Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT RealStory kisahku dengan suami

Final Chapter

(Jul-2020)
satelah beberapa hari update threat yang di id lama.
singkat cerita, ada orang yang mengetahui identitasku termasuk nomor hp ku yang mana aku tidak pernah membagikannya disini.

setelah cerita panjang lebar,
intinya si PK ini mau berhubungan seks denganku, tapi suamiku tidak langsung menyetujuinya lalu mereka mau ketemuan untuk berbicara langsung.
pertemuan itu tidak bisa di tolak karena dia tau alamat rumah kami.
setelah makan siang, suamiku berangkat untuk bertemu dengan si PK.

hp ku berbunyi saat ku buka, suamiku mengirimkan sebuah foto wajah seorang pria yang tidak ku kenal.

S; "ini dia yang mau ngeseks dengan sayang, kenal?".
A; "enggak kenal".
S; "jadi gimama? sayang mau?".
A; "aku takut, karena katanya dia orang sekitar sini".
S; "iya, katanya dia setuju sekali aja dan pakai caps".
A; "dia sendiri aja kan?".
S; "iya sendiri".
A; "yaudah, kapan?".
S; "malam ini?".
A; "dimana?".

karena tidak mungkin untuk kami menyewa hotel dikota ini, takut ada yang mengenal kami, akhirnya terpaksa dilakukan dirumah kami.
jadi malamnya dia beberapa kali ngechat menanyakan apakah sudah boleh datang?.
setelah anakku ngantuk dan aku mentidurkan nya sekitar jam 10, kami pun mengabarinya untuk segera datang.
tak lama kemudian dia benar-benar datang sendirian dengan membawa motornya.
didalam rumah dia lalu menyalami kami berdua.

"aku gak bisa lama-lama, langsung aja ya, udah kemalaman ini". kata si PK itu yang bahkan tidak sempat duduk.
suamiku lalu memintanya untuk mandi lebih dulu karena mencegah covid19, dia kemudian permisi untuk mandi.

A; "dimana buatnya sayang?".
S; "disini (ruang tv) aja".
A; "oh".
S; "oh iya, kasih dia handuk punya sayang yang baru".

aku pun kekamar mengambil handuk ku dalam lemari dan kuserahkan pada PK itu yang sedang mandi.
setelah itu aku kembali keruang tv dengan suamiku.
si PK datang dengan hanya melilitkan handuk di tubuhnya.

S; "ada caps nya kan?".
PK; "ada".
(dia mengeluarkan bungkusan kecil dari kantong celana yang di pegangnya).
PK; "jadi dimana?".
S; "disini aja".
PK; "kau?".
S; "aku disini juga".
PK; "ah, dikamar ajalah kami berdua".
(aku dan suami saling tatap-tatapan.)
S; "yaudah, jangan di kunci".
PK; "aman".

aku lalu bangkit dari duduk ku berjalan menuju kamar kami di ikuti oleh PK itu dari belakang.
didalam kamar, dia langsung menggantungkan pakaiannya di belakang pintu.
saat aku mau mengangkat anakku dari tempat tidur, dia melarangku dan membiarkan anakku tetap tidur diatas tempat tidur.
dia langsung bugil ketika dia melepaskan handuknya dan diserahkannya padaku.
dia lalu menekan bahuku kebawah hingga aku berjongkok di depannya.
burungnya yang sudah tegang langsung disodorkan nya kedalam mulutku.
ukuran nya hampir sama dengan milik suamiku, hanya sedikit lebih pendek.
saat sedang meghisap burungnya, aku dapat menghirup wangi sabun mandiku pada burungnya.
setelah puas, dia memintaku melepaskan pakaianku.
saat aku melepaskan pakaianku, dia terlihat mengeluarkan bungkusan kecil tadi dan menghampiriku.
diserahkannya bungkusan itu padaku.

"pasangkan" katanya yang lalu dia merebahkan tubuhnya atas kasur dengan kaki yang masih memijak lantai.
aku pun mengoyak bungkusan itu dan mengeluarkan caps itu, aku cukup sulit memasangkan nya karena burungnya terlalu pendek.
setelah berhasil, dia memintaku untuk naik keatasnya dan melakukan semuanya sendiri.
aku pun berjongkok diatas burungnya dan kuarahkan pada bibir vaginaku, setelah tepat perlahan aku menurunkan tubuhku yang membuat burungnya telah masuk kedalam vaginaku.
karena terlalu ditepi tempat tidur, aku memajukan tubuhku dan berpegangan diatas dadanya agar aku tidak jatuh kebelakang.
aku merasa dilema saat aku ingin dengan cepat menyelesaikan ini, tapi aku tidak boleh bergoyang dengan cepat karena hentakan nya dapat membangunkan anakku yang tidur ditempat tidur yang sama.
ditengah hubungan seks kami, dia berkata.

PK; "kami kagum dengan keliaran seksmu".
A; "kami?".
PK; "iya, para pembaca diforum".
A; "oh".
PK; "dan aku beruntung bisa menikmatin jepitan memekmu".
(katanya sambil tangan nya meremas payudaraku).
A; "ingat, ini hanya sekali".
PK; "aku ngga yakin".
(katanya sambil mencubit kedua puting payudaraku).
A; "aaaahhh".

aku pun menaikkan tempo gerakan ku setelah cukup lama aku 'menyetubuhi' nya dengan gerakan pelan.
dan benar saja, tak sampai 5 menit kemudian.

"aaahhh". desah nya serentak dengan kurasakan getaran didalam vaginaku menandakan dia telah sampai.
setelah itu dia memakai pakaian nya kembali lalu keluar dari kamar dan pergi.
setelah dia pergi dari rumah ini, aku keluar dari kamar dan membuang caps bekas dia tadi ke tong sampah di dapur.

S; "gimana? lancar?".
A; "iya, tapi gimana kalau dia nanti datang lagi?".
S; "kalau masih ngikuti aturan sih gapapa kan?, kan sayang gak kenal".
A; "iya sih, tapi aku masih takut".
S; "udah gapapa sayang".
kata suami yang lalu kami berpelukan didapur.

besok malam nya saat suamiku sudah berangkat kerja, dan saat itu sedang hujan.
PK itu kembali menghubungi nomorku.

PK; "bukain pintu, aku udah di depan".
A; "eh ngapain?".
PK; "bukain dulu, nanti ngobrolnya didalem, hujan nih".

aku pun keluar dari kamar dan membuka pintunya sedikit, tapi dia mendorong pintu itu dengan motornya hingga motornya masuk kedalam rumah.

PK; "duh, dari tadi di telpon gak ngangkat". (kata PK itu yang sambil membuka jaket nya yang basah).
A; "mau ngapain?".
PK; "mana suamimu?".
A; "kerja".
PK; "jadi tiap malam kau ditinggal sendiri?".
A; "mau ngapain sih?".
PK; "ok. aku mau yang kaya kemaren".
A; "kan perjanjiannya cuma sekali".
PK; "udah, turutin aja, kan kalian menikmatinnya juga, atau mau aku sebar aja ke orang-orang disini".

sesaat aku terdiam, dia lalu berjalan menuju pintu dan menguncinya, malam itu diluar sedang hujan deras.

PK; "gimana?".
A; "yaudah, aku kabarin suamiku dulu".
(dia buru-buru menarik tanganku).
PK; "gak usah, besok aja bilang".

dia langsung memelukku dan hendak mencium bibirku, aku menggerakkan kepalaku menghindar dari ciumannya yang membuatnya jadi menghujani wajahku dengan ciumannya.

"ayolah, gak usah malu, aku tau kalian juga menikmatinya juga". katanya yang lalu dia mendapati bibirku dan mulai memasukan lidahnya kedalam mulutku, dia memelukku dengan erat dan perlahan tubuhnya menimpahi tubuhku diatas sofa.
aku sebenarnya ingin menolaknya, tapi memang inilah yang di inginkan suamiku.
benar kalau suamiku memang ingin aku disetubuhi orang lain.

melihatku yang tidak lagi menghindar dia lalu menarik daster ku keatas hingga aku duduk, aku mengangkat kedua tanganku mempermudahkannya melepas pakaianku.
setelah terbuka dia langsung mendaratkan ciuman pada payudaraku dan menghisapnya bergantian.
aku merasakan dingin saat wajahnya menyentuh kulit dadaku, aku memeluk kepalanya membuat kepalanya semakin tertekan pada payudaraku.
setelah puas dengan payudaraku, dia kemudian berdiri dan melepaskan kemeja yang dipakainya.

"kamu bawa caps gak?". tanyaku.
dia lalu mengeluarkan sesuatu dari kantung celananya sebuah bungkusan tipis, itu caps.
kemudian dia membuka celananya berserta cdnya dan terlihatlah burungnya yang sudah mulai tegang.
dia lalu menarik kepalaku menuju burungnya dan memasukkannya kedalam mulutku.

"ahh enak kali, hangat". katanya saat dia menekan-nekan kepalaku hingga bibir dan hidungku dapat menyentuh pangkal burungnya.
burungnya memang dapat masuk semua kedalam mulutku karena ukuran nya yang kecil.

setelah puas, dia lalu melepaskan genggaman tangannya pada kepalaku dan mengoyak bungkusan caps yang di pegangnya dari tadi lalu memakainya sendiri, setelah terpasang dia kemudian duduk lalu memintaku naik keatas pangkuannya, aku meraih burungnya dan mengarahkan pada bibir vaginaku, setelah itu aku duduk membuat burungnya masuk kedalam liang vaginaku.
aku berpegangan pada sandaran sofa dibelakangnya, sesekali burungnya terlepas dari vaginaku saat aku bergerak naik turun sehingga aku hanya bisa bergerak maju mundur saja.

lalu tak lama berselang dia mau berganti posisi doggy, masih diatas sofa yang sama dia menekan tengkuk ku kebawah lalu kurasakan tangan nya yang satu lagi sedikit mengangkat pantatku keatas.
dengan sekali dorongan burungnya kembali masuk kedalam vaginaku, dia menarik pelan burungnya hingga keluar lagi dari vaginaku, lalu kembali masuk dengan sekali hentakan. dia melakukan itu sampai beberapa kali hingga kemudian dia menyetubuhiku seperti biasa.
ditengah persetubuhan itu,

PK; "aku lepas aja capsnya ya".
A; "sshh ahh jangan".
PK; "kenapa?".
A; "aah ssshh" (aku tidak menjawabnya).
PK; "takut hamil?".
A; "he eh".
PK; "aman, asal kau mau telan, mau?".
A; "jangan, udah gini aja".
PK; "aku tembak dalam ajalah kalau gitu".
A; "jangan, gak boleh".

aku mencoba mengangkat tubuhku namun dari belakang dia menahan tengkuk ku dengan menekan nya agar tetap dibawah.

PK; "aku udah gak pake caps ini". katanya yang entah sejak kapan dia melepasnya.
PK; "mau telan gak?".
A; "jangan keluar didalam".
PK; "iya makanya telan mau?".
A; "iya".
PK; "iya apa?".
A; "iya mau".
PK; "mau apa?.
A; "iya aku mau telan sperma abang".

tiba-tiba dia menaik kan kecepatan nya dan beberapa detik kemudian dia melepaskan burungnya dati vaginaku lalu membalikkan tubuhku, dia mengkocok burungnya didepan wajahku.
kemudian semburan spermanya mengenai wajahku dan aku langsung melahap kepala burungnya agar semburan nya tidak mengenai wajahku lagi.
setelah tidak ada lagi sperma yang keluar, aku melepas burungnya dari mulutku.
lalu mengambil baju dasterku untuk membersihkan sperma nya yang di hidung dan keningku.
setelah itu aku langsung beranjak dari sofa menuju kamar melihat keadaan anakku yang masih tertidur.
setelah itu aku kembali duduk disofa disebelah nya.
kami berdua masih bugil.
dia kemudian meraih celananya dan mengeluarkan hpnya.

PK; "udah jam 1 lewat".
A; "yaudah pulanglah sana".
PK; "masih hujan sayang".
A; "emang besok gak kerja?".
PK; "belum".
A; "libur?".
PK; "belum ketemu kerjaan sayang, udah urusan besok biar aja, laper nih, ada makanan gak?".
A; "enggak ada, nasi dan sayur udah habis".
PK; "ind*mie?".
A; "oh entah masih ada atau enggak".

aku memakai dasterku tadi kembali lalu beranjak kedapur menuju lemari, masih ada beberapa bungkus mie instan tapi bukan merk yang disebut nya tadi.
dia memintaku memasakkan untuknya 2 bungkus sedangkan dia menungguku di ruang tv.
setelah selesai memasak dengan lahap dia menghabiskan mie instan itu.
hujan diluar pun terdengar sudah mulai mereda, aku pun memintanya untuk segera pergi agar aku bisa kembali melanjutkan istirahatku, dia pun setuju.
"makasih nur atas pelayanan nya". ucapnya sebelum dia pergi membawa motornya.

paginya saat sedang sarapan dengan suamiku, aku menceritakan padanya kejadian tadi malam, suamiku hanya tersenyum.
setelah sarapan, suamiku memintaku untuk kembali istirahat dikamar.
sedangkan suamiku menemani anak kami bermain di ruang tv.
(skip).

akhirnya aku sampai beberapa kali berhubungan seks dengan si PK itu.
setiap hari PK itu juga rutin mengirim chat ke nomorku, dari yang basa-basi menanyakan makan sampai mengajak vcs dan meminta pap aku, yang tentu saja aku menolaknya.
hingga di awal bulan agustus itu, malamnya dia datang kerumah kami dan dia tidak datang sendiri, dia datang berdua dengan seorang teman nya, mereka berdua mengenakan pakaian seragam loreng berwarna orange yang mana aku mengenali ini adalah pakaian salah satu organisasi masyarakat (ormas). sebenarnya waktu itu aku merasa keberatan saat tau dia membawa seseorang lagi, tapi aku tak bisa mengatakannya saat itu, mereka berdua pun masuk.
lalu aku pun dikenali dengan teman yang dibawanya itu.

(agar mudah sebut aja si PK itu Putra dan teman nya Zul)

wajahnya yang hitam jauh dari kata tampan tapi terlihat tidak asing, mungkin umurnya sekitar 29 atau 32.

aku menawari mereka mau minum apa, mereka menolaknya dan memintaku untuk mengambilkan gelas kosong aja.
Put kemudian meletakkan plastik hitam diatas meja, saat dibuka isi nya adalah air berwarna putih yang di ikat dengan plastik gula putih.
"ini tuak" katanya sambil senyum.
aku pun kedapur mengambil apa yang di mintanya tadi lalu mengantarnya kedepan.
aku duduk di sebelah Putra.
"jangan lama-lama ya" kataku mengingatkan pada mereka agar ingat waktu karena ini sudah larut.
"iya, sampai ini habis aja". kata si Putra sambil meneguk tuak dari gelasnya.

jadi aku hanya duduk mendengarkan obrolan mereka, sesekali aku memainkan hp ku, lalu aku merasa ngantuk setelah 30 menit menjadi pendengar mereka saja.
hingga obrolan mereka sampai ke hal yang berhubungan denganku, atau lebih tepatnya awal mula semua ini.

mereka bercerita awalnya si Putra yang menunjukan cerita threatku yang lama pada si Zul.
waktu itu si Putra tidak tau siapa orang yang dibalik threat itu, dia hanya bilang kalau threat itu bagus ceritanya.
setelah si Zul ikut baca, hasil cocoklogi nya menduga kalau itu adalah aku, tapi dia masih ragu.

si Zul mengenaliku karena dia seumuran dengan abangku, tapi mereka tidak akrab karena si Zul pergaulannya seperti preman sedangkan abangku tidak.

mereka berdua (Putra dan Zul) juga pernah datang keacara pernikahanku, bukan sebagai tamu.
tapi menjadi orang yang mengatur lalu lintas di depan rumah kami agar tidak terjadi kemacetan.
kata si Zul, sebenarnya hanya dia yang disuruh karena dia salah satu anggota SPSI, tapi dia membawa si Putra ikut agar bisa bergantian.

"lalu dapat nomorku dari mana?". tanyaku

"ada deehh". jawab si Zul dan mereka pun tertawa.

lalu si Zul beranjak dari tempat duduknya menghampiriku.
dia duduk berdempetan denganku.
"tapi itu udah gak penting lagi" katanya sambil menarik dasterku dibagian leher dan melihat kedalam payudaraku.
ku lirik kearah Putra yang tertawa melihat ku diperlakukan seperti itu.

"ayolah, aku juga udah tau, aku gak tahan dengar setiap cerita dia yang udah sering ngentot sama mu, jadi aku juga pengen". katanya lalu dia memeluk tubuhku dan menghujani ciuman pada pipiku.
saat ciuman nya mencapai bibirku, lidahnya langsung menekan masuk kedalam mulutku, aku memejamkan mataku, aku dapat merasakan ada aroma tapai dari mulutnya.
saat sedang berciuman, dia perlahan menarik dasterku keatas membuat ciuman kami terlepas, setelah pakaianku terepas dari tubuhku, dia kembali menciumku.
tangan nya terus aktif mengelus dari perutku hingga naik ke payudaraku.
tiba-tiba si Putra juga ikutan duduk disebelahku dan langsung meremas bukit payudaraku.
tangan si Zul lalu turun kearah vaginaku, aku dapat merasakan telapak tangan nya yang kasar itu memaksa masuk kedalam cd ku, lalu jarinya dengan mudah masuk dan mengorek dinding dalam vaginaku yang sudah basah.
si Putra kini sudah mulai menghisap payudaraku membuat tubuhku menggelinjang hingga dapat kurasakan merinding pada sekujur tubuhku.

Z; "kan kau udah sering, malam ini aku yang duluan".
P; "ahh yaudalah". jawab nya pasrah dan beranjak sedikit dari tempat duduknya.

Zul lalu menghisap kedua payudaraku bergantian, setelah cukup lama dia memintaku berdiri untuk melepaskan cd ku hingga aku telah bugil dihadapan dua orang lain diruang tamu rumah kami.
dia kemudian menarik tubuhku duduk dipangkuannya.
memeluk tubuhku dari belakang sambil berciuman dengan bibirku, kedua tangannya menggenggam kedua bukit payudaraku.
mataku sampai terpejam saat Zul terus merangsang seluruh tubuhku.
lalu Zul memposisikan duduk ku diatas tubuhnya hingga aku dapat merasakan adanya tonjolan keras dari balik celananya.
lidah kami masih bersautan didalam mulutku, dia kemudian membuka kedua kakiku melebar, satu tangannya meremas payudaraku dan satunya lagi mengelus bibir vaginaku.
saat Zul melepas ciuman kami, kulihat ada Putra yang sudah duduk di sofa tepat dihadapanku.
melihat tubuh bugilku yang terus dirangsang oleh Zul.
Zul mencium pipi dan rambutku, namun aku tak kuasa menahan desahan saat kurasakan nafasnya tepat berada di telingaku.

Zul kemudian memasukkan salah satu jarinya kedalam vaginaku yang membuatku semakin mendesah.
"enak?" bisiknya aku tak bisa menjawabnya hanya menganggukkan kepalaku.
sesekali aku melirik apa yang sedang Putra lakukan, dia hanya tersenyum-senyum sambil mengusap tonjolan dicelananya.

tiba-tiba terdengar suara anakku menangis, aku pun langsung beranjak dan disaat yang sama Zul menampar pantatku dan mereka tertawa, aku berlari kecil meninggalkan mereka menuju kamar.
anakku baru berhenti menangis setelah aku membuatkannya susu.

saat aku kembali, tatapan mereka yang penuh nafsu terus mengikuti arah jalanku yang semakin mendekati mereka.
Zul kemudian menarik satu tanganku duduk disebelahnya lalu berebahkan kepalaku diatas pahanya.
satu tangannya mengelus-elus rambutku dan tangan yang satunya lagi menahan kedua tanganku diatas payudaraku.

Z; "gimana kalau abangmu tau nur?".
A; "abang mau ngadu?".
Z; "ya enggaklah, cuma gimana ya perasaan abangmu kalau adeknya yang cantik ini abang ekse".
A; "pasti marahlah dia".
Z; "hehe, kamu cantik nur, jadi kamu pantas punya suami lebih dari satu".
A; "maksudnya?".
Z; "suamimu nafkahi kamu lahirnya, kami mau jadi suamimu juga, tapi yang nafkahi batinmu, haha".
A; "enak kalianlah".
Z; "bukan, kita sama-sama enak".

Zul menundukkan kepalanya lalu kami pun berciuman.
tangan kanannya meremas-remas payudaraku, saat kurasakan remasannya semakin kuat, aku menahan tangannya.
mulutku tak bisa bersuara karena tertahan oleh ciumannya.
lalu tanganku digenggam oleh tangan kirinya, hingga membuat tangan kanannya kembali bebas menjelajahi kedua bukit payudaraku.
Zul lalu melepas ciumannya.

Z; "kamu mau gak nambah suami lagi?".
A; "nikah lagi?".
Z; "bukan, engga perlu nikah".
A; "terus?".
Z; "ya mulai sekarang kami juga suamimu, kapan kami mau datang, kamu harus layani apa pun yang kami mau sampai kami puas, bisa?".

aku terdiam, saat wajah jeleknya menatap tajam mataku seolah menghipnotisku hingga aku menganggukkan sedikit kepalaku.
Zul lalu melihat kearah Putra.
"SAH!", teriak si Putra lalu mereka tersenyum puas.
Zul lalu mengangkat kepalaku hingga aku duduk, kemudian dia memelukku dan menciumku.

"ayok kita 69". kata Zul.
dia merebahkan tubuhnya di sofa itu dan aku menaiki tubuhnya.
kurasakan geli saat Zul memainkan lidahnya didalam liang vaginaku.
aku sedikit kesulitan menghisap burungnya karena tubuhnya yang lebih besar dariku.
mungkin karena dia kurang puas, dia pun kemudian menyudahi posisi itu.

Zul merebahkan tubuhku diatas sofa, dia ikut merebah disampingku.
kami kembali berciuman sedangnya jari tangannya sibuk keluar-masuk diliang vaginaku.
"istriku yang cantik, kita mulai acara utamanya".
Zul naik keatas tubuhku, tubuhnya terasa berat sekali menimpahku.
diarahkannya burungnya kevaginaku, karena sudah terlalu basah dengan sekali dorongan kami pun mulai bersetubuh.
vaginaku terasa penuh karena burung nya cukup besar.

"aahhh ahhh aaahhh". desahku tak tertahan, aku membuka mulutku berusaha agar tetap bisa bernafas sambil menahan berat tubuhnya Zul diatasku.
desahku terhenti saat Zul yang melihat mulutku yang terbuka langsung memasukkan lidahnya dan menghisap mulutku, saat seperti itu, aku dan Zul seperti sedang bertukar nafas dari mulut ke mulut.
aku batuk tersedak saat Zul dengan tiba-tiba menekan burungnya lebih dalam diliang vaginaku.
lalu Zul menggigit leherku sebelum dia mulai bangkit dengan kedua tangannya membuatku dapat kembali bernafas dari hidungku.

tanpa melepaskan burungnya dari vaginaku, Zul mengangkat kedua kaki ku keatas dan meletakkannya diaatas bahunya.
dia menarik pelan burungnya lalu menghentakannya secara tiba-tiba kedalam vaginaku.
"awwchh ahhh aww". teriakku kecil saat dia terus menyetubuhiku seperti itu.
dia dapat melihat pemandangan indah dari payudaraku yang ikut bergoyang karena hentakannya, tapi aku merasa perutku sedikit sakit seperti kram.

Zul kemudian memegang pinggangku dan mulai menyetubuhiku dengan goyangan yang konsisten.
melihat payudaraku bergetar naik turun, tangan Zul pun tak tinggal diam, tangan nya meremas kedua payudaraku menahan keduanya agar tidak ikut bergoyang dengan liar, tanganku menahan dada Zul agar tidak terasa berat.

Bersambung...
 
(sambungan)

Zul lalu mengangkat tubuhnya lebih keatas, hingga kedua lututku sejajar disamping kepalaku.
saat dia mulai menggerakkan pinggulnya maju-mundur, tanganku berusaha mendorong pahanya saat kurasakan kepala burungnya seperti mencapai pintu rahimku.
Zul maraih kedua tanganku dan menggenggamnya erat.
lalu sambil tersenyum jelek dia menyetubuhiku dengan tempo
pelan-cepat-pelan-cepat.
aku merasa seperti sedang dipermainkan saat itu.
tapi tubuhku gak bisa melawan nya.

"boleh juga nih kalau dibikin threat judulnya
Binor hijaber ngewe dengan PS (Preman Setempat)." celetuk Putra tiba-tiba dari sebrang sana tapi tak di hiraukan Zul.
ku lihat Putra juga lagi memainkan hp ku, aku gak tau apa yang dia lihat atau cari disana.

disini Zul tanpa hentinya menyetubuhiku bahkan kurasakan dia bahkan mulai meningkatkan kecepatannya.
"ahh bang, plis ahh jangan keluarin sshh didalam aahhh". pintaku.
Zul tiba-tiba menghentikan nya goyangan nya tapi burungnya masih tertanam divaginaku.

"kenapa? kan aku suamimu juga". katanya sewot.

"aku masih belum siap punya anak lagi, nanti aja kalau aku dah siap yaa, aku janji". kataku lalu meraih bibirnya dengan bibirku.
"gapapa ya sayang yaa". rayuku.
"oke, janji ya, tapi jangan lama-lama". jawabnya.

Zul lalu menurunkan kedua kaki ku dari bahunya dan mulai menyetubuhiku kembali.
kali ini dia menahan tubuhnya dengan kedua tangannya disamping kepalaku, sedangkan kedua tanganku merangkul lehernya.
"aaaaahhh". Zul mendesah kemudian dia mencabut burungnya dan mengocoknya, muntahlah cairan putih yang banyak.
spermanya ada yang mengenai payudaraku tapi lebih banyak diatas perutku hingga masuk kedalam pusarku.

Zul meremas burungnya hingga sperma terakhir yang tersisa keluar dari bibir burungnya.
dia mengusap kan kepala burungnya dibibir vaginaku bersama dengan sperma terakhir yang masih menempel dibibir burungnya.
tubuhku tersentak keatas saat kurasakan geli pada klitorisku akibat gesekan itu.
lalu Zul kembali memasukkan burungnya kedalam vaginaku dan kembali menyetubuhiku lagi.

"weh, udahlah gantian". kata Putra yang mulai beranjak dari tempat duduknya
Zul belum menghentikan pompaannya pada vaginaku hingga Putra datang menghampiri kami dan menarik bahu Zul agar melepaskan persetubuhan kami.

Z; "nanti dulu, aku blom puas".
P; "yaudah nanti lagi, aku dulu".
A; "bang, ini udah mau jam 3, gak bisa lagi".
Z; "yaudah kita gas aja sama-sama".

Putra melirik jam dan berpikir sejenak.
karena kalau sampai subuh, nanti jadi ada tetangga yang bangun. itu sangat beresiko buat kami disini.
"ayoklah, udah dari tadi aku nahan ini". kata putra yang langsung melepaskan seluruh pakaian nya begitu juga dengan Zul.
bukan hanya aku, kami bertiga kini sudah bugil tanpa ada sehelai kain pun yang melekat ditubuh kami.
aku masih terbaring saat Zul mengambil dasterku untuk melap spermanya tadi ditubuhku, setelah bersih dia melemparkan nya kembali dasterku kelantai.

Zul menarik tanganku.
"duduk". katanya.
aku turun dari sofa dan berlutut dilantai.
mereka bergantian menyodorkan burung mereka untuk ku hisap yang membuatku kewalahan.
Putra yang sudah tidak sabar pun menuntun tubuhku kembali kesofa.
Putra yang sudah siap-siap mendoggy ku, sedangkan Zul duduk diujung sofa.
Zul memegang rambutku keatas agar memudahkanku mengoralnya selagi Putra sedang menyetubihiku dari belakang.

Z; "akhirnya bisa merasakan threesome juga, setelah selama ini cuma bisa nonton dari film dan baca cerita aja".
P; "iyakan, mana cantik lagi".
Z; "yoi, salah satu cewek paling cantik dikampung ini".
P; "sekarang dah jadi istri kitakan".
Z; "iyaa".
lalu mereka melakukan tos.

Z; "harusnya nih, cewek sini nikahnya dengan orang sini juga, bukan sama orang pendatang".
P; "iya, kan kasihan cowok asli sini banyak yang udah berumur tapi blom nikah". kata Putra sambil menampar keras pantatku sedangkan Zul menekan-nekan kepalaku memaksa burungnya masuk mulutku hingga sampai ketenggorokanku yang membuatku hampir muntah.

Putra lalu membalikkan tubuhku terlentang disofa dan kembali menyetubuhiku.
sedangkan Zul berlutut diatas dadaku menyodok burungnya keluar-masuk dimulutku.
sesekali Zul memukulkan batang burungnya di bibir, pipi, dan wajahku lalu kembali memasukkannya kemulutku.
kadang dia juga sedikit mengangkat tubuhnya keatas dengan sengaja menekan masuk lebih dalam ketenggorokanku.
air mata ku pun mengalir keluar karena menahan rasa ingin muntah.
ditambah Zul yang tersenyum jelek tanpa henti melihat ekspresiku saat burungnya sedang asik menjelajahi wajahku dan menyetubuhi mulutku.
beberapa saat kemudian Putra yang akan segera keluar bertanya.

P; "mau keluarin dimana ini?".

mulutku tak bisa menjawab karena tersumbat burung Zul.

Z; "kita tembak dalam aja yuk?".
A; "hmmmmmppppp!" teriakku sambil menggerakkan kepalaku ke kanan-kiri tapi ditahan oleh tangan Zul.
Z; "gak mau?".
A; "eng eengggg" sambil menggelengkan kepala.
Z; "jadi telan aja ya?".

aku pun menganggukkan menandakan iya, lebih baik dari pada aku dihamili mereka. pikirku.
tak lama berselang Putra mencabut burungnya dari vaginaku, Zul pun minggir dari posisinya.

Z; "buka mulutnya sayang".

aku menuruti perintah Zul.
Putra mengkocok burungnya tepat dihadapan wajahku.

Z; "lidahnya keluarin dong".

saat aku menjulurkan lidahku, Putra meletakkan kepala burungnya dipermukaan lidahku sambil mengkocok burungnya.
sesaat kemudian cairan hangat mengalir banyak dari lidahku masuk semua kedalam mulutku.
aku sempat tersedak tapi buru-buru aku menelan semua sperma Putra lalu aku pun terbatuk-batuk.

setelah selesai terbatuk, Putra memintaku menjilat seluruh batang burungnya.
disaat yang sama Zul kembali menyetubuhiku untuk yang ke-2 kalinya.
Zul langsung melakukan penetrasi dengan gerakan yang cepat.
tangannya menekan perutku.
aku dapat merasakan kedua jempol Zul menekan kuat didekat pusarku.
tak lebih lama dari yang pertama tadi, Zul pun sampai.
dia mencabut burungnya dan langsung mengarahkan kewajahku.
aku langsung membuka mulutku bersiap menerima lahar sperma yang ke-2 didalam mulutku.
karena kocokan Zul tidak beraturan, semburan sperma pertamanya mengenai wajahku, lalu dia segera mencelupkan kedalam mulutku sisanya.
aku menghisap-hisap kepala burungnya selagi Zul mengurut batang burungnya hingga tak ada sperma yang tersisa lalu aku menelan spermanya.

Zul menarik sperma nya yang di dekat mataku dengan jari telunjuknya lalu memasukannya kedalam mulutku.
"aduh" teriaknya kecil saat aku melahapnya sambil mengigit pelan jarinya lalu tersenyum.
Zul lalu menyodorkan kembali burungnya kearah mulutku, tanpa perintah aku langsung menjilati seluruh batang burungnya.
terlihat juga ada cairan bening yang keluar dari ujung burungnya, aku juga menjilatinya.
terlihat Putra yang sudah berpakaian lengkap.
Zul yang masih ku oral masih hanya mengenakan bajunya saja.

"udah? cium". kata Zul yang memintaku mencium burungnya.
"muach". aku berciuman dengan kepala burungnya yang masih menegang.
dia pun mengenakan celananya.
hanya aku yang masih rebahan disofa dalam keadaan bugil.
mereka lalu duduk didekatku sambil menegak minuman terakhir mereka dari gelas masing-masing.

Z; "berat sebetulnya mau pergi". kata Zul sambil memainkan payudaraku.
P; "gapapa, masih ada besok". kata Putra sambil mengelus merapikan rambutku.
P; "oke ayok". kata Putra bangkit.
Z; "makasih sayang, sampai jumpa besok". kata Zul yang kemudian menghisap kuat salah satu payudaraku.
A; "aaww" teriak ku yang terkejut dengan perlakuan dia yang tiba-tiba itu.

aku pun bangkit meraih dasterku.
ah basah, pikirku.
aku lupa dasternya sudah digunakan untuk ngelap sperma Zul pertama tadi, aku pun tak jadi mengenakannya.
terlihat Putra sudah mengeluarkan motornya sampai pintu.
aku pun beranjak dari tempat duduk sampai kedepan.
aku harus cepat menutup pintu karena aku masih bugil.
terlihat diluar masih sepi.
Zul mencuri kesempatan, sambil tertawa dia menarik tubuh bugilku keluar hingga tepi jalan.
aku melihat sekeliling, tidak ada siapa pun selain kami bertiga.
Zul lalu memelukku dari belakang sedang tangannya mengorek bibir vaginaku.
aku mencoba berontak tapi tak boleh berteriak.
setelah Zul melepas cengkraman nya, aku berlari kearah pintu, mereka hanya tertawa lalu mereka pun pergi.

setelah mereka pulang, aku membereskan meja dan pakaian ku dilantai lalu mandi.
disisa malam itu aku tak bisa tertidur membayangkan apa yang baru saja terjadi malam tadi, aku malu.
lalu aku pun menangis memikirkan apa yang akan terjadi di esok hari.
tangisan ku terhenti saat anak ku menangis meminta susu.
sedangkan aku masih terjaga hingga pagi.

setelah suamiku pulang kerja, aku menceritakan semua kejadian malam itu.
tapi belum selesai cerita, aku malah tertidur.
siangnya setelah aku terbangun, giliran suamiku yang tidur, akhirnya kami lanjut cerita di malam harinya saat makan malam.

suamiku khawatir, karena mengira yang tau ini hanya si Putra, ternyata mereka berdua sekongkol.
tapi kalau mereka masih bisa menjaga rahasia sih gak masalah kata suamiku.
"tapi lebih baik kita cari rumah lain menjaga kalau terjadi hal yang diluar kendali, kita pindah dari sini". kata suamiku mantap.

A; "jadi malam ini?".
S; "kalau aku sih, oke aja kalau mereka masih berdua aja, kalau sayang sendiri gimana?".

aku yang mengira suamiku akan marah, dan ternyata tidak aku pun akhirnya menyetujui perkataannya.
dan seperti kata mereka, aku akan melayani mereka.

(1 minggu pertama)
semua masih sama.
7 hari full mereka datang kerumah setiap malam, dan aku melayani mereka.
tak seperti menjadi istri, aku lebih mirip menjadi pemuas nafsu mereka terutama Zul yang memiliki fantasi liar lain nya.

seperti dia menyetubuhiku 3x didepan rumah kami tepat di pinggir jalan, yang diterangi lampu jalanan.
dia juga beberapa kali memintaku menjilati lubang pantatnya, dimana aku juga menurutinya.
dan terakhir Zul datang berjalan sendiri dalam keadaan mabuk, dia menarik tubuhku menuju kamar, lalu kami bersetubuh diatas kasur dikamarku.

aku menaruh anakku ke tempat tidur bayi yang tertutup tirai kelambu.

setiap dia akan keluar, dia dengan sengaja mengeluarkan spermanya didalam vaginaku.
aku tau beberapa hari lagi aku akan mens jadi aku tidak perlu khawatir.
dari jam 00:30, kami bersetubuh sampai jam 02:00, hingga kami tertidur saling berpelukan dalam keadaan bugil.
aku terbangun saat anak ku menagis minta susu jam 03:30.
aku pun sekaligus mandi.
setelah mandi aku membangunkan Zul yang masih tertidur lelap.
sulit sekali membangunkannya.
namun sesudah dia terbangun, dia malah memintaku melayaninya sekali lagi agar dia mau pulang, dan aku pun menyanggupinya. lalu dia pulang setelahnya.

(minggu ke-2)
benar saja aku datang bulan.
tapi mereka tetap datang setiap malam.
tidak ada adegan persetubuhan.
aku hanya melakukan oral dan melayani dengan payudaraku.
sesekali saat mereka sedang duduk meminum tuak (lagi) aku berlutut dibawah mereka menghisap burung mereka bergantian selagi mereka asik ngobrol tentang kehidupan sehari-hari mereka.
kadang mereka memintaku mengenakan hijabku tanpa baju lalu melayani mereka seperti tadi.
diakhir minggu ini darah mensku sudah tinggal sedikit.

(minggu ke-3)
mens sudah lewat.
mereka masih datang setiap malam, aku hanya berkata belum bisa bersetubuh dihari itu, mungkin besok?

dihari ini suamiku menemukan orang yang menjual rumahnya.
sudah di telpon tapi belum di cek rumahnya karena jaraknya cukup jauh.
sudah atur waktu ketemu juga.

esok malamnya.
mereka menyetubuhiku dengan ganas.
katanya "hukuman" karena tidak bisa melayani mereka selama seminggu.
mereka berdua membuka seluruh pakaianku hingga bugil lalu menarik tubuh bugilku keluar, berjalan melewati 2 rumah tetangga.
disini hanya aku yang bugil, mereka berpakaian lengkap.
aku dibawa sampai tiang listrik, dan mereka berdua menyetubuhiku bergantian dibawah tiang listrik itu.
sesekali saat terlihat lampu kendaraan, aku bersembunyi dibalik tiang tapi mereka tidak.

esoknya malamnya lagi, inilah puncak masalahnya.
saat aku bersetubuh dengan Putra didalam kamarku.
Zul ternyata menghubungi teman lain nya untuk datang.
saat Zul masuk kekamar, terlihat seorang bapak-bapak kulit hitam bertopi ikut masuk bersama Zul.
"eh si Nur". kata bapak itu sambil kagum melihat tubuh bugilku yang sedang melayani Putra.
tentu saja dia mengenal ku, sebab dia asli orang sini, dia mengenal seluruh keluargaku. yang ternyata dia adalah ketua dari Zul dan Putra.

belum selesai Putra menghentikan persetubuhan kami lalu dia berdiri dan aku duduk diatas tempat tidur menutupi tubuhku dengan selimut.
"inilah istri kami". kata Zul dengan bangga.
bapak itu duduk disampingku.
"suamimu tau?". tanya bapak itu.
"udah pak, udah di izinkan suaminya ini". jawab Putra.
"wahh, mantap". kata bapak itu tertawa.
"gak usah malu, bapak juga mau icip sikit".
kata bapak itu menarik kuat selimut itu.
singkat cerita aku akhirnya disetubuhi juga oleh bapak beristri 1 dan beranak 5 itu.

bapak itu juga mengatakan akan datang lagi besok, dia mau bikin pesta disini.
membayangkan nya aku jadi merinding.

besok paginya aku menceritakan pada suamiku.
suamiku tak suka dengan cara mereka lalu menghubungi Putra, dia berdalih saat itu terpaksa karena terlanjur ketahuan saat mereka menyetubuhiku dibawah tiang listrik malam itu.
tapi sebelum makin terjerumus.
suamiku langsung menghubungi pihak rumah yang dijual itu untuk survey.
setelah deal, siang itu juga suami menyewa truk untuk membawa semua peralatan rumah kami agar berangkat ke rumah baru.

setelah itu aku tidak pernah lagi menginjakkan kaki disekitar daerah itu.
rumah kami yang dulu sudah terjual.
kami memblokir nomor Putra dan Zul.
walau sesekali ada nomor baru menghubungi.
"pesta" yang dikatakan bapak itu tidak pernah terjadi.
dan kalian ingat saat aku mengatakan aku lagi hamil?
ya, aku keguguran.
saat konsultasi ke dokter katanya karena aku kecapekan dan mungkin banyak pikiran.
sehingga beberapa kali aku dan suami membuat program hamil, tapi selalu nihil setelah aku keguguran.

aku juga sempat tidak aktif lama karena kondisi kesehatan fisik dan mentalku drop parah saat itu, ditambah kabar duka meninggalnya alm ayah dan alm kakak ku.
aku masih bersama suamiku yang masih setia denganku.
aku juga sudah berhijrah.
jadi aku sudah tutup buku dan hanya fokus pada keluarga kecilku saja.
maaf membuat kalian menunggu terlalu lama.
terimakasih buat yang masih setia membaca.
inilah akhir dari cerita kami.

Tamat...
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd