Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

(real story) kucoba semua fantasyku bersama diana, si amoy semok

Ya, mami devi alias kakak tertua diana, sudah bercerai dengan suaminya. Alasan dari pihak mami devi adalah suaminya tidak berguna karena malas bekerja. Alasan dari pihak papi Devi adalah istrinya selingkuh dengan pekerja di kedai yang mereka buka! Hal ini di akui sendiri oleh devi karena ketika devi berusia sekitar 12 tahun sudah beberapa kali mendapati maminya kasak kusuk dalam gelap di dapur, berdua dengan pria itu.
Karyawan yang bekerja di warung kopi mereka adalah seorang pria berdarah melayu. Aku tidak tahu apa yang dilihat maminya devi dari pria melayu tersebut. Tubuhnya pendek, rambut keriting, perutnya gendut, berkumis tak rapi, wajahnya dibawah standard, jauh sekali dibanding papinya devi yang bak artis hongkong tahun 80an, Chow Yun Fat. Mungkin soal onderdil!
Sejak peristiwa itu juga yang membuat devi lebih nyaman tinggal dengan neneknya.

Dari cerita itu juga aku menyadari bahwa sepertinya prilaku "bermain api" dan suka "batang coklat" emang sudah bakat turunan dalam keluarga ini.

"Cuma kamu saja dev yang belum merasakan kontol pribumi" ujarku kepada devi yang asyik menjilat kepala penisku.

Devi tertawa hampir tersedak.
"Aku ga mau ah... Takut" desahnya.

"Saat ini mungkin belum, perjalanan mu masih panjang. Kalo betulan terjadi, ceritain ke aku ya? Aku pengen denger kesan dan pesanmu, aku tak bisa membayangkan devi yang mulus gini ditindih ama mas mas kuli bangunan!" Ujarku sembarangan.

"Edan!" Sergah devi. Sambil mencekik penisku, membuatku kaget.

Devi bangkit berlutut, menanggalkan celana pendeknya yang sejak tadi udah turun selutut.
Ketika tangannya hendak menurunkan celana dalamnya, dengan seulas senyum genit ia memandangku,
"buka ya..?"
Aku tak perlu menjawab, celana dalam itu sudah diturunkan dan tanggal dari pinggulnya. Kini devi udah berdiri tanpa sehelai benang yang melekat di kulit mulusnya.
Aku terpesona, bulu kemaluannya masih alami dan tipis sekali.

"Kalo nenek bangun kamu gimana bugil gitu?" Tanyaku.
"Biarin, dia tidak akan bangun. Tidurnya nyenyak sekali" bisiknya.

Giliran aku yang bangkit, kupeluk erat tubuhnya sambil berdiri. Ku arahkan tubuhnya agar terlentang diatas ranjang.
Devi tau apa yang akan aku lakukan karena pernah kami bahas. Devi belum pernah di beri kenikmatan dengan dijilat organ intimnya.
Sudah kewajibanku lah memberi kenikmatan itu sekarang.
Kebuka kedua paha devi, kuamati vagina nya terlebih dahulu, bentuknya masih seperti milik anak anak, seperti perawan, rapat sekali. Indah sekali. Perlahan kusentuh dengan jariku, kumasukkan jari tengahku dengan lembut, devi terpekik tertahan. Organ intimnya sudah basah sekali, jariku hanya masuk jari tengah tapi terasa sangat sempit.
Kudekatkan wajahku, dengan jari tangan kiri ku buka organ intimnya agar klitorisnya lebih jelas, ku julurkan lidahku untuk menstimulasi klitoris devi. Disetiap sapuan lidah ku ke klitoris, Devi tersentak seperti tersengat listrik. Matanya melotot, devi baru tahu kalau klitorisnya bisa memberi kenikmatan seperti itu. Ia mengangkat kepala berusaha melihat apa yang sedang aku lakukan, tapi sia sia, tubuhnya tersentak setiap kali ku rangsang, akhirnya devi hanya terbaring pasrah.

Hal yang paling membuatku heran adalah aroma organ intim devi. Aromanya harum dan tidak seperti aroma organ intim wanita yang aku tahu, aromanya tipis sekali, nyaris tidak ada aroma apa apa,aku harus mengendus endus dengan serius untuk mencari aroma khasnya. meski hanya ada aroma tipis, tetap membuatku tergila gila dan terangsang hebat. Seumur hidup baru kali ini aku mendapati organ intim wanita seharum begini. Well Diana termasuk yang harum seperti ini juga sebetulnya, mungkin faktor aku sudah terbiasa dengan Diana atau mungkin faktor devi yang masih remaja.

Aku berlama lama mencumbu klitoris devi sambil menyentuh G-spot devi. Devi tersentak sentak seiring gerakan jari dan lidahku. Targetku kini adalah membuat devi ejakulasi sebagaimana yang ia katakan kalau belum pernah rasakan selama ini.

Devi mulai bergerak tidak karuan, aku harus menahan tubuhnya agar bisa menjaga irama stimulasi yang kulakukan tidak terganggu, dengan begitu orgasmenya lebih cepat tercapai.
Devi mendesah semakin keras, kedua pahanya bahkan menjepit kepalaku. Aku harus berusaha keras membuka pahanya agar lebih rileks dan tidak mengganggu aksiku. Tangannya mencengkram rambutku dengan sangat erat, dari sana aku bisa menebak kira kira kapan devi akan mencapai puncak orgasme.

"Hhh... David..iiih... Sssshh.. ooh" devi meracau. Tubuhnya mulai melengkung keatas, ototnya mengejang, cengkraman di kepalaku semakin kuat, jepitan pahanya semakin erat.
Tiba tiba devi terpekik, tubuhnya bergetar hebat persis orang yang sedang kejang kejang. Aku melepaskan jariku dan menghentikan aksiku. Devi menggelepar ke kiri dan ke kanan. Napasnya seperti berhenti, ia mencapai puncak orgasme tapi tidak sampai memuncratkan cairan seperti diana. Memang sepengetahuanku puncak orgasme tak melulu mengakibatkan banjir bandang. Sekitar 1menit napasnya baru kembali normal. Pandangannya kosong menatap langit langit kamar.

"Gimana..enak?" Bisikku ditelinganya sambil menindih dan meremas dadanya.

Devi menutup wajahnya dengan telapak tangannya. Mungkin malu.

"Iya... Kog bisa gitu ya? Diana gitu juga ya?"

Aku tersenyum mengangguk.
Aku tak menceritakan soal diana bisa menyemprotkan cairan bening.

"Hiss.. enak banget..gila!" Ujarnya sambil geleng geleng kepala sambil menutup wajahnya dengan bantal.

"Pacar mu bisa gitu?"

Devi tertawa sambil menggelengkan kepala, tanpa berbicara ia melumat bibirku dengan mesra, memeluk erat tubuh ku yang sama sama tak berpakaian apa apa. Penis tegangku menekan perutnya.

"Masukin david.." bisiknya sambil memegang dan mengelus penis ku.

"Siap nona manis" ku cium bibirnya dan bangkit mengambil posisi.

Kuarahkan kepala penisku tepat didepan liang kenikmatannya, bentuk vagina nya yang mungil kini sudah lembab karena sudah sangat terangsang. Ketika aku memasukan penisku, rasanya sempit!, ketika ku lesakkan seluruh batangku, devi melenguh, kutarik dan mulai melakukan berulang ulang, sehingga bibir vaginanya seperti kembang kempis. aku merem melek menikmati vagina devi.

"Buset, sempit banget!" Ujarku sambil menatap dalam dalam wajah devi.

Ya organ devi sangat ketat. Baru kali ini aku merasakan seketat ini. Disepanjang penis, aku bisa merasakan otot didalam devi seperti mencengkram batangku! Ketat sekali, terjepit dan nikmat sekali. Jujur dibagian ini lebih enak dari milik diana! Diana emang udah melahirkan tapi melalui proses sesar, jadi organ intimnya masih original. Tapi ini luar biasa berbeda. Apa mungkin aku lupa kalo remaja emang begini rasanya?

"Kamu udah biasa ML kan? Kog masih ketat gini dev...?"

"Iya..pacarku juga ngomong gitu. Aku mana tau..." Desahnya seiring aku mempercepat gerakanku.

"Oh.... Hh... Enak david..." Bisiknya dengan mata sayu.

Aku semakin mempercepat gerakanku, ku angkat kedua kakinya ke bahuku, dengan posisi begini penetrasiku lebih maksimal, sodokanku terasa mentok dan devi sesekali membelalakan mata kearahku.

"Enak dev?" Bisikku dengan napas tak teratur.

"Enak david..terusss... Enakkk.." devi memelas.

"Panggil aku Om.."

"Iya om...terus om...enak om.."devi sudah mulai tenggelam dalam kenikmatan. Penisku terasa seperti terjepit didalam, ketat sekali!

"Ngomong, entot aku om, dong dev..yang jorok. Aku suka kamu ngomong yang jorok"

Devi seperti sudah terhipnotis, kenikmatan yang ia terima sudah membuatnya tak peduli apa apa lagi, apalagi gengsi.

"Iya om..entotin terus om.. aku suka dientotin om....ohhhh...sss.."

Aku semakin tak karuan, aku paling tidak tahan mendengar kicauan perempuan seperti itu. Apalagi devi sehari hari memang sangat menjaga tutur bahasanya.

"Kau suka kontol dev?, Suka kontol besar? mau coba kontol mas-mas? Atau Mau dua batang sekaligus?" Pancingku agar devi semakin meracau, sambil terus memompa vaginanya.

"Iya oom.. terussss om... Aku suka kontol mu, aku suka kontol gede...ooohhh...shhhs.. terusss.. aku mau coba punya mas mass.. entotin terus daviddss...ssh".

"Mau ama mas mana..? Tanyaku sengaja mempermainkannya.

"Hmmmm.sssh..terssserahhh.. tukang galon, tukang bangunann, mas agussss... Mas akri... Om joni..... Eghmmm.. akkhu mau..."

Aku tidak kenal nama nama yang disebut devi, hanya agus yang aku tau, yaitu karyawan ku! Aku semakin terpacu nafsu, apalagi penisku seperti terjepit begini...

"Enak banget meki mu dev..." Bisikku dalam kenikmatan tak terhingga.

Aku menghentikan gerakanku, ku benamkan sedalam dalamnya penisku, kudiamkan beberapa detik dan tiba tiba kucabut secepat-cepatnya. Devi membelalakkan mata. Melotot kearahku. Tarikan ku yang tiba-tiba membuat dirinya seperti tersentak dan bergetar beberapa saat tanpa ia mampu kendalikan. Ia memukul lenganku, mungkin karena kesal diperlakukan begitu. Matanya berair, aku tak tahu itu karena sakit atau terlalu enak.

Aku membalikkan tubuhnya, doggy style. Devi paham. Ia langsung menempatkan posisinya agar aku lebih mudah bekerja. Pemandangan yang sungguh indah.. punggung putih mulus remaja ini luar biasa membangkitkan birahi. Apalagi bokongnya yang sekal dan bulat. Kaki yang panjang. Pinggang yang semakin langsing terlihat. Vaginanya kini terpampang pasrah semakin menonjol.
Perlahan kuarahkan kembali penisku ke posisinya. Langsung kulesakkan sedalam dalamnya. Devi terdorong kedepan dan terpekik kenikmatan, "aduh..."
Dengan posisi begini, penisku semakin terasa terjepit. Aku menggeleng-gelengkan kepala karena takjub dengan begitu sempitnya liang senggama devi. Aku kagum sekali...rasanya tak bisa aku lukiskan dengan dengan kata kata yang pas. Cewek ini sempurna atas bawah...


Aku terus menarik-dorong dari belakang. Kulihat devi sudah menjatuhkan kepalanya diatas sprei, pinggulnya kini terangkat lebih tinggi dan terlihat semakin sexy. Kedua tangannya asyik meremas buah dada sendiri.

"Sodok om..terusss...enak om...sssh... Enak om? Enak entotin devi?"

"Iya dev, mekimu enak banget, lebih enak dari milik diana!"
Ujarku dengan napas seperti sedang berlari.

"Ooh... Terusss om.. entotin devi sepuasnya...sshss.. aku mau keluar om....shhhhhh...."

Aku merasa disepanjang penisku kemaluan devi semakin ketat dan sempit, seolah semakin terhimpit.
Aku sudah tidak tahan, klimaks itu sudah semakin dekat, sudah diujung ujung, gerakanku semakin ku percepat, kuhujamkan penisku sedalam dalamnya sambil memegang pinggang devi.
Akhirnya pertahanan ku jebol, ku cabut buru buru dan kukeluarkan seluruh cairanku di bokong dan punggung devi. Disaat yang sama aku melihat tubuh devi sedikit bergetar beberapa detik.

Kaki ku lemas..aku berlutut disamping devi sambil membantu membersihkan cairan ku ditubuhnya dengan kain, setelah itu aku terlentang keletihan, devi tersenyum.
Kami berbaring sekitar 2 menit. Tangan devi tak pernah lepas dari penisku yang udah lemas tak berdaya, sepertinya ia masih penasaran, sesekali ditariknya karena gemas.

"Bangunkan lagi ya?" Tanya devi, dan tanpa menunggu jawaban ku ia bangkit dan mulai mengulum kembali penisku, aku hanya bisa cengar cengir keenakan. Rasanya geli tapi nikmat.
Penisku perlahan mulai mengeras meski tidak maksimal, devi seperti anak kecil yang baru mendapatkan mainan baru. Asyik sendiri.
Tiba tiba hape ku berbunyi, ada pesan whatsapp masuk, dari diana!

"Udah tidur?" Tanyanya.

"Belum" jawabku pendek karena bingung mau jawab apa.

"Aku gak bisa tidur ni pi... Tiba tiba lagi kepengen"

"Waduh..gimana dong, aku disini, kamu disana...
" Tulisku sambil memberi tanda ke devi kalo diana sedang mengirim pesan. Devi tampak tak peduli.

"Kamu cari tukang ojek aja ajak masuk kamar.." tulisku asal, kami memang terbiasa bercanda seperti begituan.

"Boleh ya? Nanti kuajak beneran, kamu kelojotan, nanti kukirimkan foto aku sedang blowjob tukang ojek gimana?"
Aku terangsang, penisku udah mengeras kembali ditambah dengan permainan lidah devi .

"Kamu gak kepengen, pi?" Tanya diana.

"Pengen banget... Ini aja aku sedang di blowjob devi!" Aku nekad.
 
Omg anjir escalated nya rata ya hu :D
Keren abis sisi lain emang bener-bener kalau dah di pacu
Semoga aman selalu suhuuu jangan ampe la bad ending hihihihi
 
Bimabet
"Wah asyik dong", diana mengira aku bercanda, menghayal seperti biasa.

"Iya enak banget say.., kayaknya turunan keluarga mu jago blowjob semua deh" aku terkekeh sendiri.

"Kurang asem" ketiknya pendek.

"Sekali-kali kita threesome yuk ama devi?" Tulisku lagi makin nekad.

"Kalo bisa jangan devi dong, malu aku. Gimanapun dia kan masih ponakan, lagian devi mana mau juga"

"Mau dong devinya, lah ini aja sedang kulum kontolku!"
Tulisku sambil membelai rambut devi.

"Issh.. fantasi mu pi...jauh amat."

Beberapa hari kemudian diana dan anak anak pulang ke rumah. Aku dan diana bercinta seolah pengantin baru, kami sama sama terbakar birahi tingkat tinggi. Aku yang seolah baterenya baru cas full bersama devi. Dan diana yang nafsunya menumpuk berhari hari tanpa penyaluran.

Hari-hari berlalu seperti sediakala, aku sejak pagi hingga sore berada di tokoku bersama dengan seorang karyawan bernama Agus. Dua karyawan yang lain sudah ku berhentikan karena toko yang semakin sepi. Agus aku pertahankan karena dia bisa dipercaya, usianya masih muda, keturunan jawa, kulitnya putih, wajahnya cakep mirip sekali dengan pebulutangkis nasional Jonathan Christie! Ia tak pernah meninggalkan shalat, bahasanya halus dan jujur. Selain itu 2 karyawan lain yang kuberhentikan sebetulnya juga mempunyai dosa lama, mencuri pakaian dalam diana!. Seperti yang pernah kuceritakan diawal, Diana pernah kehilangan pakaian dalam, celana dalam dan bra. Sejak kejadian kehilangan itu aku diam diam memasang kamera kecil untuk mengintai halaman belakang rumah. Dari kamera itu aku tau siapa yang mencuri. Kedua karyawan lama ku unik nya sepertinya mencuri tanpa saling mengetahui kalau mereka berdua mempunyai hobi yang sama! Satu hari yang karyawan pertama kudapati mencuri celana dalam diana, di video lain aku melihat karyawan lain yang mencuri bra! Waktu itu aku tidak langsung marah, aku malah menikmati dengan perasaan deg-degan melihat kelakuan mereka yang mengendap ngendap di belakang sambil melihat jemuran. Aku maklum, untuk pemuda seusia mereka tentu tak akan sanggup menahan godaan melihat diana yang setiap hari sliweran dirumah memakai hotpants dan kaos you can see ketat atau baju tidur tipis dipagi hari.

"Yang penting mereka tidak berbuat kurang ajar" pikirku, toh aku yang udah sakit otak juga menikmatinya.

Pernah di salah satu rekaman kamera, aku melihat salah satu karyawanku onani di halaman belakang sambil menggosokkan penisnya yang tegang dengan celana dalam dan mencium bra diana. Waktu itu memang kami sekeluarga keluar rumah karena aku mengantar diana dan anak anak berbelanja di sebuah mall. Ruko ku serahkan pada agus dan temannya untuk dijaga sebentar. Dan sepertinya kesempatan itu dipakai salah satu dari mereka untuk nyelonong kebelakang.
Video itu kuperlihatkan kepada diana, diana agak kaget juga melihat penis pemuda itu ternyata gede.

"Idih..serem, kalo dia suatu hari tidak tahan trus melecehkan aku gimana ko?" Tanya diana.

"Gak mungkin dia berani lah..paling jauh juga cuma gitu aja, mana cari kerja susah lagi" jawabku.

"Sialan..celdam kesayanganku pula itu yang dipake dia!" Ujar diana sambil bersungut sungut.

"Eh aku mau tanya ya pendapat mu dari sudut pandang seorang perempuan, kalo ada cowok secara langsung atau tidak langsung ketika melihat kamu trus penis nya tegang, kamu ketika tahu sebagai objeknya, perasaanmu gimana , tersinggung, biasa aja, senang atau bangga?"

"Mmmm..... Kayaknya tidak tersinggung deh" jawab diana sambil tersenyum simpul.

"Lagian udah banyak juga kog yang terang terangan bilang gitu lewat DM ig atau fesbuk" sambungnya.

"Ah itu mah gombal aja.... supaya bisa dapat simpati diana. Siapa tau bisa dapat foto telanjang diana" balasku.

"Btw. Kamu mau coba penis perjaka ga? Itu si agus kan perjaka, hehe..." Tanyaku sambil menepuk pantat diana yang kebetulan sedang bangkit berdiri melewatiku.

"Nanti dia udah kena ama aku, gak mau nikah lagi gimana?" Sahut diana sambil tertawa menggoda.

"Kalo dia mau, aku rela kamu ama dia, kapan lagi kamu dapat perjaka gitu, hehehe... Anaknya bersih dan sopan lagi".

"Serius?!, Nanti aku coba godain dia lewat whatsapp ya..?" Jawab diana yang kembali duduk disisiku.

"Iya Coba aja, Kalo bisa kan asyik tuh bisa threesome lagi. Kalo nanti aku berangkat, kamu bisa puas puasin berdua ama agus" pikiran bejadku kembali bekerja. Kalo urusan begini otakku encer banget!

Hari hari berikutnya diana betulan lebih intens Whatsapp agus. Mulai sering menyuruhnya ke lantai atas bawakan sesuatu, disuruh bersihkan jendela kamar, suruh merapikan lemari televisi dan lain lain. kalau malam ketika agus udah pulang, diana kadang masih chat, berpura pura tanya soal ini itu yang tidak penting. Tapi dasar agus anaknya polos, respon yang didapat tidak memuaskan kami. Aku yang sering disodori diana untuk membaca chat mereka ikutan gregetan melihat pemuda itu, entah emang orang ini pemalu, polos atau menahan diri.
Pernah disalah satu chat kubaca diana menggoda agus dengan mengakhiri perbincangan dengan berkata hendak mandi, "mau liat gak?" Ketik diana.
Agus tidak menjawab.

Ruko ku yang kini hanya dengan satu karyawan, agus juga membuat diana semakin berani berpenampilan. Terkadang ketika toko sudah mau tutup, diana yang abis mandi sore karena selesai zumba, dengan santai di belakang ruang dapur hanya berpakaian daster tipis dan pendek tanpa bra.

"Toh cuma diliat agus, gak keluar rumah juga " katanya.

Pernah suatu hari agus tiba tiba seperti jatuh sakit, perutnya tiba tiba kembung dan sakit tak tertahankan, berhubung dilantai bawah tidak ada tempat untuk merebahkan badan, terpaksa ia kusuruh berbaring di ruang tengah lantai atas. Aku menyuruh Diana menyiapkan kasur tipis untuk dipakai agus dan berikan obat. Setelah beberapa menit aku naik ke lantai atas untuk melihat kondisi agus. Agus sedang tidur terlentang bertelanjang dada dan kulihat diana sedang menggosokkan semacam ramuan aromaterapi yang biasa ia pakai ketika tidak enak badan. Tangannya sedang menggosok-gosok minyak di bagian perut dan dada agus sementara tangan kirinya diletakkan dipaha atas agus.
Diana hanya berpakaian daster semalam, belum mandi kebetulan hari minggu, dan bisa bermalas malasan sampai siang.

"Shit! Napa jadi kayak adegan bokep ya?" Pikir ku dalam hati.

Diana hanya mengenakan baju tidur terusan berbahan satin bergantung di bahunya hanya dua utas tali kecil, dengan potongan dada rendah dan tidak mengenakan bra! Dengan posisi diana sekarang, siapa saja yang berada didepan diana akan sangat bisa melihat jelas bongkahan dadanya yang putih dan putingnya yang imut itu. Bahkan dengan posisi diana yang menungging sedemikian rupa, siapa saja yang berada di belakangnya pasti bisa melihat paha mulus dan celana dalam diana! Tangan kiri agus bahkan tergeletak pasrah diatas paha mulus diana!

Tapi agus sepertinya sedang tidak mood meski disuguhi pemandangan langka itu, ia sibuk meringis dengan menutupi kedua matanya dengan pergelangan tangan kanannya. Perutnya seperti kram.
Aku berjongkok disisi tubuh agus sambil melihat diana, diana memandangku sambil memberi tanda agar aku melihat tangan kirinya yang kini sudah sudah tinggal beberapa cm lagi di selangkangan agus!
Jantungku mau copot, disatu sisi aku kuatir dengan agus, disisi lain pikiranku terpecah dengan kelakuan diana.

"Mau ke dokter aja gus?" Tanyaku kepada karyawanku.

"Bentar lagi Ko, liat bentar lagi gimana." Jawabnya meringis sambil menekan perutnya sendiri dengan tangannya.

Diana berpindah menggosokkan minyak di ujung kaki agus, katanya kakinya dingin sekali.

"Kakimu dingin sekali gus, buka aja celana panjangmu, aku gosokin minyak di seluruh tubuhmu" ucap diana mengejutkanku. "What?!"

"Kamu pake celana pendek kan?" Sambungnya.

Belum sempat agus menjawab. Diana udah dengan cekatan membuka celana jeans yang dikenakan agus!

Aku melongo terbengong bengong melihat nekadnya diana.
"Ni orang serius mau ngobati orang sakit atau ada maksud terselubung?"

Diana melihat raut wajahku yang seperti kaget, dia tersenyum geli. Agus menutup wajahnya dengan bantal. Tampaknya ia sudah tak peduli apa apa lagi asalkan derita yang ia rasakan segera berakhir. Sekarang ia hanya mengenakan celana pendek badminton.
Diana menumpahkan minyak di tangannya, menggosokkan dengan kedua telapaknya dan membalurkan di sepanjang kaki agus.

"Sialan, aku terangsang!" Umpatku dalam hati.

Tangan diana dengan cekatan menggosokkan dari ujung kaki naik ke paha dibalik celana pendek agus.
Si agus (mungkin) keenakan aku yang seperti mau kena serangan jantung!.
Tokoku dibawah tidak ada yang jaga, tapi aku enggan meninggalkan adegan yang sedang terjadi ini.

Diana berpindah ke sisi kiri agus, tepat di posisiku berlutut, aku bergeser sedikit memberi ruang buat diana. Bak ahli pijat profesional yang merangkap bintang bokep JAV, dengan cekatan diana memijat tubuh agus. Diana berlutut sedikit menungging tak sengaja memperlihatkan celana dalamnya yang berwarna krem kearahku, seolah sedang memancing cemburuku. Tanganku reflek menjamah bokongnya, ku remas remas gemas, sambil sesekali ku elus pahanya. Agus tak melihat karena wajahnya tenggelam dalam bantal.
Biadab sekali, Karyawan ku sedang sakit, aku malah asyik menyentuh istriku didepannya.

"Geser koh, sempit!", Ujar diana tiba tiba memecah konsentrasiku. Aku berpindah ke sisi lain. Agus kulihat sudah tidak begitu meringis seperti tadi.

"Enakkan gus?" Tanya diana.

"Iya Ce" jawabnya pendek dari balik bantal.

Tapi tangan diana masih kesana kemari!. Sesekali tangannya menyelip dibalik celana pendek agus untuk memijat pahanya. Aku melihat diana semakin lama semakin berani.

Aku melotot ke arah diana, diana menahan tawa, sambil seolah sengaja menantangku melihat kelakuannya yang semakin jauh. Tangannya menggosok gosok ramuan herbal sampai di perut bagian bawah agus! Bahkan celananya sudah diturunkan sedikit dari posisi semulanya. Diana cuek seolah serius membalurkan minyak tersebut, sesekali ujung jarinya menyelip dibalik celana agus seperti tidak disengaja.

Jantungku berdegup sangat keras, aku seperti sesak napas, entah mengapa kalo adegan beginian selalu bikin aku seperti kena serangan asma, padahal aku tak asma. Adrenalin yang memompa terlalu kencang mungkin tak bisa diimbangi oleh paru paruku, membuatku seakan sesak napas.

Tiba-tiba dari lantai bawah aku mendengar ada yang memanggil, sepertinya pelanggan toko. Aku bergegas turun dengan perasaan kacau balau dan tak ihklas.
Ditoko aku melayani pelanggan yang hendak berbelanja, dan sialnya banyak basa basinya. Kami bercakap-cakap sekitar 10menit sampai aku agak lupa dengan peristiwa yang sedang terjadi dilantai atas. Sampai ketika tiba tiba WhatsApp dihape ku berbunyi, disela percakapanku dengan relasi. Aku melirik ke hapeku.

Sebuah pesan dari Diana.
Sebuah foto dan tulisan.

"LIHAT CCTV"
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd