Rambutnya pun terurai dibahunya, rambut yg kutahu selama ini selalu terbungkus rapi dengan jilbab. Wajahnya pun gak bermake up. Melihatnya aku serasa deg2an, entah knp. Apakah Karna suasananya yg gak formal seperti disekolah atau entah kenapa, yang jelas saat Itu fikiranku belum sanggup menerjemahkan apa yang aku rasakan saat Itu. Akupun ngobrol ngalor ngidul sama bu Dedeh. Beliaupun bercerita mulai ttg anak laki2nya yg kini masih dibangku TK hingga keluarganya. Bi Eha adalah pembantu rumah tangganya semenjak baru2 menempati rumah tersebut. Suaminya adalah seorang engineer pertambangan gas di Abu dhabi, katanya pulangnya setiap 6 bulan sekali bahkan setahun sekali dengan Masa libur 30 Hari di tanah air.
Bersambung.....
Semua sudah siap, berkas fotocopy sudah ku kantongi dalam sebuah map, kumasukan dalam tas gendong hitam yang sudah menemaniku selama mencari ilmu kurang lebih 2 tahun terakhir ini. Aku memang orangnya paling apik dalam menjaga barang apapun. Sangat mendukung sekali dengan kondisi keluargaku ttg sikap bersahaja. Apalagi aku dari keluarga yang sederhana, gak kaya, namun gak juga kekurangan. Semua serba cukup. Jadi keperluan uang untuk membeli tas baru pun bisa disimpan untuk keperluan lainnya.
Hatiku sangat cerah sekali siang Itu, terlebih karna hasil ujiannya. Namun gak semurung cuaca pada waktu Itu. Baru aja keluar pintu rumah, gemuruh hujan mulai berdatangan kian menyambut. Semesta memang sedang tidak berpihak fikirku. Aku melihat jam dinding diruang tamu. Waktu sdh menunjukan pukul 1 siang. Lebih baik aku tunggu hujan reda.
Detik demi detik, menit demi menit hingga jam demi jam, hujan semakin tidak mereda.
"Sial !!!!", Lirih batinku.
Tak terasa waktu ashar pun tiba.
"Sudah, ashar aja dlu dirumah, mudah2an setelahnya hujan mereda, Ayo cepet sana ambil wudhu dlu, bu Dedeh jg pasti ngertiin kok", ucap ibuku.
"Tapi bu, ga enak jg, sudah janji secepatnya sama bu Dedeh,,,", aku mengeluh seolah merasa bersalah.
"Ya mau gimana lagi, salahmu sendiri Loh,pake acara lupa segala, Padahal Itu untuk beasiswamu buat masuk SMA, kan lumayan buat meringankan bapakmu juga, buat biaya masuknya, apalagi daftarnya barengan sama adekmu mau masuk SMP"
"Iya bu, namanya jg lupa, Yaudah aku ashar dlu"
"Iya sok,,trus entar kalo kamu sepulang dari rumah bu Dedeh jangan lupa nyimpang dlu ke rumahnya si Ucep, temen ekskul pramuka mu Itu, kemarin pas pagi2 datang kesini nyamper, takutnya penting, lagian ibu jg heran kenapa ga langsung ketemu di sekolah aja,kan kamu kemarin ada disekolah", sambung ibu ku.
"Masa bu, kok aku baru tau,,Iya ntar aku samperin ke rumahnya".
Akupun bergegas segera ke kamar Mandi setelah menaruh tas yang mau kubawa tadi di kursi sofa ruang tamu.
*****
Waktu sudah menunjukan pukul 4 sore, namun hujan Masih tak kunjung berhenti Meskipun sudah mulai mereda.
"Bu, aku berangkat dulu deh, gak bakal berangkat kalo nungguin hujan reda".
"Yaudah bawa payung", ucap ibuku.
"Gak usah bu, ribet, aku lari aja ke depan sambil nunggu angkot".
"Plastikin atuh tasnya,ntar berkas fotocopy nya basah"
"Gak apa-apa bu aku masukin ke dalam jacket, pamit dulu, assalamualaikum"
"Walaikumsalam,, Hati-hati dijalan"
Aku pun segera bergegas berlari keluar rumah demi menghindari hujan, sengaja celana jeans ku lipat sampe lutut dan tas aku masukin ke dalam jacket hoodie yg ku pakai dan ku pasang tudung jacketnya supaya ga kena langsung kepala air hujannya.
******
Akhirnya tiba juga. Disambut dengan gapura bertuliskan "Selamat datang di komplek Griya Indah", Hatiku serasa berdebar, ada perasaan was-was, takut Karna sudah ngaret sama bu Dedeh, Padahal bu Dedeh sudah Bantu aku untuk mengajukan beasiswa prestasi untuk melanjutkan pendidikan sekolah. Aku seolah merasa tidak tau terima kasih. Ingin rasanya aku memaki diriku sendri.
Di pos Satpam tampak terlihat wajah jam dinding menunjukan pukul 5 kurang 15 menit. Aku memasuki ruang pos dan tak ada siapa2 hanya ada suara Tape yang menyuarakan kaset pita lagunya Kumbang-kumbang miliknya Ade Irma".
"Neang naon jang?" (Nyari apa dek)
Aku seketika kaget, Karna tiba-tiba dibelakangku ada yg nepuk pundak. Tampak seseorang berseragamkan Satpam berdiri tegap dihadapanku. Diseragamnya tertulis sebuah nama OCIM.
"Duh kaget mang, punten bade tumaros,bade ka bu Dedeh, bumina palih Mana nya".
(Duh kaget om, maaf numpang Tanya,mau ke bu Dedeh, rumahnya sebelah Mana ya)
"Oh, bade ka bu guru, meni sore2 atuh, aya naon, hayu ku mamang dianter", jawab mang Ocim,,
(Oh, mau ke bu guru,kok sore2 banget, ada apa,Ayo sama om dianter)
"Oh iya mang, nuhun sateuacana"
(Oh iya om, makasih sebelumnya)
Aku dianterin sama mang Ocim sambil pakai payung hingga gerbang rumah bu Dedeh. Aku sempat kagum dengan rumahnya yang bertingkat 2 dan lumayan besar. Tampak digarasi terparkir sedan Toyota Camry berwarna silver.
Setelah mang Ocim berkali2 menekan tombol bel, tampak wanita separuh baya mengenakan kaos polos kuning dengan Celana katun berlari kedepan gerbang rumah.
"Aya naon mang?", Sapa wanita Itu.
(Ada apa mang)
"Ieu aya budak rek ka bu Dedeh ceunah",jawab mang Ocim
(Ini ada anak mau ketemu bu Dedeh)
"Sahanya?", Heran wanita Itu (Siapa ya)
"Riyan bu". Jawab diriku.
"Oh sok kaleubeut",pungkasnya
(Oh silakan masuk)
Aku dan mang Ocim segera masuk stelah gerbangnya dibuka oleh wanita Itu. Aku kemudian sama mang Ocim dipersilahkan untuk duduk dikursi beranda luar rumah.
"Ngke antosan heula sakedapnya didieu nyak", ungkap wanita Itu.
(Ntar tunggu dulu sebentar disini yah)
Aku dan mang Ocim hanya diam.
Selang wanita Itu belum beranjak pergi, Tiba-tiba ada suara setengah berteriak dari dalem rumah.
"Bi,,aya saha?, (Bi ada siapa)
"Ieu aya murangkalih bade ka ibu saurna"
(Ini ada anak nyari ibu Dedeh katanya)
Selang beberapa saat tampak lah bu Dedeh dibibir pintu rumah.
Foto hanya ilustrasi
"Eh Riyan,kirain ibu teh ga jadi kesini", ucap bu Dedeh, sambil menatapku.
"Mang Ocim, nuhun atuh tos nganter murangkalih kadieu, jadi ngarepotkeun, Bi Eha pangdameulkeun kopi atuh kanggo mang Ocim, sakantenan teh anget kanggo Riyan", lanjut bu Dedeh.
(Mang Ocim,makasih sudah anterin ini anak, jadi ngerepotin, Bi Eha bikinin kopi buat mang Ocim,sekalian teh anget buat Riyan)
"Wios bu teu keudah,moal lami da,ieu ge bade lanjut jaga ka payun, mangga atuh dikantun,,nuhun bu,abdi bade pamit heula", ucap mang Ocim sambil berlalu pergi sambil membawa payungnya.
(Gak usah bu,gak akan lama2 kok,ini jg mau lanjut jaga ke depan,permisi bu,sy mau pamit)
Kini hanya aku dan Bu Dedeh setelah mang Ocim pamit dan bi Eha pergi ngeloyor ke dapur buat bikin air teh anget. Entah kenapa aku rasanya pengen cepet2 pulang, Padahal tadi pas berangkat pengen cepet2 sampe ke rumah Bu Dedeh. Ada perasaan tak menentu dan malu yg ga jelas.
Di rumahnya aku seperti tidak mengenalnya. Mungkin dari penampilannya yg gak seperti biasanya yg selalu aku lihat disekolah. Waktu Itu dia mengenakan daster lengkap dengan kimononya berwarna dusty pink. Rambutnya pun terurai dibahunya, rambut yg kutahu selama ini selalu terbungkus rapi dengan jilbab. Wajahnya pun gak bermake up. Melihatnya aku serasa deg2an, entah knp. Apakah Karna suasananya yg gak formal seperti disekolah atau entah kenapa, yang jelas saat Itu fikiranku belum sanggup menerjemahkan apa yang aku rasakan saat Itu. Akupun ngobrol ngalor ngidul sama bu Dedeh. Beliaupun bercerita mulai ttg anak laki2nya yg kini masih dibangku TK hingga keluarganya. Bi Eha adalah pembantu rumah tangganya semenjak baru2 menempati rumah tersebut. Suaminya adalah seorang engineer pertambangan gas di Abu dhabi, katanya pulangnya setiap 6 bulan sekali bahkan setahun sekali dengan Masa libur 30 Hari di tanah air.
Bersambung.....
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
User is banned, content is deleted automatically.
bendhi
Pertapa Semprot
- Daftar
- 10 May 2017
- Post
- 5.072
- Like diterima
- 36.536
Suwun update @Ksatriabatangireng
annablack
Guru Besar Semprot
Makasih suhu updatean nya
ariaprawira
Semprot Sejati
- Daftar
- 25 Nov 2020
- Post
- 10.800
- Like diterima
- 63.194
Makasih updatenya @Ksatriabatangireng
- Status
Similar threads
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
