Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [Real Story] GAIRAH TABU

Status
Please reply by conversation.
INTERMEZZO :

Untuk MENGHINDARI hal yang tidak diinginkan, maka aku sengaja meng-skip masa2 cinta monyet di awal2 semester dikelas 3 Smp tersebut.

Trims sebelumnya agan-agan terutama yang sudah ngingetin.

Aku jg minta maaf sebelumnya gan,jika sekiranya gaya bahasaku agak semerawut, aku menyadari begitu banyak kekurangan dalam cerita thread ini,terlebih aku jg menyadari bukan seorang penulis. Tapi aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk menceritakan semuanya agar sesuai dengan aslinya. Dan tak lupa aku juga Mohon maaf jika sekiranya ceritanya kurang detail, berhubung peristiwanya sudah terlampau lama,jadi perlu tenaga extra untuk mengingatnya kembali.


Salam santun 🙏


PRESTASI PEMBAWA TABU Part 1

*****


Tak terasa waktu kian berlalu, masa belajarku di SMP sudah selesai memasuki PRA EBTANAS. Selama seminggu setelahnya aku merasa bebas tugas dari segala macam beban mata pelajaran disekolah. Mungkin saat ini gantian, para guru yang disibukkan untuk melakukan penilaian terhadap hasil ujian para siswanya, terlebih lagi mereka sering melakukan rapat terhadap masalah siswa yang nilainya masih dibawah rata-rata. Karna bagaimanapun juga, jika disekolah terdapat siswa yang gak lulus ujian maka reputasi sekolah tersebut akan tercoreng, terlebih lagi para guru akan dinilai kurang dalam skill mengajar para siswa.

Sabtu itu aku terbangun dipagi hari seperti biasa. Tak ada rasa was-was sedikitpun akan hasil ujian disekolah yang akan diumumkan hari Itu jg. Entah aku yang kepedean atau karna ga peduli, yang pasti aku selalu merasa senang karna aku merasa dekat dengan para guru karna nilaiku selalu jd sorotan para guru terlebih dengan Bu Dedeh sebagai wali kelasku. Beliau sangat bangga karna anak didiknya memiliki prestasi diatas rata-rata disekolah.

Tampak disekolah para murid gak ada yang membawa buku ataupun membawa tas. Karna hari Itu adalah waktu pengumuman hasil ujian di sekolah bagi siswa tingkat 3. Pagi Itu Aku dan Galih sudah duduk dibangku, sementara yang lain pada berkerumun sambil bercanda ria di dalam kelas.

"Kamu mau dilanjut kemana setelah lulus?", Tanya Galih.

"Aku sih ada rencana masuk ke SMA (B), kalo kamu gimana?", Balasku

"Entahlah, nunggu hasil kelulusan aja,Itu pun blm tentu lulus,hahaha,,kamu sih enak,sudah pasti lulus,,anak kesayangan bu Dedeh sih hehehe,,,paling aku mau masuk SMA yg deket2 sini aja"

"Salahmu sendiri, makanya belajar yang bener, jangan maen PS mulu".

Tak lama obrolanku dengan Galih terhenti, tatkala Bu Dedeh masuk ke dalam kelas sambil mendekap setumpuk kertas dipangkuannya. Seketika kerumunan anak2 pada bubar dan menduduki bangkunya masing2. Saat Itu beliau mengenakan baju kemeja batik, rok span hitam, dipadu dengan jilbab berwarna ungu muda.


Foto hanya ilustrasi

"Halo semuanya, Selamat pagi anak-anak", sapa beliau

"Pagi Bu",

"Apa kalian sudah siap menerima hasil ujiannya?"

".....",

Kami hanya diam, tak menjawab sepatah katapun.

"Kenapa kalian diam, kalau belajarnya rajin, kenapa mesti ragu dengan hasil ujian. Kalian gak usah takut, Karna di kelas Kita ini Alhamdulillah semuanya Lulus ujian Pra EBTANAS."

"Horeeeeee......", Serentak kami gembira sekali mendengarnya.

"Saat ini ibu mempunyai kabar gembira sekaligus kabar yg sedikit mengecewakan, yg pertama ibu mau umumkan kabar gembiranya,bahwa siswa peraih nilai Pra EBTANAS yang tertinggi disekolah ini berada dikelas Kita, apa kalian bisa menebak siapa?"

Sontak Galih mengangkat tangannya dan berteriak, "Saya bu..!!!".

Seluruh orang seketika tatapan matanya langsung tertuju sama Galih.

"Eh maaf, maksudku org sebelah saya", ucap galih sambil menunjuk diriku.

"Hahahahahahahaha hahahahahaha...", Suasana tegang tampak buyar dengan ocehan si Galih ini.

Bu Dedeh hanya diam tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat anak didiknya riuh tertawa.

"Setiap orang berhak kok untuk mendapatkan nilai bagus, siapapun Itu, Termasuk kamu Galih, asalkan belajarnya jujur, rajin, dan ikhlas tentunya".

Kata-kata bu Dedeh tersebut cukup memotivasi bagi kami, sungguh bijak sekali guruku ini fikirku. Terkadang sisi gelapku sering membawaku ke alam pemikiran yang gak semestinya, melihat parasnya yang ke ibuan membuatku sedikit naksir. Andai saja aku terlahir ke Dunia ini lebih awal, mungkin aku sudah meminangnya sebagai pasangan. Hehehe mustahil sepertinya. Khayalan yang terlampau melebihi batas normal fikirku. Tapi saat ini aku hanya merasakan kedekatan Bu Dedeh seperti layaknya seorang anak dengan Ibu, bahkan aku merasakan kasih sayang layaknya ibu kandungku.

Kedekatanku dengan Bu Dedeh diawali dengan nilaiku yg selalu bagus. Hal ini tentu mendapatkan efek yg baik jg buat karirnya. Tapi dia bukan tipe yg semata-mata mengejar karir,dia selalu melakukannya dengan penuh ketulusan. Semuanya tampak dari berbagai pengorbanan meluangkan waktunya bersama anak didiknya disekolah, Meskipun waktu tersebut sudah diluar jam operasional sekolah.

Beliau selalu senantiasa mengawasi dan memperhatikan akan metoda belajarku selama ini. Hal ini tentu akan membuatku semakin intense dengan beliau. Terkadang dia jg suka pusing mikirin caranya aku belajar, Karna aku tuh paling benci dengan yg namanya belajar apalagi sampe berjam-jam, dan berlarut-larut sampe begadang. Otakku hanya bertahan 1 jam saja. Selebihnya aku diam mengantuk. Walaupun begitu aku selalu melakukannya rutin belajar setiap Hari, termasuk Itu dihari minggu.

"Anak-anak sepertinya untuk kabar gembiranya Kita sudah pada tau, jadi Kita sama2 ucapkan Selamat ya kepada teman Kita,,," ucap bu Dedeh sambil tersenyum ramah menatapku.

Aku hanya diam dan sedikit tersenyum. Melihatnya aku serasa bahagia sekali. Bukan Karna nilai ujian semata yang membuatku bahagia, namun terlebih dari beliau yang selalu mensupportku.

"Tapi pesan ibu buat Riyan jangan terlalu terlena dengan nilai saat ini,jangan terlalu bangga dengan NEM bayangan yg kamu peroleh saat ini, Karna bagaimanapun, ujian yang sebenarnya belum dimulai. Ini hanyalah sebuah stimulasi untuk ujian akhir sekolah. Sebaiknya kamu pertahankan bahkan jika bisa tingkatkan lagi, dan ajaklah teman-temanmu yang lain untuk belajar kelompok bersamamu. Tetap semangat yah Riyan ... "

"Baik bu,terima kasih" , ucapku sambil tersenyum.

"Baik, sekarang ibu mau umumkan jg kabar mengecewakannya, bahwa disekolah ini terdapat siswa yg nilainya berada diambang batas rata2, dan siswa tersebut berada dikelas ini jg, jadi Mohon jaga kekompakan kalian dalam belajar ini, ingat sebentar lagi kalian akan lulus, dan mungkin akan berpisah. Jadi jadikan momen2 terakhir ini menjadi moment perjuangan kalian yang tidak akan pernah terlupakan".

"Sekarang ibu akan bagikan nilai NEM sementara ini kepada kalian sebagai motivasi belajar untuk kedepannya yah, ingat kalian Masih memiliki kesempatan untuk memperbaikinya, yang nilainya pas-pasan jangan bersedih hati, tapi jadikan sebuah pijakan agar lebih bersemangat lagi, dan yang nilainya bagus,jangan terlalu terlena Karna ujian yg sebenarnya belum dimulai".

Dan akhirnya setiap siswa kini masing2 sudah memegang secarik kertas berisi nilai hasil ujian sementara.

"Oh iya untuk Riyan, fery, diki, Galih, dan yosef jangan dulu pulang yah, entar Kita kumpul dulu, ada hal yang mesti Kita bicarakan, terima kasih anak-anak, Selamat beristirahat, jaga kondisi kesehatan untuk ujian mendatang yah", pungkas bu Dedeh.

Dalam hati aku bertanya-tanya, ada apa gerangan. Hhmm jadi penasaran, aku pun menunggu di ruang kelas hingga kini Kita hanya tinggal berlima seperti yang di sebut bu Dedeh tadi. Kami pun dipanggil satu persatu.

Waktu semakin berlalu dan kini hanya tinggal aku dan Bu Dedeh. Dan Bu Dedeh pun memanggilku untuk menuju meja beliau.

"Selamat ya Riyan", ucapnya. Beliau berdiri sambil menggeser kursi didepan mejanya mendekat dengan kursinya, dan kini Kita duduk bersampingan.

"Silakan duduk".

"Makasih bu".

"Kamu kira-kira sudah ada rencana mau melanjutkan ke SMA Mana? Kalo menurut Ibu sih, dengan melihat nilai kamu sebaiknya kamu coba masuk ke SMA B, disana bagus sekolahnya, kamu bisa bersaing dengan siswa berprestasi lainnya disana, ibu tau kondisi disana Karna ibu punya kakak yang mengajar disana juga. Gimana?"

Aku hanya tersenyum dan tidak menyangka Karna apa yang ada difikirannya sama dengan apa yang ku harapkan.

"Sebelumnya aku memang sudah berencana untuk melanjutkan sekolah ke sana bu", ucapku.

"Bagus dong kalau begitu", bu Dedeh tampak sumringah Karna pemikirannya sependapat denganku.

"Kamu anak yg berbakat, dan cerdas, ibu sangat bangga sama kamu, jangan pernah berhenti untuk meraih prestasi yah", ucap bu Dedeh, tangan kanan beliau sambil memegang tanganku dan tangan kirinya sambil menepuk pundakku. Ini Aku pertama kalinya bersentuhan kulit dengan beliau. Tangannya begitu halus, dan wangi khasnya seakan membuatku tak ingin lekas pulang dari sekolah. Ada rasa nyaman yg kurasakan saat didekatnya.

"Oh iya, begini, seperti yang pernah ibu omongin, mengenai berkas fotocopy untuk lampiran beasiswa apa kamu sudah persiapkan?"

"Astagfirulloh,,maaf bu aku lupa",,

Duh gimana ini fikirku, pantesan aja dari tadi pas berangkat dari rumah serasa ada yang lupa.

"Duh gimana sih kamu teh, ibu sudah omongin berkali2 kok Masih aja lupa, kamu mikirin apa sih sampe gak nyimak apa yang ibu ingetin",

"Maaf bu,,", aku hanya tertawa sambil garuk2 kepala. Aku memang lupa, dan aku mungkin ga menyimak apa yg pernah beliau ucapkan, tapi yang kuingat hanya wajah beliau,,entah apa yg kurasa, hanya saja merasa nyaman dan betah didekatnya.

"Eh malah ketawa kamu", ucap bu Dedeh sambil mencubit lengan kananku.

"Kira-kira kamu bisa kapan ngasih lampirannya, besok kamu sudah libur sekolah Loh, kalo bisa kamu serahkan Hari ini, jadi besok sabtu ibu langsung ajuin ke kantor, gimana".

"Oh iya,ini Hari jumat yah, habis jumatan deh aku siapin bu fotocopy nya",

"Oh begitu, kira2 jam berapa? Yaudah kamu kirim aja langsung ke rumah ibu,,ibu tinggal di perumahan Griya Indah Blok X no 26 (samaran bukan yg sebenarnya), kamu tau gak?"

"Maaf bu aku kurang tau"

"Kamu tinggal disekitaran sini kan, berarti entar kamu Naik angkot Biru, trus turun di terminal, disambung angkot hijau,kamu bilang aja ke sopirnya turun di griya indah, ntar digerbang kamu Tanya aja sama security depan,bilang mau ke Ibu Dedeh,yah", jelas bu Dedeh.

"Iya bu, ntar aku kesana"

"Awas jangan Sampe lupa lagi yah,,Ibu tunggu,,aya-aya wae kamu mah, sok sekarang kamu pulang yah, salam buat orang tua di rumah"

"Iya, saya pamit dulu bu, assalamualaikum"

"Walaikumsalam, Hati-hati dijalan".

Aku pun berlalu beranjak dari kursi dan meninggalkan beliau seorang diri yang kini tengah membereskan berkas2 diatas mejanya.

Aku sedikit tergesa-gesa untuk sampai rumah, sebelum berangkat sholat jumat, aku terlebih dahulu menyiapkan yang diperlukan agar selepas jumatan bisa langsung bergegas ke rumah Bu Dedeh.


******


Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd